PT SEKAWAN KONTRINDO
Sejarah Pertanian
Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersedian pangan
bagi dirinya sendiri. Pertanian mendorong kemunculan perubahan. Terjadi perubahan dalam
sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat
diadopsinya teknologi pertanian guna membuat sektor pertanian lebih baik lagi.
Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut telah dapat kita lihat sampai saat ini yang
menjadi salah satu contohnya adalah yang terdapat pada “PT Sekawan Kontrindo” yang
dimana sistem pengolahan atau cara memproduksi yang dilakukan sudah sangat pesat bisa
juga disebut efektif karna adanya penggunaan teknologi dan semacamnya. “PT Sekawan
Kontrindo” sudah berdiri empat tahun yang lalu atau lebih tepatnya pada awal tahun 2014 hal
pertama yang dilakukan ialah membuka lahan seluas 24 hektar dengan bantuan alat berat dan
juga beberapa warga setempat.
Jenis-jenis tanaman padi yang digunakan oleh PT Sekawan Kontrindo:
1. IR 42, jenis tanaman padi ini yang pertama kali digunakan oleh perusahaan tersebut
dengan jangka pemanenan 41/2 – 5 bulan namun jenis tersebut hanya digunakan dalam
waktu satu tahun dengan alasan perusahaan ingin memperbanyak kuantitas atau padi yang
dihasilkan dalam satu tahun yang setidaknya dapat memanen padi tiga kali dalam setahun.
2. MEKONGGA, jenis tanaman padi ini lah yang menggantikan IR 42, jenis padi Mekongga
jangka pemanenannya 3 bulan 10 hari juga masih digunakan sampai saat ini karna jenis
padi ini mampu memperbanyak kuantitas yang dihasilkan dalam satu tahun karan mampu
panen tiga kali dalam setahun.
3. Penaburan Benih
Untuk itu cara menebar benih yang benar adalah sebagai berikut:
1. Setelah benih kita peram di kantong, tuangkan ke dalam bak dengan hati-hati
2. Tunggu hingga benih sedikit kering, jika terlalu basah akan banyak yang menempel di
telapak tangan kita.
3. Dekatkan telapak tangan kita pada benih dan angkat pantat bak sehingga benih
menimbun tangan kita. Dengan cara tersebut tidak banyak akar yang putus
4. Jangan terlalu kuat memegang benih karena akan membuat benih berhimpitan dan
putus.
5. tebarkan benih dengan telapak tangan menghadap ke atas, sehingga benih tidak
terlempar terlalu keras.
6. Keringkan lahan setelah terendam sehari semalam.
4. Pemerataan Padi
Pemerataan padi ini dilakukan petani setelah penaburan benih paling lama jangka
waktu 10-15 hari, hal ini dilakukan karna biasanya padi yang ditabur tumbuh pada tempat
yang tidak tentu atau menumpuk pada satu tempat untuk itu perlu pemerataan agar padi
lebih cepat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik.
5. Perawatan Lahan
Perawatan dilakukan dengan tiga hal yaitu penyiangan, pengairan, dan pemupukan.
Penyiangan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dari tanaman pengganggu.
Penyiangan harus dilakukan rutin setiap periode waktu tertentu. Bisa dilakukan dua
minggu sekali atau tiga minggu sekali. Pengairan diberikan sesuai kebutuhan. Seperti pada
tanaman lainnya, pastikan tidak ada kekurangan atau kelebihan air. Selanjutnya untuk
pemupukan, dilakukan pertama kali setelah tanaman padi berusia tiga minggu. Jenis pupuk
yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 100 kg per hektar dan pupuk TPS dengan
dosis 50 kg per hektar. Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah 30 hari hingga 35 hari
setelah penanaman. Diberikan kembali pupuk urea dengan dosis 50 kg per hektar dan
pupuk Phonska dengan dosis 100 kg per hektar.
Blas daun (leaf blast), blas daun menyerang tanaman padi saat fase vegetatif dengan
gejala berupa bercak-bercak yang mempunyai bentuk oval atau elips kedua ujungnya
meruncing mirip dengan belah ketupat, pusat bercak berwarna kelabu atau keputih –
putihan dan biasanya mempunyai tepi coklat atau coklat kemerahan.
Busuk leher (Neck root), busuk leher menyerang tanaman padi saat fase generatif
dengan gejala yang khas adalah busuknya ujung tangkai , tangkai mali yang busuk
membuat tangkai malai mudah patah dan bulir padi tidak terisi dan menjadi kosong.
2. PENGGEREK BATANG
Penggerek batang merupakan hama yang hidup dan menyerang di dalam batang padi.
Penggerek batang adalah larva dari ngengat yang berwarna kuning atau coklat. Ngengat
tersebut menempatkan telurnya pada setiap batang padi yang kemudian akan menetas dan
menjadi larva. Larva-larva tersebut menyerang dengan memakan batang padi dari dalam
dan menyebabkan tanaman rusak, menguning dan mati.
Pengendalian :
Menggunakan varietas unggul yang memiliki kemampuan menumbuhkan anakan
baru untuk mengkompensasi anakan yang mati, seperti PB36, IR77, PB32, atau
IR66.
Mengolah dan menggenangi sawah setelah panen.
Menghamparkan jerami dan menjemurnya agar larva yang ada pada jerami tersebut
mati.
Menyayat ujung helaian daun sebelum pindah tanam. Telur-telur hama penggerek
batang kuning biasanya diletakkan dekat ujung helaian daun. Dengan demikian
jumlah larva dapat dikurangi.
Menaburkan insektisida sistemik yang berbentuk butiran seperti furadan, karbofuran,
atau curater. Insektisida tersebut akan diserap oleh akar dan masuk kedalam jaringan
tanaman, sehingga larva akan mati ketika memakan batang padi.
3. Hama Putih Palsu ( Ulat Krayak )
Hama putih palsu adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh hama yaitu ulat
krayak yang menepel pada daun padi yang awalnya daun akan berubah menjadi putih
kemudian akan gugur perlahan dan bahkan membuat padi mati dan tidak dapat tumbuh
jika tidak dilakukan penanganan yang tepat. Cara menanganinya adalah dengan
menggunakan pestisida
4. Walang Sangit
Walang sangit adalah hama yang dapat merusak padi, walang sangit biasanya
menyerang ketika tanaman padi mulai tumbuh sekitar 10 hari setelah penaburan. “Cara
menangani serangan walang sangit”
5. Tikus
Tikus adalah hama padi yang dapat memakan habis tanaman padi cara
penanganannya ialah dengan memberikan racun tikus, yang mula-mula padi yang berisi
direbus sampai matang kemudian dicampur dengan racun tikus aduk hingga merata setelah
itu racun diletakkan disetiap sudut sawah.
6. Burung
Burung adalah hama yang menyerang padi setelah ia berisi atau siap akan dipanen
cara menanganinya adalah dengan membuat orangan sawah, klonengan serta menutupi
seluruh permukaan padi yang sudah mulai berisi dengan jaring.