Anda di halaman 1dari 10

Resume Bab IV

Kelompok 4:

Bagus Kuncoro Hadi, 01021381621111

Berta Anggara, 01021381621110

Hedi Kansa, 01021381621109

Radhika Yuan Aulia, 01021381621113


TEORI BARANG PUBLIK

Bab IV membahas mengenai penyediaan barang-barang publik yang dilakukan oleh


pemerintah. Barang publik dapat dihasilkan oleh perusahaan swasta atau pemerintah. Jadi
yang dimaksud barang publik adalah yang disediakan oleh pemerintah merupakan barang
milik pemerintah, didanai oleh pemerintah tanpa melihat siapa siapa yang mengerjakannya.
Dalam sistem perekonomian sosialis sebagian besar barang swasta dihasilkan oleh
pemerintah sedangkan dalam kapitalis sebagian besar barang publik dihasilkan oleh swasta.

Dalam sistem perekonomian yang demokratis rakyat melalui DPR menetapkan alokasi
sumber ekonomi yang ada untuk menghasilkan barang publik dan swasta.

L= titik dimana sumber ekonomi dialokasikan penuh ke barang swasta

K= titik dimana sumber ekonomi dialokasikan penuh ke barang pemerintah

B= titik dimana sumber ekonomi dialokasikan sesuai kehendak masyarakat (anggapan)

A= titik dimana seumber ekonomi dialokasikan sesuai kehendak masyarakat (anggapan)

Untuk membahas pemilihan masyarakat akan kombinasi barang swasta dan barang publik
dapat dilakukan dengan fungsi kesejahteraan masyarakat (FKM). Kurva FKM mencerminkan
tingkat pertukaran marginal antara konsumsi masyarakat terhadap barang publik dan swasta
yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama bagi masyarakat
W = g (U1,.....,Ui)

Dan Ui = f (Xs1, Xs2,.....,Xsn;XG1,.....,XG1)

W= Fungsi Kesejahteraan Masyarakat

Ui= Fungsi kepuasan setiap anggota

Xs= Barang Swasta

Xg= Barang Publik

FKM berhubungan dengan keadaan pasar dan distribusi dan distribusi penghasilan
masyarakat. FKM secara kesuluruhan mencerminkan keinginan anggota masyarakat atas
barang swasta dan publik yang ditentukan oleh distribusi pendapatan, distribusi kekayaan,
dan serta kehendak wakil-wakil rakyat.

Bentuk FKM yang cekung mencerminkan adanya tingkat pertukaran marginal yang menurun
antara barang swasta dan publik.

A= titik masyarakat memiliki barang publik banyak(P0) dan swasta sedikit (T0)

B= titik masyarakat memiliki barang publik sedikit(P2) dan swasta banyak (T2

X= merupakan titik yang paling optimum barang publik (P1) dan swasta (T1)

Masyarakat bersedia mengorbankan barang publik sebesar P0-P1 untuk mendapatkan barang
swasta sebesar T0-T1. Untuk menambah barang swasta masyarakat sebsar 1 unit masyarakat
mengorbankan barang publik sebesar P2-P3 di mana jumlah P2-3 lebih kecil daripada P0-P1.
Untuk menentukan berapa jumlah barang yang dihasilkan masyarakat dengan sumber-sumber
ekonomi yang ada menggunakan kurva kemungkinan produksi (KKP).

Kurva Kemungkinan Produksi (KKP) adalah grafik yang menunjukkan kemungkinan


produksi dua komoditas yang dihasilkan dengan menggunakan [faktor produksi] yang sama
dan tetap. Dalam kurva ini, konsep biaya peluang dan diminishing return dapat diterapkan.
Misalnya, di gambar, untuk memproduksi 10 barang swasta lagi (dari A ke B), hanya 5
barang publik yang menjadi biaya peluang. Akan tetapi, bila ingin menghasilkan 10 barang
swasta terakhir (dari C ke D), biaya peluangnya jauh lebih besar yaitu 50 barang publik.

Garis kemunkinan produksi dan kurva indeferens sosial menentukan jumlah


kombinasi barang swasta dan barang publik yang optimum.

Perubahan alokasi sumber ekonomi yang mengurangi jumlah barang publik dan menaikkan
barang swasta yaitu perubahan kombinasi barang swasta dan publik dari A ke C akan
menaikkan kesejahteraan masyarakat. Perpindahan dari E ke D atau B akan menyebabkan
penurunan kesejahteraan masyarakat. Titik E merupakan titik yang paling optimum yang
dapat tercapai dalam menghasilkan barang publik sebesar Pe dan barang swasta sebesar Le,
titik E bukan hanya titik optimum tapi titik yang dikehendaki masyarakat.
TEORI PIGOU

Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat dimana
kepuasan marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan pajak yang
dipungut untuk membiayai program pemerintah(menyediakan barang publik).

Pada Diagram kurva kepuasan akan barang publik ditunjukan oleh kurva UU. Kurva UU
tersebut mempunyai bentuk menurun yang menunjukan bahwa semakin banyak barang
publik yang dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan marginalnya yang dirasakan
masyarakat. Di lain pihak, semakin banyak pajak yang dipungut, semakin besar rasa
ketidakpuasan marginal masyarakat. Oleh karena itu kurva ketidakpuasan marginal akan
pembayaran pajak mempunyai bentuk yang meninggi. Ketidakpuasan marginal ditunjukan
dengan sumbu tegak dari titik O kebawah dan kurva ketidakpuasan marginal ditunjukan oleh
kurva PP. Titik E adalah keadaan optimum dimana bagi masyarakat kepuasan marginal bagi
barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal dalam hal pembayaran pajak.

Kelemahan analisa dari Pigou didasarkan pada ketidakpuasan marginal masyarakat dalam
membayar pajakdan rasa kepuasan marginal akan barang publik, sedangkan kepuasan dan
ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif karena siaftnya
ordinal.

TEORI BOWEN

Mengemukakan bahwa penyediaan barang publik dan teorinya, dalam teori harga
yang dijelaskan pada bab sebelumnya tentang barang swasta maka dari itu pemisalan bisa
dicontohkan produk sepatu, bei dapat menikmati manfaat sepatu dari pada adil. Apabila
dalam kurva ekonomi dilambangkan adil (A), bei (B) dalam hal kepemilikan sepatu serta
total sepatu (X)
Bowen mengemukakan teori yang didasarkan pada teori harga sama halnya pada penentuan
harga pada barang swasta.

Kurva penawaran sepatu ditunjukan oleh kurva SS. Kurva DA dan DB menunjukan kurva
permintaan akan sepatu oleh A dan B sedang kurva D(A+B) merupakan kurva permintaan
pasar yang diperoleh dengan menjumlahkan kurva DA+DB secara mendatar(horisontal).
Harga pasar yang terjadi adalah OP, yaitu dimana D(A+B)=S, harga OP adalah harga
sepasang sepatu bagi A dan B.

Bowen mendefinisikan barang publik sebagai barang dimana pengecualian tidak dapat
ditentukan. Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka tidak ada seorang pun yang
dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut.
DA dan DB menunjukan kurva permintaan individu A dan B akan barang publik DA dan DB.
Jumlah barang yang disediakan pemerintah sebesar OY, yaitu pada titik perpotongan kurva
penawaran dengan kurva permintaan D(A+B)

Kelemahan teori ini adalah karena Bowen menggunakan permintaan dan penawaran. Yang
menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip pengecualian sehingga
masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut sehingga
kurva permintaan menjadi tidak ada.

TEORI ERICK LINDHAL

Analisi Erick Lindhal yakni pembayaran konsumen dalam bentuk presentase dari total
biaya penyediaan barang publik.

Diagram 4.8 panel A dan B menunjukkan kurva inndeferens maasing-masing individu C dan
D. Sumbu datar menunjukkan jumlah barang publik dan sumbu tegak menunjukkan proporsi
biaya yang tanggung individu. Misalnya individu C besedia membayar sebesar h persen dari
biaya total dari sejumlah tertentu barang publik, maka sisanya sebesar (1-h) persen akan
ditanggung oleh individu D kurva a1,a2,a3 menunjukkan kurva indeferens individu C
sedangkan kurva b1,b2,b2 menunjukkan kurva indeferens D kurva indeferens tersebut
mempunyai bentuk melengkung keatas karna berasumsi bahwa setiap individu suka akan
barang publik akan tetapi tidak suka membayar penyediaan barang tersebut. Kita dapat
memperoleh kurva permintaan C dan D untuk suatu barang publik dengan menentukan
kepuasaan maksimum setiap individu pada setiap proporsi biaya. Misalnya apabila individu C
harus membayar ho persen maka ia akan memaksimumkan kepuasannya dengan
mengkonsumsi barang publik sebesar go sebaliknya individu D harus membayar sebesar (1-
ho) persen agar dapat memaksimumkan kepuasannya dengan memilih barang publik sebesar
Qo. Apabila titik maksimal kurva indiferen individu C dan D dihubungkan maka akan
mendapatkan kurva AA dan BB yang merupakan permintaaan individu C dan D akan barang
Publik
TEORI SAMUELSON

Samuelson menyatakan bahwa adanya barang yang mempunyai dua karakteristik, yaitu; non-
exclusionary dan non-rivarly, tidaklah berarti bahwa perekonomian tidak dapat mencapai
kondisi Pareto Optimal atau tingkat kesejahteraan masyarakat yang optimal.
Diagram diatas menjelaskan konsumsi antara barang swasta dan barang
publik antara 2 individu. TP adalah kurva yang menunjukan ketersediaan barang publik
berbanding barang swasta. Kurva indiferens R dan S, dimana kita mengambil R sebagai
patokan kesejahteraan. Asumsi jika barang publik yang tersedia hanya sebanyak L1, maka
barang swasta yang tersedia adalah sebanyak T1. Dari kurva indiferen LR1 dapat diketahui
jika R akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak T2. Sehingga sisa barang yang ada yakni
T1 - T2 = T3 akan dikonsumsi oleh S. Dengan asumsi yang sama jika barang publik yang
tersedia adalah sebanyak L2 maka R akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak T5 dan S
akan mengkonsumsi sebanyak T4 - T5 = T6. Titik pertemuan antara indiferent R dengan
kurva barang konsumsi barang swasta S disatukan akan membentuk kurva DGD dimana
kurva ini bersinggungan dengan indiferen S di titik G. Asumsi merubah indiferen R dan S.
Dengan proses yang sama terciptalah konsumsi barang swasta yang baru. Dan terciptalah
konsumsi barang swasta S yang baru.
Diagram diatas adalah perbandingan kesejahteraan antara R dan S. BM
adalah kurva kesejahteraan. Saat R mempunyai kesejahteraan sebesar M1 maka S
mempunyai kesejahteraan sebesar B1. Kesejahteraan bergeser dari D ke W, sehingga
kesejahteraan R berkurang dan kesejahteraan S bertambah.

Kelemahan

1. Hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana yang
dipilih, dan tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.

2. Samuelson menunjukkan tercapainya kondisi Pareto optimal akan tetapi

3. kita tidak tahu apakah perpindahan dari D ke W pada diagram diatas menunjukkan
perbaikan atau penurunan kesejahteraan seluruh masyarakat.

4. Kelemahan yang terbesar adalah pada anggapan bahwa konsumen secara terus terang
mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik dan kesukaan mereka inilah
yang menjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik. Yang
menjadi persoalan dalam penentuan jumlah barang publik yang akan disediakan oleh
pemerintah adalah bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari konsumen
barang publik.

5. Barang publik yang dibahas adalah barang yang mempunyai sifat kebersamaan, yaitu
barang publik yang dipakai oleh konsumen dalam jumlah yang sama.
TEORI ANGGARAN

Teori ini didasarkan pada suatu analisa di mana setiap orang membayar atas
penggunaan barang -barang publik dengan jumlah yang sama, yaitu sesuai dengan sistem
harga untuk barang-barang swasta. Teori alokasi barang publik melalui anggaran merupakan
suatu teori analisa penyediaan barang publik yang lebih sesuai dengan kenyataan karena
bertitik tolak pada distribusi pendapatan awal di antara individu- individu dalam masyarakat
dan dapat digunakan untuk menentukan beban pajak di antara para konsumen untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.

Panel A menunjukkan kurva kemungkinan produksi (Production Possibility


Curve=PPC). Kita asumsikan bentuk kurva PPC merupakan garis lurus yang menunjukkan
bahwa marginal rate of transformation (MRT) merupakan suatu konstan (besarnya MRT
tetap). Dianggap pula bahwa dalam masyarakat hanya terdiri dari dua orang, yaitu individu A
dan B dan masing-masing mempunyai pendapatan sebesar OM ( panel B) dan ON ( panel C),
dimana OM+0N = OC. Jadi sumbu datar pada ketiga panel menunjukkan jumlah barang
publik yang disediakan dan sumbu tegak pada panel B dan panel C menunjukkan jumlah
penghasilan individu A dan B. Individu A mencapai keseimbangan pada persinggungan
antara kurva indeferens dengan garis anggaran, yaitu titik F.

Anda mungkin juga menyukai