Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Program pelayanan kesehatan di puskesmas, khususnya upaya pencegahan harus lebih


banyak dikembangkan. Dalam pelaksanaannya, pimpinan puskesmas perlu lebih banyak
bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang ada di wilayah kerjanya. Sehat
merupakan kebutuhan yang sangat essensial, sehat sebagai investasi pengembangan sumber
daya manusia untuk kehidupan yang produktif, dan sehat merupakan karunia Tuhan yang
perlu disyukuri serta menjadi kewajiban manusia dan landasan dalam mendorong upaya
meningkatkannya.
Sehat menjadi hak asasi manusia dan menjadi kewajiban setiap individu, keluarga dan
masyarakat mengupayakan kesehatannya.
Paradigma Sehat adalah suatu pola pikir yang memandang kesehatan sebagai
kebutuhan dan nilai yang sangat penting, yang menjadi dasar setiap langkah atau tindakan
individu, keluarga, dan masyarakat untuk upaya meningkatkan kesehatannya serta
mendorong kesadaran dalam mengatasi masalah kesehatan merupakan tanggung jawab
bersama.
Menurut Hendrik L. Bloem (1974) status kesehatan dipengaruhi oleh 4 hal, yaitu: a)
lingkungan, b) perilaku, c) pelayanan kesehatan, dan d) kependudukan atau keturunan.
Keempat faktor tersebut saling terkait satu sama lain.

Status
Kesehatan

Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan


Paradigma hidup sehat dari H.L.Bloem menjelaskan 4 faktor utama yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan individu / masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan
faktor determinan (penentu) timbulnya gangguan kesehatan pada sekelompok individu atau
kelompok masyarakat.1
Desa Sehat adalah gambaran masyarakat desa masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.2

PARADIGMA SEHAT

VISI INDONESIA SEHAT 2010

PROVINSI SEHAT 2010


PROVINSI SEHAT 2010

KABUPATEN SEHAT 2010


KABUPATEN SEHAT 2010

KECAMATAN SEHAT 2010


DESA SEHAT 2010

DUSUN SEHAT 2010 DUSUN SEHAT 2010

Gambar 2. Paradigma Sehat

Dusun sehat adalah gambaran masyarakat dusun masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan, yakni: masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan
dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.2
Desa Siaga merupakan salah satu upaya terobosan atau strategi yang memiliki daya
ungkit untuk menggerakkan dan memberdayakan masyarakat sebagai tahapan menuju Desa
Sehat. Pengembangan desa menuju Desa Siaga, perlu upaya fasilitasi untuk mendorong
masyarakat sadar, mau dan mampu serta peduli dalam mencegah dan mengatasi berbagai
ancaman terhadap masyarakat, seperti: kurang gizi, penyakit menular dan tidak menular,
kejadian bencana, kecelakaan, dan deteksi dini masalah kesehatan termasuk kejadian luar
biasa. Peningkatan kepedulian dan kesiapsiagaan masyarakat dengan memanfaatkan potensi
setempat, serta mendorong kebersamaan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
secara dini, menuju Desa Sehat secara mandiri. 3
Desa siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa atau kelurahan yang
memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Dengan kata lain, Desa Siaga
adalah desa yang bisa mengetahui masalah kesehatannya dan dapat mengatasi
permasalahannya sendiri secara mandiri.3
Beberapa komponen yang dikembangkan dalam Desa Siaga, merupakan bagian dari
sistem kesehatan desa antara lain:
1. PKD (Poliklinik Desa)
2. Forum Kesehatan Desa
3. Kegiatan gotong royong masyarakat di bidang kesehatan.
4. Kegiatan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat.
5. Kegiatan pengamatan dan pemantauan oleh masyarakat dalam deteksi dini atau
kewaspadaan dini serta kesiapsiagaan terhadap masalah kesehatan.
6. Kegiatan pembiayaan kesehatan oleh masyarakat untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan.
Inti kegiatan pengembangan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau
dan mampu untuk hidup sehat, mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana
dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
Langkah - langkah utama pemberdayaan masyarakat melalui upaya pendampingan
atau memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus
pemecahan masalah yang terorganisasi.

Fasilitasi Fasilitasi
Identifikasi masalah dan
penyebabnya

Memantau dan evaluasi Rumuskan alternatif


untuk pelestarian pemecahan

Fasilitasi Tetapkan dan melaksanakan Fasilitasi


pemecahan
Gambar 3. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui siklus pemecahan masalah
I.2. Perumusan Masalah

Tahap-tahap siklus pemecahan masalah meliputi: (1) mengidentifikasi masalah,


penyebab masalah dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah. (2)
mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif - alternatif pemecahan masalah dengan
memanfaatkan potensi yang dimiliki, (3) menetapkan alternatif pemecahan masalah yang
layak, merencanakan dan melaksanakannya, serta (4) memantau, mengevaluasi dan membina
kelestarian upaya - upaya yang telah dilakukan.
Masalah yang dihadapi Kabupaten Magelang kebanyakan bersifat masalah sosial,
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di Jawa Tengah. Antara lain masalah
kependudukan seperti pertambahan jumlah penduduk, arus urbanisasi dan migrasinya,
distribusi kepadatan penduduk yang tidak merata, dan tingkat pendidikan yang relatif sudah
meningkat berakibat meningkatnya permintaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Muncul juga masalah keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam yang muncul
kepermukaan secara sporadis. Hal itu diakibatkan era industrialisasi dengan peningkatan
kebutuhan sarana dan prasarana, serta pengolahan limbah yang masih membutuhkan
penataan yang lebih sempurna agar tercipta keseimbangan lingkungan biologis yang baik.
Desa Sambungrejo terletak di wilayah Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang,
provinsi Jawa Tengah. Terdapat 5 dusun di desa Sambungrejo, yaitu dusun Pringapus,
Sambungrejo, Nipis, Karanglo, dan Sidoryo. Sebagian besar penduduknya berpendidikan SD
dan bermata pencaharian sebagai petani. Desa Sambungrejo merupakan bagian dari wilayah
kerja Puskesmas Grabag I.
Derajat kesehatan yang optimal merupakan salah satu unsur keberhasilan
pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari
pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di Indonesia sudah
mencapai beberapa kemajuan, namun masih agak tertinggal bila dibandingkan dengan negara
lain. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut maka dalam rangka “memandirikan warga desa
untuk hidup sehat“, dirumuskan kebijakan pembangunan kesehatan baru yang lebih progresif
dan proaktif yang dikenal dengan nama “ Paradigma Sehat “ sebagai suatu cara pandang atau
konsep dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang dalam pelaksanaannya
menerapkan pengertian atau prinsip-prinsip pokok kesehatan.
Dalam kegiatan kepaniteraan ini mahasiswa sebagai dokter muda diharapkan menjadi
dokter yang dapat berfungsi sebagai dokter yang menganggap manusia secara holistik,
sebagai individu dan sebagai bagian integral dari keluarga dan masyarakat, dan memberikan
pelayanan yang berkualitas, komprehensif, berkesinambungan, melakukan hubungan secara
personal yang cukup baik (care provider); sebagai dokter yang melakukan investigasi
penyakit secara ilmiah dan pengobatan serta teknologi yang sesuai dengan kemampuan
pasien, sesuai kode etik, biaya yang efektif dan pelayanan yang terbaik yang paling mungkin
untuk pasien (decision maker); sebagai dokter yang menginginkan hasil yang baik untuk
masyarakat dimana pasien berada, yang dapat mengaitkan anatara kesehatan individu dengan
kesehatan masyarakat, memberikan konsultasi, dan dapat memicu aksi inisiatif masyarakat
(community leader); sebagai dokter yang dapat mempromosikan prilaku hidup sehat melalui
penerangan dan penjelasan yang efektif, memberdayakan individu dan kelompoknya untuk
meningkatkan dan menjaga kesehatannya (communicator); sebagai dokter yang dapat
mengatur tugas-tugas individu dan organisasi baik dalam sistem kesehatan maupun diluar
sistem kesehatan, untuk memenuhi kebutuhan pasien secara individu dan masyarakat, dengan
menggunakan data kesehatan yang layak (manager). 4

I.3. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah :


 Tujuan Umum :
Mempelajari, mengetahui, dan mengevaluasi masalah kesehatan dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya di Desa Sambungrejo serta melakukan kegiatan intervensi terhadap
berbagai masalah yang ditemukan.
 Tujuan khusus :
1. Mengetahui data umum (keadaan geografis, demografi, dan sosial ekonomi) di Desa
Sambungrejo, Kecamatan Grabag.
2. Mengetahui kondisi lingkungan (perumahan, sumber air, jamban, saluran pembuangan air
limbah / SPAL, dan pembuangan sampah) di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag.
3. Mengetahui pola perilaku yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat di Desa
Sambungrejo, Kecamatan Grabag.
4. Mampu mengikutsertakan dalam mencari masalah kesehatan dan upaya pemecahannya.
5. Mengetahui akses terhadap pelayanan kesehatan pada masyarakat Desa Sambungrejo,
Kecamatan Grabag.
6. Mengetahui masalah kependudukan pada Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag.
7. Mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mencari alternatif penyebab masalah kesehatan
yang ada pada masyarakat Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag..
8. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di Desa Sambungrejo, Kecamatan
Grabag.
9. Mampu melakukan kegiatan intervensi terhadap masalah yang ada di masyarakat Desa
Sambungrejo, Kecamatan Grabag.
10. Mampu mengevaluasi keberhasilan dari kegiatan intervensi yang dilakukan di Desa
Sambungrejo, Kecamatan Grabag.

I.4. Manfaat Kegiatan


Bagi masyarakat Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag.:
1. Mengetahui masalah kesehatan masyarakat yang ada di dusunnya
2. Mampu melakukan diagnosis terhadap masalah kesehatan yang ada di Desa
Sambungrejo, Kecamatan Grabag.
3. Mampu mengadakan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dalam membahas kesehatan
yang ada di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag.
4. Mampu memanfaatkan potensi yang ada di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag untuk
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan yang ada.
5. Menumbuhkan kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
 Bagi Mahasiswa :
1. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2. Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.
3. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ada.
 Bagi Puskesmas :
1. Mengetahui status kesehatan dari masyarakat di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag.
2. Mengetahui masalah kesehatan yang ada di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag.

I.5. Metodologi
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag,
meliputi lima langkah pokok sebagai berikut:
a) Pendekatan tingkat desa (pra SMD),
b) Survei Mawas Diri (SMD),
c) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD),
d) Kegiatan intervensi, dan
e) Evaluasi.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berurutan dari kelima langkah tersebut karena
langkah satu dengan lainnya saling bergantungan sehingga tahapannya harus diikuti. Tiap
langkah memiliki dasar rasional sehingga didalamnya terjadi proses pembelajaran pada
tingkat organisasi masyarakat. Pembelajaran ini merupakan wujud dari penggalian potensi
yang ada di masyarakat dan dikembangkan menjadi kompetensi dalam proses peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku dalam bidang kesehatan.
Langkah-langkah tersebut pada hakekatnya merupakan rangkaian pemecahan masalah
dalam bentuk suatu komitmen di masyarakat yang sekaligus ditindaklanjuti pelaksanaannya
untuk mewujudkan desa sehat.
Dalam survei kesehatan di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, yang dilakukan
pada tanggal 28 – 29 September 2011 pada 100 kepala keluarga sebagai sampel. Rancangan
survei ini adalah dengan pengumpulan data. Jenis data yang diambil adalah data primer yang
didapatkan dengan cara observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari
laporan yang ada di Kantor Kepala Desa Sambungrejo.
Data yang terkumpul diolah untuk mengidentifikasi permasalahan. Setelah itu seluruh
permasalahan yang ada dibawa ke Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk ditentukan
prioritasnya dengan menggunakan metode tabel modifikasi Hanlon (USGP). Selanjutnya
dicari alternatif - alternatif pemecahan dari seluruh masalah yang ada. Tahapan intervensi
masalah dirumuskan bersama dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) menggunakan
tabel 2 x 2, yang berisi 2 kolom kategori mudah dan sulit serta 2 baris kategori penting dan
kurang penting.Tabel ini bertujuan untuk menentukan intervensi yang dilakukan jangka
pendek, menengah atau panjang. Setelah itu disusun program dan dilanjutkan dengan
intervensi sesuai dengan situasi, kondisi, waktu, serta sumber daya yang ada pada masyarakat
Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag. Evaluasi kegiatan dapat dilakukan pada saat
dilakukannya intervensi.
BAB II
DATA UMUM DESA SAMBUNGREJO

II. 1. Keadaan Geografis


II. 1. 1. Letak wilayah
Desa Sambungrejo terletak di wilayah Kecamatan Grabag, Kabupaten
Magelang, provinsi Jawa Tengah. Terdapat 5 dusun di desa Sambungrejo, yaitu dusun
Pringapus, Sambungrejo, Nipis, Karanglo, dan Sidoryo. Pelaksanaan kegiatan
intervensi dilakukan di Dusun Sambungrejo.

II. 1. 2. Batas wilayah


Wilayah desa Sambungrejo dibatasi oleh:
a. Sebelah Utara : Hutan
b. Sebelah Timur : Desa Seloprojo
c. Sebelah Selatan : Desa Logorjo
d. Sebelah Barat : Desa Citrosono

II. 1. 3. Luas Wilayah


Luas wilayah Desa Sambungrejo yaitu 393.545 Ha.

II. 2. Keadaan Demografi


II. 2. 1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk desa Sambungrejo pada tahun 2011 adalah 2034 jiwa.
Jumlah KK sebanyak 517.

II. 2. 2. Data Penduduk


Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa
Sambungrejo menurut dusun, jenis kelamin dan peserta jamkesmas.
Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Sambungrejo menurut dusun tahun 2011
No. Dusun Jumlah KK Jumlah penduduk
1. Pringapus 120 498
2. Sambungrejo 125 512
3. Nipis 159 612
4. Karanglo 69 266
5. Sidoryo 42 138

Berdasarkan tabel di atas, dusun dengan jumlah KK dan jumlah penduduk


terbanyak adalah dusun Nipis, yaitu 159 kk dengan 612 penduduk.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Sambungrejo menurut jenis kelamin tahun 2011
No. Dusun Laki - laki Perempuan
1. Pringapus 249 249
2. Sambungrejo 265 247
3. Nipis 265 347
4. Karanglo 126 140
5. Sidoryo 75 65

Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk laki – laki terbanyak ada pada
dusun Sambungrejo dan dusun Nipis. Sedangkan penduduk perempuan terbanyak ada
pada dusun Nipis.

Tabel 3. Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Jamkesmas


No. Dusun Jumlah peserta Jamkesmas
1. Pringapus 93
2. Sambungrejo 263
3. Nipis 92
4. Karanglo 73
5. Sidoryo 50

Pada tabel di atas dapat kita lihat, bahwa dusun dengan peserta jamkesmas
terbanyak terdapat di dusun Sambungrejo
II.3 Fasilitas umum

Tabel 4. Fasilitas umum pada desa Sambungrejo


No. Dusun Wc Umum Mesjid Musola Balai desa Sekolah
1. Pringapus 1 1 2 1 1
2. Sambungrejo 3 1 2 1 1
3. Nipis - 1 2 - 1
4. Karanglo 1 1 - - -
5. Sidoryo - 1 - - -

Tabel 5. Posyandu di Desa Sambungrejo


No. Dusun Nama Posyandu
1. Pringapus Mawar
2. Sambungrejo Anggrek
3. Nipis Bougenville
4. Karanglo Melati
BAB III

DATA UMUM DUSUN SAMBUNGREJO

III. 1. Keadaan Geografis


III. 1. 1. Letak wilayah
Dusun Sambungrejo terletak di wilayah Desa Sambungrejo, Kecamatan
Grabag, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah.

III. 1. 2. Batas wilayah


Wilayah Dusun Sambungrejo dibatasi oleh:
a. Sebelah Utara : Dusun Nipis
b. Sebelah Timur : Dusun Pringapus
c. Sebelah Selatan : Dusun Telogorejo
d. Sebelah Barat : Desa Sidoryo

III. 1. 3. Luas Wilayah


Luas wilayah Dusun Sambungrejo berdasarkan 1250 Ha.

III. 2. Keadaan Demografi


III. 2. 1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk dusun Sambungrejo tahun 2011adalah 512 jiwa.

III. 2. 2. Data Penduduk


Penduduk dusun Sambungrejo sebanyak 512, terdiri dari 125 KK, 265 laki –
laki dab 247 perempuan. Penerima Jamkesmas pada dusun ini sebanyak 263 orang.
Mayoritas beragama Islam.

Tabel 6. Jumlah penduduk Dusun Sambungrejo menurut pekerjaan


No. Pekerjaan Jumlah penduduk
1. Petani 300
2. PNS 2
3. Buruh 75
4. Pensiunan 2
BAB IV
HASIL SURVEI MAWAS DIRI

Sebelum dilaksanakannya Survei Mawas Diri (SMD), terlebih dahulu dilakukan


upaya pendekatan terhadap perangkat desa. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
mendapatkan data saat dilakukannya SMD.
Pada hari Selasa, tanggal 27 September 2011 dilaksanakan pra SMD dan pada hari
Rabu, tanggal 28 September 2011 dilaksanakan Survei Mawas Diri (SMD) di dusun
Sambungrejo, Desa Sambungrejo. Sasaran survei ini adalah 100 kepala keluarga di dusun
tersebut dan dipilih secara acak.
Kuesioner dibuat dengan suatu pertanyaaan yang terstruktur meliputi komponen dasar
yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, akses terhadap pelayanan
kesehatan, dan kependudukan.

Tabel 7. Tabel hasil survei mawas diri dusun Sambungrejo bulan September 2011
No. Uraian Absolut %
(orang)
AKSES PELAYANAN DAN PEMBIAYAAN
KESEHATAN
1 Bila Anda atau anggota keluarga lainnya sakit, di mana
berobatnya?
a. Tenaga kesehatan (mantri, dokter, bidan desa, 95 95
puskesmas, rumah sakit)
b. Tradisional (dukun atau alternatif) 3 3
c. Diobati sendiri 2 2
d. Lain-lain, 0 0
100 100

2 Berapa jarak dari rumah Anda sampai ke fasilitas


kesehatan (Puskesmas, Pustu, Polindes, Praktek Swasta)
yang ada?
a. Kurang dari 1 km 32 32
b. 1-5 km 50 50
c. 6-10 km 14 14
d. > 10 km 4 4
100 100
3 Apa sarana transportasi yang Anda gunakan?
a. Jalan kaki 34 34
b. Kendaraan pribadi 50 50
c. Angkutan umum 11 11
100 100

4 Apakah keluarga Anda adalah peserta :


a. Jamkesmas : 1. Ya 45 45
2. Tidak 55 55
100 100

b. Iuran dana sehat : 1. Ya 0 0


2. Tidak 100 100
100 100

c. Askes /Asuransi lain : 1. Ya 12 12


2. Tidak 88 88
100 100

d. Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin) : 1. Ya 0 0


2. Tidak 100 100
100 100

e. Jampersal : 1. Ya 0 0
2. Tidak 100 100
100 100

KESEHATAN IBU DAN ANAK, KB, GIZI DAN


IMUNISASI
1 Apakah di keluarga Anda mempunyai bayi?
a. Ya 19 19
b. Tidak, pertanyaan langsung lanjut ke nomor 7 81 81
100 100

2 Siapakah yang menolong persalinan anak terakhir


Anda? Bagi yg mempunyai bayi
a. Tenaga Kesehatan 17 89
b. Dukun bayi 2 11
c. Lain-lain 0 0
19 100

TB. Tidak berlaku 81 -


3 Di keluarga Anda,apakah pernah terlahir bayi BBLR
(Berat Badan Lahir Rendah < 2500gr) cukup umur
(hamil 9 bulan)?
a. Ya 3 16
b. Tidak 16 84
19 100

TB. Tidak berlaku 81 -

4 Apakah bayi anda diberikan ASI eksklusif(hanya diberi


ASI saja sampai usia 6 bulan (ket : Indikator Kadarzi 4)
a. Ya 16 84
b. Tidak 3 16
100 100

TB. Tidak berlaku 81 -

5 Apakah bayi anda memperoleh Imunisasi sesuai usia ?


(Lihat Buku KIA/KMS)
a. Ya 15 79
b. Tidak 4 21
19 100

TB. Tidak berlaku 81 -

6 Di keluarga Anda, apakah pernah terjadi kematian bayi


(0-12 bulan)dalam 1 tahun terakhir:
1. Ya, penyebabnya 0 0
2. Tidak 19 100
19 100

TB. Tidak berlaku 81 -

7 Apakah di keluarga Anda mempunyai anak balita (usia


1-5 tahun/13-60 bulan)?
a. Ya 26 26
b. Tidak, Jika Tidak pertanyaan langsung dilanjutkan ke 74 74
no 12.
100 100
8 Apakah Balita Anda selalu ditimbang tiap bulannya di
Posyandu? ( Lihat Buku KIA/KMS)(indikator Kadarzi
2)
a. Ya 15 58
b. Tidak 11 42
100 100

TB. Tidak berlaku 74 -

9 Apakah dalam keluarga Anda ada Balita dengan status


gizi kurang/BGM/Buruk? (lihat dalam KMS)
a. Ya 3 12
b. Tidak 23 88
26 100

TB. Tidak berlaku 74 -

10 Di keluarga Anda, apakah pernah terjadi kematian


anak Balita (usia 1 – 5 tahun) dalam 1 tahun terakhir:
1. Ya 1 4
2. Tidak 25 96
26 100

TB. Tidak berlaku 74 -

IBU HAMIL
11 Apakah dikeluarga anda terdapat ibu hamil?
a. Ya 7 7
b. Tidak, bila tidak pertanyaan langsung dilanjutkan ke 93 93
no.18
100 100

12 Apakah saat hamil ibu melakukan pemeriksaan sesuai


usia kehamilan ? ( lihat Buku KIA)
a. Ya 5 71
b. Tidak 2 29
7 100

TB. Tidak berlaku 93 -

13 Dimana rencana tempat melahirkan ?


a. Rumah sakit 0 0
b. Bidan 3 43
c. Dukun 0 0
d. Rumah sendiri 4 57
7 100

TB. Tidak berlaku 93 -

14 Siapakah rencana penolong persalinannya?


a. Dokter 0 0
b. Bidan 7 100
c. Dukun 0 0
d. Sendiri/keluarga 0 0
7 100

TB. Tidak berlaku 93 -

15 Apakah di rumah (dinding luar) ibu hamil telah


terpasang stiker P4K(Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi)?
a. Ya 2 29
b. Tidak 5 71
7 100

TB. Tidak berlaku 93 -

16 Apakah ibu mengalami gangguan kehamilan?


a. Ya 0 0
b. Tidak 7 100
7 100

TB. Tidak berlaku 93 -

17 Di keluarga Anda pada 1 tahun terakhir, apakah pernah


terjadi kematian ibu hamil :
1. Ya 0 0
2. Tidak 7 100
7 100

TB. Tidak berlaku 93 -

18 Apakah di keluarga anda ada Pasangan Usia Subur


(usia 15-45 tahun dan menikah)
a. Ya 61 61
b. Tidak, pertanyaan langsung dilanjutkan ke no.20 39 39
100 100

19 Apakah Anda atau pasangan Anda menggunakan alat


kontrasepsi?
a. Ya, sebutkan 24 39
b. Tidak, alasan 37 61
61 100

TB. Tidak berlaku 39 -

20 Apakah Keluarga Anda terbiasa untuk sarapan pagi?


(ket : Indikator Kadarzi 5)
a. Ya 82 82
b. Tidak 18 18
100 100

21 Apakah keluarga Anda selalu mengkonsumsi aneka


ragam makanan / menu seimbang? (Indikator Kadarzi 1)
a. Ya 58 58
b. Tidak 42 42
100 100

22 Apakah keluarga Anda selalu menggunakan garam ber


iodium? (indikator kadarzi 3) (Tes garam beryodium
dgn Iodine Tes garam berubah warna menjadi biru tua)
a. Ya 99 99
b. Tidak 1 1
100 100

23 Termasuk Keluarga Kadarzi (Keluarga yang telah punya


5 Indikator Kadarzi) :
Indikator Kadarzi:
1. Konsumsi menu seimbang
2. Balita ditimbang perbulan
3. Mengkonsumsi garam beryodium
4. Memberikan ASI ekslusif
5. Sarapan Pagi/makanan suplemen
a. Ya 58 58
b. Tidak 42 42
100 100
SURVEILANS
1 Dalam 3 bulan terakhir, apakah ada anggota keluarga
yang sakit, (penderita bisa lebih dari 1 orang)
Batuk pilek
a. Ya 42 42
b. Tidak 58 58
100 100
2 Diare
Gejala : BAB cair > 3 kali/hari
a. Ya 12 12
b. Tidak 88 88
100 100
3 Malaria
Gejala : demam tinggi disertai menggigil & berkeringat,
riwayat bepergian ke luar kota (Salaman, Kajoran,
Borobudur, Srumbung)
a. Ya 0 0
b. Tidak 100 100
100 100
4 Demam Berdarah
Gejala : demam tinggi mendadak disertai bintik-bintik
merah pada kulit, mimisan
a. Ya 0 0
b. Tidak 100 100
100 100
5 Demam Chikungunya
Gejala : Demam tinggi, linu pd persendian, sulit
berjalan,timbul bintik-bintik merah pada kulit
a. Ya 0 0
b. Tidak 100 100
100 100
6 TBC (Flek paru)
Gejala : batuk lama > 3 minggu, berat badan <<
keringat dingin malam hari
a. Ya 1 1
b. Tidak 99 99
100 100
7 Demam Tifus
Gejala : panas disertai nyeri perut, gg pencernaan,
mengigau
a. Ya 0 0
b. Tidak 100 100
100 100
8 Gatal-gatal
a. Ya 6 6
b. Tidak 94 94
100 100
9 Campak (Gabagen)
a. Ya 1 1
b.Tidak 99 99
100 100
10 Hepatitis (Sakit Kuning)
Gejala : nyeri perut, disertai warna kuning pada mata,
kencing seperti air teh
a. Ya 0 0
b. Tidak 100 100
100 100
11 Varicella (Cacar Air, Cangkrang)
a. Ya 0 0
b. Tidak 100 100
100 100
12 Flu Burung
Gejala : demam tinggi disertai sesak nafas, dengan
riwayat kontak dengan unggas yang mati mendadak,
atau unggas yang positif flu burung.
a. Ya 0 0
b. Tidak 100 100
100 100
13 Pneumoni (Balita)
Gejala : sesak nafas, panas tinggi, batuk
a. Ya 0 0
b. Tidak 100 100
100 100
14 Asma
Gejala : sesak napas disertai bunyi napas ngik
a.Ya 1 1
b. Tidak 99 99
100 100
15 Apakah mempunyai tanaman obat keluarga (TOGA)
minimal 3 jenis?
a. Ya 27 27
b. Tidak 73 73
100 100
RUMAH DAN LINGKUNGAN
1 I. Indikator Rumah Sehat
I.1. Komponen Rumah
Apakah rumah anda mempunyai langit-langit?
a. Tidak ada 35 35
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan rawan kecelakan 18 18
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 47 47
100 100
2 Apakah rumah anda mempunyai dinding?
a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu) 40 40
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan batu bata 22 22
yang tidak kedap air
c. Permanen (tembok/pasangan batu bata yang diplester) 38 38
100 100
3 Apakah rumah anda mempunyai jendela kamar tidur?
a. Tidak ada 20 20
b. Ada, di sebagian kamar tidur 31 31
c. Ada di setiap kamar tidur 49 49
100 100
4 Apakah rumah anda mempunyai jendela ruang
keluarga?
a. Tidak ada 20 20
b. Ada 80 80
100 100
5 Apakah sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah?
a. Ya. 69 69
b. Tidak. 31 31
100 100
6 Apakah rumah anda mempunyai ventilasi?
a. Tidak ada 33 33
b. Ada, luas ventilasi permanen < 10% dari luas lantai 33 33
c. Ada, luas ventilasi permanen >10% dari luas lantai 34 34
100 100

7 Apakah rumah anda mempunyai lubang asap dapur?


a. Tak ada 32 32
b. Ada 56 56
100 100

8 Apakah rumah anda mempunyai pencahayaan?


a. Tidak terang, tidak dapat digunakan untuk membaca 21 21
b. Kurang terang, kurang jelas untuk membaca dengan 21 21
normal
c. Terang, dan silau sehingga dapat dipergunakan untuk 58 58
membaca dengan normal.
100 100
9 Apakah ruangan rumah anda terpisah satu dengan yang
lain?
a. Ya 68 68
b. Tidak 32 32
100 100
10 Apakah mempunyai hewan ternak? dengan jarak
kandang < 10 meter ?
a. Ya. 73 73
b. Tidak 27 27
100 100
11 Apakah terdapat jentik nyamuk di penampungan air
(bak mandi,gentong, dll) (pemeriksaan dilakukan
dengan menggunakan senter)
a. Ada 14 14
b. Tidak ada 86 86
100 100
I.2. Sarana Sanitasi
1 Apakah di rumah anda terdapat jamban? Kalau ada,
seperti apa? Kemana saluran pembuangannya?
a. Tidak ada 32 32
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup,disalurkan ke 5 5
sungai/kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,disalurkan ke 2 2
sungai
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,disalurkan ke 9 9
septic tank
e. Ada, leher angsa,disalurkan ke septic tank 52 52
100 100
2 Apakah ada sarana pembuangan air limbah di rumah
anda? Kemana saluran pembuangannya?
a. Tidak ada, sehingga air tergenang tidak teratur di 2 2
halaman rumah
b. Ada, diresapkan tidak mencemari (jarak dengan 22 22
sumber air <10 m)
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 73 73
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air > 0 0
10 m
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota untuk 3 3
diolah terlebih dulu)
100 100
3 Apakah jarak sumber air dengan deptic tank > 10
meter?
a. Ya 54 79
b. Tidak 14 21
68 100

TB. Tidak berlaku ( tidak memiliki jamban ) 32 -

4 Apakah di rumah anda terdapat sarana pembuangan


sampah?
a. Tidak ada 29 29
b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak tertutup 48 48
c. Ada, kedap air dan tidak tertutup 19 19
d. Ada, kedap air dan tertutup 4 4
100 100
5 Apakah sampah diolah?
a. Ya. 58 58
b. Tidak. 42 42
100 100
I.3 Perilaku Penghuni
1 Apakah anda sering membuka jendela kamar tidur
minimal 1 jam dalam sehari?
a. Tidak pernah dibuka 30 30
b. Kadang-kadang 23 23
c. Setiap hari dibuka 47 47
100 100
2 Apakah anda sering membuka jendela ruang keluarga
minimal 1 jam dalam sehari?
a. Tidak pernah dibuka 29 29
b. Kadang-kadang 25 25
c. Setiap hari dibuka 46 46
100 100
3 Apakah anda sering membersihkan rumah dan halaman?
a. Tidak pernah dibersihkan 1 1
b. Kadang-kadang 24 24
c. Setiap hari dibersihkan 75 75
100 100
4 Apakah anda buang air besar di jamban?
a. Ya. 87 87
b. Tidak 13 13
100 100
5 Apakah anda sering membuang tinja balita anda ke
jamban?
a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam/sembarangan 8 31
b. Kadang-kadang ke jamban 3 11
c. Setiap hari dibuang ke jamban 15 58
26 100

TB. Tidak berlaku 74 -


6 Dari manakah sumber air minum? Apakah dimasak
hingga mendidih?
a. Ya. 100 100
b. Tidak. 0 0

* Kesimpulan
a. Sehat Pratama ( jumlah jawaban Ya 1 sd 5 ) 0 0
b. Sehat Madya ( jawaban Ya 6 sd 10 ) 28 28
c. Sehat Utama ( jawaban Ya 11 sd 15 ) 72 72
d. Sehat Paripurna ( jawaban Ya 16 ) 0 0
100 100

Hasil survey tersebut di atas mengenai status kesehatan masyarakat, ditemukan


beberapa masalah kesehatan yang di dusun Sambungrejo, desa Sambungrejo, kabupaten
Magelang, yaitu:

No Uraian Hasil

1. Bayi yang memperoleh Imunisasi sesuai usia 79%


2. Balita yang selalu ditimbang tiap bulannya di 58%
Posyandu
3. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan sesuai usia 71%
kehamilan
4. Ibu hamil yang di rumahnya telah terpasang stiker 29 %
P4K(Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi)
5. Pasangan usia subur yang menggunakan alat 39 %
kontrasepsi
6. Keluarga yang selalu mengkonsumsi aneka ragam 58 %
makanan / menu seimbang (Indikator Kadarzi 1)
7. Termasuk Keluarga Kadarzi (Keluarga yang telah 58 %
punya 5 Indikator Kadarzi)
8. Dalam 3 bulan terakhir, terdapat anggota keluarga 42 %
yang sakit batuk pilek (penderita bisa lebih dari 1
orang)
9. Keluarga yang mempunyai tanaman obat keluarga 27%
(TOGA) minimal 3 jenis
10. Rumah yang mempunyai langit-langit 65 %
11. Rumah yang mempunyai dinding permanen atau 60 %
semipermanen
12. Sinar matahari yang dapat masuk ke dalam rumah 67 %
13. Rumah yang mempunyai ventilasi 67 %
14. Rumah yang mempunyai lubang asap dapur 56 %
15. Rumah yang mempunyai pencahayaan yang baik 58 %
16. Ruangan rumah yang terpisah satu dengan yang lain 68 %
17. Rumah yang terdapat jamban 68%
18. Jarak sumber air dengan septic tank > 10 meter 79 %
19. Rumah yang terdapat sarana pembuangan sampah 71 %
20. Keluarga yang melakukan pengolahan sampah 58 %
21. Tidak membuka jendela kamar tidur minimal 1 jam 47%
dalam sehari
22. Tidak membuka jendela ruang keluarga minimal 1 jam 29 %
dalam sehari
23. Keluarga yang membersihkan rumah dan halaman 75 %
setiap hari
24. Tinja balita yang setiap hari dibuang ke jamban 58%
BAB V
ANALISIS MASALAH

V. 1. Hasil Survei Mawas Diri Dusun Sambungrejo

Penelitian pendahuluan (Survei Mawas Diri) telah dilakukan di Dusun


SambungrejoDesa Sambungrejo pada tanggal 27 – 28 September 2011. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah pembagian kuesioner yang berisi daftar pertanyaan, meliputi data
umum (identitas subyek penelitian) serta faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan
yaitu kependudukan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

HasilSurvei

Direkapitulasi

Dianalisis

PrioritasMasalah

Gambar 4. Tahapan analisis masalah

Gambar di atas menunjukkan tahapan kegiatan yang dilakukan di Dusun Sambungrejo.


Hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang terkumpul, kemudian direkapitulasi untuk menentukan
masalah-masalah kesehatan yang ada di Dusun Sambungrejo. Hasil rekapitulasi tersebut
dianalisis untuk menentukan prioritas masalah.
Hasil SMD memberikan gambaran permasalahan yang ada di Dusun Sambungrejo.
Suatu hal dianggap sebagai masalah adalah apabila didapatkan hasilkegiatan yang
positifdenganpencapaian <80%. Permasalahan yang ada sejumlah 24, terdiri dari 10masalah
fisik dan 14masalah non-fisik. Selanjutnya dua puluh empat masalah tersebut, didiskusikan
bersama dengan pejabat struktural desa Sambungrejo dan dusun Sambungrejo, masyarakat
dusun, bidan desa dan kami, mahasiswa sebagai fasilitatornya. Dari hasil diskusi dipilih 10
masalah yang menjadi prioritas. Empat belas masalah lainnya diharapkan dapat dipecahkan
oleh masyarakat dan bidan desa sendiri.
Sepuluh masalah tersebut adalah:
A. Masalah non fisik

Tabel 8. Daftar masalah non fisik dari hasil survei


No Masalah Non fisik Hasil (%)
1. Bayi yang memperoleh Imunisasi sesuai usia 79%
2. Pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi 39 %
3. Ibu hamil yang di rumahnya telah terpasang stiker P4K(Perencanaan 29 %
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
4. Dalam 3 bulan terakhir, tidak ada anggota keluarga yang menderita 58%
Batuk pilek
5. Tidak membuka jendela kamar tidur minimal 1 jam dalam sehari 47%
6. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan sesuai usia kehamilan 71%

B. Masalahfisik

Tabel 9. Daftar masalah fisik dari hasil survei


No Masalahfisik Hasil (%)

1. Sinar matahari yang dapat masuk ke dalam rumah 67%


2. Rumahyang terdapat sarana pembuangan sampah ( yang tertutup dan 4%
kedap air )
3. Rumah yang mempunyai ventilasi 67%
4. Keluarga yang mempunyai hewan ternak dengan jarak kandang < 10 73%
meter

Berbagai masalah fisik dan non fisik di atas kemudian diprioritaskan berdasarkan
metode Hanlon. Metode ini mengacu pada 4 indikator sebagai berikut:
1. Urgency ( mendesaknya )
2. Seriousness (kegawatannya)
3. Growth (perkembangannya)
4. Potensi (sumberdaya)
Masing-masing indikator diberi skor 1-5. Hal tersebut dimaksudkan untuk
memudahkan warga masyarakat dalam memberikan penilaian pada setiap masalah yang ada.
1. Urgency (mendesaknya)
Nilai 1 : Tidak mendesak
2 : Kurang mendesak
3 : Cukup mendesak
4 : Mendesak
5 : Sangat mendesak
2. Seriousness (kegawatannya)
Nilai1: Tidakgawat
2 : Kuranggawat
3 :Cukupgawat
4 : Gawat
5 :Sangatgawat
3. Growth (perkembangannya)
Nilai 1: SangatKurang
2 : Kurang
3 : Cukup besar
4 :Besar
5 : Sangat Besar
4. Potency(potensi)
Nilai 1: Sangat Kurang
2 : Kurang
3 : Cukup
4 : Besar
5 : Sangat besar
Penilaian prioritas masalah dilakukan oleh 27 orang, terdiri dari kepala desa, kepala
dusun, bidan desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan masyarakat Dusun Sambungrejo
pada Musyawarah Mufakat Desa (MMD) yang dilaksanakan tanggal 30 September 2011.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan hasilpenjumlahan dari keempat indikator di atas.
Masalah kesehatan yang mempunyai total nilai tertinggi merupakan prioritas utama. Urutan
prioritas masalah tersebut terdapat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 10. Prioritas masalah
No Masalah U S G P Jumlah Urutan
Prioritas
1. Bayi yang memperoleh Imunisasi 101 113 99 88 401 II
sesuai usia
2. Ibu hamil yang melakukan 100 107 98 87 392 IV
pemeriksaan sesuai usia
kehamilan
3. Ibu hamil yang di rumahnya telah 81 75 85 83 324 IX
terpasang stiker
P4K(Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi)
4. Pasangan usia subur yang 87 93 92 89 361 V
menggunakan alat kontrasepsi
5. Sinar matahari yang dapat masuk 82 79 96 82 339 VIII
ke dalam rumah
6. Rumah yang mempunyai 88 82 91 80 341 VII
ventilasi
7. Rumahyang terdapat sarana 102 102 99 89 392 III
pembuangan sampah( yang
tertutup dan kedap air )
8. Tidak membuka jendela kamar 95 81 91 80 347 VI
tidur minimal 1 jam dalam sehari
9. Keluarga yang mempunyai 70 86 100 66 322 X
hewan ternak dengan jarak
kandang < 10 meter
10. Dalam 3 bulan terakhir, tidak ada 100 109 110 96 415 I
anggota keluarga yang menderita
Batuk pilek

Berdasarkan data di atas, prioritas masalah yang didapat sebagai berikut :


1. Dalam 3 bulan terakhir, tidak ada anggota keluarga yang menderita Batuk pilek
2. Bayi yang memperoleh Imunisasi sesuai usia
3. Rumahyang terdapat sarana pembuangan sampah ( yang tertutup dan kedap air )
4. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan sesuai usia kehamilan
5. Pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi
6. Tidak membuka jendela kamar tidur minimal 1 jam dalam sehari
7. Rumah yang mempunyai ventilasi
8. Sinar matahari yang dapat masuk ke dalam rumah
9. Ibu hamil yang di rumahnya telah terpasang stiker P4K (Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi)
10. Keluarga yang mempunyai hewan ternak dengan jarak kandang < 10 meter

V. 2. Analisis masalah
Masalah kesehatan yang ada di Dusun Sambungrejodapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu masalah fisik dan non fisik.
V. 2. 1. Masalah fisik
Masalah fisik adalah masalah yang memerlukan upaya tambahan secara fisik untuk
memecahkan permasalahannya serta harus didukung dengan sumber daya desa yang ada.
Masalah fisik yang ada adalah :
1. Sinar matahari yang dapat masuk ke dalam rumah
2. Rumahyang terdapat sarana pembuangan sampah ( yang tertutup dan kedap air )
3. Rumah yang mempunyai ventilasi
4. Keluarga yang mempunyai hewan ternak dengan jarak kandang < 10 meter
Hasil survey mawas diri didapatkan :
1. Rumah yang terdapat sarana pembuangan sampah ( yang tertutup dan kedap air ) 4%
2. Sinar matahari yang dapat masuk ke dalam rumah 67%
3. Rumah yang mempunyai ventilasi 67%
4. Keluarga yang mempunyai hewan ternak dengan jarak kandang < 10 meter 73%

Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran penduduk dusun Sambungrejo akan


pentingnya kesehatan lingkungan sebagai salah satu faktor yang menentukan status kesehatan
masih kurang. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan warga, didapatkan adanya
keterbatasan fasilitas dan biaya untuk pengadaan tempat sampah, genteng yang dapat
ditempus oleh sinar matahari langsung, pembuatan ventilasi rumah yang memadai, dan
pembuatan kandang hewan ternak yang terpisah dari rumah.
V.2.2. Masalah non fisik
Masalah non fisik adalah masalah yang tidak memerlukan pembangunan secara fisik
tetapi lebih diarahkan kepada terjadinya perubahan perilaku hidup masyarakat serta
kegiatannya dapat dilaksanakan dalam waktu dekat sehingga dapat menjadi program jangka
pendek.
Masalah non fisik yang ada di dusun Sambungrejo diantaranya adalah :
1. Ibu hamil yang di rumahnya telah terpasang stiker P4K (Perencanaan 29 %
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
2. Pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi 39 %
3. Tidak membuka jendela kamar tidur minimal 1 jam dalam sehari 47%
4. Dalam 3 bulan terakhir, tidak ada anggota keluarga yang menderita 58%
Batuk pilek
5. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan sesuai usia kehamilan 71%
6. Bayi yang memperoleh Imunisasi sesuai usia 79%

Masalah ibu hamil yang tidak memasang stiker P4K disebabkan kurangnya
kesadaran ibu hamil beserta keluarga akan perencanaan kehamilannya karena menganggap
bahwa persalinan itu merupakan kejadian yang biasa saja dan kebanyakan dari mereka lupa
untuk memasang meski sudah memiliki stiker dari bidan desa. Pasangan usia subur yang
menggunakan alat kontrasepsi masih sedikit karena masih banyaknya tradisi di pedesaan
yang menganggap banyak anak banyak rezeki serta masih membeda-bedakan jenis kelamin
anak yang ingin dimiliki. Masyarakat pedesaan tidak membuka jendela kamar tidur selama 1
jam 1 kali disebabkan kurangnya pengetahuan akan pentingnya sirkulasi udara dan rasa malu
bila membuka jendela kamar. Dalam 3 bulan terakhir masyarakat dusun Sambungrejo masih
banyak menderita batuk pilek karena masih kurangnya kesadaran agar mendapatkan
pengobatan segera bila sakit sehingga dapat menularkan ke anggota keluarga yang lain.
Masalah masih kurangnya ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya sesuai usia
kehamilan disebabkan kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya memeriksaan
kandunganya sesuai usia kehamilannya dan masih menganggap bahwa kehamilan itu sesuatu
yang wajar. Bayi yang memperoleh imunisasi sesuai usia kehamilan masih menjadi masalah
di dusun Sambungrejo padahal untuk penyediaan dan distribusi vaksin sudah ada ini
disebabkan karena orang tua dari anak-anak tersebut mempunyai persepsi yang salah bahwa
vaksin dapat menimbulkan penyakit demam, dan orang tua menyangka bahwa imunisasi itu
bayar.
BAB VI
ALTERNATIF PENYEBAB DAN PEMECAHAN MASALAH

Tahapan selanjutnya setelah dilakukan analisis penyebab masalah adalah memberikan


alternatif pemecahan masalah. Masalah yang terdapat di Dusun Sambungrejo dikategorikan
menjadi masalah fisik dan non fisik yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya dengan
alternatif pemecahan masalah yang tertulis pada tabel 11.

Tabel 11 . Alternatif pemecahan masalah fisik dan non fisik


No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan

1 Bayi yang memperoleh a) Kurangnya kesadaran masyarakat a) Penyuluhan tentang imunisasi


Imunisasi sesuai usia b) Kurangnya pengetahuan masyarakat b) Sosialisasi posyandu
2 Ibu hamil yang a) Kurangnya kesadaran dan pengetahuan a) Penyuluhan tentang pentingnya
melakukan pemeriksaan akan pentingnya pemeriksaan kehamilan pemeriksaan kehamilan
sesuai usia kehamilan
b) Biaya
3 Ibu hamil yang di a) Kurangnya pengetahuan a) Penjelasan yang lebih mendetail
rumahnya telah terpasang b) Kurangnya penjelasan dari tenaga tentang stiker P4K oleh tenaga
stiker P4K(Perencanaan
kesehatan kesehatan
Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi) b) Penempelan stiker didampingi
oleh tenaga kesehatan
4 Pasangan usia subur yang a) Keinginan mempunyai anak lebih dari 2 a) Penyuluhan tentang KB
menggunakan alat b) Kurangnya pengetahuan tentang manfaat b) Penjelasan KB secara jelas oleh
kontrasepsi
KB tenaga kesehatan kepada PUS
5 Sinar matahari yang a) Kurangnya jumlah jendela dalam rumah a) Menggunakan genteng kaca
dapat masuk ke dalam b) Jarak antara rumah yang terlalu dekat
rumah
6 Rumah yang mempunyai a) Kurangnya kesadaran tentang a) Penyuluhan tentang rumah sehat
ventilasi pentingnya ventilasi

7 Rumah yang terdapat a) Kurangnya kesadaran tentang tempat a) Percontohan tempat sampah
sarana pembuangan sampah yang sehat sehat
sampah ( yang tertutup
b) Biaya
dan kedap air )

8 Tidak membuka jendela a) Kurangnya pengetahuan tentang a) Penyuluhan tentang rumah


kamar tidur minimal 1 manfaat sirkulasi udara yang baik sehat
jam dalam sehari
b) Tipe jendela yang tidak dapat dibuka
c) Tidak ada anggota keluarga di rumah /
keamanan
9 Keluarga yang a) Kurangnya lahan yang ada a) Penyuluhan tentang penyakit
mempunyai hewan ternak b) Keamanan yang ditularkan dan
dengan jarak kandang <
c) Kurangnya pengetahuan tentang pencegahan
10 meter
penyakit yang dapat ditularkan b) Pemindahan kandang ternak
melalui hewan ternak
10 Dalam 3 bulan terakhir, a) Menurunnya daya tahan tubuh a) Penyuluhan tentang batuk
ada anggota keluarga b) Kurangnya pengetahuan mengenai pilek
yang menderita Batuk
penularan batuk pilek dan b) Penyuluhan tentang bahaya
pilek
pencegahannya rokok
c) Perokok aktif / pasif
BAB VII
STRATEGI PENENTUAN INTERVENSI MASALAH

VII.1 Pengelompokan Intervensi Masalah


Tahap selanjutnya setelah didapatkan alternatif pemecahan masalah melalui
musyawarah masyarakat desa yaitu menentukan intervensi masalah. Intervensi masalah ini
dilakukan dalam bentuk pendekatan kepada masyarakat melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Pembinaan umum, yaitu :
a) Dukungan politis
b) Persiapan petugas
2) Pembinaan lokal, yaitu:
a) Pendekatan tokoh masyarakat
b) Diagnosis masalah kesehatan oleh masyarakat
c) Perumusan upaya penanggulangan masalah oleh masyarakat
d) Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah oleh masyarakat
e) Pembinaan dan pengembangan

Tahapan intervensi masalah dirumuskan bersama dengan masyarakat Dusun


Sambungrejo, Desa Sambungrejo yang hadir dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
pada tanggal 30 Oktober 2011 di balai pertemuan, Dusun Sambungrejo, Desa Sambungrejo,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Perumusan tersebut menggunakan tabel 2x2
seperti di bawah ini. Tabel ini berisi 2 kolom yaitu kategori mudah dan sulit serta 2 baris
yaitu kategori penting dan kurang penting. Tabel ini bertujuan untuk menentukan alternatif
pemecahan masalah yang dapat dikerjakan terlebih dahulu.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan kategori mudah dan sulit adalah apakah
kegiatan tersebut mudah dilakukan atau sulit dilihat berdasarkan sumber daya manusia,
pendanaan, waktu, kemampuan, teknologi dan ketersediaan material. Sedangkan yang
dimaksud dengan penting atau kurang penting adalah seberapa besar masalah atau kegiatan
ini memberikan efek di kemudian hari baik efek yang ditimbulkan secara langsung maupun
efek ikutannya.
Tabel 11. Pengelompokan intervensi masalah berdasarkan kepentingan dan
kemudahannya
Penting Tidak penting

Mudah 1. Penyuluhan tentang imunisasi


2. Penyuluhan tentang pentingnya
pemeriksaan kehamilan
3. Penjelasan yang lebih mendetail
tentang stiker P4K oleh tenaga
kesehatan
4. Penyuluhan tentang KB
5. Penyuluhan tentang rumah sehat
6. Percontohan tempat sampah sehat
7. Penyuluhan tentang batuk pilek
8. Penyuluhan tentang bahaya rokok
9. Penyuluhan tentang penyakit yang
ditularkan dan pencegahan
Sulit 1. Pemindahan kandang ternak
2. Menggunakan genteng kaca

Kelompok masalah yang dapat diintervensi terlebih dahulu adalah masalah yang
tercantum dalam tabel 2x2 kategori penting dan mudah. Kategori ini memberikan gambaran
bahwa masalah yang dihadapi adalah masalah yang penting (sangat berpengaruh pada
masyarakat dan lingkungan sekitar) serta mudah ditangani (masyarakat mempunyai potensi
untuk menyelesaikan masalah tersebut). Sesuai dengan musyawarah masyarakat dusun
Sambungrejo, masalah yang termasuk kategori tersebut adalah penyuluhan tentang imunisasi,
penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, penjelasan yang lebih mendetail
tentang stiker P4K oleh tenaga kesehatan, penyuluhan tentang KB, penyuluhan tentang
rumah sehat, percontohan tempat sampah sehat, penyuluhan tentang batuk pilek, penyuluhan
tentang bahaya rokok, penyuluhan tentang penyakit yang ditularkan dan pencegahan.
Permasalahan di atas dapat diselesaikan dalam waktu singkat (jangka pendek) yaitu
dalam 1 tahun. Selain dana yang dibutuhkan sedikit, waktu yang diperlukan cukup singkat,
serta tenaga kerja dan pelaksanaannya tidak rumit. Kelompok masalah yang dapat
diintervensi selanjutnya adalah masalah yang terdapat dalam kategori penting dan sulit.
Masalah tersebut bila dibiarkan terlalu lama dapat memberikan dampak negatif dan luas
namun dalam penyelesaian masalah tersebut tidaklah mudah. Kriteria sulit disini berarti
dalam penyelesaiannya membutuhkan dana yang cukup banyak, tenaga kerja yang banyak
dan handal, waktu yang panjang, serta pelaksaanaan yang rumit. Jangka waktu
pelaksanaannya antara 1-3 tahun. Masalah yang termasuk kategori ini adalah pemindahan
kandang ternak dan menggunakan genteng kaca.

VII.2 Rencana Pemecahan Masalah ( Plan of Action )


Setelah dapat menentukan intervensi masalah yang akan dilaksanakan, langkah
berikutnya yaitu membuat rencana pelaksanaan intervensi masalah ( Plan of Action ).
1) Rencana kegiatan
2) Rencana tujuan kegiatan
3) Rencana sasaran kegiatan
4) Rencana sumber daya manusia yang akan melaksanakan intervensi
5) Rencana lokasi pelaksanaan kegiatan
6) Rencana sumber pembiayaan intervensi
7) Rencana tolak ukur yang ingin dicapai
Sesuai dengan waktu pelaksanaan, kami membagi rencana pelaksanaan intervensi di
masyarakat menjadi tiga yaitu :
1) Rencana pelaksanaan jangka pendek yaitu kegiatan yang diaksanakan dalam
jangka waktu 1 tahun.
2) Rencana pelaksanaan jangka menengah yaitu kegiatan yang dilaksanakan dalam
jangka waktu 1-3 tahun.
3) Rencana pelaksanaan jangka panjang yaitu kegiatan yang dilaksanakan dalam
jangka waktu 3-5 tahun.
Sesuai dengan tabel Plan of Action di bawah, realisasi pemecahan masalah yang akan
dilakukan Mahasiswa adalah pemecahan masalah yang termasuk ke dalam rencana jangka
pendek. Masalah tersebut adalah masalah yang menurut tabel 2x2 masuk ke dalam kategori
penting dan mudah. Karena adanya kendala berupa keterbatasan waktu dan sumber daya
maka alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan pendapat masyarakat yang hadir
dalam MMD saja yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
INTERVENSI

Berdasarkan prioritas masalah didapatkan prioritas pertama adalah banyaknya kasus


batuk pilek pada masyarakat setempat dalam 3 bulan terakhir ini. Akan tetapi karena
terbatasnya waktu dan dana, maka diputuskan untuk melakukan intervensi di Dusun
Sambungrejo dengan menitik beratkan pada masalah yang lebih mudah dan penting untuk
diwujudkan, dalam hal ini masalah tentang kesadaran masyarakat mengenai batuk pilek serta
persalinan sehat. Perwujudan intervensi ini disajikan dalam bentuk penyuluhan yang lebih
diprioritaskan dalam pemberian informasi yang sebelumnya sudah dilakukan MMD
(Musyawarah Masyarakat Desa) dengan dihadiri oleh kepala desa, kepala dusun, para kader
dan masyarakat Dusun Sambungrejo.

VIII.1. LAPORAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA


(MMD) DI DUSUN SAMBUNGREJO

Musyawarah Masyarakat Desa telah dilaksanakan pada hari Jumat, 30 September 2011
pukul 13.00 – 16.00 WIB di balai Desa Sambungrejo. Pertemuan ini dilaksanakan dengan
tujuan :
1. Menentukan cara mengatasi masalah kesehatan yang timbul berdasarkan masalah
yang ditemukan dalam SMD.
2. Memaparkan penentuan prioritas masalah yang ditemukan melalui SMD.
3. Menentukan pemecahan masalah berdasarkan prioritas masalah.
4. Pemecahan masalah baik jangka pendek, menengah, maupun panjang dengan
memperhatikan potensi yang ada di tempat tersebut, serta bentuk kontribusi
masyarakat setempat dan pengembangannya.

VIII.1.1. Hasil Survei


Dari pelaksanaan Survei Mawas Diri / Survei Dusun yang telah dilaksanakan pada
tanggal 28 September 2011 di dusun Sambungrejo didapatkan sepuluh masalah kesehatan,
yaitu :
Masalah 1 : Bayi yang memperoleh Imunisasi sesuai usia
Masalah 2 : Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan sesuai usia kehamilan
Masalah 3 : Ibu hamil yang di rumahnya telah terpasang stiker P4K(Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
Masalah 4 : Pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi
Masalah 5 : Sinar matahari yang dapat masuk ke dalam rumah
Masalah 6: Rumah yang mempunyai ventilasi
Masalah 7: Rumah yang terdapat sarana pembuangan sampah ( yang tertutup dan kedap
air )
Masalah 8: Tidak membuka jendela kamar tidur minimal 1 jam dalam sehari
Masalah 9: Keluarga yang mempunyai hewan ternak dengan jarak kandang < 10 meter
Masalah 10: Dalam 3 bulan terakhir, tidak ada anggota keluarga yang menderita Batuk
pilek

VIII.1.2. Prioritas Masalah


Setelah dilakukan analisis dan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa), maka
didapatkan prioritas utama masalah kesehatan pada Dusun Sambungrejo ialah masalah
banyaknya kasus batuk pilek dalam 3 bulan terakhir.

VIII.1.3. Perumusan Rencana Kegiatan


Rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh Kader, dan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Trisakti untuk pemecahan masalah – masalah kesehatan yang ada di
Dusun Sambungrejo adalah penyuluhan mengenai batuk pilek serta persalinan sehat.

VIII.1.4. Laporan Kegiatan MMD


Hari / tanggal : Jumat, 30 September 2011
Tempat : Balai Desa Sambungrejo
Peserta : Tokoh masyarakat, kader, warga Dusun Sambungrejo, dan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Acara :
1. Pembukaan balai desa (pendaftaran peserta dan pembagian makan siang)
2. Pembukaan dan penjelasan susunan acara oleh perwakilan mahasiswa fakultas
kedokteran Trisakti
3. Sambutan
- Kepala desa Sambungrejo
- Kepala dusun Sambungrejo
- dr. Nuccie sebagai pembimbing dari Puskesmas Grabag I
- Bidan desa
- Ketua IKM Semarang
4. Presentasi Hasil Survei Mawas Diri Dusun Sambungrejo oleh perwakilan mahasiswa
5. Diskusi prioritas dan persamaan persepsi masalah
6. Menjelaskan cara penilaian untuk menentukan prioritas masalah
- Cara penentuan prioritas
- Penentuan hasil prioritas dan alternatif pemecahan masalah
- Penilaian blangko pemecahan masalah oleh peserta MMD
7. Istirahat ( pemberian makanan ringan ) dan perhitungan suara
8. Penyajian masalah – masalah yang ditemukan dari hasil kegiatan Dusun Sambungrejo
yang dibawakan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dan
alternatif pemecahan masalah.
9. Diskusi penentuan program Intervensi desa, tujuan, sasaran, dan waktu penyuluhan
10. Penutupan

VIII. 2. LAPORAN INTERVENSI DUSUN SAMBUNGREJO


Telah dilakukan intervensi dusun dalam bentuk penyuluhan di dusun Sambungrejo
yang dilakukan melalui tiga sesi. Intervensi dilakukan pada hari Sabtu, 1 Oktober 2011
dilaksanakan di Balai desa Sambungrejo, dihadiri oleh warga Dusun Sambungrejo, kader –
kader, dan tokoh masyarakat. Dalam penyuluhan ini disajikan materi mengenai mengenai
batuk pilek serta persalinan sehat.
VIII.2.1. Pelaksanaan Intervensi
Saat dilakukan penyuluhan, masyarakat yang hadir memberi respon cukup baik dari
permulaan penyuluhan sampai akhirnya masyarakat mengerti dan berusaha untuk melakukan
seperti apa yang dijelaskan selama proses penyuluhan. Respon masyarakat diwujudkan
dengan adanya pertanyaan seputar masalah kesehatan. Dengan penyuluhan ini diharapkan
masyarakat mengerti cara mengatasi permasalahan kesehatan yang ada sehingga dapat
membantu pencapaian MDGs dengan membentuk Dusun Sambungrejo menjadi Desa Siaga
menuju Desa Sehat.

VIII.2.2. Laporan Kegiatan Intervensi


Sesi : Penyuluhan
Hari / tanggal : Sabtu, 1 Oktober 2011
Tempat : Balai Desa Sambungrejo
Peserta : Tokoh masyarakat, kader, warga Dusun Sambungrejo, dan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Acara :
1. Pembukaan
2. Presentasi oleh perwakilan mahasiswa Trisakti mengenai :
 Batuk pilek
 persalinan sehat
3. Sesi tanya jawab
4. Penutup

SESI TANYA – JAWAB


1. Apakah pada bayi yang baru lahir perlu diberikan madu / pisang ( tradisi ) ?
Jawab : Tidak perlu, karena bayi sebaiknya diberikan ASI eksklusif yaitu pemberian
ASI sejak baru lahir hingga usia 6 bulan tanpa pemberian makanan
tambahan.

2. Bagaimana cara untuk mendapatkan anak perempuan ?


Jawab : Menurut hasil penelitian anak perempuan bisa didapat apabila suasana
liang senggama wanita dalam keadaan bersifat lebih asam, antara lain:
a. Membilas vagina wanita dengan air cuka yang diencerkan dengan air
b. Mengubah pola makan laki-laki agar makan makanan yang bersifat asam
seperti sayur, buah, putih telur dan susu
c. Saat berhubungan agar tidak memasukkan alat kelamin pria terlalu dalam ke
dalam liang senggama wanita
d. Menghentikan hubungan intim sebelum wanita mengalami orgasme

3. Apakah normal untuk keluarnya flek darah pada wanita hamil muda?
Jawab : Tidak normal, karena dapat merupakan tanda-tanda dari keguguran, hamil
anggur, penyakit kandungan seperti mioma uteri ataupun dalam keadaan
stress.
4. Untuk program imunisasi BIAS yang terdaftar adalah siswa kelas 1 SD lama maupun
baru, apabila seorang anak tidak naik kelas berarti anak tersebut mendapatkan
imunisasi berulang kali, apakah tidak merupakan suatu masalah ?
Jawab : Tidak merupakan masalah, karena mendapatkan imunisasi berulang kali
maka titer antibodynya tinggi.
BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

IX.1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil survei kesehatan di Dusun Sambungrejo, Desa Sambungrejo,

Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 April

2011 – 16 April 2011, dilakukan musyawarah masyarakat desa (MMD) pada tanggal 18 April

2011 yang menghasilkan kesepakatan bersama mengenai permasalahan kesehatan fisik dan

non fisik di Dusun Pogalan, Desa Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang,

Jawa Tengah. Didapatkan 3 masalah non fisik, yaitu: merokok didalam dan diluar rumah,

tidak membuang sampah pada tempatnya setiap hari, tidak membersihkan rumah dan

halaman setiap hari. Masalah fisik yang didapatkan yaitu: tidak adanya jamban dan saluran

pembuangan, tidak terdapat nya lubang asap dapur > 10% dari luas dapur, tidak terdapatnya

tempat sampah yang kedap air dan tertutup.

Dari permasalahan kesehatan yang ada tersebut kami merencanakan dan melaksanakan

pemecahan masalah berupa intervensi penyuluhan yang memberdayakan masyarakat.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan: kurangnya waktu,

sehingga menyulitkan dalam melaksanakan survei, kesulitan bahasa dalam penyampaian

materi penyuluhan kepada masyarakat dusun.

Dukungan yang kami dapat sehingga kami mampu melaksanakan semua kegiatan yang

direncanakan, yaitu peran serta kader dan warga Dusun Pogalan dalam setiap kegiatan dan

dukungan moril maupun materiil dari pihak Puskesmas Secang I.


IX.2 Saran

Beberapa hal yang disarankan demi kemajuan kesehatan masyarakat yang kami

usulkan yaitu :

 Seyogyanya kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, dan tokoh masyarakat

terus aktif membina dan menggerakkan warga Dusun Pogalan secara

berkesinambungan dalam upaya meningkatkan kesadaran warga tentang

masalah kesehatan lingkungan dan pentingnya memiliki rumah sehat dan

menjalankan pola hidup bersih dan sehat.

 Membawa hasil musyawarah masyarakat dusun ini ke balai dusun.

 Kami menilai perlu dilakukan tindak lanjut atas pelaksanaan kegiatan

penyuluhan yang telah dilaksanakan agar warga Dusun Pogalan secara

bertahap mulai menyadari dan memahami perilaku hidup bersih dan sehat

serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 Peningkatan frekuensi pemantauan terhadap masalah kesehatan yang ada di

warga Dusun Pogalan, yang secara rutin dan berkelanjutan dievaluasi dan

tindak lanjut atas kegiatan pemantauan.

 Peningkatan frekuensi penyuluhan kesehatan juga amat dibutuhkan

masyarakat sehingga memperluas wawasan warga Dusun Pogalan.

 Meningkatkan peran serta kader-kader kesehatan dalam meningkatkan

kesadaran warga desa tentang pentingnya kesehatan diri dan lingkungannya

akan meningkatkan efektivitas program.

 Petugas kesehatan juga perlu membantu perangkat desa untuk berkoordinasi

dengan pihak-pihak lain yang dapat membantu memecahkan masalah-masalah

kesehatan yang timbul.

Anda mungkin juga menyukai