Anda di halaman 1dari 3

BAB 3

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

3.1 PETAK IRIGASI

Petak irigasi dari yang terkecil sampai yang terbesar adalah, petak sawah, petak kuarter,
petak tersier, petak sekunder, petak primer. Yang dibahas dalam tugas hanya petak tersier, sekunder
dan primer.

Petak tersier terdiri dari beberapa petak kuarter mempunyai batas-batas seperti saluran, jalan, dan
batas desa. Bentuk petak tersier bermacam-macam tergantung pada keadaan topografinya, ada yang
mendekati bujur sangkar, persegi panjang (p≤2l), dan segitiga. Luas petak tersier antara 50-100
ha, dan pada keadaan topografi tertentu ada yang di luar ketentuan tersebut. Banyaknya petak
tersier ada 43.

Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu saluran
sekunder. Luas petak sekunder berbeda-beda tergantung pada keadaan daerahnya. Daerah ini
direncanakan terdiri dari 3 petak sekunder, yaitu petak sekunder Kunci yang terdiri dari 7 petak
tersier, petak sekunder Carabak yang terdiri dari 19 petak tersier, petak sekunder Pakijingan yang
terdiri dari 17 petak tersier. Pemberian nama petak sekunder sesuai dengan nama kali dan desa yang
terdekat.

Petak primer terdiri dari 3 petak sekunder mengambil air langsung dari saluran primer. Petak primer
dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil airnya langsung dari sumber air irigasi dalam hal
ini kali Gadung.

Untuk lebih jelasnya lihat peta jaringan irigasi pada lampiran 1 dan skema irigasi pada lampiran 2.

3.2 SALURAN IRIGASI DAN PEMBUANG

Saluran irigasi berfungsi membawa air dari sumbernya sampai ke petak sawah. Saluran
diusahakan tidak melewati desa karena dikhawatirkan saluran tersebut akan dimanfaatkan untuk
kebutuhan sehari-hari penduduk sehingga debitnya akan berkurang, juga digunakan sebagai tempat
pembuangan rumah tangga sehingga airnya dapat tercemar. Dalam tugas ini perencanaan saluran
irigasi meliputi perencanaan saluran irigasi primer, saluran sekunder, saluran muka tersier dan
saluran tersier. Saluran-saluran tersebut merupakan saluran utama/saluran umum dimana tidak boleh

10
disadap langsung oleh petani untuk mengairi petak sawahnya. Petani hanya boleh menyadap
langsung saluran kuarter dan cacing yang merupakan saluran distribusi/saluran rakyat.

Saluran irigasi primer berfungsi membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke
petak-petak tersier yang langsung diairi. Saluran ini merupakan saluran transe, maksudnya trase
salurannya hampir sejajar kontur. Batas ujung saluran adalah pada bangunan bagi
yang terakhir. Untuk memudahkan penggambaran, kemiringan awal saluran primer direncanakan
sebesar 0,0005 Dalam perhitungan, dicek kembali kemiringannya. Saluran irigasi primer ada 1 dan
diberi nama sama dengan nama sungai yang merupakan sumber air irigasi, yaitu Saluran Primer
Gadung. Saluran irigasi primer terdiri dari 2 ruas.

Saluran irigasi sekunder berfungsi membawa air dari saluran primer ke petak sekunder yang terdiri
dari petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Saluran tersebut merupakan
saluran punggung, maksudnya trase salurannya tegak lurus kontur dan letaknya di punggung / bukit.
Batas ujung saluran ini adalah bangunan sadap terakhir.

Saluran muka tersier berfungsi membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier yang
terletak di seberang petak tersier lainnya. Satu saluran muka tersier hanya boleh mengairi satu petak
tersier agar pengaturan airnya mudah dikontrol. Direncanakan ada 3 saluran muka tersier.

Saluran irigasi tersier berfungsi membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke
dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah boks bagi kuarter yang
terakhir. Saluran tersier juga hanya boleh mengairi satu petak tersier.

Untuk lebih jelasnya lihat peta jaringan irigasi pada lampiran 1 dan skema irigasi pada lampiran 2.

Saluran pembuang berfungsi mengalirkan kelebihan air dari sawah ke luar jaringan irigasi
(ke sungai atau laut). Lembah dan sungai dimanfaatkan sebagai saluran pembuang. Seperti halnya
saluran irigasi, saluran pembuang diusahakan tidak melewati desa.

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang termasuk dalam unit irigasi
sekunder yang sama dan menampung air baik dari saluran pembuang kuarter maupun dari sawah-
sawah. Lalu air tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder.

Saluran pembuang sekunder manampung air dari jaringan pembuang tersier dan membuang air
tersebut ke pembuang primer.

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder ke sungai dan ke
luar daerah irigasi.

Untuk lebih jelasnya peta jaringan irigasi pada lampiran 1.

11
3.3 BANGUNAN IRIGASI

Untuk penggambaran letak bendung ditetapkan terlebih dahulu yaitu pada elevasi + 12 m.
Setelah perhitungan elevasi rencana mercu bendung, lokasi bendung ditinjau kembali. Dalam tugas
tidak dibahas perencanaan bendung dan bangunan utama lainnya.

Bangunan bagi sadap terletak di saluran irigasi primer pada suatu titik cabang dan
berfungsi membagi aliran kedua saluran sekunder dan digabung menjadi satu saluran tersier dengan
bangunan sadap tersier, yaitu bangunan BB.3. Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran
irigasi primer atau sekunder ke saluran irigasi tersier.

Bangunan ukur yang dipakai pada bangunan bagi dan sadap sekunder adalah ambang
lebar karena debitnya cukup besar, sedangkan pada bangunan sadap tersier dengan debit lebih kecil
digunakan pintu Romijn.

Bangunan pengatur muka air yang dipilih adalah sama pada semua bangunan bagi dan
sadap yaitu pintu sorong.

Bangunan-bangunan pembawa yang berfungsi membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir
saluran adalah talang yang digunakan pada persilangan saluran irigasi dengan sungai, gorong-gorong
pada persilangan saluran irigasi dengan jalan/jalan kereta api dan bangunan terjun dipakai pada
daerah yang relatif curam untuk meredam energi.

12

Anda mungkin juga menyukai