Anda di halaman 1dari 37

BAB IV TOPIK KHUSUS

BAB 4

TOPIK KHUSUS

Pada topik khusus ini, penulis akan membahas tentang pengendalian mutu

proyek dan K3 (Keselamatan , Kesehatan Kerja) pada tempat kerja praktek penulis di

Proyek Mampang Office.

4.1. Pengendalian Mutu Proyek

4.1.1. Pendahuluan

Pengendalian mutu adalah suatu kegiatan untuk mengukur kualitas dari

material, peralatan dan pekerjaan dengan membandingkannya sesuai dengan

spesifikasi dan syarat yang dibutuhkan, atau dapat dikatakan juga sebagai usaha

untuk mempertahankan mutu dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan-kebijakan perusahaan/

proyek.

Dalam industri konstruksi, kualitas pekerjaan merupakan salah satu tolak

ukur dalam mencapai tujuan utama proyek.Biaya yang rendah dan waktu

pelaksanaan yang cepat tidak dapat dijadikan alasan apabila kualitas yang diperoleh

tidak memadai.oleh karena itu pengendalian mutu dilakukan secara terus menerus

dan sistematis dan dimaksudkan sebagai suatu upaya untuk mengeliminir hasil yang

tidak sesuai persyaratan.

Proyek Mampang Office 78


BAB IV TOPIK KHUSUS

4.1.2. Acuan Standar

Pada proyek Mampang Office, standar – standar peraturan yang dipakai

sebagai acuan dalam pengendalian mutu material dan pekerjaan, yaitu :

 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03 – 2847 – 2002 tentang tata cara

perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung

 American Concreete Institute 315

 Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971

 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971

 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961

 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) proyek

4.1.3. Pengendalian Mutu Material

Material yang digunakan dalam suatu struktur harus memenuhi syarat-syarat


kualitas yang ditentukan dalam spesifikasi teknis. Untuk itu perlu adanya
pengendalian kualitas bahan / material bangunan. Kualitas hasil pekerjaan
dapat berhasil dengan baik, jika mutu materialnya juga dalam kondisi baik.

Pada proyek Mampang Office, pengendalian mutu bahan dilakukan oleh


bagian Quality Control dengan melakukan pengujian, baik pengujian langsung
di lapangan maupun di laboratorium. Berikut adalah pengendalian mutu bahan
yang penulis amati pada proyek Mampang Office

 Pengendalian Mutu Beton

Pemakaian beton semakin banyak dijumpai untuk berbagai macam

konstruksi bangunan. Hal ini dikarenakan beton memiliki berbagai macam

Proyek Mampang Office 79


BAB IV TOPIK KHUSUS

keuntungan, antara lain seperti memiliki kekuatan yang tinggi, perawatan

yang murah, dan dapat dicor sesuai dengan bentuk dan ukuran yang

dikehendaki. Beton merupakan elemen pembentuk struktur yang

merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,

dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya.

Pada proyek pengendalian mutu beton pada proyek Mampang Office

dilakukan melalui beberapa pengujian, yaitu seperti berikut :

1. Slump Test

Slump adalah sistem uji yang dilakukan dengan tujuan agar kadar air

semen dalam material beton dapat diketahui. Slump beton adalah

besaran kekentalan (viscocity)/plastisitas dan kohesif dari beton

segar. Pada Proyek Mampang Office, nilai slump yang digunakan

yaitu 142. Pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Peralatan uji slump disiapkan, yaitu Kerucut Abrams dengan

diameter diatas 10 cm dan diameter bawah 20 cm, serta tinggi 30

cm. Juga tongkat dari besi beton dengan panjang 60 cm dan

diameter 16 mm sebagai penumbuknya.

b. Kerucut Abrams diletakkan pada bidang rata dan datar namun

tidak menyerap air dengan menggunakan alas berupa tripleks

atau pelat logam.


Proyek Mampang Office 80
BAB IV TOPIK KHUSUS

c. Pengambilan sample beton didapat dari truck mixer yang baru

didatangkan dari batching plant.

d. Adukan beton dimasukkan kedalam Kerucut Abrams hingga 1/3

bagian dari kerucut tersebut dan ditumbuk sebanyak 25 kali

dengan tongkat besi beton secara merata, tongkat harus masuk

sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan.

e. Masukkan kembali campuran beton hingga 2/3 dan 3/3 bagian,

kemudian masing-masing ditumbuk 25 kali.

f. Segera setelah selesai penusukan, permukaan benda uji diratakan

dengan tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh di sekitar

cetakan harus disingkirkan/dibersihkan, kemudian cetakan

diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas.

g. Balikkan cetakan dan letakkan perlahan-lahan disamping benda

uji, ukurlah slump yang terjadi

Proyek Mampang Office 81


BAB IV TOPIK KHUSUS

Gambar 4.1.1. Slump Test

Pembuatan sampel benda uji dilakukan setelah slump dinyatakan Contoh

benda uji (silinder 150 x 300 mm) harus sesuai dengan ASTM C 39.

Masing-masing benda uji untuk dites pada umur 3 hari, 7 hari, 10 hari,14

hari, dan 28 hari. Proyek Mampang Office ini memakai beton ready mix

dari PT.ADHIMIX. pada pekerjaan balok dan plat mengambil sample

sebanyak 6 sample benda uji yang akan diujikan pada umur 7 hari,10 hari,

14 hari, 28 hari sebanyak 2 sample dan 1 sebagai cadangan. Sedangkan pada

pengecoran kolom, diambil 5 sample benda uji yang akan diujikan pada

umur 3 hari dan 7 hari sebanyak 1 sample, 28 hari sebanyak 2 sample dan

Proyek Mampang Office 82


BAB IV TOPIK KHUSUS

1 sebagai cadangan. Pengujian ini diambil berdasarkan urutan mixer, yaitu

a. Mixer ke 1, 1 kali pengambilan sebanyak 6 silinder untuk plat balok

dan 5 silinder untuk kolom

b. Mixer ke 2-5, 1 kali pengambilan sebanyak 6 silinder untuk plat balok

dan 5 silinder untuk kolom

c. Mixer ke 6-10, 1 kali pengambilan sebanyak 6 silinder untuk plat balok

dan 5 silinder untuk kolom

d. Setiap 100 m3, 1 kali pengambilan sebanyak 6 silinder untuk plat balok

dan 5 silinder untuk kolom

Gambar 4.1.2.Pembuatan Sample Benda Uji

Proyek Mampang Office 83


BAB IV TOPIK KHUSUS

Setelah pembuatan sample benda uji beton, sampel benda uji tersebut

didiamkan hingga kering kemudian dimasukan kedalam bak rendaman.

Gambar 4.1.3. bak rendaman benda uji

2. Uji Kuat Tekan

Uji kuat tekan beton/crushing test digunakan untuk mengetahui

kuat tekan beton karakteristik, yaitu kuat tekan maksimum yang

dapat diterima oleh beton sampai beton tersebut mengalami

kehancuran.

Proyek Mampang Office 84


BAB IV TOPIK KHUSUS

Gambar 4.1.4. Pengujian Kuat Tekan

Gambar dibawah ini menunjukan hasil uji tekan yang dilakukan

pada batching plant Adhimix. Hasil tersebut menunjukan bahwa

kuat tekan beton tersebut sesuai dengan kuat tekan yang

direncanakan yaitu untuk fc’ 35 kuat tekan minimumnya adalah

19,65 MPa untuk pengujian selama 7 hari dan dari hasil yang

didapat dalam uji tekan ini sesuai dengan perencanaan

Gambar 4.1.5. Hasil Uji Kuat Tekan

Proyek Mampang Office 85


BAB IV TOPIK KHUSUS

3. Hammer Test

Hammer test merupakan salah satu pengujian mutu beton non

destruktif yang dilakukan dengan alat rebound hammer. Pada

proyek ini pengujian hammer test dilakukan pada kolom beton

yang mengalami long setting (beton yang mengalami

pengerasan yang lebih lambat). Beton long setting disebabkan

oleh campuran beton ready mix dengan bahan additive berupa

plastisizer tidak seimbang. Ciri – ciri beton long setting yang

dapat kita lihat adalah permukaannya yang terlihat basah.

Pengujian hammer test pada proyek ini dimaksudkan untuk

memastikan kekuatan beton tetap sesuai dengan kriteria.

dilakukan uji hammer test pada kolom lantai 5 as 1 dan 2

Gambar 4.1.6. Hammer Test

 Pengendalian Mutu Baja Tulangan

Proyek Mampang Office 86


BAB IV TOPIK KHUSUS

Baja tulangan pada konstruksi beton bertulang berfungsi untuk

menahan tegangan tarik. Beton memiliki kuat tekan yang tinggi

sementara lemah dalam menahan tegangan tarik.

Berdasarkan bentuknya baja tulangan terdiri dari dua jenis yaitu:

1) Baja tulangan polos.

Baja tulangan polos yaitu baja tulangan beton berpenampang bundar

dengan permukaan rata tidak bersirip. Biasa disingkat dengan BJTP.

2) Baja tulangan ulir/deform.

Baja tulangan ulir adalah baja tulangan yang berbentuk khusus yang

permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memajang untuk

meningkatkan daya lekat tulangan baja dengan beton. Biasa

disingkat dengan BJTD.

Mutu baja tulangan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

1) Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak

atau mengelupas.

2) Mempunyai penampang yang sama rata.

3) Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.

4) Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat

yang kering untuk menghindari karat.

Proyek Mampang Office 87


BAB IV TOPIK KHUSUS

Gambar 4.1.7. Tempat Penyimpanan Besi Tulangan

Ketika besi datang bagian peralatan mengecek jumlah dan diameter baja

tulangan tersebut apakah sesuai dengan pemesanan atau tidak. Setelah

pengecekan selesai, baja tulangan itu di simpan dengan dudukan di

bawahnya yaitu bantalan kayu. Baja tulangan tersebut kemudian diambil

secara acak untuk dijadikan sampel benda uji tarik dan lengkung statis.

Proyek Mampang Office menggunakan jasa Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT). Hasil pengujian menyatakan sesuai

dengan spesifikasi yang ada, maka baja tulangan siap dipakai dan apabila

tidak sesuai maka baja tulangan akan dikembalikan. Proyek Mampang

Office ini menggunakan baja yang berasal dari Cakratunggal Steel.

Hasil pengujian mutu baja tulangan pada proyek mampang office

ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Proyek Mampang Office 88


BAB IV TOPIK KHUSUS

Gambar 4.1.8. Hasil Uji Kuat Tarik Baja Tulangan

4.1.3. Pengendalian Mutu Pekerjaan

Pengendalian mutu pekerjaan struktur pada proyek ini dilakukan dengan cara

memeriksa pekerjaan maupun hasil pekerjaan. Pemeriksaan hasil pekerjaan dilakukan

oleh supervisor lalu diverifikasikan oleh QC.

 Pemeriksaan Pekerjaan Sebelum Pengecoran

Pada saat sebelum pengecoran, pemeriksaan pekerjaan dilakukan. Adapun item –

item yang diperiksa sebelum pengecoran berlangsung adalah sebagai berikut :

Proyek Mampang Office 89


BAB IV TOPIK KHUSUS

1) Jarak dan jumlah tulangan, di mana jumlah tulangan harus sesuai dengan shop

drawing yang disetujui. Untuk tulangan yang berdiameter kurang dari 25 mm,

Jarak antar tulangan dalam 1 baris minimum 25 mm dan maksimum 150 mm (

sesuai SNI 03 – 2847 – 2002)

2) Diameter tulangan

Ketika pekerjaan pembesian sedang berlangsung, dilakukan juga pengecekan

diameter tulangan untuk memastikan diameter tulangan yang terpasang sesuai

dengan shop drawing.

3) Panjang overlapping

Panjang overlapping ( panjang penyaluran) yaitu jarak penyambungan antar

tulangan. Panjang overlapping pada pembesian struktur minimal 40 kali

diameter tulangannya

4) Jarak sengkang.

Pengecekan jarak sengkang dilakukan untuk memastikan sengkang yang telah

terpasang sesuai dengan shop drawing. Jarak sengkang yang dipasang tidak

boleh melebihi jarak yang ditentukan dalam shop drawing

5) Pengecekan terhadap perancah (scaffolding), dimana perancah harus kuat dan

kokoh dalam menopang beban diatasnya

6) Pengecekan dimensi posisi bekisting,, dimana posisi bekisting harus lurus

dengan dimensi sesuai dengan gambar kerja / shop drawing

Proyek Mampang Office 90


BAB IV TOPIK KHUSUS

7) Pengecekan kerataan bekisting, dimana bekisting harus rata dan sudah dilapisi

dengan mould oil ( minyak bekisting)

8) Pengecekan sambungan, dimana sambungan bekisting harus rapat tanpa celah,

serta memastikan semua sambungan sudah ditutup ditutup dengan tape. Hal ini

dimaksudkan agar tidak terjadi kebocoran air semen yang akan mempengaruhi

hasil pengecoran nantinya.

9) Pengecekan sudutan bekisting, dimana bekisting yang terpasang harus rapi dan

tidak boleh ada sudutan. Sudutan pada bekisting dapat menyebabkan hasil

pengecoran mengalami deformasi

Gambar 4.1.9. dokumentasi pemeriksaan pekerjaan sebelum pengecoran

 Pekerjaan Pengecoran

Pada pekerjaan pengecoran dilakukan pengontrolan terhadap hal-hal berikut :

Proyek Mampang Office 91


BAB IV TOPIK KHUSUS

1) Tinggi Jatuh Beton, dimana tinggi jatuh beton yang disyaratkan maksimal 1 m

untuk mencegah beton mengalami keropos.

2) Elevasi pengecoran di mana pengecekan elevasi pengecoran dilakukan secara

berkala untuk memastikan beton tetap berada pada elevasi yang direncanakan.

3) Verticallity pada kolom, dilakukan secara berkala untuk memastikan kelurusan

posisi kolom.

 Pekerjaan Setelah Pengecoran

Pengontrolan pekerjaan setelah pengecoran meliputi :

1) Pengontrolan Curing Beton, dilakukan sesuai dengan peryaratan, dimana Beton

harus dilindungi selama berlangsung nya proses pengerasan terhadap matahari,

pengeringan oleh angin, hujan dan pengerasan secara mekanis atau pengeringan

sebelum waktunya

2) Pengontrolan pembongkaran bekisting, dengan kriteria pembongkaran

bekisting hanya boleh dilakukan setelah beton mempunyai 75% dari kekuatan

28 hari.

Pemeriksaan / inspeksi hasil pekerjaan dilakukan oleh bagian QC. Apabila ditemukan

hasil pekerjaan yang tidak sesuai, maka bagian QC akan membuat laporan

ketidaksesuaian menganalisa, mengajukan proposal perbaikan, tindakan koreksi dan

pencegahan agar tidak terulang lagi kepada Project Manager.

Proyek Mampang Office 92


BAB IV TOPIK KHUSUS

4.2. Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan

4.2.1. Pendahuluan

Keselamatan,Kesehatan Kerja dan lingkungan (K3L) adalah suatu program yang

dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan

akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi

menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila

terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan

tempat kerja yang aman dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko

kecelakaan dan penyakit.

Pelaksanaan proyek konstruksi selalu melibatkan sumber daya manusia yang

seringkali bekerja pada lokasi yang sulit dengan tingkat pekerjaan yang kompleks,

yaitu mulai dari tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan pemeliharaan

pembongkaran. Hal tersebut sangat memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja pada

proyek konstruksi. Oleh karena itu, diperlukan penerapan manajemen K3L pada

proyek konstruksi untuk melindungi tenaga kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam

suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat secara aman melakukan

pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas

pekerjaan.

Setiap perusahaan tentunya memiliki standar K3L, tak terkecuali PT Tatamulia

Nusantara Indah. Standar K3L ini merupakan persyaratan untuk pelaksanaan pekerjaan
Proyek Mampang Office 93
BAB IV TOPIK KHUSUS

konstruksi yang aman dan nyaman. Oleh karena itu harus diterapkan di semua proyek-

proyek PT. Tatamulia Nusantara Indah. Keberhasilan penerapan Standar K3L ini

terletak pada kemauan dan komitmen yang tinggi dari manajemen proyek dan seluruh

team yang terlibat dalam penyelesaian proyek.

4.2.2. Acuan Dasar Hukum dan Referensi

1. ISO 9001:2015

2. OHSAS 18001:2007

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan

Kerja pada Konstruksi Bangunan

4. Keputusan bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja

No. KEP.174/MEN/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang Keselamata

Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 05/MEN/1986

4.2.3. Ruang Lingkup

Lingkup penerapan standar K3L berlaku untuk :

1. Seluruh proyek-proyek PT.Tatamulia Nusantara Indah .

2. Setiap karyawan dan tenaga kerja dalam lingkungan proyek PT. Tatamulia

Nusantara Indah.

3. Setiap orang lain, tamu/pengunjung yang berada dalam lingkungan proyek

PT. Tatamulia Nusantara Indah.

Proyek Mampang Office 94


BAB IV TOPIK KHUSUS

4. Setiap peralatan atau material yang digunakan di lingkungan proyek PT.

Tatamulia Nusantara Indah.

4.2.4. Target

Menerapkan Standar K3L secara konsisten untuk pencapaian target nol kecelakaan

(Zerro Accident).

4.2.5. Struktur organisasi P2K3 Pada Proyek Mampang Office

Gambar 4.2.1. Struktur Organisasi P2K3

Berikut adalah uraian tugas dan tanggung jawab tim P2K3 Mampang Office

1. Ketua tim HSE Proyek

a. Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan penerapan prosedur K3L

di proyek, termasuk standar dan pedomannya

b. Menyediakan fasilitas K3L di proyek

c. Memimpin inspeksi K3L

Proyek Mampang Office 95


BAB IV TOPIK KHUSUS

2. HSE Supervisor

a. Memastikan prosedur K3L telah dilaksanakan

b. Melaksanakan dan memonitoring pelaksanaan kegiatan K3L

c. Melakukan penanganan dan investigasi kecelakaan kerja dan kondisi

darurat

d. Melengkapi persyaratan administrasi untuk klaim asuransi jamsostek

e. Membuat Laporan Bulanan K3L.

3. Anggota (Site Manager, Supervisor, Mekanik, wakil pekerja,

subkontraktor)

a. Menjamin pelaksanaan K3L di proyek

b. Menjamin terlaksananya Surat Izin Bekerja bersama anggota tim HSE

lainnya

c. Memantau pelaksanaan K3L

d. Mengikuti kegiatan Inspeksi K3L

e. Membuat laporan – laporan terjadinya situasi darurat ke atasan

4. Security
a. Memantau keamanan proyek dan mengendalikan situasi darurat

b. Mengikuti kegiatan inspeksi k3L bersama

c. Membuat laporan terjadinya situasi darurat ke atasan maupun ke pihak

eksternal apabila diperlukan

4.2.6. Perlengkapan dan Sarana Penunjang K3L

1. Alat Pengaman Diri ( APD)


Proyek Mampang Office 96
BAB IV TOPIK KHUSUS

Alat Pelindung Diri (APD) adalah Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal

Protective Equipment adalah alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan

untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan

yang memiliki potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung

Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko

pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.

APD (Alat Pelindung Diri ) dalam setiap perkerjaan berbeda – beda. Karena APD

ini digunakan sesuai dengan potensi bahaya kerja atau resiko kecelakaan kerja.

Alat- alat APD sebagai berikut :

a. Helm

Helm harus dipakai pada pekerjaan konstruksi/struktur dan ada kemungkinan

adanya benda jatuh, diharapkan bisa menahan benda-benda jatuh yang relatif kecil

dan mencegah adanya benturan kepala dengan benda keras.

Gambar 4.2.1 : Helm

b. Safety Boots
Proyek Mampang Office 97
BAB IV TOPIK KHUSUS

Sepatu kerja digunakan untuk melindungi & mencegah resiko luka dibagian kaki

yang diakibatkan oleh benturan, tertindih beban, tertusuk benda tajam, terkena

cairan bahan kimia. Sepatu safety harus selalu digunakan saat bekerja untuk

melindungi kaki dari luka.

Gambar 4.2.3 : Safety Boots

C. Body Harness

Untuk pelaksanaan kerja pada suatu tempat yang tinggi dan sudah diperkirakan

ada bahaya jatuh, tenaga kerja diharuskan memakai Safety Belt.

Proyek Mampang Office 98


BAB IV TOPIK KHUSUS

Gambar 4.2.4 : Body Harness

d. Sarung Tangan

Untuk melindungi tangan dari kemungkinan terkena benda tajam atau yang akan

mencederai, pekerja harus memakai sarung tangan.

Gambar 4.2.5.Sarung Tangan

e. Kaca Mata Pengaman

Untuk melindungi mata dari sinar yang menyakitkan, debu atau benda-benda lain

yang mengganggu mata, pekerja harus dilengkapi dengan memakai kaca mata

pengaman.

Proyek Mampang Office 99


BAB IV TOPIK KHUSUS

Gambar 4.2.6. Kacamata Pengaman

f. Masker
Untuk melindungi pernapasan dari kemungkinan terhisapnya debu, serbuk-serbuk

halus dan gas yang akan mengganggu pernapasan pekerja, maka pekerja harus

dilengkapi dengan alat pelindung pernapasan atau masker.

Gambar 4.2.7 : Masker

g. Sumbat Telinga /Ear Plug

Untuk melindungi telinga dari suara-suara keras/bising yang sudah melebihi nilai

ambang batas yang diijinkan, pekerja kerja harus dilengkapi dengan sumbat

telinga.

Proyek Mampang Office 100


BAB IV TOPIK KHUSUS

Gambar 4.2.8. Ear Plug

h. Rompi

Untuk melindungi badan atau kulit dari kemungkinan yang akan mengganggu,

pekerja diharuskan memakai rompi.

Gambar 4.2.9. Rompi

2. Rambu – Rambu K3L

Proyek Mampang Office 101


BAB IV TOPIK KHUSUS

Pemasangan rambu–rambu dan sign board dilapangan berupa gambar dan tulisan

yang mempunyai makna larangan, perhatian dan anjuran sebagai salah satu

sosialisasi keselamatan kerja

Gambar 4.2. 10 Contoh Rambu K3 pada Proyek

3. APAR

Proyek Mampang Office 102


BAB IV TOPIK KHUSUS

Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguisher) yang biasanya disingkat dengan APAR

adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran

kecil. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang

diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Dalam hal Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh

setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam

keselamatan pekerja dan asset perusahaannya. Pada proyek ini APAR dipasang pada

pos satpam, dan pada area site office

Gambar 4.2.11.. .APAR

4. Sarana Safety Untuk Proteksi

Proyek Mampang Office 103


BAB IV TOPIK KHUSUS

Sarana safety untuk proteksi dipasang pada area-area pekerjaan yang berbahaya,

seperti pada area sisi luar gedung. Sarana safety untuk proteksi area sisi luar gedung

yaitu railing, safetynet, dan life line.

Gambar 4.2.12. Sarana pengaman di sisi luar bangunan yang terpasang

5. Kotak P3K
Pada proyek ini disediakan kotak P3K di ruang P3K yang berisikan:
1) Kain kassa
2) Perban
3) Plester

Proyek Mampang Office 104


BAB IV TOPIK KHUSUS

4) Balsem
5) Desinfektan (alkohol 70% revanol)
6) Obat luka
7) Salep luka bakar
8) Eye wash
9) Gunting kecil, dll

Gambar 4.2.13. Kotak P3K

6. Fasilitas Housekeeping

Fasilitas housekeeping berperan penting dalam menunjang kebersihan proyek.

Fasilitas housekeeping meliputi

1. Tempat Pembuangan Limbah Proyek

Proyek Mampang Office 105


BAB IV TOPIK KHUSUS

Gambar 4.2.14. Tempat Pembuangan Limbah Proyek

2. Area merokok

Gambar 4.2.15. Area Merokok.

4.2.7. Perencanaan K3L

Proyek Mampang Office 106


BAB IV TOPIK KHUSUS

a. Sebelum pekerjaan fisik proyek dimulai, proyek harus terlebih dahulu membuat

Perencanaan K3L, termasuk denah proyek lengkap dengan jalan keluar dan

masuk proyek, posisi fasilitas K3L yang ada di proyek dan jalur evakuasi.

b. Pemasangan bendera & pembentukan P2K3.

c. Informasi penting antara lain :

- Peraturan K3L di daerah / kawasan setempat (bila ada).

- Nomor telepon pejabat yang berwenang di proyek.

- Alamat & nomor telepon Rumah Sakit rujukan.

- Alamat & nomor telepon Kantor Polisi terdekat.

- Alamat & nomor telepon Kantor SAR.

- Alamat & nomor telepon Dinas Pemadam Kebakaran terdekat.

d. Kelengkapan perencanaan K3L, juga harus dilengkapi dengan dokumen-

dokumen yang ditentukan dalam peraturan Pemerintah seperti:

- Dokumen pendaftaran proyek pada Kantor Jamsostek (setempat)

- Dokumen pendaftaran proyek pada Kantor Depnakertrans (setempat)

- Surat pemberitahuan keberadaan proyek pada institusi-institusi terkait yang

diperlukan seperti Kelurahan, Kecamatan, dll.

4.2.8. Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko (IBPR)


a. Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko (IBPR) adalah

mengidentifikasi atau mengenali suatu tindakan atau kegiatan pekerjaan yang

Proyek Mampang Office 107


BAB IV TOPIK KHUSUS

akan atau sedang dilakukan, yang beresiko terjadinya kecelakaan dan

diupayakan tindakan pencegahannya untuk menghilangkan resiko terjadinya

kecelakaan kerja.

b. Setiap pekerjaan beresiko tinggi penanggung jawab pekerjaan telah

melengkapi Surat Ijin Bekerja kepada safety.

4.2.9. Program Kerja K3L

1. Safety Induction

1) Dilakukan setiap ada pekerja baru dan tamu. Safety Induction ini ditujukan

untuk tamu, pekerja baru & pegawai baru yang berisi mengenai penggunaan

APD, denda, evakuasi dan lain-lain.

2) SHE Induction di proyek dilakukan untuk membersihkan pengarahan oleh

personil SHE kepada setiap pekerja yang baru dan oleh Security kepada

setiap tamu/non pekerja yang datang.

3) Setelah mengikuti safety induction , pekerja baru diberikan APD, meliputi

helm, rompi, dan sepatu kerja standar.

2. Rapat K3L

1) Rapat K3L adalah pertemuan atau rapat untuk membahas kondisi dan

permasalahan di lapangan khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan

K3L.

2) Dilakukan seminggu sekali , sesuai jadwal berikut :

Proyek Mampang Office 108


BAB IV TOPIK KHUSUS

- Rapat internal tim HSE, dilakukan setiap hari Senin

- Rapat K3L tim HSE dengan mandor dan subkon , dilakukan setiap hari

rabu.

3) Rapat K3L dapat dilaksanakan dengan cara digabung dengan rapat

koordinasi pelaksanaan lapangan, dengan materi yang dibahas tercatat jelas

dalam Risalah Rapat ; seperti :

- Hasil evaluasi K3L.

- Laporan kecelakaan yang terjadi serta langkah-langkah perbaikannya.

- Masalah-masalah yang mungkin akan terjadi dan tindakan pencegahannya.

3. Inspeksi K3L
a. Inspeksi K3L adalah inspeksi yang dilakukan 1 minggu sekali oleh PM & K3L

proyek untuk memeriksa dan memastikan bahwa semua pekerja melaksanakan

K3L secara konsisten.

b. Yang diperiksa saat inspeksi K3L adalah sesuai dengan standar K3L,

sebagaimana checklist yang tercantum pada laporan inspeksi.

c. Tanggungjawab pencatatan dari penyimpangan K3L selama inspeksi

dilakukan oleh Safety Officer (dicatat dan dijelaskan pada Form Laporan

Ketidaksesuaian) dan Safety Officer bertanggungjawab untuk

mendistribusikan laporan ketidaksesuaian tersebut kepada pihak-pihak yang

harus menindaklanjuti.

Proyek Mampang Office 109


BAB IV TOPIK KHUSUS

d. Pelaksanaan perbaikan yang dilakukan oleh pihak terkait dimonitor langsung

oleh Safety Officer.

4. Safety Patrol
a. Safety Patrol adalah patroli rutin siap harinya yang dilakukan oleh Team

Safety untuk memonitor keadaan/kondisi lapangan dan mengawasi

pelaksanaan kegiatan pekerjaan serta melakukan tindakan pencegahan agar

tidak terjadi kecelakaan.

b. Bila ditemukan keadaan yang berbahaya, maka Safety Supervisor/Officer

harus segera/langsung memberikan perintah secara lisan di tempat untuk

menghentikan pekerjaan. Bilamana potensi bahaya yang bisa langsung

diatasi/diperbaiki dalam waktu yang sangat singkat, maka Safety

Supervisor/Officer harus menunggu dan mengawasi perbaikan tersebut sampai

selesai untuk kemudian mengijinkan pekerjaan dilanjutkan. Namun bilamana

perbaikan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat, maka Safety

Supervisor/Officer setelah memberikan perintah lisan pekerjaan dihentikan,

selanjutnya meneruskan dengan proses pembuatan laporan ketidaksesuaian

(Form Laporan Ketidaksesuaian).Tanggung jawab pencatatan dari

penyimpangan K3L selama safety patrol dilakukan oleh Safety

Supervisor/Officer (dicatat dan dijelaskan pada Form Laporan

Ketidaksesuaian) dan Safety Supervisor/Officer bertanggungjawab untuk

Proyek Mampang Office 110


BAB IV TOPIK KHUSUS

mendistribusikan Laporan Ketidaksesuaian tersebut kepada pihak-pihak yang

harus menindaklanjuti.

c. Bila ditemukan pekerjaan berbahaya yang dilakukan tanpa Surat Ijin Bekerja

yang berlaku, maka Safety Supervisor/Officer dapat menghentikan pekerjaan

tersebut, dan selanjutnya meneruskan dengan proses pembuatan Laporan

Ketidaksesuaian dan bila perlu berikut Surat Peringatan K3L.

5. Safety Morning & Toolbox Meeting


1. Safety morning ini ditujukan kepada para pekerja dan personil yang berada di

area kerja. Inti dari safety morning ini memberikan pengarahan tentang

pelaksanaan K3L dan bertujuan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan

selamat. Safety talk dihadiri oleh :

1. Perwakilan dari Owner

 Project Manager & Site Manager.

 Seluruh karyawan Staff Kontraktor & Subkontraktor.

 Seluruh Mandor & pekerja yang terlibat aktivitas proyek.

a. Pengarahan ini dilakukan 1 minggu sekali setiap hari rabu pagi sebelum

pekerjaan dimulai

b. materi yang disampaikan antara lain mengenai hal-hal sebagai berikut

 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).

Proyek Mampang Office 111


BAB IV TOPIK KHUSUS

 Kondisi area kerja & potensi bahaya dari pekerjaan yang akan dilakukan

serta tindakan pencegahannya.

 Menjaga kebersihan lingkungan kerja.

 Tata tertib dan peraturan yang berlaku harus diperhatikan dan dipatuhi oleh

semua pekerja yang ada di lingkungan proyek.

c. Toolbox meeting dilaksanakan bersamaan dengan safety morning, dan

hanya dilakukan untuk kondisi dan pekerjaan tertentu yang memerlukan

perhatian khusus.

Gambar 4.2. 16 Safety Morning

4.2.10. Permasalahan penerapan K3L

Program kerja K3L pada hakikatnya bertujuan untuk menjamin keselamatan dan

kesehatan seluruh komponen pada proyek ini. Namun dalam penererapannya masih

terdapat permasalahan. Permasalahan yang sering terjadi adalah kurangnya kesadaran

pekerja dalam melaksanakan aturan K3, contohnya dalam penggunaan APD.

Proyek Mampang Office 112


BAB IV TOPIK KHUSUS

Gambar 4.2.17 Pekerja yang tidak memakai body harness saat bekerja

Selain itu, permasalahan yang sering terjadi adalah permasalahan kebersihan

lingkuangn kerja. Dalam pengerjaan proyek konstruksi, kebersihan

lingkungan kerja wajib diperhatikan agar tercipta suasana yang nyaman,

sehingga pekerja dapat bekerja dengan baik dan lancar. Namun dalam

lapangan ditemukan tumpukan sampah-sampah kayu dan limbah proyek

lainnya

Proyek Mampang Office 113


BAB IV TOPIK KHUSUS

Gambar 4.2.18.Tumpukan Sampah di Lapangan

Proyek Mampang Office 114

Anda mungkin juga menyukai