Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. Adi Setiawan (5101150100)
2. M Ilham Hidayatulloh (5101150097)
3. Lamhot Frengky (5101150096)
4. Fadly Fachrurrozi (5101150095)
5. Arief Perdana (5101150094)
6. Muhamad Samhari
FAKULTAS TEKNIK
JAKARTA
2018
MENGINDENTIFIKASI SUMBER DAYA AIR DI JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Jakarta merupakan Ibukota negara Republik Indonesia dan menjadi pusat kegiatan
pemerintahan, ekonomi, politik, sosial budaya, dan kegiatan lainnya. Peningkatan jumlah
penduduk yang terus bertambah dalam waktu yang relatif singkat memerlukan dukungan
sarana dan prasarana serta mengakibatkan timbulnya permasalahan permasalahan sebagai
dampak peningkatan jumlah penduduk tersebut.
Salah satu permasalahan yang selalu timbul setiap tahun adalah banjir, baik banjir
kiriman maupun banjir lokal. Banjir kiriman merupakan banjir akibat hujan deras di
kawasan Bogor, sedangkan banjir lokal adalah banjir yang terjadi akibat hujan lokal di
Jakarta. Banjir kiriman, seperti terjadi tahun 1996, mengikuti pola aliran sungai dan banjir
lokal melanda dataran rendah secara merata. Disamping daerah langganan banjir sudah
tertentu, ada juga daerah yang selama ini tidak terkena banjir, tetapi pada bulan Maret 2002
yang lalu juga dilanda banjir besar.
Frekuensi banjir di Jakarta sudah semakin meningkat, salah satu penyebab utamanya
adalah minimnya ketersediaan prasarana saluran-saluran drainase. Untuk mengurangi
dampak negatif tersebut, dibutuhkan suatu perencanaan di bidang drainase yang terpadu
sehingga dapat menjadi panduan perencanaan pembangunan sarana dan prasarana Kota
Jakarta.
Sistem pembuangan air atau drainase di DKI Jakarta bermasalah, karena hal inilah
Jakarta seringkali dilanda banjir setiap tahunnya. Sebagian drainase di di Jakarta tidak
berfungsi optimal, karena sungai belum dikeruk, selain itu sungai-sungai di di Jakarta
banyak mengalami penyempitan dan pendangkalan.
Indentifikasi daerah rawan genangan air dan banjir di daerah jalan Cikini Raya
Mengetahui keadaan existing daerah jalan Cikini raya
Observasi tindakan pemerintah dalam mengatasi daerah yang terkena genangan di
daerah jalan Cikini raya
Atas dasar permasalahaan di atas, tujuan yang diharapkan dari pembuatan tugas ini adalah :
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia,
drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah.
Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Definisi drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha
untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. (Dr. Ir. Suripin,
M.Eng.,)
Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota sudah pasti
dapat menimbulkan permasalahan drainase yang cukup komplek. Dengan semakin
kompleknya permasalahan drainase di perkotaan, maka di dalam perencanaan dan
pembangunan bangunan air untuk drainase perkotaan, keberhasilannya tergantung pada
kemampuan masing-masing perencana. Dengan demikian di dalam proses pekerjaan
memerlukan kerjasama dengan beberapa ahli di bidang lain yang terkait.
3. Menurut Fungsi
Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan,
misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah
domestik, air limbah industri dan lain – lain.
Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air
buangan baik secara bercampur maupun bergantian.
4. Menurut Konstruksi
Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air
non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran
kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang
terletak di kota/permukiman.
d. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar
Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun
waktu di mana air tersebut terkonsentrasi, dengan satuan mm/jam. Besarnya intensitas
curah hujan sangat diperlukan dalam perhitungan debit banjir rencana berdasar metode
rasional durasi adalah lamanya suatu kejadian hujan. Intensitas hujan yang tinggi pada
umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan meliputi daerah yang tidak sangat
luas.Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat
berlangsung dengan durasi cukup panjang.Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi
dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume
air bagaikan ditumpahkan dari langit.
Presipitasi atau curah hujan dibagi atas curah hujan terpusat (point rainfall) dan curah
hujan daerah (areal rainfall). Curah hujan terpusat (point rainfall) adalah curah hujan yang
didapat dari hasil pencatatan alat pengukur hujan atau data curah hujan yang akan diolah
berupa data kasar atau data mentah yang tidak dapat langsung dipakai. Curah hujan daerah
(arael rainfall) adalah curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan
pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir yaitu curah hujan rata-rata diseluruh
daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu curah hujan daerah
ini disebut curah hujan wilayah atau daerah dinyatakan dalam mm. Bila dalam suatu
daerah terdapat beberapa stasiun atau pos pencatat curah hujan, maka untuk mendapatkan
curah hujan areal adalah dengan mengambil harga rata-ratanya.
Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah
yang begitu besar. Banjir merupakan salah satu masalah yang seriusbagi sebagian kota
Indonesia. Khususnya pada musim hujan. Terutama hujan-hujan besar sehingga kota
menjadi tergenang yang sangat mengganggu aktivitas sosial dan pemerintahan serta
menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat dan pemerintah kota.
Penyebab Banjir
Menurut kodoatie dan sugiyanto, 2002, banjir dan genangan yang terjadi di suatu lokasi
di akibatkan oleh :
Perubahan tata guna lahan (land-use) di daerah aliran sugai (DAS)
Pembuangan sampah
Erosi dan sendimentasi
Kawasan kumuh di sepanjang sungai/drainase
Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat
Curah hujan
Pengaruh Fisiografi/geofisik sungai
Kapasitas sungai dan drainaseyang tidak memadai
Pengaruh air pasang
Penurunan tanahdan rob(genangan akibat pasang air laut)
Drainae lahan
Bendung dan bangunan air
Kerusakan bangunan pengendalian banjir.
Intensitas adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya, mm/menit,
mm/jam, mm/hari.
Lama waktu (duration) adalah lamanya curah hujan (durasi) dalam menit atau
jam.
Tinggi hujan adalah jumlah atau banyaknya hujan yang dinyatakan dalam
ketebalan air di atas permukaan datar, dalam mm.
Frekuensi adalah frekuensi kejadian, biasanya dinyatakan dengan waktu ulang
(return period) T, misalnya sekali dalam T (tahun).
Luas adalah luas geografis curah hujan
5.1 Kesimpulan
Dari data dan pengamatan yang kami lakukan dilapangan, dapat di simpulkan bahwa :
1. Penyebab terjadi nya genangan atau banjir di Raya Cikini dikarenakan oleh saluran
drainase yang kurang terawat
2. Saluran Drainase yang tersedia tersumbat oleh banyaknya sampah di dalam
drainase tersebut
3. Daerah Jalan Cikini raya termasuk daerah yang padat dengan pembangunan
4. Banyaknya pembangunan gedung sehingga daerah resapan air dan aliran air
menjadi terhambat
5. Kurang nya kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempat nya, sehingga
drainase yang seharus nya bebas dari sampah malah di jadikan temapat
pembuangan.
6. Dilakukannya perencanaan ulang dimensi saluran untuk beberapa ruas saluran
menggunakan periode ulang 5 tahun untuk saluran sekunder dan periode ulang 10
tahun untuk saluran primer
5.2 Saran
1. Dalam perencanaan dimensi saluran drainase perkotaan, akan lebih efisien apabila
membuat kontruksi lebar dasar saluran yang kecil dan memperbesar tinggi saluran
tertapi dalam batas kewajaran. Karena terbatasnya lahan diperkotaan dan untuk
menhindari terjadinya penggusuran tempat pemukiman.
2. Jika tidak memiliki data primer sebaiknya dilakukan pengukuran langsung ke
lapangan agar didapatkan hasil perhitungan yang lebih akurat
3. Pada perencanaan sistem drainase perkotaan sebaiknya menggunakan data curah
hujan dan sangat dianjurkan untuk menggunakan hasil pengukuran curah hujan
dengan alat ukur otomatis.
4. Dalam perawatan drainase perkotaan , sebaiknya rutin di adakan pengecekan
berkala dalam jangaka waktu dekat secara rujin oleh Dinas Sumber Daya Air ,
maka akan lebih terkontrol jika terjadi intensitas curah hujan tinggi drainase sudah
siap menampung aliran hujan tersebut