Anda di halaman 1dari 1

Dewan Pertimbangan Agung (disingkat DPA) adalah bekas lembaga tinggi negara

Indonesia menurut UUD 45 yang fungsinya memberi masukan atau pertimbangan kepada
presiden.

DPA dibentuk berdasarkan Pasal 16 UUD 45. Ayat 2 pasal ini menyatakan bahwa DPA
berkewajiban memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul
kepada pemerintah. Dalam penjelasan Pasal 16 disebutkan bahwa DPA berbentuk Council of
State yang wajib memberi pertimbangan kepada pemerintah.

Pada 25 September 1945, DPA dibentuk melalui pengumuman pemerintah (Berita Republik
Indonesia No. 4) dengan ketua R. Margono Djojohadikusumo. Anggota DPA pertama ini
berjumlah sebelas orang. Di antaranya adalah Radjiman Widiodiningrat, Syekh Djamil
Djambek, Agus Salim dan dr. Latumeten. Tidak banyak yang dikerjakan DPA pertama ini.
Ketika sistem pemerintahan berubah menjadi kabinet parlementer keberadaan DPA menjadi
tidak berarti. Walau tetap eksis sampai pada 1949 tapi nasib DPA sebagai lembaga
konstitusional menjadi terpuruk.

Periode berikutnya posisi DPA makin tidak jelas. Kondisi ini berlangsung hingga Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959. DPA Sementara dibentuk berdasarkan Penetapan
Presiden No. 3 Tahun 1959, 22 Juli 1959. Ketuanya dirangkap oleh Presiden Soekarno. DPA
definitif baru muncul pada 1967 melalui UU No. 3 Tahun 1967 yang disahkan pejabat
Presiden Soeharto.

Namun dalam UUD 45 yang telah diamandemen, lembaga ini dihapuskan berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 135 /M/ 2003 pada tanggal 31 Juli 2003.[1]

Anda mungkin juga menyukai