Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

TEKNOLOGI KOMUNIKASI GEOLOGI

DI SUSUN OLEH :

HUSIN
F1D215004

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2018
1. GEOMORFOLOGI
a. Bentukan Asal Struktural.

Pada daerah telitian sebagian besar merupakan bentukan asal struktural akibat
pengaruh kuat struktur geologi yang berkerja berupa pengangkatan, perlipatan, dan
pensesaran, sehingga batuanya berupa batuan metamorf (sabak,secist dan gneis) dan
sedikit ditemukan batuan beku, bentukan lahan daerah ini berupa daerah perbukiran
dengan kemiringan lereng sangat curam sampai sedang.

b. Bentukan Asal Fluvial

Bentukan asal pluvial pada daerah telitian paling sedikit dijumpai karena
bentukan struktural yang paling mendominasi pada daerah ini, pada daerah
diperkirakan berupa dataran yang tersusun dari bahan lapukan dan erosi dari
perbukitan yang ada disekitarnya, batuanya berupa batuan lempung, batupasir,
batulanau konglomerat dan batuan serpih.

2. STRATIGRAFI
Batuan yang paling mendominasi pada daerah telitian berupa batuan
metamorf yang berupa batusabak, batusekis, batu filit dll, batuan ini diperkirakan
yang paling tua karena mengalami pengankatan, se;lain itu juga ditemukan sedikita
batuan beku (granuit, granodiorit) dari formasigranit bangai pada daerah telitian yang
beupa intrusi. Selanjutnya batuan. Selain batuan metamorf dan beku juga ditemukan
batuan sedimen yang berupa Breksi, konglomerat, dan batu pasir dengan sisipan
serpih.dari formadsi Bobong) batuan sedimen ini diperkirakan memiliki umur yang
paling muda karena berasal dari lapukan batuan sebelumnya. Pada daerah telitian ini
terdapat dua formasi dan 3 satuan batuan yaitu formasi bobong dan formasi mananga
serta satuan batuan granit Bangai, Diabas, dan satuan batuan maliha.

3. TEKTONIKA
Daerah telitian termasuk dalam kawasan Maluku Utara yang merupakan kawasan
yang didominasi oleh perairan, dengan perbandingan luas daratan dan laut adalah 1 :
3. Kawasan ini terdiri atas 353 pulau dengan luas kira-kira 32.000 km², yang tersebar
di atas perairan seluas 107.381 km². Gugusan kepulauan di kawasan Maluku
Utara terbentuk oleh relief-relief yang besar, Palung-palung samudra, dan Punggung
Pegunungan yang sangat mencolok saling bersambung silih berganti. Secara umum
struktur fisiografi kawasan Maluku Utara terbentuk dari zona pertemuan dua sistem
bentang alam. Kedua sistem bentang alam tersebut antara lain adalah Sistem Bentang
Alam Sangihe dan Sistem Bentang Alam Ternate, dengan batasnya adalah
CekunganCelebes di barat dan Cekungan Halmahera di timur.
Zona benturan Laut Maluku merupakan bagian yang paling rumit di
kawasan ini. Lempeng Laut Maluku, yaitu sebuah lempeng benua kecil
mengalami tumbukan ke Palung Sangihe di bawah Busur Sangihe di barat dan ke
arah timur di bawah Halmahera, sedangkan di sebelah selatannya terikat oleh Patahan
Sorong.
Busur dalam Halmahera yang bersifat vulkanis berkembang di sepanjang
pantai barat Halmahera dan menghasilkan pulau-pulau lautan yang bersifat vulkanis,
antara lain adalah : Ternate, Tidore, Makian dan Moti. Mare terbentuk dari material
vulkanis yang terangkat, sedangkan Kayoa berasal dari terumbu karang yang
terangkat. Mayu dan Tifore yang terletak di sepanjang gigir tengah Laut Maluku yang
meninggi merupakan keping Melange aktif .

Anda mungkin juga menyukai