Anda di halaman 1dari 9

devisofiah23.blogspot.co.

id

Gejala, Penyebab, Dan Dampak Pemanasan


Global (Global Warming)

Pemanasan global (global warming) pada dasarnya


merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari
tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green
house effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi
gas-gas seperti karbondioksida (CO 2), Metana (CH 4),
Dinitrooksida (N 2O), Ozone (O 3) dan CFC sehingga energi
matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.   Fenomena
lain yaitu proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut
dan daratan bumi.

Senyawa-senyawa yang mengalami peningkatan,


berkontribusi besar terhadap pemanasan global yaitu gas
CO2.   Gas tersebut memiliki sifat seperti kaca yang
meneruskan radiasi gelombang pendek atau cahaya
matahari, tetapi menyerap dan memantulkan radiasi
gelombang panjang atau radiasi balik yang dipancarkan
bumi yang bersifat panas, sehingga suhu atmosfer bumi
semakin meningkat, seperti dalam rumah kaca yang selalu
panas dibanding suhu udara di luarnya.  Karena itu disebut
sebagai gas rumah kaca yang memicu terjadinya
pemanasan global dan perubahan iklim.   Sumber paling
besar berasal dari pembakaran energi fosil seperti minyak,
gas alam dan batu bara.  Berdasarkan hasil riset beberapa
orang yang melakukan penelitian pembakaran 1 liter bensin
atau premium akan menghasilkan sekitar 2,63 kg CO 2.  Bisa
dihitung berapa jumlah CO 2 yang dihasilkan tiap hari khusus
dari aktifitas transportasi yang menggunakan kendaraan
bermotor.

1.1  Gejala Pemanasan Global

Ada beberapa fenomena alam yang dirasakan dalam


kejadian-kejadian berikut, yang merupakan beberapa gejala
pemanasan global :

1.      Kebakaran hutan besar-besaran

Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat


juga terbakar ludes.   Kebakaran hutan meluluhlantahkan
lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga.  
Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan
temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih
cepat.   Musim semi datang lebih awal sehingga salju
meleleh lebih awal juga.   Area hutan lebih kering dari
biasanya dan lebih mudah terbakar.

2.      Situs purbakala cepat rusak

Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs


bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak
dibandingkan beberapa waktu silam, banjir, suhu yang
ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua.

3.      Ketinggian gunung berkurang

Tanpa disadari banyak orang, Pegunungan Alpen mengalami


penyusutan ketinggian.   Ini disebabkan melelehnya es di
puncaknya.   Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah
mendorong permukaan bumi akibat tekanannya.   Saat
lapisan es meleleh, bobot ini terangkat dan permukaan
perlahan terangkat kembali.
4.      Satelit bergerak lebih cepat

Emisi karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas,


bahkan berimbas ke ruang angkasa.  Udara di bagian terluar
atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumlah karbondioksida
yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas
menyatu lebih lambat dan cenderung memancarkan energi
dan mendinginkan udara sekitarnya.   Makin banyak
karbondioksida diatas sana, maka atmosfer menciptakan
lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.

5.      Hanya yang terkuat yang bertahan

Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya makhluk


hidup yang kuatlah yang bisa   bertahan hidup.   Misalnya,
tanaman berbunga lebih cepat di tahun ini, maka migrasi
sejumlah hewan lebih cepat terjadi.  Mereka yang bergerak
lambat akan kehilangan makanan, sementara mereka yang
lebih tangkas bisa bertahan hidup.  Hal serupa berlaku bagi
semua makhluk hidup termasuk manusia.

6.      Pelelehan besar-besaran

Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan


gunung es, tapi juga semua lapisan tanah yang selama ini
membeku.  Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak
menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan
merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan raya, dan
rumah-rumah imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran
tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan
keruntuhan batuan.

7.      Keganjilan di daerah kutub

Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam


memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih
ramai di daerah kutub.   Riset di sekitar sumber air yang
hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya
bagian beku dasar bumi.
8.      Mekarnya tumbuhan di Kutub Utara

Saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman


dan hewan di dataran yang lebih rendah, tercipta pula situasi
yang sama dengan saat matahari terbenam pada biota
Kutub Utara.  Tanaman disitu yang dulu terperangkap dalam
es kini tidak lagi dan mulai tumbuh.  Ilmuwan menemukan
terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di
sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.

9.      Habitat makhluk hidup pindah ke dataran lebih tinggi

Ilmuwan menemukan beberapa hewan telah berpindah ke


dataran lebih tinggi akibat pemanasan global

10.  Peningkatan kasus alergi

Di beberapa tempat kasus alergi dan asma mengalami


peningkatan.   Tingginya level CO 2 dan temperatur
merupakan pemicunya.

1.2  Penyebab Pemanasan Global

Panasnya planet bumi berkaitan langsung dengan gas-gas


rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia.  Berikut
beberapa penyebab terjadinya pemanasan global :

1.    Efek Rumah Kaca

Matahari merupakan segala


sumber energi yang terdapat di
bumi. Sebagian besar energi
matahari, berbentuk radiasi
gelombang pendek (cahaya
tampak).   Energi matahari berubah menjadi panas ketika
sampai di bumi, bumi akan menyerapnya dan sebagian lagi
dipantulkan.   Panas ini berwujud radiasi inframerah
gelombang panjang ke luar angkasa.   Sebagian panas
terperangkap di atmosfer bumi akibat uap air, CO 2 dan
metana yang menumpuk dan menjadikan perangkap
gelombang radiasi ini.   Gas-gas tersebut menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan bumi.  Peristiwa tersebut terjadi terus menerus
sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
naik.

Efek rumah kaca ini dibutuhkan bagi makhluk hidup, karena


tanpa panasnya maka planet bumi akan menjadi sangat
dingin.   Es akan menutupi permukaan bumi karena suhu
bumi hanya 180C apabila gas-gas tersebut telah berlebihan
di atmosfer maka akan mengakibatkan pemanasan global.

Sektor peternakan merupakan penyumbang terbesar dari


efek rumah kaca terhadap pemanasan global yaitu sekitar
18% dibanding 13% yang dihasilkan transportasi di dunia.  
Peternakan yang merupakan penyumbang emisi gas rumah
kaca, diantaranya yaitu :

1)   Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak

2)   Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan

3)   Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging


hewan ternak ke konsumen.

Selain peternakan, penghasil efek rumah kaca yaitu


transportasi, industri, pertanian, hunian bangunan, sampah
dan alih fungsi lahan (pembabatan hutan).

2.    Efek Umpan Balik

Penyebab pemanasan global juga


dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya.  Misalnya yaitu
penguapan air.   Pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyak
air yang menguao ke atmosfer.  Uap air
merupakan salah satu efek gas rumah
kaca, sehingga pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya
suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.

Contoh lain yaitu hilangnya kemampuan memantulkan


cahaya oleh air.  Ketika panas dan suhu bumi meningkat, es
yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang
terus meningkat.   Dengan melelehnya es tersebut maka
daratan atau air di bawahnya akan terbuka.   Hal tersebut
akan lebih banyak menyerap radiasi matahari karena daratan
dan air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih
sedikit dibanding dengan es.  Peristiwa ini akan menambah
pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang
mencair dan menjadi siklus yang terus berkelanjutan.

Selain itu juga pengaruh awan yang memantulkan kembali


radiasi inframerah ke permukaan, sehingga akan
meningkatkan efek pemanasan.

3.    Variasi Matahari

Terdapat hipotesa yang mengatakan bahwa


variasi dari matahari dengan kemungkinan
diperkuat oleh umpan balik awan, dapat
memberi kontribusi dalam pemanasan global. 
Perbedaan mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek
rumah kaca adalah meningkatnya aktifitas matahari akan
memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan
mendinginkan stratosfer.   Fenomena variasi matahari
dikombinasikan dengan aktifitas gunung merapi yang telah
memberikan efek pemanasan.

1.3   Dampak Pemanasan Global

Pemanasan global dipelajari para ilmuwan dengan


menggunakan model komputer dari temperatur, pola
pesipitasi dan sirkulasi atmosfer.   Beberapa prakiraan dan
yang sudah terjadi mengenai dampak pemanasan global
yaitu :
1.    Iklim (cuaca) tidak stabil

Pemanasan global merupakan ancaman yang saat ini sudah


berada di depan mata.   Curah hujan yang sudah tidak
beraturan, dimana yang seharusnya musim kemarau akan
tetapi hujan masih turun bahkan dalam intensitas yang
cukup tinggi.   Musim kemarau dengan panas yang sangat
menyengat.

Diperkirakan selama pemanasan global, belahan bumi


bagian utara akan memanas lebih dari daerah-daerah
lainnya, akibatnya gunung-gunung es akan mencair dan
daratan akan mengecil.   Pada pegunungan di daerah
subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit
serta akan lebih cepat mencair.   Musim tanam akan lebih
panjang di beberapa tempat.   Temperatur pada musim
dingin dan malam hari pun akan cenderung meningkat.

2.    Peningkatan permukaan air laut

Perubahan tinggi rata-rata muka air laut diukur dari daerah


dengan lingkungan yang stabil secara geologi.   Ketika
atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan
menaikkan tinggi permukaan air laut.  Pemanasan juga akan
mencairkan banyak es di kutub terutama sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air laut.  Perubahan tinggi
muka air laut sangat mempengaruhi kehidupan di daerah
pantai.   Erosi dari tebing, pantai dan bukit pasir akan
meningkat ketika tinggi lautan mencapai muara sungai.  
Banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan.

3.    Suhu global meningkat

Di beberapa bagian bumi akan menghasilkan makanan lebih


banyak apabila bumi mengalami kehangatan, tetapi tidak
untuk beberapa tempat seperti Afrika dan Kanada.  Daerah
pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-
gunung yang jauh dapat menderita jika kumpulan salju
musim dingin yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan
mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam.  
Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat.

4.    Gangguan ekdogis (hewan dan tumbuhan)

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit


menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar
lahan telah dikuasai manusia.  Hewan cenderung berimigrasi
ke arah kutub atau ke atas pegunungan.   Tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru
karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat, tetapi
perpindahan akar terganggu juga karena pembangunan yang
dilakukan oleh manusia.   Beberapa spesies yang tidak
mampu secara cepat berpindah, maka akan musnah.

5.    Kesehatan manusia

Di dunia yang hangat atau bahkan panas, akan lebih banyak


orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress
panas.   Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah
tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan
pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena
mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu
dingin bagi mereka.

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan


munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
panas dan kematian.  Temperatur yang panas menyebabkan
gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan
malnutrisi.  Perubahan cuaca yang ekstrim dan peningkatan
permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara
dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan bencana alam (banjir, badai, kebakaran) dan
kematian akibat trauma.  Timbulnya bencana alam biasanya
disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat
pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti : diare,
malnutrisi, difisiensi mikronutrien, trauma psikologis dan
penyakit kulit.

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada


penyebaran penyakit melalui air, seperti demam berdarah.  
Selain lewat air, penyebaran penyakit juga lewat vektor, virus,
bakteri dan plasmodium.

Anda mungkin juga menyukai