Oleh:
YAYAN KARNADHARASAMITA PURNAMA
NIM 072.09.052
PENDAHULUAN
mengakibatkan dunia dilanda krisis energi tak terkecuali Indonesia. Bahan bakar
seperti minyak bumi dan gas alam adalah bahan bakar yang tidak terbarukan.
energi alternatif yang terbarukan, ramah lingkungan, dan efisien. Salah satunya
adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan
bersama mineral serta gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat
dipisahkan dalam suatu sistem panasbumi. Panasbumi adalah sumber daya alam yang
dapat diperbarui, berpotensi besar serta sebagai salah satu sumber energi pilihan
dunia, yaitu sekitar 40% dari total cadangan panasbumi dunia.Untuk dapat
dengan tempat lain berbeda-beda, sehingga diperlukan observasi lanjut pada tiap
Maksud dari dilakukannya studi analisis ini adalah untuk menganalisa data–
Judul yang diajukan untuk penelitian ini adalah “Studi Mineral Alterasi
Sumatera Selatan” (Judul dapat berubah sesuai ketersedian data serta persetujuan
dari pemilik data, dalam hal ini PT. Pertamina Geothermal Energy).
Data yang digunakan adalah milik PT. Pertamina Geothermal Energy (jika
disetejui). Bahasan masalah yang utama pada penelitian ini adalah menentukan zona
alterasi hidrotermal dan karakteristik reservoir dengan metoda sampling dan analisis
deskriftif.
Daerah penelitian adalah salah satu dari daerah operasi PT. Pertamina
Geothermal Energy khususnya wilayah kerja Lumut Balai, Muara Enim, Sumatera
TEORI DASAR
reservoir, batuan penutup, sumber fluida dan siklus hidrologi. Sistem ini erat dengan
punggungan, pemekaran benua, di atas zona subduksi dan anomali pelelehan dalam
lempeng. Panas dari sistem ini ditransfer ke permukaan melalui 3 cara, yaitu:
konduksi, konveksi dan radiasi. Transfer panas melalui bahan akibat adanya interaksi
partikel penyusum batuan tersebut tanpa ada perpindahan massa partikel batuan
tersebut transfer panas konduksi. Transfer panas yang diikuti dengan perpindahan
massa partikel batuan disebut transfer panas konveksi. Sedangkan panas yang
dihasilkan oleh peluruhan alami unsure radioaktif dalam mantel adalah transfer panas
radiasi.
Litologi dari sumber panas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
besar panas yang dihasilkan dalam suatu sistem panasbumi. Pada umumnya, sumber
beku yang berbeda-beda. Sesuai dengan deret Bowen, sumber panas basaltic akan
kompleks dari proses tektonik aktif. Reservoir panasbumi yang produktif memiliki
permeabilitas tinggi, geometri reservoir yang besar dan kandungan fluida air yang
tinggi. Intensitas proses tektonik aktif yang tinggi menyebabkan permeabilitas pada
rendah, sehingga dapat menahan panas atau fluida yang terdapat di reservoir. Pada
umumnya litologi batuan penutup dapat berupa aliran batuan vulkanik, batuan
dengan adanya manifestasi permukaan yang dapat berupa mata air panas, solfatara,
fumarola dan batuan ubahan hasil interaksi fluida panas dengan batuan sekitarnya.
perpindahan panas alami dalam volume tertentu dari kerak bumi yang membawa
panas dari sumber panas ke tempat pelepasan panas, yang umumnya adalah
permukaan tanah.
Sistem panasbumi ini dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis sistem (Hochtein &
atau tanpa jejak dari fluida magmatik. Daerah rembesan berfasa cair
dilengkapi air meteorik yang berasal dari daerah resapan. Sistem ini
terdiri atas: sumber panas, reservoir dengan fluida panas, daerah resapan
Gambar 2.1 Penampang ideal suatu sistem panasbumi (Dickson & Fanelli, 2004)
Sistem panasbumi bersuhu tinggi yang berasosiasi dengan gunung api dapat
dibagi menjadi Sistem panasbumi satu fasa ( air hangat, air panas, dan uap panas )
dan sistem panasbumi dua fasa ( dominasi uap dan dominasi air ).
rongga – rongga batuan reservoirnya sebagian besar berisi uap panas. Dalam
terbuka atau rekahan – rekahan sedangkan air mengisi pori – pori batuan.
Karena jumlah air yang terkandung dalam pori – pori batuan relatif sedikit,
maka saturasi air mungkin sama atau hanya sedikit lebih besar dari saturasi
air konat sehingga air terperangkap dalam pori – pori batuan dan tidak
bergerak, oleh sebab itu hanya uap air saja yang terproduksi ke lubang bor.
massa zat alir yang meningkat. Sumber panas umumnya berupa vulkan
berumur Miosen atau Kuarter maupun intrusi dan terdapat pada kedalaman 2
- 7 km. Saturasi air <40% dan saturasi uap >60%. Besarnya suhu dan tekanan
pada reservoir mendekati entalpi maksimum uap kering (~240˚C dan 3,3
MPa) dan bersifat konstan hingga pada bagian bawah zona uap. Batuan pada
reservoir yang memenuhi syarat untuk sistem ini adalah batuan yang
permeabilitasnya kecil (sehingga recharge air kecil ~ <1 mD), serta batuan
1. Sistem dominasi uap kering : Air berubah fasa seluruhnya menjadi uap.
dangkal, dimana sirkulasi aliran air di dalam batuan cadangan uap terdapat
dalam kondisi uap kering dan pemindahan panasnya berbentuk aliran uap
air panas, fumarola dan geiser (Zohdy et.al, 1973). Dari hasil analisis
2. Sistem dominasi uap basah : Adanya percampuran air dan uap panas. Pada
sistem ini terjadi penurunan panas dan air bergerak ke permukaan. Suhu
yang dibutuhkan minimal 100˚C. Energi sistem panasbumi uap basah/ air
air panas dan sinter silika. Dari hasil analisis kimia air panas, sistem
dominasi uap ini jarang dijumpai, antara lain : Larderello (Italia), the
pada fasa cair dan proses perpindahan panas ke permukaan terbentuk tanpa
air umumnya berasosiasi dengan gunungapi strato andesitik. Pada sistem ini
diperkirakan 80% dari batuan reservoirnya berisi air (saturasi air = 80%).
atau fluida yang panas, kemudian bergerak naik ke atas dengan membawa
batuan baik itu kimia, fisika ataupun mineralogi sebagai akibat pengaruh cairan
komponen kimia-nya atau perubahan sifat fisik seperti permeabilitas dan porositas
batuan ( Pirajno,1992).
Alterasi dan mineralisasi bisa juga termasuk dalam proses pergantian unsur-
unsur tertentu dari mineral yang ada pada batuan dinding digantikan oleh unsur lain
yang berasal dari larutan hidrotermal sehingga menjadi lebih stabil. Proses ini
berlangsung dengan cara pertukaran ion dan tidak melalui proses pelarutan total,
artinya tidak semua unsur penyusun mineral yang digantikan melainkan hanya unsur-
perubahan mineralogi, kimiawi, tekstur, dan hasil interaksi fluida dengan batuan
batuan dinding, karakter fluida (Eh, pH), kondisi tekanan maupun temperatur pada
faktor–faktor di atas saling terkait, tetapi temperatur dan kimia fluida kemungkinan
merupakan faktor yang paling berpengaruh pada proses alterasi hidrotermal. (Creasy,
1961).
mineral, pada suhu yang lebih tinggi akan membentuk suatu mineral
menjadi lebih kristalin, menurut Noel White (1996), kondisi suhu dengan
tekanan dapat dideterminasi berdasarkan tipe alterasi yang terbentuk.
akan menjadi lebih besar serta pada batuan yang berpermeabilitas tinggi
terjadinya alterasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam tugas akhir ini, penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan
menggunakan sampel serbuk bor (cutting). Metode deskriptif dalam penelitian ini
serbuk bor. Identifikasi mineral itu sendiri dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
sudah didapatkan hasil berupa data yang kemudian diolah untuk dilakukan analisis.
Hasil pengolahan data dari metode deskriptif akan didapatkan data berupa litologi,
stratigrafi, temperatur dan alterasi batuan pada sumur penelitian. Kemudian data
berdasarkan teori yang mendukung penelitian ini. Tahap studi pustaka ini
sangat penting dipakai untuk menjadi acuan pertama menentukan
data primer antara lain dengan mengambil sampel serbuk bor yang
terdapat pada zona alterasi dan batuan reservoirnya. Sampel batuan ini
3. Tahap pengolahan dan analisis data, pada tahap ini terdiri dari beberapa
langkah, yaitu :
a. Analisis petrologi
b. Analisis petrografi
polarisasi.
d. Analisa temperatur
indikator.
Interpretasi data dilakukan setelah semua tahapan mulai dari studi pustaka,
pengumpulan data serta tahapan pengolahan dan analisis data yang telah
selesai dilakukan.
III.4 Diagram Alir
Studi Pustaka
Geologi Regional Tahap Persiapan
Penelitian Lapangan:
Pengambilan Data Tahap Penelitian
Pengambilan Sampel Batuan Lapangan
Dokumentasi
Pengolahan Data
Tahap Pengolahan
Data
Zona Alterasi
Temperatur Hidroterrnal
Kedalaman dan
Karakteristik Tahap Penyusunan
Reservoir Laporan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menentukan zona-zona
diketahui karakteristik reservoir pada lapangan produksi (dalam hal ini yang
dimaksud adalah lapangan produksi milik PT. Pertamina Geothermal Energy (jika
disetujui)).
BAB V
RENCANA KERJA
Armstead, H.C.H., 1979, Geothermal Energy, E & FN, Spoon. Ltd London City
Reprinted.
Goff, F., dan Janik, C.J., 2000, Geothermal Systems, dalam Sigurdsson, H.
Guilbert, G.M & Park, C.F., 1986, The Geology of Ore Deposits, W.H. Freeman and
Company, New York.
Hochstein, M. P., 1995, Classification and Assessment of Geothermal Resources,
Geothermal Reservoir Course, Geothermal Institute, University of
Auckland.