1. Dari anamnesis didapatkan pasien perempuan usia 35 tahun dengan
keluhan nyeri perut disertai sejak siang hari atau sekitar kurang lebih 10 jam SMRS, diagnosis preoperatif pasien G4P2A1 gravidarum 32 minggu dengan Pre Eklamsia Berat (PEB), Pasien direncanakan untuk operasi Sectio Caesarea. 2. Berdasarkan anamnesis dan riwayat pasien maka pasien diklasifikasikan dengan ASA III, yaitu yaitu pasien dengan penyakit sistemik sedang sampai berat tetapi tidak mengancam nyawa. 3. Persiapan yang dilakukan sebelum operasi yaitu memastikan pasien dalam keadaan sehat, terpasang infus, puasa 6-8 jam sebelum operasi. Menjelang operasi pasien dalam keadaan sakit sedang dan kesadaran komposmentis. 4. Jenis anestesi yang akan dilakukan adalah anestesi spinal subarachnoid block sit position. 5. Pasien diberikan obat premedikasi yaitu Ondansetron 4 mg secara bolus IV, agar dapat mengurangi rangsang muntah pada pasien akibat obat-obat anestesi lainnya yang akan diberikan. 6. Kemudian dilakukan anestesi terhadap pasien menggunakan obat Bupivacaine 15mg/3ml, yaitu anestesi local yang bekerja memblok konduksi impuls saraf dengan meningkatkan ambang eksitasi listrik pada saraf, dengan memperlambat penyebaran impuls, juga mengurangi laju kenaikan potensial aksi. 7. Pemilihan teknik anestesi pada pasien preeklampsia tergantung dari berbagai faktor, termasuk cara persalinan (per vaginam, bedah Caesar) dan status medis dari pasien (adanya koagulopati, gangguan pernafasan, dll). Jika persalinan dilakukan secara bedah Caesar maka pemilihan teknik anestesia di sini spinal. 8. Apapun teknik anestesia yang dipilih, harus diingat bahwa meskipun persalinan adalah terapi untuk preeklampsia, pada periode post partum perubahan kardiovaskular, cardiac output dan status cairan, harus tetap dimonitor 31