Anda di halaman 1dari 105

2017

LAPORAN PEKERJAAN GEDUNG UTAMA STKIP


RUTENG - KABUPATEN MANGGARAI
TAHUN 2017
Pembangunan Gedung Utama STKIP 1|Page
Ruteng – Flores - NTT
Contents
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2
BAB I. INFORMASI UMUM KEGIATAN ........................................................................... 1
1.1 DATA UMUM KEGIATAN ..................................................................................... 1
BAB II. STRUKTUR ORGANISASI ................................................................................. 2
BAB III JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................................. 6
3.1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................................... 6
3.2 PERHITUNGAN DAN JADWAL PERSONIL ................ Error! Bookmark not defined.
BAB IV. METODE PELAKSANAANPEKERJAAN ................................................................ 1
1. PEKERJAAN STRUKTUR ......................................................................................... 1
1.1 PEKERJAAN PERSIAPAN ...................................................................................... 1
1.2 PEKERJAAN TANAH ............................................................................................ 5
1.3 PEKERJAAN PONDASI BATU KALI ...................................................................... 10
1.4 PEKERJAAN BETON .......................................................................................... 11
2 PEKERJAAN ARSITEKTUR ..................................................................................... 20
2.1 PEKERJAAN DIDNDING..................................................................................... 20
2.2 PEKERJAAN LANTAI.......................................................................................... 26
2.4 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI ............................................ 30
2.6 PEKERJAAN SANITAIR....................................................................................... 34
2.9 PEKERJAAN ATAP............................................................................................. 39
3 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL .................................................................... 42
3.1 SPESIFIKASI TEKNIS UMUM ............................................................................... 42
3.2 PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL ........................................... 50
3.3 SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS PEKERJAAN MEKANIKAL ......................................... 59
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK...................................................................... 66
6.1 URAIAN UMUM................................................................................................ 66

Pembangunan Gedung Utama STKIP 2|Page


Ruteng – Flores - NTT
6.2 PENGENDALIAN PROYEK .................................................................................. 66
Bab. V. RENCANA PELAKSANAAN K-3 ........................................................................ 81
( KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ) ................................................................ 81
5.1. PELAKSANAAN K-3 DI LAPANGAN .................................................................... 81
5.2. PELAKSANAANK-3 PADA FASILITAS KERJA ........................................................ 87
BAB VI. LOKASI SUMBER BAHAN (QUARRY) ............................................................... 92
BAB VII. ADMINISTRASI DAN KEUANGAN ................................................................... 93
BAB IX. KENDALA DAN ANJURAN .............................................................................. 94
9.1. KENDALA ....................................................................................................... 94
9.2 SARAN ............................................................................................................ 94
BAB X. LAMPIRAN .................................................................................................... 94

Pembangunan Gedung Utama STKIP 3|Page


Ruteng – Flores - NTT
1.1 DATA UMUM KEGIATAN
Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Pekerjaan Gedung Utama STKIP Ruteng -
Kabupaten Manggarai Tahun 2017 sesuai dengan dokumen perencanaan ssesuai
dengan rincian pekerjaan sebagai berikut :
Nama kegiatan : Pembangunan Pekerjaan Gedung Utama
STKIP Ruteng
Lokasi : Jln Ahmad Yani No 10 – Ruteng - Flores
Perkiraan Nilai angaran : 25,527,368,400.36
Progres s/d akhir November : 11.84 %
Nilai Pekerjaan s/d akhir November : Rp. 3.022.440.418,60
(berdasarkan nilai kontrak)

JUMLAH HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN
(Rp)
A Pekerjaan Persiapan 88,485,000.00
B Pekerjaan Tanah Dan Urugan 348,453,685.63
C Pekerjaan Pondasi Batu 66,156,750.00
D Pekerjaan Struktur Beton Bertulang 15,924,692,244.51
E Pekerjaan Dinding & Partisi 1,055,685,196.00
F Pekerjaan Struktur Atap, Penutup Atap & Plafond 889,348,500.00
G Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela, Curtain Wall & 2,529,624,400.00
Acp
H Pekerjaan Keramik Lantai & Dinding 1,322,182,624.22
I Pekerjaan Instalasi Listrik 711,645,000.00
J Pekerjaan Instalasi Sanitasi, Air Bersih & 962,025,000.00
Pembuangan Air Hujan
K Pekerjaan Asesoris Toilet 871,550,000.00
L Pekerjaan Fire Protection & Lift 757,520,000.00
Jumlah Total 25,527,368,400.36

Pembangunan Gedung Utama STKIP 1|Page


Ruteng – Flores - NTT
STRUKTUR ORGANISASI
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG UTAMA STKIP
RUTENG – FLORES

YAYASAN SANTU PAULUS


RUTENG - FLORES - NTT

PANITIA PEMBANGUNAN

TIM MANAJEMEN
PEMBANGUNAN

MANDOR

TUKANG TUKANG TUKANG

PEKERJA PEKERJA PEKERJA

Uraian Tugas Tim Manajemen dapat di uraiakan sebagai berikut :

Pembangunan Gedung Utama STKIP 2|Page


Ruteng – Flores - NTT
1. Project Menejer
 Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul agar dapat
diantisipasi secara dini.
 Melakukan koordinasi kedalam (team proyek, manajemen, dll) dan keluar
 Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek, meliputi
aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek
 Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi proyek dapat
berjalan sesuai dengan rencana (on track)
 Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan Kemajuan Pekerjaan).
 Seorang Project Manager harus mengontrol proyek yang ditanganinya. Proyek harus
selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan waktu.
 Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap organisasi.
Taat kepada setiap kebijakan yang di keluarkan organisasi, harus mengambil
keputusan dengan wewenang yang terbatas dari organisasi.
2. Site Manager
a. Tugas Perencanaan
 Merencanakan “Time Schedule” pelaksanaan proyek sesuai dengan kewajiban
dari perusahaan terhadap pemilik proyek atau kepentingan perusahaan sendiri.
 Merencanakan pemakaian bahan dan alat dan pekerjaan instalasi untuk setiap
proyek yang ditangani sesuai dengan volume dan waktu penggunaannnya.
b. Tugas dan controlling pengarahan
 Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada pelaksana dalam
menunjang pelaksanaan proyek. Instruksi-instruksi pekerjaan secara umum
dapat diberikan secara lisan dan yang bersifat khusus dibukukan dalam buku
instruksi pengawas.
 Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi-
instruksi yang diberikan baik segi teknis, kualitas pekerjaan, maupun time
schedulenya.
 Mengadakan control disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana proyek, mandor
maupun tenaga kerja sesuai dengan tugas, kewajiban dan wewenang masing-
masing.
c. Tugas Laporan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 3|Page


Ruteng – Flores - NTT
 Membicarakan masalah-masalah khusus dan kesulitan-kesulitan teknis dengan
Atasan.
 Membuat laporan mingguan untuk Panitia Pembangunan yang mencakup
kegiatan proyek,kesulitan-kesulitan proyek, dan hal-hal khusus yang perlu
dilaporkan.
 Membicarakan kesulitan-kesulitan, rencana detail bangunan dengan Panitia
Pembangunan .
d. Tugas pengaturan tenaga
 Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk menunjang rencana Time
Schedule.
 Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor, dan pekerja sesuai dengan
target dari kantor dan menugaskan sesuai dengan tujuan masing-masing.
 Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga pelaksana
kepada Atasan
3. Drafter
a. Membuat gambar pelaksanaan / gambar shop drawing
Gambar shop drawing adalah gambar detail yang disertai ukuran dan bentuk detail
sebagai acuan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan dilapangan
sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya.
b. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan
Seringkali apa yang sudah direncanakan oleh perencana tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan dilapangan karena kondisi kenyatanya ternyata berbeda atau bisa jadi
telah ada perubahan bentuk struktur pekerjaan sebelumnya yang menyebabkan
pekerjaan selanjutnya harus berubah, disinilah tugas seorang drafter untuk membuat
gambar kerja yang dapat dilaksanakan.
c. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/ surveyor
Gambar shop drawing yang sudah dibuat adakalanya kurang dipahami oleh
pelaksana lapangan baik dari segi bentuk detail struktur maupun ukuran bangunan
sehingga diperlukan koordinasi yang baik dengan pihak lapangan agar struktur
bangunan yang dibuat sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
d. Membuat gambar akhir pekerjaan / asbuilt drawing
Gambar asbuilt drawing adalah gambar laporan hasil pelaksanaan yang sudah
dibuat dilapangan untuk dijadikan pertanggung jawaban kepada pemilik

Pembangunan Gedung Utama STKIP 4|Page


Ruteng – Flores - NTT
proyek/owner, gambar asbuilt drawing dibuat setelah pekerjaan selesai dan tidak
ada perubahan dilapangan.

4. Keuangan
Tugas Dan Tanggung Jawab administrasi keuangan Pada Proyek
 Memimpin semua aktifitas dalam bidang Administrasi, Keuangan dan Umum
 Mencatat dan menata semua karyawan yang di Proyek
 Membantu Kepala Proyek untuk mencatat transaksi keuangan di Proyek.
 Membantu Kepala Proyek untuk mencatat dan menyimpan surat keluar dan masuk
di Proyek.
 Bertanggung jawab penuh semua aktifitas Administrasi, Keuangan dan Umum.
 Bertanggung jawab penuh kelangsungan sernua aktifitas karyawan di Proyek
 Bertangung jawab penuh terhadap bukti dan pencatatan transaksi keuangan di
Proyek.
 Memberikan masukan kepada, Kepala Proyek tentang kondisi keungan di Proyek

5. Logistik
Merawat, menjaga, merecord, setiap tools/ equipment yang ada di proyek bertanggung
jawab atas keseluruhan workshop gudang/storage di proyek. Menyediakan keperluan kerja
yang di minta oleh supervisor/superintendent.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 5|Page


Ruteng – Flores - NTT
3.1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jangka waktu pelasaksanaan pekerjaan sudah memasuki bulan ke – 4 yang yang dimulai
dari bulan Agustus sampai dengan akhir bulan November 2017, Sesuai dengan rencana
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan diperkirakan selama 18 (delapan Belas) bulan
Adapun rencana pelaksanaan dan realisasi di uraian dalam grfik time schedule sebagai
berikut :

Pembangunan Gedung Utama STKIP 6|Page


Ruteng – Flores - NTT
Pembangunan Gedung Utama STKIP 1|Page
Ruteng – Flores - NTT
1. PEKERJAAN STRUKTUR
1.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1.1 Pengukuran Tapak Kembali
a. Diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi/
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon-pohon, letak batas-batas tanah dengan menggunakan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya oleh pihak yang berwajib.
b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada direksi lapangan untuk dimintakan
keputusannya.
c. Penentukan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolit type T2.
d. harus menyediakan theodolit type T2 /waterpass beserta petugasnya yang melayani
untuk kepentingan pemeriksaan direksi lapangan.
e. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh direksi
lapangan.
f. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas dan
dilindungi dari kerusakan kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini,
dan untuk itu harus dicantumkan dalam gambar pengukuran seperti disebutkan dalam
pengukuran sesuai dengan ayat 1. Tim Manajemen bertanggung jawab atas segala
kerusakan akibat pekerjaan yang sudah dilaksanakannya.
- Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan/pengesahan
direksi lapangan, yang meliputi antara lain :
- Sistim koordinat, sesuai ketentuan gambar.
- Peil setiap titik simpul koordinat dan transis dengan interval 0.25 M (tinggi).

Pembangunan Gedung Utama STKIP 1|Page


Ruteng – Flores - NTT
- Rencana lokasi kantor direksi, kantor tempat simpan bahan terbuka, tempat
simpan bahan tertutup, los kerja, sumber air dan reservoir.
1.1.2 Pembuatan Tugu Patok Dasar
a. Letak tugu patok dasar ditentukan oleh direksi lapangan.
b. Tugu patok dasar dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x 20 cm, tertancap kuat
kedalam tanah sedalam satu meter dengan bagian yang muncul diatas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya.
c. Tugu patok dasar dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda yang jelas dan
dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari direksi lapangan untuk
membongkarnya.
1.1.3 Papan Patok likur
a. Papan patok ukur dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada beton cor
setempat sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubah-rubah.
b. Papan patok ukur kayu dibuat dari kayu klas II, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm,
lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
c. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama satu dengan lainnya kecuali dikehendaki
lain oleh direksi lapangan.
d. Papan patok ukur dipasng sejauh 150 cm dari as dinding terluar, sehingga tidak
mengganggupelaksanaan pekerjaan.
e. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur harus melapor kepada direksi lapangan
untuk dimintakan persetujuan, serta harus menjaga dan memelihara keutuhan serta
ketetapan letak papan patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas
persetujuan direksi lapangan.

1.1.4 Kantor Direksi Lapangan


a. Kantor direksi cukup representatif untuk bekerja dan aman untuk menyimpan dokumen-
dokumen proyek selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Luas dan peralatan yang harus disediakan untuk kantor direksi minimal harus memenuhi
persyaratan didalam bab III persyaratan administrasi buku ini.
c. Didalam kantor direksi lapangan harus ditempatkan ruang VC dengan baik air bersih
secukupnya dan dirawat kebersihannya.
d. Posisi dan denah gambar kantor direksi lapangan tergambar pada gambar rencana.
e. Alat alat lain yang harus senantiasa tersedia diproyek untuk setiap saat dapat digunakan
oleh direksi lapangan adalah :

Pembangunan Gedung Utama STKIP 2|Page


Ruteng – Flores - NTT
 1 (satu) alat ukur theodolite type T1 dan T2.
 1 (satu) alat ukur Schuifmaat.
 1 (satu) komputer lengkap dengan printernya.
 1 (satu) kamera biasa lengkap dengan blitznya.
 1 (satu) kamera polaroid lengkap dengan film dan blitznya.
 10 (sepuluh) pasang sepatu proyek dan helm proyek serta jas hujan.
1.1.5 Kantor dan Los Kerja
a. Ukuran luas kantor dan los kerja serta tempat simpan bahan bakar, disesuai dengan
kebutuhan dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya
kebakaran, serta memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak mengganggu
kelancaran kerja dan arus lalu lintas, harus disediakan 3 buah penyemprot api
(extinghuizer) 20 kgs/cm2, 1 (satu) di, 1 (satu) diletakkan di kantor direksi lapangan, 1
(satu) diletakkan di daerah yang strategis di los kerja.
b. Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan
dipagar dengan dinding papan, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur
dengan bahan lainnya.
c. tidak diperkenankan :
 Menyimpan alat-alat, bahan bangunan diluar pagar proyek, walaupun untuk
sementara.
 Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksi lapangan karena tidak memenuhi
syarat.
1.1.6 Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Kerja
a. Air untuk bekerja harus disediakan dengan membuat sumur pompa ditapak proyek
atau air PAM, air harus bersih bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya
dengan dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium.
b. Reservoir/bak air untuk kerja berukuran minimum 4 m3 dan senantiasa terisi penuh.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan , penggunaan diesel untuk pembangunan
sementara atas persetujuan direksi lapangan.
1.1.7 Pagar Sementara Proyek
a. Pagar didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak proyek seperti yang
ditentukan dengan tinggi 2 M.
b. Pagar proyek terbuat dari seng gelombang BJLS 30, dipasang pada tiang rangka pada
tiang dan rangka kayu klas II, dan diperkuat dengan beton setempat.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 3|Page


Ruteng – Flores - NTT
c. Pada tempat-tempat yang ditentukan dalam gambar dibuat pintu masuk untuk
kendaraan angkutan dan pintu masuk orang, pintu terbuat dari rangka kayu dan
selanjutnyaditutupdengan finish cat dengan persetujuan direksi lapangan.
1.1.8 Dokumentasi
Untuk keperluan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan
membuat foto yang menunjukan kemajuan pekerjaan :
a. Keadaan lapangan sebelum pekerjaan dimulai.
b. Keadaan lapangan pada saat pekerjaan persiapan
c. Keadaan lapangan pada saat setiap tahapan pekerjaan
d. Keadaan lapangan tiap-tiap minggu/bulan
e. Keadaan lain-lain menurut kebutuhan Konsultan Perencana.
f. Foto harus berwarna, ukuran 4R atau 5R sebanyak 4 set, berikut negativenya.
Pembuatan foto boleh menggunakan foto digital dan atas ijin atau permintaan
pemberi tugas, Konsultan Pengawas/MK
g. Seluruh biaya pembuatan foto dokumentasi berikut albumnya menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan dan dilakukan sampai penyerahan pertama.
1.1.9 Pekerjaan Pembersihan
Yang dimaksud pekerjaan pembersihan adalah :
a. Membersihan sampah, kotoran, puing-puing bekas bongkaran (apabila ada bongkaran)
b. Membersihkan sampah, kotoran, tanaman hidup yang ada di seluruh bagian bangunan
dan pada bak penampung air hujan, teras, dinding dan di talang atap.
c. Pembersihan dilakukan terus menerus sehingga tidak ada lagi sampah, kotoran-
kotoran, dan abu.
d. Pembersihan dengan bahan kimia tentu harus diuji cobakan terlebih dahulu sebelum
dipergunakan.
1.1.10 Keselamatan Kerja
Untuk keselamatan dan keamanan kerja dalam melakukan pekerjaan di lantai atas dan atap,
maka :
a. Para pekerja tidak diijinkan merokok
b. Menyimpan benda-benda atau bahan-bahan yang mudah terbakar
c. Membuang air besar atau air kecil
d. Dan peraturan-peraturan lainnya sesuai tata tertib bekerja .

Pembangunan Gedung Utama STKIP 4|Page


Ruteng – Flores - NTT
1.2 PEKERJAAN TANAH
1.2.1 Umum
Penelitian lahan dan lingkup pekerjaan tanah sesuai dengan syarat-syarat permulaan
pekerjaan, maka harus mengunjungi site dan mengamati kondisi-kondisi yang ada serta
bahan-bahan yang akan digunakan.
Pekerjaan tanah meliputi sebagai berikut :
a. Penggalian dan pemindahan dari tanah bagian permukaan, tanah liat, tumbuh-
tumbuhan dan semua benda-benda yang tidak diperlukan.
b. Penggalian sampai pada permukaan-permukaan yang dikehendaki sesuai dengan yang
tertera pada gambar-gambar kerja.
c. Pengurugan dengan bahan-bahan yang telah disetujui sampai kepada ketinggian yang
direncanakan.

1.2.2 Peil-Peil Dari Halaman


Sebelum memulai pekerjaan galian harus memastikan peil-peil dari halaman dengan baik,
seteliti mungkin sesuai dengan titik-titik atau garis-garis kontur yang ditentukan didalam
gambar kerja. Bila ditemukan hal-hal yang menyangsikan dari peil-peil ini, maka harus
memberikan laporan tertulis kepada Pengawas.

1.2.3 Lapisan Tanah Humus


Lapisan tanah humus harus dibuang rata-rata sedalam 20 cm dan harus diurug lagi sebagai
lapisan permukaan kemudian, sekeliling bangunan di tempat-tempat yang ditentukan
Konsultan Pengawas. Bilamana ditemukan lapisan tanah humus dalamnya lebih dari 20 cm
maka penggalian harus sedalam lapisan tersebut maksimal 1 meter, dan kemudian
dilaksanakan pengurugannya sebagai lapisan permukaan, sebagaimana disebutkan
terdahulu, dengan ketentuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas, dan biaya akibat
kelebihan penggalian ini merupakan tanggungan dan bukan termasuk dalam pekerjaan
tambah.
Lapisan dari tanah pada permukaan yang ada terdiri dari atau ditandai oleh akar-akar
tanaman, atau organisme lainnya yang diperhitungkan akan dapat mengakibatkan
gangguan pada stabilitas konstruksi yang akan dilaksanakan.
Sesudah pembersihan site, permukaan tanah, tanah liat, tanaman-tanaman lainnya, atau
rawa-rawa, maka dapat dimulai pekerjaan galian. Bilamana tanah humus yang digali

Pembangunan Gedung Utama STKIP 5|Page


Ruteng – Flores - NTT
ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan atau pembatas maka tanah
humus ini perlu diamankan dahulu untuk penggunaan tersebut diatas.
Tanah humus yang tidak berguna harus di singkirkan dan diangkut keluar dari halaman atau
lokasi kerja. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab . Setiap
biaya yang diakibatkan oleh pekerjaan di atas ini harus sudah diperhitungkan dalam harga
borongan.

1.2.4 Pekerjaan Galian


Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, kemiringan, dan
lengkungan, berdasarkan kebutuhan konstruksi pekerjaan, atau sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar, atau jika perlu memindahkan tanah-tanah atau bahan yang tidak dipakai,
atau juga kelebihan tanah yang digunakan untuk urugan, dan, sebagaimana yang
diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas.

1.2.5 Persiapan Untuk Urugan


Tanah humus harus disingkirkan sebagaimana disebutkan dalam bagian 3.0. dari pasal ini.
Permukaan tanah yang sudah diambil humusnya harus digilas sehingga kepadatannya
mencapai 90%
dari kepadatan maksimum sampai penurunan terjadi 15 cm.
Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat dilakukan pengurugan
tanah.

1.2.6 Bahan-Bahan Untuk Urugan Dan Urugan Kembali


Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali harus
dengan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas, yang ketentuannya akan ditetapkan
pada peraturan yang baru.

1.2.7 Pengurugan
Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki, sebagaimana
dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.

1.2.8 Pengujian Untuk Pemilihan Bahan Urugan


Pengujian yang harus dilakukan bagi setiap bahan-bahan urugan untuk pekerjaan
bangunan dan jalan-jalan adalah sebagai berikut :

Pembangunan Gedung Utama STKIP 6|Page


Ruteng – Flores - NTT
a. Plasticity test.
b. Grading test atau Sieve analysis test.
c. Density/Moisture Content Compaction test (Standard proctor test).
Pengetesan dapat dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah yang disetujui oleh Direksi
dan Konsultan Pengawas.

1.2.9 Persetujuan Sumber Tanah Timbunan (Borrowpits)


Semua sumber tanah timbunan untuk pengadaan tanah tambahan sebagaimana yang
ditetapkan untuk pekerjaan urugan harus mempunyai kualitas yang seragam dan hanya
dapat digunakan dengan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas.
harus memberikan data-data mengenai jumlah, kualitas dan keseragaman dari tanah pada
daerah mana akan digali sumur coba (borrowpit), selambat-selambatnya 10 hari sebelum
dilakukan penggalian sumur coba tersebut dan terlebih dahulu contoh-contoh yang telah
diuji melalui metode test yang benar serta harus mendapat persetujuan dari Direksi dan
Konsultan Pengawas. Semua biaya bagi pengerjaan di atas termasuk biaya
pengangkutannya ditanggung Tim Manajemen .

1.2.10 Bahan Urugan


Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pengurugan pada pekerjaan bangunan dan jalan
harus diambil dari sumber tanah pasir atau tanah kerikil laterit atau tanah merah, dengan
persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas.
Tanah pasir Tanah Kerikil Laterit
Butiran halus yang melewat
a . 35 % 30 %
ayakan no. 200 tidak
b . melampaui
Liquid limit tidak melampaui 45 % 50 %

c . Plasticity index tidak melampaui 20 % 20 %

1.2.11 Pemadatan

Kepadatan tanah harus diukur dengan nilai dry density contoh tanah sebagai persentase
kepadatan kering maksimum pada kadar air optimum sebagaimana ditetapkan pada
pengujian (test) ini.
Semua bahan yang akan digunakan bagi urugan harus sesuai dengan ayat ini dan harus
didapatkan sampai 90% kepadatan kering. Pemadatan dari seluruh bahan-bahan harus
dilakukan dengan penyiraman optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang

Pembangunan Gedung Utama STKIP 7|Page


Ruteng – Flores - NTT
dikehendaki Pengawas.Pengawas dapat memerintahkan untuk memeriksa kandungan air
pada tanah timbunan dengan maksud menghindari terjadinya konsolidasi.
Bila diperlukan untuk memberikan air tambahan kedalam campuran bahan untuk
mendapatkan kepadatan kering yang dikehendaki, biaya dari pengadaan, pengangkutan
atau pemompaan, penyemprotan serta pencampuran dari air harus dimasukkan dalam
harga borongan. Air harus ditambahkan jika atau pada mana dibutuhkan dengan angkutan
tangki air yang dilengkapi dengan alat semprotan yang memenuhi syarat segala pekerjaan
pemadatan dari konstruksi atau cara lain tidakdiijinkan untuk dilakukan dalam keadaan
apapun juga. Segala bahan-bahan untuk pengurugan harus digabungkan dalam suatu
rencana operasi kerja yang telah disetujui dengan mencantumkan uraian-uraian kerjanya,
seperti penyimpanan dan pencampuran sesuai denganketetapan di atas dan pemadatan
dilaksanakan dengan izin yang telah dikeluarkan. harus mengurangi sekecil mungkin
kekosongan-kekosongan antara kegiatan yang satu dengan yang selanjutnya. Semua alat-
alat pemadatan harus bekerja pada seluruh daerah untuk menjamin adanya suatu
pemadatan yang merata (seragam), semua pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis
dengan ketebalan tidak lebih dari 0.20 m atau yang lebih tipis agar dicapai kepadatan yang
dikehendaki.
Semua bagian-bagian yang telah selesai dipadatkan harus dilindungi terhadap kerusakan
akibat peralatan, aliran air hujan, atau penyebab lainnya. Bilamana terjadi kerusakan-
kerusakan seperti tersebut diatas, diwajibkan untuk memperbaikinya.
Bila ada bagian tanah yang tidak baik yang menurut pendapat Pengawas tidak dibutuhkan,
pasir atau tanah liat yang kelebihan, maka daerah tanah semacam ini harus diperbaiki
dengan campuran dari bahan-bahan yang baik, atau dengan membuang bagian ini dan
menggantikan dengan bahan lain agar dapat dijamin keseragaman dari formasi pemadatan.
Pengujian (test) untuk kontrol dari pemadatan harus dilakukan secara berkala dan teratur.
Bila dalam test tertentu dijumpai bagian tanah yang berada dibawah standard minimum,
maka diwajibkan untuk menyiram sebagaimana yang dikehendaki Pengawas. harus
memberikan waktu yang cukup untuk melakukan dan pemberitahuan test-test di atas
dalam rencana program konstruksinya.

1.2.12 Pemadatan Dari Urugan Yang Ada


diharuskan melakukan pengujian tanah (diuraikan) dan kondisi dari tanah, bila bahan
urugan yang ada terjadi penurunan. diwajibkan untuk melakukan pengujian sampai
kedalaman 1 meter dengan pemadatan yang dikehendaki dan bilamana tidak, bahan-bahan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 8|Page


Ruteng – Flores - NTT
urugan yang ada harus dipadatkan sesuai dengan syarat-syarat tertulis ini (spesifikasi) dan
urugan harus dilaksanakan sampai ke peil-peil yang dikehendaki.

1.2.13 Pengujian Untuk Kontrol Dari Pemadatan


harus menempatkan peralatan, pekerja serta tenaga-tenaga pembantu bila dikehendaki
Pengawas untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan, pengujian-pengujian pada bahan-
bahan yang digunakan untuk pengurugan.
a. In situ dry density test.
b. Dry density/moisture content compaction test (standard
proctor test). Biaya dari pengujian ini menjadi tanggung jawab .

1.2.14 Pemeliharaan
diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan kemiringan tanah yang ada dan
bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul- tanggul ini sampai batas periode
kestabilan dan harus mempersiapkan segala sesuatunya atas tanggungan sendiri untuk
menjaga terhadap hal tersebut di atas.

1.2.15 Pemeriksaan Penggalian Pengurugan


Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas sebelum memulai dengan
tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan, Pengawas akan segera menunjukkan bagian-
bagian tanah mana yang dipadatkan dan harus siap dilaksanakan pengujian pemadatannya.

1.2.16 Penggalian Tambahan


Bila menurut pendapat Pengawas diperlukan untuk memberi bentuk, memperluas,
dan/atau memperdalam pondasi-pondasi yang dibawah atau sekeliling bagian tertentu dari
pekerjaan-pekerjaan diatas ini harus dikerjakan sesudah adanya perintah resmi dari
Konsultan Pengawas.

1.2.17 Penggalian Yang Melebihi Kedalaman Yang Dikehendaki


Bilamana terjadi penggalian yang melebihi kedalaman peil atau peil-peil yang tertera dalam
gambar atau yang dikehendaki untuk suatu dasar yang tepat, maka harus mengurug
kembali bagian-bagian galian yang kelebihan tersebut dengan bahan-bahan yang sama
seperti ketentuanketentuan untuk bahan urugan dan cara-cara pemadatan sesuai dengan
ketetapan Direksi dan Konsultan Pengawas, dimana semuanya menjadi tanggungan dan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 9|Page


Ruteng – Flores - NTT
tidak ada pembayaran bagi , untuk pekerjaan galian atau urugan diatas, bahkan untuk
pekerjaan-pekerjaan dari bahan galian yang lebih.

1.2.18 Menahan Tingginya Galian


bertanggung jawab atas ketentuan pinggiran dari semua penggalian dan tidak ada claim
atas semua pekerjaan galian tambahan, beton, pasangan atau bahan atau pekerjaan lainnya.
harus bertanggung jawab atas adanya kerusakan pada struktur-struktur lainnya dalam
halaman atau pada pekerjaan jalan umum, bangunan-bangunan dan lain sebagainya yang
disebabkan oleh keruntuhan dari bagian pinggiran tanggul-tanggul tanah galian.

1.2.19 Kunjungan Pemeriksaan Sebelum Pengurugan Keliling Struktur


Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tersembunyi oleh tanah
tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan pemeriksaan oleh Direksi dan Konsultan
Pengawas.

1.2.20 Sisa-Sisa Bahan-Bahan Kayu Dalam Galian


Kayu-kayu sisa, kotoran-kotoran dan lain sebagainya harus disingkirkan terlebih dahulu
sebelum pekerjaan urugan, kecuali telah ada persetujuan Pengawas.

1.2.21 Pengurugan Sekeliling Struktur


Pengurugan sekeliling pondasi, atau struktur lainnya harus dilakukan serempak dan tidak
dibenarkan untuk melakukan sebagian-sebagian kecuali ada persetujuan tertentu dari
Pengawas.
Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan dan
harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 20 cm.
Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sebaiknya dilakukan dengan mesin giling
(tumbuk) dan tidak diperbolehkan untuk menambahkan air kecuali telah dikehendaki dan
disetujui Pengawas.

1.3 PEKERJAAN PONDASI BATU KALI


1.3.1 Lingkup Pekerjaan
Ini meliputi penyediaan bahan dan perekatnya, menyiapkan tempat yang akan dipasang
batu kali, serta pelaksanaan pekerjaan pasang batu kali itu sendiri, sesuai gambar dan
spesifikasi ini. Pasangan batu kali dilaksanakan untuk :

Pembangunan Gedung Utama STKIP 10 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
a. Pondasi
b. dan lain-lain sesuai gambar kerja

1.3.2 Bahan
Batu yang digunakan harus berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat, padat,
bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas.
Baik batu gunung maupun batu kali dapat digunakan.

1.3.3 Adukan
Semua pasangan batu kali untuk dinding penahan tanah, pondasi dan pekerjaan batu kali
lainya dilaksanakan dengan adukan1 pc : 4 pasir.

1.3.4 Pelaksanaan
Pasangan batu kali harus diukur dilapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
ketinggian seperti tercantum pada gambar-gambar.
Sebelum pasangan batu kali dilaksanakan, di bawahnya harus dibuat/digelar aanstamping
batu kali.

1.3.5 Perlindungan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan batu kali yang tidak terlindung, bila hujan maka bagian
atas harus dilindungi.

1.3.6 Variasi Kedalaman Pondasi


Denah dan kedalaman pasangan batu kali harus yang diizinkan atau diperintahkan oleh
MK/perencana. Bila kondisi pada suatu bagian membutuhkan perubahan-perubahan
kedalaman dan lebar pondasi, harus dengan izin tertulis dari MK/perencana.

1.4 PEKERJAAN BETON

1.4.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasajasalain
sehubungan dengan pekerjaan beton biasa, beton bertulang, baik untuk konstruksi jalan,
jembatan, gedung dan fasilitas lainnya, yang bertulang atau tak bertulang dan lain-lain yang

Pembangunan Gedung Utama STKIP 11 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
sesuai dengan garis , ketinggian, kelandaian dan ukuran yang tertera dalam pada gambar-
gambaR serta persyaratan teknis dan sesuai dengan petunjuk MK.
Dalam hal ini yang harus menyediakan tenaga, peralatan seperti crane berikut concrete
mixer dan peralatan-peralatan lain yang harus selalu berada dilapangan sesuai standard
dan dengan kapasitas untuk pekerjaan tersebut.
Jenis beton dan penggunaanya pada masing-masing pekerjaan adalah seperti dijelaskan di
bawah ini, kecuali ada ketentuan lain :
Mutu K-225 dan penggunaanya untuk semua konstruksi .

1.4.2 Pengendalian Pekerjaan


Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan
seperti yang tertera dalam :
a. NI-2-PBI 1971
b. NI-3-1970
c. NI-5-1961
d. NI-8-1974
e. STKM-JIS G 3445

1.4.3 Bahan-bahan
Harus menggunakan adukan beton siap pakai (ready mixed concrete). Proses dilaksanakan
dengan mesin Batching Plant Fully Automatic Computerized System dengan Printer
memory.
a. Agregat Beton
 Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
Wet System Stone Crusher.
 Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut ASTM-C 33.
 Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
 Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar tidak terjadi kontaminasi bahan
yang tidak diinginkan.
 Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.
b. Agregat Kasar
 Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak
berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh

Pembangunan Gedung Utama STKIP 12 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
melampaui 20 % dari jumlah berat seluruhnya.
 Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan mesin LosAngeles ASTM-C 131-
55.
 Agregat kasar halus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali atau substansi
yang merusak beton. Gradasi
Saringan Ukuran % leriat Saringan
1” 25 mm 100
3/4” 20 mm 90-100
3/8” 95 mm 20-55
No. 4 4,76 mm 0-10

c. Agregat Halus
 Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir Galunggung
Tasikmalaya, Bangka atau tampat lain.
 Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali & substansi-substansi yang
merusak beton.
 Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5 %.
 Pasir laut tidak boleh digunkan untuk beton.
 Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
 Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak
diinginkan. Gradasi
Saringan Ukuran % leriat Saringan
3/8” 9,5 mm 100
No. 4 4,76 mm 90 –100
No. 8 2,38 mm 80 –100
No. 16 1,19 mm 50 –85
No. 30 0,595 mm 25 –65
No. 50 0,297mm 10 –30
No. 100 0,149 mm 5 –10
No. 200 0.074 mm 0–5

d. PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI-8 Bab 3.2.
Tim Manajemen harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk
seluruh pekerjaan beton.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 13 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Semen ini harus dibawa ke tempat dalam area pekerjaan. Diletakan pada tempat-
tempat yang rapat air, pada lantai terangkat dan ditumpuk sesuai urutan pengiriman.
Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan
dari lapangan.
e. Pembesian/Penulangan
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga
bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.
Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran-ukuran masing-
masing. Besi penulangan rata maupun besi penulangan bergelombang (deformed
bars) harus sesuai dengan persyaratandalam NI-2 Bab 3.7 yang dinyatakan sebagai U-
24 dan U-39 seperti dinyatakan dalam gambar-gambar dengan persyaratan sebagai
berikut :
U-24 untuk d.
U-39 untuk D atau > 13 mm.
U-50 untuk Wire Mesh.
Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila
harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter
penampang besi, atau dengan bahan cairan sejenis"Vikaoxy Off" yang disetujui MK.
MK/perencana berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan ditempat yang
dianggap perlu sampai maksimum 5 % dari tulangan yang ada ditempat tersebut,
meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa biaya tambahan.
f. Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI –2 Bab. 3.7
g. Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab. 3.6.
Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu diperiksakan
pada laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui MK dan biaya sepenuhnya
ditanggung oleh Tim Manajemen .
Tim Manajemen harus menyediakan air atas biaya sendiri.
h. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan
campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk POZZOLITH 300 R

Pembangunan Gedung Utama STKIP 14 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
atau yang setaraf. Bahan tersebut harus disetujui oleh MK. Additive yang mengandung
chloride atau nitrat tidak boleh dipergunakan.

1.4.4 Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, Tim Manajemen harus mengadakan trial test atau mixed
design yang
dapat membuktikan bah/ta mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil
test tersebut ditentukan oleh MK, "Deviasi Standard" yang akan dipergunakan
untuk menilai mutu beton selama
pelaksanaan. a. Pengecoran Beton
i. Memberitahukan MK/perencana selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan.
ii. Persetujuan MK/perencana untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan daN pemasangan besi serta bukti bah/ta Tim Manajemen dapat
melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak
mengurangi tanggung ja/tab Tim Manajemen atas pelaksanaan pekerjaan beton
secara menyeluruh.
iii. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
iv. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute &
sebagainya, harus mendapat persetujuan MK/ perencana.
v. Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih
dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.
vi. Adukan beton tidak boleh lebih dari 2 meter. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya
digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam
adukan yang baru dituang.
vii. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah
mengalami"initialset" atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi
plastis karena getaran.
viii. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus
diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan
baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
ix. Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 15 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitances) dan
partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai
tercapai beton yang padat.
x. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
xi. Supplier ready mix harus mempunyai kapasitas supply minimal 40m3/jam.
xii. Untuk mencapai kapasitas 40m3/jam, supplier harus memiliki truck mixer, 1 buah
concrete pump cadangan dan 1 buah batching plant cadangan.
Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Tim Manajemen mendapat ijin secara
tertulis dari MK. Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkan paling lambat
2 (dua) hari sebelumnya.
Sebelum pengecoran dimulai, Tim Manajemen harus sudah menyiapkan seluruh stek-
stek maupun anker-anker dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolom-
kolom,balok-balok beton untuk bagian yang akan berhubungan dengan dinding bata
maupun pekerjaan instalasi. Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan
anker-anker dipasang dengan jarak setiap 1 meter.
Khusus dalam kasus penyambungan antara beton lama dan beton baru Tim
Manajemen pelaksana harus membersihkan bagian permukaan beton lama dan
dikasarkan serta ditambahkan bahan bonding agent seperti EMAGG atau bahan yang
sejenis untuk menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.
Tulangan stek untuk overlap dari beton lama harus dibobok minimal sepanjang 40
diameter tulangan yang terbesar atau sesuai dengan gambar.
b. Pemadatan Beton
i. Tim Manajemen harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat
beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
ii. Pelaksanaan penuangan danpenggetaran beton adalah sangat penting. Beton
digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan
(overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan
beton-beton tidak akan diterima.
iii. Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
iv. Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar
ferfrekwensi tinggi 0.2 cm, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
v. Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 16 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
terlatih.
c. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus diurug pasir
padat setebal 10,15, 20 dan 30 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar,
kemudian dipasang lantai kerja dengan mutu B0 setebal 5 cm, dengan adukan 1 : 3 : 5
dibawah konstruksi beton tersebut.
d. Beton Rabat
Beton rabat dengan mutu B0 yang digunakan harus dari campuran 1 : 3 : 5 dipasang
pada tempat tempat yang ditunjukkan dalam gambar dimana dibawahnya terlebih
dahulu harus diberikan pasir padat 10 cm.
e. Sluap (kekentalan beton)
Kekentalan beton untulk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-1971
adalah sebagai berikut :

Jenis Konstruksi Slump


Max ( mm ) (mm) Min.
Kaki dan Dinding Pondasi 125 50
Pelat, balok dan dinding 150 75
Kolom 150 75
Pelat diatas tanah 125 50

Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi harga tersebut
diatas dapat dinaikkan sebesar 50 % , tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi
150 mm.
f. Penyaabungan Beton dan Water Stop
i. Setiappenyambunganbeton, permukaan harus dibersihkan/dikasarkan dan diberi
bahan bonding agent seperti : EMAGG atau sejenis yang dapat menjamin
kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.
ii. Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak dibawah permukaan
tanah atau tempat- tempat yang berhubungan dengan genangan air hujan/air
kotor harus diberi PVC water stop LWG (9") dan dipasangsesuai dengan petunjuk
MK/produsen.
g. Contruction Joint (Sambungan Beton)
i. Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satu
struktur secara menyeluruh.
ii. Dalamschedule tersebut MK/perencana akan memberikan persetujuan dimana

Pembangunan Gedung Utama STKIP 17 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
letak construction joints tersebut.
iii. Dalam keadaan mendesak MK/perencana dapat merubah letak construction joints.
iv. Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas
seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat dengan
menyemprotkan air pada permukaan beton, sesudah 2 jam tapi kurang dari 4 jam
sejak beton dituang.
v. Bila pada sambungan beton/coran timbul retak atau bocor, perbaikan dilakukan
dengan CONCRESIVE SGB Process.
h. Pengujian Kekuatan Beton
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasil-hasil
pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat 1 sample benda
uji,atau untuk seluruh bangunan dibuat minimal 20 sampel benda uji.
Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya dilaboratorium yang disetujui
MK/ perencana/ pemberi tugas dan biaya ditanggung oleh Tim Manajemen , ketentuan
PBI-1971 pasal 3.5 harus dipenuhi.
i. Pemeriksaaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut diatas masih meragukan, maka pemeriksaan
lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core
drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kwalitas beton yang sudah ada sesuai
dengan pasal 4.8 PBI 1971.
Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini sepenuhnya menjadi tanggungan Tim
Manajemen .

1.4.5 Cetakan Beton


a. Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan- persyaratan normalisasi dibawah ini :
NI-2 – 1971
NI-3 –1970

b. Bahan-bahan
i. Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua
acuan untuk pekerjaan beton.
ii. Cetakan untuk beton cor ditempat biasa.
iii. Bahan cetakan harus dibuat dari kayu lapis atau logam dengan diberi penguat-

Pembangunan Gedung Utama STKIP 18 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat berdiri stabil dan
tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu pengecoran serta
tidak terjadi perubahan bentuk, yang disetujui oleh MK.
iv. Bencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab Tim Manajemen
sepenuhnya.
v. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton
yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.
vi. Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata. Untuk itu
dapat
digunakan cetakan dari multiplex, fiber, plat besi atau papan dengan
permukaan yang halus dan rata.
vii. Sebelum beton dituang konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan bahwa
benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan pemgembangan
pada saat beton dituang serta bersih dari segala benda yang tidak diinginkan dan
kotoran.
viii. Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form oil)
untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaan agar berhati-hati
jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat mengurangi daya lekat besi dan
beton.
ix. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata supaya tidak terjadi penyerapan
air beton yang baru dituang.
x. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari MK/perencana
atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
 Bagian sisi balok 4 hari
 Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
 Balok dengan beban konstruksi 21 hari
 Pelat lantai/atap 21 hari
Dengan persetujuan MK/perencana cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal
benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28 hari.
Segala izin yang diberikan oleh MK/perencana sekali-kali tidak boleh menjadi
bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Tim Manajemen dari
adanya kerusakankerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 19 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap
dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.
xi. Bekas cetakan beton untuk bagian -bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah
harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.
c. Hasil Pengecoran & Finishing
i. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa cacat, lurus
dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
ii. Permukaan beton yg akan difinish dengan cat, tidak akan diplester lagi tetapi
langsung diberi plamur dan cat.
iii. Pengecatan dapat dilaksanakan setelah MK/perencana memeriksa dan
menyatakan persetujuannya.

2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
2.1 PEKERJAAN DIDNDING
2.1.1 Pekerjaan Dinding Batu Bata
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi Pengawas/MK.
b. Persyaratan Bahan
1. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui
Direksi Pengawas/MK. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam NI-10.
2. Batu bata/batu merah yang digunakan ukuran 5x12x22 cm dengan mutu terbaik,
siku dan sama ukuran, sama warna serta disetujui Direksi Pengawas/MK.
3. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu I dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.
4. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
5. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur/
minyak/asam basa serta memenuhi PUBI-1982 Pasal 9.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 20 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas/MK.
2. Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah,dengan aduk campuran 1pc
:
5 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen trasram/rapat air.
3. Untuk dinding semen trasram/rapat air dengan adukan campuran 1 PC : 3 pasir
pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai
minimum 20 cm diatas permukaan lantai setempat, dan sampai setinggi minimal
200 cm untuk daerah shower dan minimal 180 cm untuk daerah yang lain diatas
permukan lantai setempat dan untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah
(pantry, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata dibawah permukaan tanah
jika ada.
4. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga
jenuh.
5. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.
6. Dinding batu bata yang akan diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siarsiar dibersihkan.
7. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24
lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata
tebal 1/2 batu yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok
penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x 13 cm, dari tulangan pokok 4 diameter
minimal 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm, jarak antara kolom satu
dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.
8. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali
tidak diperkenankan.
9. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang tertanam dalam pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm, kecuali bila satu
dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi Pengawas/MK.
10. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari Dua atau lebih.
11. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish

Pembangunan Gedung Utama STKIP 21 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap
lantai serta merupakan bidang rata.
12. Pasangan batu bata semen trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diberi
pen dengan adukan 1 PC : 3 pasir.
13. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).
14. Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum
diaci/diplester).

2.1.2 Pekerjaan Plesteran Dinding


a. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam
dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang di gunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui
MK serta memenuhi NI-8.
2. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
3. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.-Campuran (aggregate) untuk plester harus
dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus
bersih dan melalui ayakan 1,6- 2,0 mm.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir, kecuali
pada dinding batu bata trasram/rapat air.
2. Pada dinding batu bata trasram/rapat air di plester dengan aduk campuran 1PC :3
PS (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang pantry, kamar mandi, WC, dan
bagianbagian yang ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar).
3. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata ayakan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 22 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
seperti yang dipersyaratkan.
4. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik
dari jenisnya dan di setujui Direksi Pengawas/MK.
5. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type
dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
6. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan
bersih.
7. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
8. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas/MK
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/ persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan
material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
9. Sebelum memulai pekerjaan, Tim Manajemen diharuskan memeriksa
site/lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
dimulainya pekerjaan.
10. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Tim
Manajemen
harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas/MK. Tim Manajemen
tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum
kelainan/perbedaan diselesaikan.
11. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar.
12. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu
dan memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan Direksi
Pengawas/MK.
13. Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang berbeda
jenisnya, harus diberi/dibuat nat (tali air) dengan ukuran lebar 7 mm dalamnya 5
mm, kecuali bila ditentukan lain.
14. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8

Pembangunan Gedung Utama STKIP 23 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
hari (kering betul).
15. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup
yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.
16. Tim Manajemen wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Tim
Manajemen selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/ Pemakai.
2.1.3 Pekerjaan Dinding Keramik
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan dinding keramik ini dilakukan pada toilet dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Jenis : Keramik buatan dalam negeri, merk Roman atau merk lain yang
setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK.
2. Warna : a. Menggunakan warna putih.
b. Warna yang ditentukan harus seragam.
3. Ketebalan : Minimum 7 mm
4. Finishing : Berglazuur (untuk dinding)
5. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
6. M u t u : Tingkat I (satu)
7. Bahan pengisi : Grout semen berwarna/Ibagrout/tile grout
8. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir di tambah bahan perekat/Ibafix.
9. Ukuran : Keramik 20 x 25 cm di toilet dengan pola pemasangan sesuai detail
gambar.
10. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan-peraturan ASTM, NI-
19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
11. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal
11 dan air harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal
9.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 24 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
12. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk
yang berlainan) kepada Direksi Pengawas/MK.

b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Tim Manajemen diwajibkan membuat gambar dari
pola keramik yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
3. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 3 pasir dan di tambah bahan perekat
seperti yang telah disyaratkan.
4. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar-benar rata.
5. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail
gambar serta petunjuk Direksi Pengawas/MK, yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
6. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna
bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan
dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
10. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam
air sampai jenuh.
11. Pinggulan pasangan keramik harus di lakukan dengan alat gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.
12. Keramik yang terpasang harus di hindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama
3 x 24 jam dan di lindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 25 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
2.2 PEKERJAAN LANTAI
2.2.1 Pekerjaan Sub Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing lantai pada seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
3. Pemasangan pelapis lantai yang baru

b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
3. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/ 0075-75.
4. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR
P18 303 dan NZS-3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971
(NI-2) PUBI 1982 dan (NI- 8).

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus di serahkan
contohcontohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari Jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas.
3. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau
split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang ditentukan/
disyaratkan dalam detail gambar.
6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai ruangan-
ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 26 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
mengenai
kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi
Pengawas/MK.

2.2.2 Pekerjaan Lantai Screed


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan lantai screed dilakukan meliputi bawah finishing lantai keramik dan
untuk seluruh detail seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type dari satu hasil
produk yang disetujui Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-syarat dalam NI-8
SII 0013-8± dan ASTM C150-78A.
2. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11
dan SII 0404-80.
3. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P18-303 dan
NZS 3121/1974.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam NI-2, NI-8 dan PUBI 1982.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas/MK untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Apabila dianggap perlu Direksi Pengawas/MK dapat meminta untuk mengadakan
tes-tes laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan
sebagai dasar persetujuan bahan. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi
tanggung jawab Tim Manajemen / sepenuhnya.
3. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat
beton telah dibersihkan dari segala kotoran debu dan bebas dari pengaruh
pekerjaan yang lain

Pembangunan Gedung Utama STKIP 27 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
4. Setelah dibersihkan alas lapisan dibasahi (semalam dan setelah kering dilapis
cairan semen calbond (air semen maksimum 20 menit, selanjutnya screed dicor).
5. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC (semen) dan pasir
yang memenuhi syarat-syarat seperti yang telah ditentukan.
6. Lapisan atas/finish lantai screed adalah acian PC (semen) tanpa campuran bahan
lain yang dilapiskan keseluruh permukaan lantai dan diratakan tebal acian minimal
2 mm setelah diratakan dan dilicinkan.
7. Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 4 cm atau sesuai yang
ditentukan oleh Direksi Pengawas/MK dari adukan 1 pc : 5 pasir. Permukaan lantai
screed harus betul-betul rata kecuali bila disyaratkan lain beban cacat (retak-retak).
8. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan alas lantai screed harus
dibersihkan dengan sikat kawat dan air supaya agregat muncul dan memberi
ikatan yang baik dengan screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton
menjadi kasar dengan cara yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
9. Perataan dan Compaction.
10. Screed harus dicompact dengan beam vibrator dan perhatian harus diberikan pada
ujungujung yang sering tertinggal. Bila perataan diperlukan (untuk finishing yang
membutuhkannya) perataan dengan papan screed harus menunggu minimum 1,5
jam maksimum 2,5 jam untuk menghindari pendebuan permukaan screed.
Toleransi perbedaan tinggi dalam satu ruang besar maksimum 15 mm. Toleransi
perbedaan antara 2 jalur maksimum 1 mm.

2.2.3 Pekerjaan Lantai Keramik


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan lantai keramik dari masing-masing jenis dan ukuran ini dilakukan pada
seluruh ruangan yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan
1.
Bahan Jenis : Untuk semua lantai menggunakan keramik homogeneous ukuran

Pembangunan Gedung Utama STKIP 28 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
40x40 cm polished/un polished dan ukuran 40x40 cm polished
design sesuai gambar dan disetujui Direksi Pengawas/MK.

Untuk toilet menggunakan keramik lokal 20X20 ex. Roman atau yang setar
Pengawas/MK.
2. Warna : a. Akan ditentukan kemudian.
b. Untuk masing-masing warna harus seragam.
3. Ketebalan : Minimum 7 mm.
4. Finishing : Permukaan ditentukan kemudian, berglazur atau mat
5. Kekuatanlentur 250 kg/cm2.
6. M u t :u : Tingkat I (satu)
7. Ukuran :
a. Ukuran 40 x 40 cm (jenis homogenous tile), mutu heavy duty, dipasang sebagai
finishing lantai pada seluruh detail yang ditunjukan/disebutkan dalam gambar.
Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
b. Ukuran 20 x 20 cm (jenis single firing, anti slip), mutu heavy duty, dipasang
sebagai finishing lantai pada ruang toilet serta seluruh detail yang
ditunjuk/disebutkan dalam gambar.
8. Bahan pengisi : Grout semen berwarna/Ibagrout/tile grout.
9. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 pasir ditambah bahan perekat/Ibafix
10. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
11. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11
dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang
berlainan) kepada Direksi Pengawas/MK.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, Tim Manajemen di wajibkan membuat shop drawing
dari pola keramik yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
3. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
4. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir dan di tambah bahan perekat
seperti yang disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang

Pembangunan Gedung Utama STKIP 29 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
benar-benar rata.
5. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, untuk
homogenous tile tanpa nat atau sesuai detail gambar serta petunjuk MK, yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya,
untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
6. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan/persyaratan, warna bahan
pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
7. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan
8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
9. Sebelum keramik di pasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air
sampai jenuh.
10. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan gurinda, sehingga diperoleh
hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.
2.3 PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA
2.3.1 Pekerjaan Kusen Dan Daun Pintu Rangka Alumunium
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pembuatan kusen dan daun pintu kaca alumunium meliputi seluruh
detail yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan dari Alumunium setara YKK berikut rangka daun pintu dan daun jendela
kaca.
2. Ukuran kusen 3” dengan warna coklat .

2.4 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


a. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-
bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam

Pembangunan Gedung Utama STKIP 30 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-
alat yang dipasang pada daun pintu dan daun jendela serta seluruh detail yang di
sebutkan/ditentukan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam
dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi
Pengawas.
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda terbuat dari pelat aluminiun
yang tertera nomor pengenalnya.
4. Pelat ini di hubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak
kunci harus di sediakan sebuah lemari anak kunci dengan ’backed enamel finish’
di lengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor
pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.
5. Perlengkapan daun pintu :
i. Engsel ( butt hinges ) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu tunggal dan 2
x 3 buah untuk pintu double, pada daun jendela minimum di pasang 2 buah
setiap daunnya, menggunakan engsel merk Cisa, type/serie SEL 0007 US32D,
atau merk lain yang setara atau ditentukan lain dan disetujui Direksi
Pengawas/MK.
ii. Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan sama
dengan bahan engsel, finish satin stainless steel atau satin chromium.
iii. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah di syaratkan/ditentukan dalam
gambar, di pasang peralatan - peralatan dari merk Cisa dan Kend atau merk
lain, yang setara.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua peralatan yang akan di gunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh - contohnya kepada Direksi Pengaivas/MK
untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang

Pembangunan Gedung Utama STKIP 31 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
bersangkutan.
3. Apabila di anggap perlu, Direksi Pengaivas dapat meminta mengadakan tes- tes
laboratorium yang di lakukan terhadap contoh - contoh bahan yang diajukan
sebagai dasar persetujuan.
4. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jaivab Tim Manajemen
sepenuhnya.
5. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu kebaivah. Engsel
baivah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
6. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
7. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
8. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu, di atur sedemikian
rupa sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi
dengan baik.
9. tintuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop
dari merk dan type seperti yang telah di syaratkan, dipasang dengan baik pada
lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.
10. tintuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi baivah daun pintu
sama.
11. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
12. Posisi ’lock’ dan ’latch’ harus di ajukan oleh kepada Direksi Pengaivas untuk
mendapatkan persetujuan.

2.5 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT


2.5.1 Pekerjaan Langit-Langit Gypsum/Calsiumboard
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan langit-langit gypsum ini dilakukan meliputi seluruh langit-langit
yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Pengawas/MK.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 32 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
b. Persyaratan Bahan
1. Gypsum Board : Produk ex Jaya Board atau setara, tebal 9 mm. lintuk daerah toilet
dan plafond ruang luar digunakan Calsiumboard ex. Jaya Board, tebal 9 mm.
2. Rangka : Semua rangka, material penggantung dan pengikat terbuat dari besi hollow
dengan ukuran 40/40 (rangka utama) 40x20 (rangak pembagi).
3. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan gambar Interior/Arsitektur.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PliBI 82
pasal 38, memenuhi SII.0404 - 81 dan NI-5.

c. Persyaratan Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan dari MK.
2. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas/MK.
3. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
4. Pada pekerjaan langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit
ini.
5. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak
diatas langitlangit harus sudah terpasang dengan sempurna
6. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas
tidak
tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan MK.
7. Pola pemasangan langit-langit asbes sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
8. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung
maksimum 120 cm.
9. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.
10. Pemasangan gypsum pada rangka dengan galvanize "self tapping screw" berjarak
30 cm.
11. Pada sambungan gypsum digunakan semen pengisi sesuai rekomendasi pabrik,

Pembangunan Gedung Utama STKIP 33 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
yang sebelumnya ditutup dengan non fabric material minimum lebar 5 cm.
12. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang difinish cat sesuai yang
disyaratkan.

2.6 PEKERJAAN SANITAIR


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat -
alat bantu lainnya yang di perlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada toilet dan ruang lain yang
dinyatakan/ditunjukkan pada gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Toilet kamar mandi utama menggunakan produk Toto atau merk lain yang setara
dan disetujui oleh Direksi Pengawas/MK.
2. Toilet kamar mandi anak menggunakan produk Toto atau merk lain yang setara dan
disetujui oleh Direksi Pengawas/MK.
3. Type dan jenis lihat tabel
4. Toilet tamu menggunakan produk Toto atau merk lain yang setara dan disetujui oleh
Direksi Pengawas/MK.
5. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan di pasaran, kecuali
bila ditentukan lain.
6. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah di sediakan oleh pabrik.
7. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syaratsyarat dalam buku ini.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas/MK
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang
tidak di setujui harus di ganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu di adakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus di
setujui Direksi Pengawas/MK berdasarkan contoh yang diajukan Tim Manajemen .
3. Sebelum pemasangan dimulai, Tim Manajemen harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,

Pembangunan Gedung Utama STKIP 34 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan gambar
spesifikasi dan sebagainya, maka Tim Manajemen harus segera melaporkannya
kepada Direksi Pengawas/MK.
5. Tim Manajemen tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
6. 6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
7. Tim Manajemen wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Tim Manajemen
, selama kerusakan bukan di sebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan
lancar dipergunakannya.

2.7 PEKERJAAN PENGECATAN


2.7.1 Pekerjaan Pengecatan Dinding
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
ditunjukan/disebutkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Bahan lapisan/coating dasar : Mill putih dari produk lokal, merk Dulux atau merk lain
yang setara dan semen portland yang baik.
2. Cat jenis Weathershield untuk exterior ex. ICI atau setara
3. Cat Vinyl Arcylic Emulsion digunakan sebagai cat finishing dinding dalam ex. ICI atau
setara
4. Warna : Akan ditentukan kemudian.
5. Pengencer : Air bersih 20 %.
6. Pengeringan : Minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
7. Sistem Pengecatan : Minimal 2 lapis

Pembangunan Gedung Utama STKIP 35 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang di pergunakan, sebelum di gunakan terlebih dahulu harus di
serahkan contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari MK/Konsultan
Perencana.
2. Tim Manajemen harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk
dami/contoh kepada Direksi Pengawas/MK untuk mendapat persetujuan.
3. Semua bidang dinding, kecuali bagian yang diexpose, dilapis cat dasar dengan
menggunakan alkali resistance dengan baik.
4. Bidang pengecatan siap di cat setelah dinding betul betul kering dan acian/plesteran
tidak retak-retak kemudian diberi cat dasar terlebih dahulu dan telah disetujui
Direksi Pengawas/MK.
5. Untuk permukaan, dinding exterior dicat dengan menggunakan cat weather shield
sesuai dengan gambar dan persetujuan MK.
6. 6. Sebelum pengecatan di lakukan , Tim Manajemen di wajibkan membuat
contoh-contoh warna, untuk disetujui Direksi Pengawas/MK.
7. Dinding interior dicat dengan menggnakan Cat Vinyl Acrylic Emulsion, merk ICI atau
yang setara disetujui Direksi Pengawas/MK.
8. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda -
benda dan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

2.7.2 Pekerjaan Pengecatan Plafond Gypsum /Calsiumboard


a. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik.
2. Meliputi pengecatan pada permukaan langit-langit Gypsum Board yang disebutkan/
ditunjukan dalam gambar.

b. Syarat-syarat Bahan
1. Bahan dasar : jenis emulsion ex. ICI atau setara, dikerjakan dengan roller.
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyarat an pada PUBI 1982 pasal 54 dan
NI-4.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 36 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan sebelum dipergunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.
2. Tim Manajemen harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatip dari pabrik yang bersangkutan dan contoh percobaan warna cat kepada
Direksi Pengawas/MK.
3. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang
dan pecah-pecah).
4. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
5. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
6. Bagian-bagian yang disyaratkan sebelum dilakukan pengecatan awal/dasar,harus
ditutup dengan bahan cello tape khusus, hingga ilnya baik tidak retak-retak.
7. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar yang
disyaratkan.
8. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas/MK
serta pekerjaan instalasi di dalamnya telah dikerjakan dengan sempurna.
9. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Tim Manajemen harus menyerahkan/
mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produk kepada Direksi
Pengawas/MK, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan
digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Tim Manajemen selama tidak lebih
dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.
10. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap label pabrik pembuatnya.
11. Contoh bahan yang telah disetujui,dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan/pe
nerima an bahan yang dikirim oleh Tim Manajemen ke tempat pekerjaan.
12. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Tim Manajemen untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas/MK sebelum pekerjaan
dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
13. Hasil pengerjaan harus baik, warna harus me rata, tidak terdapat noda-noda pada
permukaan pengecatan.
14. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
15. Tim Manajemen harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 37 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
dan perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
16. Bila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Tim Manajemen
harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya
tambahan biaya.
17. Tim Manajemen harus menyediakan tenaga-tenaga kerja terampil/berpengalaman
seperti yang disyaratkan dari pabrik, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan
yang baik.

2.8 PEKERJAAN WATER PROOFING


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan Water Proofing ini dilakukan meliputi daerah toilet, atap dak beton, kolam,
ground tank dan daerah basah lain atau seluruh detail yang ditunjukan/dinyatakan
dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Untuk Kamar Mandi/WC, atap dak beton, kolam ikan, kolam penampungan air hujan
dan ground tank.
2. Bahan menggunakan jenis coating merk ABC atau produk lain yang setara atau
disetujui Direksi Pengawas/MK.
3. Bahan harus memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan, kuat,
elastis dan tahan ultra violet. Warna susuai yang disyaratkan dari pabrik yang
bersangkutan.
4. Standar bahan dan pemasangan sesuai yang ditentukan oleh pabrik dan memenuhi
ASTM–USA, DIN, BS, SF, dan JIS.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum di pasang terlebih dahulu
diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas/MK untuk mendapatkan
persetujuan.
2. Pengajuan/penyerahan harus disertai dengan brosur/spesifikasi dari masing-masing
pabrik yang bersangkutan.
3. Apabila dipandang perlu, Direksi Pengawas/MK dapat meminta untuk mengadakan
tes-tes laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 38 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
sebagai dasar persetujuan bahan.
4. Jumlah contoh untuk masing-masing jenis tes akan ditentukan kemudian. Seluruh
biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab Tim Manajemen sepenuhnya.
5. Bahan langsung dikerjakan (sesuai ketentuan) di atas bidang permukaan yang telah
memenuhi persyaratan .
6. Pelapisan bahan sesuai ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Semua peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan.
7. Pada waktu penyerahan, Tim Manajemen harus memberikan jaminan atas produk
yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi.
8. Tim Manajemen bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan
baik sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena
tindakan Pemilik.
9. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan
pengganti harus yang disetujui Direksi Pengawas/MK berdasarkan contoh yang
diajukan oleh Tim Manajemen , tanpa adanya tambahan biaya.
10. Tim Manajemen diwajibkan untuk melakukan percobaan/pengetesan terhadap hasil
pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas
permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.
11. Tim Manajemen wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
12. Apabila terjadi kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/ dilaksanakan, maka Tim Manajemen
harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi
Pengawas/MK. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung
jawab Tim Manajemen .

2.9 PEKERJAAN ATAP


2.9.1 Pekerjaan Atap Genteng
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan Atap Genteng adalah pekerjaan Atap Utama, termasuk di dalamnya
Pekerjaan talang jurai, yang cukup spesifik karena bentuk, lokasi, maupun

Pembangunan Gedung Utama STKIP 39 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
persyaratan- persyaratan lain harus mengacu pada Atap.
2. Pemasangan lapisan peredam panas.
3. Pembuatan shop drawing untuk semua pekerjaan.
4. Termasuk dalam pekerjaan Atap Genteng ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan termasuk alat - alat bantu dan alat - alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan Atap Genteng, sehingga dapat dicapai pekerjaan
Atap Genteng yang bermutu baik.
b. Persyaratan Bahan
1. Genteng yang digunakan adalah genteng multiroof berkwalitas baik sehingga akan
menghasilkan pekerjaan yang rapih baik.
2. Cat rangka atap besi dengan Zink Cromate ex ICI atau setara.
3. Pasang lapisan allumunium foil dipasang diatas plat grc tebal 4 mm kwalitas baik.
Sebelum dipasang reng.
4. List Plank kayu menggunakan kayu kamper samarinda klas 1, semua ukuran dan
bentuk list plank kayu harus disesuaikan dengan gambar detail.
5. Semua pekerjaan produk atau material yang akan digunakan harus dilaksanakan
sesuai dengan aturan atau penggunaan yang dikeluarkan oleh pabrik.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Dalam melaksanakan pekerjaan ini Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakannya
dengan hati-hati, mengadakan pengetesan pada material atau bahan eksisting,
terutama pada kekuatan, sifat bahan dan jenis bahan.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus membuat metoda
pelaksanaan pekerjaan, yang diserahkan dan mendapat persetujuan dari
pengawas/MK.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan cara dan detail
pemasangan dan dilaksanakan oleh pekerja yang ahli dan terampil dalam bidang
pekerjaannya.
4. Setelah selesai melaksanakan satu pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus
melaksanakan pengetesan terhadap fungsi atap dan talang, yang dituangkan dalam
Berita Acara dan disetujui oleh Konsultan pengawas/MK bahwa pekerjaan tersebut
berfungsi dengan baik.
5. Semua pekerjaan pasangan ini tidak diijinkan untuk mengganti detail yang ada, bila
ada masalah dengan hal ini harus dibicarakan dengan perencana, dan mendapat
keputusan dari perencana.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 40 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
2.10 PEKERJAAN ANTI RAYAP
a. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan anti rayap ini di lakukan pada permukaan tapak bangunan, permukaan
dasar dan dinding galian tanah, permukaan pondasi, permukaan kayu (kosen, rangka
plafond, rangka atap) serta seluruh bagian yang ditunjukkan/dinyatakan Direksi
Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Merk Lentrek atau setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK
2. Tim Manajemen wajib menyerahkan bahan kimia di tempat pekerjaan dalam
keadaan masih utuh dan tertutup baik(sealed) serta berlabel seperti waktu diterima
dari distributor atau pabrik guna mendapatkan persetujuan dari MK/Direksi
pangawas.
3. Tim Manajemen wajib mengadakan test bahan anti rayap pada laboratorium Pusat
Penelitian pengembangan Perkotaan dan lingkungan di Jakarta guna mengetahui
komposisi, konsentrasi dan aspek dampak lingkungan yang ditimbulkan.
4. Tim Manajemen wajib mwnyerahkan persyaratan tertulis sebagai garansi bahwa
aplikasi perawatan telah dilaksanakan dengan standard sesuai dengan spesifikasi
teknis yang dikeluarkan oleh pabrikpembuat zat kimia anti rayap tersebut, dan
menjamin efektifitas kerja sistem perawatan tersebut tidak kurang dari sepuluh
tahun setelah masa pemeliharaan.
5. Apabila masih terjadi adanya penyerangan rayap selama jangka waktu jaminan, Tim
Manajemen wajib melakukan perawatan kembali tanpa biaya kerja tambah.
6. Untuk peracunan tanah digunakan komposisi 1 % Cholordane 960 EC dicampukan
kedalam satu liter air. Penggunaan 5 liter/m2 dengan cara disemprotkan (spray).

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua tenaga kerja harus merupakan tenaga-tenaga yang ahli dan dapat menjaga
keamanan kerja, pemakaian alat- alat kerja harus dari mutu terbaik, memenuhi
persyaratan dan lengkap (helm, masker, sepatu dan lain sebagainya).

Pembangunan Gedung Utama STKIP 41 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
2. Selama pelaksanaan pekerjaan, Tim Manajemen wajib mengamati dan melakukan
tindakan pengamanan sesuai petunjuk dan saran tertulis dari perusahaan pembuat
zat kimia tersebut. Biaya hal ini ditanggung oleh Tim Manajemen , tidak dapat di
claim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
3. Tidak diijinkan melakukan perawatan pada kondisi tanah yang sangat basah atau
segera setelah hujan lebat.
2. Tidak diijinkan melakukan perawatan tanah pada daerah yang sumber airnya mudah
terkontaminasi.
3. Penimbunan/penutupan kembali hasil perawatan harus segera dilakukan (untuk
mencegah adanya pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya).
4. Selama pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman disentuh manusia adalah
kewajiban Tim Manajemen untuk menjaga keamanan tersebut dan keselamatan
terhadap diri manusia sekitarnya.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus diperhatikan koordinasi kerja dengan
pekerjaan lain yang sedang/akan dilaksanakan.
6. Pencegahan masuknya rayap ke dalam bangunan hatus dilakukan dengan
perawatan tanah pada semua daerah-daerah dimana bangunan berhubungan
langsung dengan tanah. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan alat soil
fumigant yang disuntikan ke dalam tanah sampai kedalaman 70 cm dari muka tanah.
7. Pekerjaan peracunan tanah ini harus dilakukan dengan injector yang dapat bekerja
sedemikian rupa sehingga obat yang disuntikkan menyebar ke semua arah dalam
radius yang ditentukan (standard).
8. Pada permukaan tanah yang telah diberi perkerasan (lantai), maka lantai yang
bersangkutan harus dilubangi dengan diameter 1 cm untuk titik injeksi. Disyaratkan
bahwa kedalaman yang harus dicapai oleh alat minimum 70 cm di bawah permukaan
tanah. Perlindungan pada tanah di sekitar pepohonan harus dilakukan dengan
sangat hati-hati dan tidak diijinkan menggunakan senyawa organis Phospat.

3 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


3.1 SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
3.1.1 Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut

Pembangunan Gedung Utama STKIP 42 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul tersebut atau bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-
syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisahpisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah
satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja. Tim Manajemen harus tetap
melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.
3.1.2 Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Tim
Manajemen , sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari pekerjaan.
Gambargambar Arsitektur dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksana dan detail "finishing" dari pekerjaan.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Tim Manajemen harus mengajukan gambar-gambar kerja
dan detail (working drawing) yang harus diajukan kepada MK untuk mendapatkan
persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Tim Manajemen untuk disetujui MK
dianggap bahwa Tim Manajemen telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi
dengan pekerjaan instalasi lainnya.
d. Tim Manajemen harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-
penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus
dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan lima set lengkap gambar blue
print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings
harus diserahkan kepada MK segera setelah pekerjaan selesai 100 %.

3.1.3 Koordinasi
a. Tim Manajemen pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja
sama dengan Tim Manajemen bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 43 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
3.1.4 Daftar Bahan Dan Contoh
a. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Tim Manajemen menerima
pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh MK, Tim
Manajemen diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan
digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum
nama-nama dan alamat manufacture, katalog dan keterangan-ketera- ngan lain yang
dianggap perlu oleh MK. Persetujuan oleh MK akan diberikan atas dasar diatas.
b. Tim Manajemen harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
MK. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-
contoh ini adalah menjadi tanggungan Tim Manajemen .
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi
teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-
orang yang ahli.
d. Tim Manajemen diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Tim
Manajemen harus segera menghubungi MK untuk berkonsultasi.
e. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan MK, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi
beban tanggung jawab Tim Manajemen . Untuk itu pemeliharaan equipment dan
material harus mendapatkan persetujuan dari MK.

3.1.5 Commissioning Dan Testing


a. Tim Manajemen pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah
seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi
persyaratan persyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Tim Manajemen . Hal ini termasuk pula peralatan
khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh
pabrik, juga harus disediakan oleh Tim Manajemen .

3.1.6 Peralatan Yang Disebut Dengan Merk Dan Penggantinya

Pembangunan Gedung Utama STKIP 44 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan
dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Tim Manajemen wajib
menyediakan sesuai dengan peralatan/merk tersebut diatas.
Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari
MK/Perencana.

3.1.7 Perlindungan Pemilik


Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Tim Manajemen , Pemilik dijamin
dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

3.1.8 Contoh
Tim Manajemen harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan
dipasang disini untuk dimintakan persetujuan MK. Semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan Tim Manajemen .

3.1.9 Pengetesan
Tim Manajemen harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh MK. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggung jawab Tim Manajemen .
3.1.10 Pengujian Dan Penerimaan
Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Tim
Manajemen harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan
yang terpasang, dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya
dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan berita acara test lapangan yang
disetujui MK/Perencana.

3.1.11 Masa Garansi Dan Serah Terima Pekerjaan


a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung dari
penyerahan kedua.
b. Selama masa garansi, Tim Manajemen pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk
mengatasi segala kerusakan- kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa

Pembangunan Gedung Utama STKIP 45 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
ada biaya tambahan.
c. Selama masa garansi tersebut, Tim Manajemen pekerjaan instalasi ini masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-
bukti hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditandata- ngani
bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan MK pengawas
lapangan serta dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan
Instansi yang berwenang.
e. Jika pada masa garansi tersebut, Tim Manajemen pekerjaan instalasi tidak
melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian,
kekurangan selama masa garansi,
maka MK pengawas lapangan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan
tersebut pada pihak lain atas biaya dari Tim Manajemen yang melaksanakan pekerjaan
instalasi tersebut.
f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Tim Manajemen harus mengadakan
semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 3 (tiga) orang calon
operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer).
Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set
operating maintenance and repair manual books, sehingga para petugas/operator
dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.

3.1.12 Laporan
a. Laporan Harian :
Tim Manajemen wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang
memberikan gambaran dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan secara
jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi :
1. Kegiatan Fisik.
2. Catatan dan perintah MK yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
 Material (masuk/ditolak)
 Jumlah tenaga kerja
 Keadaan cuaca
 Pekerjaan tambah/kurang.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 46 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut
berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana
pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager
Pekerjaan dan diserahkan pada MK untuk diketahui/disetujui.
b. Laporan Pengetesan
Tim Manajemen harus menyerahkan kepada MK dalam rangkap 5 (lima) mengenai hal-
hal sebagai berikut :
1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh MK pekerjaan
ini.

3.1.13 Penanggung Jawab Pelaksana


a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Tim Manajemen harus menempatkan
seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus
selalu berada di lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Tim Manajemen dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab
penuh dalam menerima segala instruksi-instruksi dari MK.
b. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerja dan
pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada pada saat yang dikehendaki oleh
MK petunjuk, dan perintah pengawas di dalam pelaksanaan harus disampaikan
langsung kepada pihak Pemborng melalui penanggung jawab Tim Manajemen .
3.1.14 Perubahan, Penambahan Dan Pengurangan Pekerjaan
a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar- gambar rencana yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
MK.
b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Tim Manajemen harus menyerahkan
gambar perubahan yang dimaksud MK pengawas lapangan dalam rangkap lima untuk
disetujui.
c. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus
diajukan oleh Tim Manajemen kepada MK secara tertulis. Perubahan-perubahan
material dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus
disetujui secara tertulis oleh MK.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 47 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
3.1.15 Pembobokan, Pengelasan Dan Pengeboran
a. Tim Manajemen tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Tim Manajemen instalasi ini.
b. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari MK.
c. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari MK.

3.1.16 Pekerjaan Listrik


a. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik
secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah
terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan
pemilik.

3.1.17 Pemeriksaan Rutin


a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
pemeriksaan rutin.
b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak
kurang dari dua minggu sekali.

3.1.18 Kantor Tim Manajemen , Los Kerja Dan Gudang


a. Tim Manajemen diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di
halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan,
penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja
(peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
b. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan, bila terlebih
dahulu mendapatkan izin dari pemberi tugas.

3.1.19 Penjagaan
a. Tim Manajemen wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus
selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).

Pembangunan Gedung Utama STKIP 48 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab Tim Manajemen .

3.1.20 Daya Listrik Dan Penerangan


a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/ daya
kerja harus disediakan oleh Tim Manajemen .
3.1.21 Kebersihan Dan Ketertiban
a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang
maupun diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya
pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh MK pada
waktu pelaksanaan.

3.1.22 Pegawai Penyelenggara Dari Tim Manajemen


a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Tim Manajemen harus diserahkan
kepada penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai
wewenang penuh untuk mengambil keputusan.
b. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat
yang diperlukan pemberi tugas.
c. Site Manager mewakili Tim Manajemen di tempat pekerjaan, dapat bertindak penuh
kepada MK.
d. Petunjuk dan perintah MK di dalam pelaksanaan, disampaikan langsung kepada Tim
Manajemen atau melalui Site Manager, sebagai penanggung jawab di lapangan.
e. Tim Manajemen diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua
pekerja (buruh) dan pegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan
umum, mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan
perbuatan yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan
dari tempat pekerjaan atas perintah pengawas harian. Bila Tim Manajemen lalai, maka
akan dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal denda.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 49 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
3.1.23 Pengawasan
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh MK.
b. Pada setiap saat MK atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Tim Manajemen harus
mengadakan fasilitasfasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan MK
adalah menjadi tanggung jawab Tim Manajemen .
d. Di tempat pekerjaan, MK menempatkan petugas-petugas pengawas yang bertugas
setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.

3.2 PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL


3.2.1 Umum
a. Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan kerja,
dan material serta melaksanakan seluruh pekerjaan sistem listrik hingga beroperasi
sempurna.
b. Gambar dan spesifikasi merupakan bagian yang saling melengkapi dan bersifat
mengikat.
c. Pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh Sub-Tim Manajemen yang
mempunyai pekerja yang cukup dan berpengalaman dalam bidangnya, serta
perusahaan memiliki SIKA dan SPI dan PLN minimal golongan B.
d. Pedoman dasar pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik dan pemakaian bahan adalah
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987), Peraturan PLN, Standar PLN, SII dan
Peraturan yang berlaku di daerah setempat.

3.2.2 Lingkup Pekerjaan


1. Lingkup Pekerjaan Instalasi Listrik.
a) Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan
kerja dan material serta melaksanakan seluruh pekerjaan sistem listrik hingga
beroperasi sempurna.
b) Gambar dan spesifikasi merupakan bagian yang saling melengkapi dan bersifat
mengikat.
c) Pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh Sub-Tim Manajemen yang
mempunyai pekerja yang cukup dan berpengalaman dalam bidangnya, serta
perusahaan memiliki SIKA dan SPI dan PLN minimal golongan B.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 50 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
d) Pedoman dasar pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik dan pemakaian bahan
adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987), Peraturan PLN, Standar PLN,
SII dan Peraturan yang berlaku di daerah setempat.
2. Ketentuan yang disebutkan berulang.
Bila ada yang disebutkan berulang pada Bab/Pasal/Gambar Lain, harus diartikan lebih
menegaskan masalahnya. Bila ada yang saling bertentangan, yang diambil patokan
adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau bobot biaya lebih.

3.2.3 Koordinasi Pekerjaan


Untuk kelancaran pekerjaan harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat
dalam proyek.
1. Material
Material yang digunakan harus baru, bermutu baik dan sesuai spesifikasi yang telah
ditentukan.
2. Tim Manajemen harus menyerahkan contoh material yang akan dipasang untuk
mendapat persetujuan.
3. Shop Drawing
Sebelum pelaksanaan Tim Manajemen harus menyerahkan Shop Drawing untuk
disetujui Pengawas termasuk katalog/data dan literatur serta uraian tentang sistem
instalasi listrik.
4. Substitusi
Bila material ditentukan merknya, pada Penawaran Tim Manajemen harus memenuhi,
hanya dapat diganti merk lain atas persetujuan Pemberi Tugas.
5. Proteksi
Seluruh material dan peralatan harus diproteksi secara sempurna sebelum, selama dan
sesudah pemasangan. Tim Manajemen bertanggung jawab atas ekrusakan akibat cara
proteksi yang tidak sempurna.
6. Pengecatan
a) Bila material sudah dicat dari pabrik, permukaan yang cacat harus di cat kembali
dengan warna yang sama.
b) Bila material belum di cat dari pabrik, harus dilakukan pengecatan secara
sempurna.
c) Penentuan jenis warna dan merk cat, harus dimintakan persetujuan pada
Pengawas.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 51 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
3.2.4 As BuildDrawing
Tim Manajemen harus membuat secara lengkap gambar yang sebenarnya dari seluruh
pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas setelah
disetujui oleh Pengawas, sebanyak 3(tiga) set.
1. Pengujian
a) Tim Manajemen harus melaksanakan pengujian/pengetesan dan percobaan
seperti operasi sesungguhnya dari sistem instalasi listrik. Peralatan yang
mengalami kerusakan/cacat harus diganti/diperbaiki dan percobaan ulang.
b) Sebelum instalasi dialirkan arus harus diadakan pengujian tahanan isolasi dengan
dimegger.
c) Seluruh instalasi listrik harus Balancing antara R, S dan T menjadi seimbang.
d) Seluruh hasil pengujian harus dibuat secara tertulis dan disaksikan oleh Pengawas
serta diketahui oleh pemberi Tugas.
2. Peraturan Hak Patent.
Pemilik Proyek terbatas dari klaim/tuntutan biaya sehubungan dengan merk dagang
atau hak ciptan atau material yang digunakan pada proyek ini. Hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Tim Manajemen .
3. Gambar
Gambar perencanaan menunjukkan kapasitas, jumlah dan perletakan serta spesifikasi,
Tim Manajemen waiba memeriksa kemungkinan adanya kesalahan/ketidak cocokan
pada gambar dan bila terdapat hal tersebut, Tim Manajemen harus segera
memberitahukan kepada Pemberi tugas.
4. Prinsip Design
Karakteristik instalasi tegangan 220/380 volt, frequency 50 Hz, untuk sistem 3 phase
dengan 5 kawat dan untuk sistem 1 phase 3 kawat.
5. Proteksi
Semua bagian dari peralatan listrik harus dihubungkan ke pertanahan dan semua Panel
harus diketanahkan dengan elektroda terpisah.

3.2.5 Spesifikasi Teknis Instalasi Listrik


1. Panel Listrik Normal dan UPS
Menggunakan merk Hagger type inbow. Spesifikasi yang harus diperhatikan dalam
pemasangan panel UPS adalah sebagai berikut :

Pembangunan Gedung Utama STKIP 52 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
a) Input panel diambil dari panel utama gedung dengan menggunakan kabel feeder
dengan ukuran yang seuai dengan kapasitas UPS. Jenis kabel yang digunakan
adalah NYY dengan merk 4 besar (Kabelindo, Supreme, Tranka, Metal).
b) Panel UPS untuk out putnya menggunakan grounding tersendiri. Tegangan
grounding ke netral paling tinggi 1 volt. Kabel grounding menggunakan kabel BC.
c) Setiap penyambungan ke bar harus menggunakan sepatu kabel.
d) MCB yang digunakan merk MG(Merlin Gerin).
2. Instalasi Stop Kontak Listrik UPS
Adalah instalasi yang sumbernya dari UPS, dalam pekerjaannya harus memenuhi
spesifikasi sebagai berikut :
a) Kabel yang digunakan adalah kabel yang telah lulus standar LMK/PLN yaitu :
Supreme, Tranka, Kabelindo dan Kabel Metal. Ukuran kabel 3x2,5 mm dan jenis
kabel yang digunakan adalaj jenis NYY. Penyambungan kabel yang erisolasi PVC
harus diisolasi dengna pipa PVC yang khusus untuk listrikdan harus di dalam kotak
penyambungan atau yang disebut Tee Dus.
b) Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafond dilindungi dengan pipa conduit
diameter minimum 5/8” merk Clipsal atau EGA.
c) Semua pemasangan instalasi kabel diusahakan inbow tertanam pada dinding.
d) Semua instalasi berhenti di dinding dimana dipasang stop kontak. Penarikan kabel
dari stop kontak dinding ke meja kerja digunakan kabel ekstension dengan
memasang stop kontak outbow 4 lubang.
e) Stop kontak dinding (inbow) satu lubang merk Clipsal, warna disesuaikan dengan
warna dinding.
f) Stop kontak outbow 4 lubang ex. German
g) Protektor kabel listrik merk EGA.
h) Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kontak-kontak penyambungan
khusus setiap group maksimal terdiri dari 5 stop kontak.
3. Instalasi Stop Kontak Listrik Normal
Adalah instalasi yang sumbernya dari listrik PLN, dalam pengerjaannya harus
memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
a) Kabel yang digunakan adalah kabel yang telah lulus standar LMK/PLN yaitu :
Supreme, Tranka, Kabelindo dan Kabel Metal. Ukuran kabel 3x2,5 mm dan jenis
kabel yang digunakan adalah jenis NYM> Penyambungan kabel yang berisolasi
PVC harus diisolasikan dengan pipa PVC yang khusus untuk listrik dan harus di

Pembangunan Gedung Utama STKIP 53 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
dalam kotak penyambungan atau yang disebut Tee Dus.
b) Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafond dilindungi dengan pipa conduit
diameter minimum 5/8” merk Clipsal atau EGA.
c) Semua instalasi berhenti di dinding dimana dipasang stop kontak.
d) Stop kontak dinding (inbow) satu lubang merk Berker, warna disesuaikan dengan
warna dinding.
e) Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kontak-kontak penyambungan
khusus setiap group maksimal terdiri dari 5 stop kontak.
f) Input panel diambil dari Kwh meter gedung dengan menggunakan kabel feeder
dengan ukuran yang sesuai dengan kapasitas daya terpasang. Jenis kabel yang
digunakan adalah NYY dengan merk 4 besar (Supreme, Tranka, Kabelindo, dan
Kabel Metal).
4. Instalasi Penerangan
Instalasi yang diperuntukkan bagi penerangan lampu, dalam pemasangannya harus
memeuhi spesifikasi sebagai berikut :
a) Kabel yang digunakan adalah kabel yang telah lulus standar LMK/PLN yaitu :
Supreme, Tranka, Kabelindo dan Kabel Metal. Ukuran kabel 3x2,5 mm dan jenis
kabel yang digunakan adalah jenis NYM> Penyambungan kabel yang berisolasi
PVC harus diisolasikan dengan pipa PVC yang khusus untuk listrik dan harus di
dalam kotak penyambungan atau yang disebut Tee Dus.
b) Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafond dilindungi dengan pipa conduit
diameter minimum 5/8” merk Clipsal atau EGA.
c) Semua pemasangan instalasi kabel untuk sakelar diusahakan inbow tertanam
dalam dinding.
d) Sakelar digunakan merk Clipsal
e) Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan khusus
setiap group maksimal terdiri dari 12 titik lampu.
5. Armature Lampu
Armature lampu penerangan yang dipasang harus memenuhi spesifikasi sebagai
berikut :
o Housing Lampu : “ARTOLITE”.
o Armature lampu : “ PHILLIPS”
o Komponen : “PHILLIPS”
a) Lampu Down Light PLC 18 W.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 54 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Lampu yang digunakan adalah dari model lampu Down Light Kotak dengan
penutup kaca buram ex Griff
Spesifikasi :
Reflector : Alumunium
Base : Steel Sheet
Lampu : PLC ex. Phillips
Recesse Mounted;
Square Housing : Warna putih
Ballast : Vosslon
Komponen : Phillips
Ukuran : 150 mm X 150 mm
b) Lampu Area Servis TL 36W
Lampu menggunakan lampu jenis TL warna putih.
Spesifikasi :
Type : Outbow
Ballast : Vosslon
TL : Phillips
Komponen : Phillips
6. Kabel Feeder
Kabel feeder yang digunakan dari jenis NYY dengan merk 4 besar yaitu : Supreme,
Tranka, Kabellindo dan Kabel Metal.
a) Instalasi Hubungan Pertanahan (Grounding)
Instalasi hubungan pertanahan harus sesuai dengan peraturan PLN, PUIL
1987 dan gambar.
b) Bagian yang harus dihubung-tanahkan adalah badan/rangka instalasi yang terbuat
dari logam yang dalam keadaan kerja normal tidak bertegangan dan Konstruksi
bangunan yang terbuat dari logam.
c) Kawat pertanahan di panel digunakan jenis BC dengan ukuran minimal sama
dengan ukuran incoming feeder dan kawat berisolasi warna majemuk kuning
untuk instalasi di dalam bangunan.
d) Elektrode pentanahan digunakan pipa GIP diameter 1,5” di ujung pipa dipasang
cooper rod sepanjang 0,5 M, dipantek dalam tanah.
e) Pengukuran pertanahan dilakukan dengna mengukur tegangan antara Netral +
Grounding dengan nilai maksimal 1 Volt.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 55 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
7. Saklar dan Stop Kontak
a) Saklar yang dipakai jenis rocker mekanisme rating 10 A, 250 V, dipasang inbow
dengan bingkai rata pada tembok setinggi 150 cm di atas lantai dalam kotak dan
ring yang standar dilengkapi dengan tutup persegi.
b) Kotak-kotak yang dipakai jenis yang memakai earthing contact rating 10 A, 250 V,
dipasang rata di dinding setinggi 30 cm di atas lantai dilengkapi saluran
pertanahan.
c) Armature saklar dan stop kontak menggunakan merk clipsal.

3.2.6 Persyaratan Penangkal Petir 1.


Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan
dari sistem penangkal petir yang lengkap sesuai spesifikasi ini, serta pengurusan izin
dari badan yang berwenang (Jawatan Keselamatan Kerja).
2. Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku dari Jawatan
Keselamatan Kerja atau standard/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.
3. Material
Material yang digunakan dalam sistem penangkal petir dalam keadaan baik dan sesuai
dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Direksi. Daftar material, katalog dan
shop drawing harus diserahkan kepada Direksi sebelum dilakukan pemasangan.
Material atau alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak. Sistem
penangkal petir yang dipakai adalah : ~ Sistem non radio aktif atau elektrostatis.
Komponen-komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :
a) Head Electroda Sistem Terminasi Udara (Splitzen) :
Head Electroda khusus untuk sistem proteksi petir eksternal, yang dimaksudkan
untuk menghadang sambaran petir.
b) Penghantar/konduktor penyalur :
Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara
listrik antara kepala penangkal dan penghantar/konduktor penyalur vertikal (down
conductor) yang menghubungkan secara listrik antara kepala penangkal dan
elektroda pentanahan. Penangkal ini harus menjamin dapat mentransfer dengan
aman energi kilat dari "air terminal " ke bumi. Untuk sistem konvensional
digunakan jenis kabel : BCC (Bare Copper Conductor).

Pembangunan Gedung Utama STKIP 56 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
c) Sistem Pembumian :
Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan
elektroda
pembumian bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan tanah
secara berkala. Elektroda pembumian :
~ Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod digalvanisir dengan diameter tidak
kurang dari 5/8" dan panjang minimum 6 meter dan harus dimasukkan ke dalam
tanah secara vertikal dan pengukuran tahanan pembumian maksimum 2 Ohm.
4. Pemasangan/Pelaksanaan
Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dan spesifikasi pabrik.
a) Batang penangkal dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut angker atau
klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis pada saat
timbulnya sambaran petir.
b) Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan konduktor
untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.
c) Sambungan-sambungan :
~ Sambungan yang diperikan haruslah menjamin kontak yang baik dan tidak
mudah terlepas.
~ Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat
adanya sambungan .
d) Pelindung mekanis :
Down Conductor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan pipa PVC
type high impact.
5. Pengujian/Pengetesan
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pentanahannya. Pengetesan yang harus dilakukan :
a) Grounding Resistant Test
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standar.
b) Continuity Test.
6. Contoh
Tim Manajemen harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan
dipergunakan/dipasang, yaitu minimal penghantar dan elektroda pentanahan yang

Pembangunan Gedung Utama STKIP 57 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
dimintakan dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah tanggungan Tim Manajemen .
7. Pemeriksaan
Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Direksi untuk memastikan dipenuhinya
spesifikasi ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Direksi terlebih
dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan
syarat-syarat spesifikasi dan gambar-gambar harus segera diganti, tanpa
membebankan tambahan pada pemilik proyek.
8. Surat Izin
a) Tim Manajemen harus mempunyai SPJT – Surat Penanggung Jawab Teknik golongan
C yang dikeluarkan oleh Assosiasi Tim Manajemen AKLI (Assosiasi Tim Manajemen
Listrik Indonesia).
b) Tim Manajemen harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan penangkal petir
ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah
dikerjakan.
9. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan : merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan
pada waktu tender.
Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-
barang produksi.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu
terutama untuk material-material Listrik utama, maka wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada
tabel material tidak dapat diadakan oleh , yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang
kuat dan dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangan dan Perencana, maka dapat
dipikirkan penggantian merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada .

1 . Air Terminal : EF, Prevectron, Guardian, Helita


2 . Testlink : Lokal
3 . Penghantar/kondukto : Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, (BC 70 mm2) IKI-
r Sumindo

Pembangunan Gedung Utama STKIP 58 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
4 . Conduite : EGA, Clipsal, Marshall Tuflex, Waler
5 . Elektroda pembumian : Batang copper rod masif diameter 5/8” dan
panjang minimum 6 meter
3.3 SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS PEKERJAAN MEKANIKAL
3.3.1 Pekerjaan
Plumbing
I. U M U M
1. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaaan plambing,
sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari, tetapi tidak
terbatas pada :
a. Pengadaan dan pemasangan pompa angkat, air bersih, dan pompa deep well.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi plambing dan peralatan-peralatan
bantunya. Sampai sistem berfungsi dengan baik.
c. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing yang terpasang kecuali
sanitary.
d. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh pemberi
tugas.
e. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as
built drawing bagi instalasi yang telah terpasang.
2. Koordinasi
a. Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk
menunjukkan secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan dan
penyambunganpenyambungannya. Tim Manajemen harus melengkapi dan
memasang seluruh peralatanperalatan yang dibutuhkan untuk melengkapi
pekerjaan.
b. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan,
pemipaan, cabinet dan lain-lain. Tim Manajemen harus memodifikasi tata letak
tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-
pemasangan yang sempurna sesuai dengan rencana pekerjaan Arsitek dari
peralatan-peralatan tersebut.
c. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan
dalam gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan
lain yang disebut oleh spesifikasi dan ditunjukan dalam gambar.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 59 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
3. Kualifikasi Pekerja
a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh
pekerjapekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Tukang
las harus mempunyai Sertifikat.
b. MK pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan, bila
dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak berpengalaman.
4. Pengajuan-pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Tim Manajemen harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/ pemasangan
peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau
pekerjaanpekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau
modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-
peralatan yang akan dipasang.
d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar)
dari material/peralatan yang akan dipasang.
5. Review
MK akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari Tim Manajemen dan
memberi komentar atas hal tersebut.
Tim Manajemen harus memodifikasi/merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar,
sampai didapat persetujuan dari MK.
6. Standard dan Code
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku
peraturanperaturan sebagai berikut :
a. Perda Banten tentang Bangunan dalam Wilayah Banten.
b. Perda Banten tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam Wilayah Banten.
c. Tata Cara Perencanaan Tangki Septic –Departemen PU.
d. Pedoman Plambing Indonesia – Departemen PU.
e. SNI untuk pekerjaan Plambing.
7. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi
a. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama
Tim Manajemen wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang
sebanyak 3 set cetak biru dan 1 set transparant.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 60 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
b. Tim Manajemen juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi
dan maintenance dari sistem yang dipasang.
8. Bagian yang berhubungan
Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah :
 Pemipaan
 Katub/Valves
 Isolasi dan pengecatan
 Pompa

II. S I S T E M
1. Umum
a. Sistem Penyambungan Pipa
Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain dari bahan yang
sama, sedangkan untuk bahan pengikatnya digunakan las atau pemanas khusus.
b. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya
 Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus
terpasang dengan kokoh (Rigit) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
 Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak
mengganggu waktu pemasangan-pemasangan/dinding porselent dan
sebagainya.
 Dengan pemasangan fixtures yang baik dan serasi, juga kuat dalam
kedudukannya untuk komponen, misalnya fixture, fitting dan sebagainya. Tim
Manajemen bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di
dalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.
c. Penggantung/Penumpu Pipa
 Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau
angker yang kokoh (ringit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah
timbulnya getaran.
 Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
dengan jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.
 Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi
bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran

Pembangunan Gedung Utama STKIP 61 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
beton atau dengan Ramset.
 Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem/clam dan dibuat dengan jarak
tidak lebih dari 3 m’.
 Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar
pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam
gambar tersebut.
d. Valve-Valve dan peralatan bantu (accessories)
 Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "Screwed bronze body dengan
external spindle".
 Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk
pekerjaan air bersih sanitari digunakan tekanan kerja 125 psi.
 Check Valve0 1/2” –2” valve body steam disc bronze material, female
thead. 0 2 1/2” keatas Cast Iron body, Flanged end, Cast steel disc.
 Strainer ukuran 1/2”-2” Valve body, Steam disc bronze material, female thread,
Y type. Ukuran0 2 1/2” keatas, Cast iron body, stainless steel screen, flanged
end, Y type.
- Flexible Connection ukuran 0 2”-8” material Synthetic rubber material flanged
end.
e. Persyaratan teknis pemasangan
 Semua pipa yang berada didalam bangunan harus dipasang didalam
dinding/baian dari bangunan pada arah vertikal maupun horizontal.
 Sudut belokan yang diperbolehkan adalah 90 dan 45 derajad
 Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dahulu dalam keadaan
sempurna.
 Sebelum support dipasang harus dicat dengan zinchomate primer pintu.
 Semua pemasangan harus rapih dan sebaik mungkin.
 Pada waktu pemasangan, ujung pipa yang belum akan disambungkan harus
ditutup dengan plug atau dop.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada support.
 Pipa dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan
yang dipaksakan.
 Tim Manajemen ini harus dapat berkerja sama dengan Tim Manajemen lain
 Semua pemasangan yang berhubungan (menggantung) menembus pada

Pembangunan Gedung Utama STKIP 62 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Konstruksi bangunan, Tim Manajemen ini menghubungi direksi untuk minta
persetujuan.
 Tim Manajemen harus menyediakan Sleeve dilengkapi dengan sayap untuk
pipa-pipa yang menembus bangunan.
 Semua pipa harus bersih dari bekas bahan preparat sambungan.
 Pekerjaan las dilakukan oleh tenaga-tenaga yang mempunyai rekomendasi las
dari Instansi yang berwenang.
f. Pembilasan Pipa
 Setelah pengujian selesai maka diperlukan pembilasan terhadap seluruh
jaringan pipa dengan cara menjalakan sistim distribusi dan mengeluarkan air
yang sudah diberikan bahan disinfectan dari tiap titik masing-masing .
 Disinfeksi dilakukan dengan memasukan Chlorine kedalam sistem dengan
cara injeksi.Dosis Chlorine adalah 50 ppm.
 Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar Chlor tidak melebihi 0,2 ppm.
2. Air Bersih
Air Bersih yang didapat dari unit pompa sumur/sumber air dan jaringan pipa PDAM
ditampung pada tangki atas dan didistribusikan ke alat-alat plambing secara gravitasi.
3. Air Bekas/Air Kotor
Pada dasarnya air buangan yang berasal dari toilet seperti dari floor drain dan lavatory
dipisah dengan air kotor yang berasal dari WC dan urinoir. Lintuk itu digunakan 2 (dua)
pipa datar dan 2 (dua) pipa tegak untuk air buangan dan air kotor. Kemudian
disalurkan ke septic tank dan selanjutnya diresapkan.
4. Air Hujan
Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak untuk
selanjutnya disalurkan ke saluran existing yang terdapat pada sekitar bangunan.

III. PERSYARATAN MATERIAL


Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
Pipa ATP Toro, Kelen
Valve Kitz, Toyo, Key Stone
Check Valve Kitz, Toyo, Key Stone
Strainer Kitz, Toyo, Key Stone

Pembangunan Gedung Utama STKIP 63 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Flexible Connection Tozen, Omega, Procco
Pressure Gauge Nagano
Lintuk pipa-pipa jaringan Air panas yaitu pipa-pipa Polipropylene kelas PN.20 dan harus
memenuhi persyaratan atau standard-standard lainnya yang disetujui oleh Direksi
Pengawas Lapangan. Atau bisa saja dipilih salah satu merk, ATP Toro Kelen atau setara.
Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus dari jenis/bahan yang
sama dan berasal dari satu merk pembuat dan mengikuti standard SII.
Untuk hal tersebut diatas Tim Manajemen harus menyediakan brosur & potongan pipa dari
berbagai ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh sambungan (mock up) antara
pipa dengan pipa, dan antara pipa dengan fitting untuk ditunjukan kepada Direksi
Penga/tas dan membuat persetujuan untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut, serta
memberikan jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut.

IV. GARANSI
1) Tim Manajemen Plambing bertanggung ja/tab atas pencegahan bahan/peralatan
untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau
rusak harus diganti oleh Tim Manajemen tanpa biaya tambahan.
2) Tim Manajemen harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya
(Skiller Labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu
pipa tertutup (oleh dinding, langit-langit dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh
Penga/tas dan /takilnya yang ditunjuk.
3) Tim Manajemen pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada Penga/tas,
bah/ta seluruh instalasi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pemadam
kebakaran, instalasi
pembuangan air kotor akan bekerja dengan memuaskan, dan bah/ta Tim Manajemen
akan menanggung semua biaya atas kerusakan-kerusakan/ penggantian yang perlu
selama jangla waltu satu tahun.
4) Sebelum pemasangan instalasi plambing, fixture-fixture dan peralatan lain, Tim
Manajemen harus menyerahkan contoh barang-barang yang akan dipasang dan atau
brosur-brosurnya untuk mendapatkan persetujuan dari Penga/tas.
5) Peralatan yang akan dipasang, terutama peralatan utama, harus dilengkapi dengan
sertifikasi dari pabrik pembuat/agen resmi dari peralatan yang dimaksud.

V. TRAINING

Pembangunan Gedung Utama STKIP 64 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Tim Manajemen harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon operator
yang akan mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih, air kotor dan air hujan.
Latihan dapat dimulai sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan
persetujuan penga/tas.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 65 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
6.1 URAIAN UMUM
Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil
pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat dalam
melaksanakan kegiatan atau pekerjaan yang berpedoman pada perencanaan, serta
melakukan tindakan koreksi dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi penyimpangan
pada pelaksanaan.
Sedangkan pengendalian pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan, pemberian instruksi,
orongan dan mengadakan koordinasi berbagai pekerjaan oleh pimpinan kepada bawahan
agar pelaksanaan tugas yang diberikan berjalan dengan lancar, serta berpedoman untuk
tetap memelihara hubungan kerja sama yang baik antara pimpinan dengan bawahan.Untuk
mencapai hasil yang diinginkan esuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan dalam
dokumen lelang, maka dalam pekerjaan proyek pembangunan diperlukan adanya kedua
hal tersebut di atas yang dilakukan oleh unsur - unsur pelaksana pembangunan proyek
tersebut. Unsur yang terkait dalam bidang ini adalah konsultan pengawas. Pihak konsultan
pengawas harus cermat dan teliti mengamati setiap langkah pekerjaan dan harus tegas
mempertanyakan mengenai kualitas bahan baku proyek dan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan bila dirasakan tidak sesuai dengan perjanjian dokumen kontrak yang telah
disepakati. Pihak konsultan pengawas dapat meminta laporan mingguan kepada pihak Tim
Manajemen untuk mengetahui progress report kemajuan proyek yang telah dilaksanakan.

6.2 PENGENDALIAN PROYEK


Maksud dari pengendalian proyek adalah mengatur dan mengendalikan unsur - unsur vital
dalam pelaksanaan sebuah proyek, unsur- unsur tersebut adalah :
a. Pengendalian mutu
b. Pengendalian waktu
c. Pengendalian biaya
d. Pengendalian dokumen
e. Pengendalian tenaga kerja
f. Pengendalian alat dan material

Pembangunan Gedung Utama STKIP 66 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Dalam proyek ini semua pengendalian proyek tersebut sudah berjalan dengan kesepakatan
bersama, sehingga pihak-pihak yang terkait dalam proyek tersebut dapat dilaksanakan
sesuai dengan tugasnya masing-masing.

6.2.1 Pengendalian Mutu (Quality Control)


Pengendalian mutu adalah suatu sistem yang mengendalikan metode kerja dan hasil akhir
dari suatu pekerjaan. Pengendalian mutu yang diterapkan pada proyek pembangunan
Gedung Utama STKIP Ruteng meliputi :

1. Pengendalian material yang datang


Pengendalian materiang yang datang adalah upaya untuk mendapatkan material yang
sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan. Setelah dilakukan nspeksi hanya material
- material yang memenuhi syarat yang akan berada di lokasi proyek, sedangkan yang tidak
memenuhi syarat dikembalikan atau ditukar.
2. Pemeriksaan mutu beton
A. Slump Test
Pemeriksaan mutu beton cair di lapangan dapat dilakukan dengan cara slump test. Slump
test dilakukan untuk mengetahui kekentalan dari adukan beton yang akan dicor. Ada tiga
macam kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pengujian beton dengan cara slump test,
yaitu :
1. True slump (baik) adalah apabila tinggi slump = 2/3 tinggi cetakan slump
2. Shear slump (buruk) adalah apabila tinggi slump ½ tinggi cetakan slump
3. Collapse slump (sangat buruk) adalah apabila tinggi slump 1/3 tinggi cetakan slump.

Gambar 6.2.1 (a)


Pengujian Slump Test

Pembangunan Gedung Utama STKIP 67 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Tahap - tahap pelaksanaan slump test secara singkat adalah sebagai berikut:
1. Adukan beton untuk pengujian slump test harus diambil langsung dari mesin
pencampur dengan menggunakan alat lain yang tidak menyerap air. Bila dianggap perlu
adukan beton diaduk lagi sebelum dilakukan pengujian.
2. Siapkan kerucut terpancung dengan diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm dan
tingginya 30 cm. Kemudian
3. diletakkan pada pelat atau bidang yang datar dan tidak menyerap air.
4. Cetakan diisi sampai penuh dengan adukan beton dalam 3 lapis. Setiap lapisan berisi
kira-kira 1/3 isi cetakan. Tiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang berukuran
panjag 60 cm dan diameter 16 mm sebanyak 25 kali tusukan secara merata.
5. Setelah cetakan diisi penuh maka bidang atasnya diratakan kemudian dibiarkan selama
½ menit dan dalam jangka waktu itu semua adukan beton yang jatuh disekitar kerucut
harus dibersihkan.
6. Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus keatas. Balikkan cetakan dan
diletakkan perlahan-lahan disamping benda uji.
7. Ukurlah nilai slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan
tinggi rata-rata benda uji.

B. Tes Kuat Tekan Beton

Gambar 6.2.1 (b) Sample Uji Tkan Beton

Tahap - tahap pelaksanaan uji kuat tekan beton secara singkat adalah sebagai berikut:
1. Adukan beton yang akan di tes diambil dari hasil slump test.
2. Isilah cetakan beton silinder 15 x 30 cm dengan adukan beton terdiri dari 3 lapis. Setiap
lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 68 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
3. Setelah dilakukan pemadatan, ketukkan isi cetakan perlahan-lahan sampai rongga
bekas tusukan tertutup. Ratakan permukaan beton dan biarkan beton dalam cetakan
selama 24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas dari getaran.
4. Setelah 24 jam bukalah cetakan dan beton direndam dalam air untuk memenuhi
persyaratan perawatan beton selama waktu yang dikehendaki.
5. Ambillah beton yang akan diuji kekuatannya dari bak perendam kemudian bersihkan
dari kotoran yang menempel dengan kain.
6. Lapislah permukaan atas dan bawah benda uji dengan dengan mortal belerang, agar
didapat permukaan yang rata.
7. Kemudian letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
8. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban konstan berkisar antara 2-4
kg/cm2per detik,
9. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum
yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
10. Pengetesan benda uji dilakukan pada umur 3,7,14 dan 28 hari. Untuk beton yang
berumur dibawah 28 hari harus dilakukan konversi terhadap kekuatan 28 hari.

Umur Beton Koefisien


3 Hari 0,40
7 Hari 0,65
14 Hari 0,88
21 Hari 0,95
28 Hari 1,00
Tabel 6.2.1(a)Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Pada Berbagai Umur

Pembangunan Gedung Utama STKIP 69 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Tabel 6.2.1(b) Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Pada Berbagai Benda Uji

Pemeriksaan karakteristik mutu beton yang dihasilkan dapat dilakukan dengan cara uji
tekan beton apakah sesuai dengan yang direncanakan. Jika terjadi penyimpangan pada
beton yang dipesan (misalnya kekuatan beton yang diberikan tidak sesuai dengan yang
dipesan), maka harus dilakukan langkah- langkah antisipasi seperti :
1. Pembongkaran pada struktur bangunan yang telah di cor.
2. Pemberian ganti rugi terhadap pihak Tim Manajemen (dalam hal ini, perlu dilakukan
negosiasi dengan pihak pemasok Pioneer Beton).
3. Jika beton yang telah di cor berada pada bagian non struktural, maka langkah
pembongkaran dapat diabaikan, dan diatasi kerusakan dengan langkah perkuatan di
bagian yang mampu menyangga bagian tersebut.

6.2.2 Pengendalian Waktu (Time Control)


Pengendalian waktu proyek adalah cara mengendalikan waktu pelaksanaan agar waktu
pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana. Oleh karena itu penjadwalan kegiatan proyek
yaitu mengatur waktu pelaksanaan pekerjaan menjadi sangat penting dalam rangka
pengendalian waktu. Salah satu cara pengendalian waktu adalah time schedule. Hal
ini dibuat untuk mengatur item - item pekerjaan agar diatur sedemikian rupa, sehingga
suatu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya dapat saling berhubungan dan tidak saling
tumpang tindih. Macam- macam time schedule, yaitu :
1. Master Schedule
Dalam pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari bagian-bagian pekerjaan yang jumlahnya
banyak, harus dijadwalkan sedemikian rupa agar tidak terjadi saling tunggu antar suatu
pekerjaan yang dapat memperlambat jalannya pekerjaan proyek. Tujuan dibuatnya master
schedule adalah untuk mencapai hasil fisik yang dapat dipertanggungjawabkan dalam
jangka waktu yang telah
ditetapkan.
Adapun pemecahan master schedule, yaitu :
1. Construction schedule
Rencana waktu pekerjaan struktur dalam suatu proyek baik struktur atas maupun bawah.
2. Weekly schedule
Rencana pekerjaan yang akan dilakukan dalam waktu satu minggu oleh pekerjaan lapangan.
3. Monthly schedule

Pembangunan Gedung Utama STKIP 70 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Rencana pekerjaan yang akan dilakukan dalam waktu satu bulan. Fungsi master schedule,
yaitu :
1. Sebagai sarana pengatur waktu
2. Sebagai pedoman kerja bagi Tim Manajemen
3. Sebagai sarana kontrol bagi pencapai prestasi pekerjaan
4. Sebagai dasar perhitungan dan penentuan sanksi - sanksi, perpanjangan pekerjaan,
denda dan lain sebagainya

Keuntungan master schedule, yaitu :


1. Memudahkan pengaturan urutan kerja, kedatangan bahan dan tenaga kerja.
2. Pelaksanaan pekerjaan menjadi lancar dan efektif.
3. Biaya pelaksanaan relatif menjadi lebih murah.
4. Mudah membuktikan jika ada gangguan-gangguan alam untuk meminta perpanjangan
waktu pelaksanaan.
5. Sewaktu-waktu dapat meneliti apakah pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.
6. Dapat dipakai sebagai dasar untuk memberi pringatan kepada Tim Manajemen .
7. Lebih menjamin terlaksananya pekerjaan dengan baik dan teratur.
8. Memudahkan perhitungan hari-hari keterlambatan untuk setiap item pekerjaan.

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun


master schedule adalah :
1. Biaya pelaksanaan Dalam penyusunan masing-masing jenis pekerjaan yang
pelaksanaannya harus mempertimbangkan biaya pelaksanaan untuk masing-masing
item pekerjaan, dengan demikian Tim Manajemen dapat memperkirakan waktu
pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
2. Metode pelaksanaan, Metode pelaksanaan dibuat untuk mengetahui pekerjaan yang
harus didahulukan, bersamaan waktunya dan yang menunggu pengerjaannya hingga
pekerjaan lainnya selesai.
3. 3.Tenaga kerja Tim Manajemen harus dapat menentukan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
4. Peralatan Penggunaan peralatan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi waktu dan
akan menunjang produktivitas tenaga kerja sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar dan selesai sesuai jadwal.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 71 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
5. Cuaca Kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan. Untuk itu Tim
Manajemen harus dapat mencari solusi untuk dapat mengatasi masalah tersebut agar
tidak menghambat pelaksanaan proyek.
6. Owner Target waktu penyelesaian yang dikehendaki oleh pemilik (owner) harus
diperhitungkan sehingga pekerjaan dapat sesuai dengan target waktunya. Macam-
macam Laporan Yang Digunakan Dalam Gedung Utama STKIP Ruteng adalah :

1. Laporan Harian
Laporan Harian berisi tentang :
1. Jumlah tenaga kerja dan staff
2. Jumlah dan macam alat yang dioperasikan
3. Pengadaan dan pemakaian bahan / material
4. Kegiatan proyek yang dilaksanakan
5. Data keadaan cuaca

Tujuan Laporan Harian :


1. Memelihara penilaian yang wajar dan layak.
2. Mencegah keterlambatan waktu pelaksanaan.
3. Memperbaiki gejala-gejala penyimpangan atau pelanggaran-pelanggaran
Kegunaan Laporan Harian :
1. Sebagai saran bagi kontrol terhadap :
a. Tim Manajemen dalam melakukan tugas pelaksanaan.
b. Quality assurance dalam melakukan tugas pengawasan.
2. Sebagai sarana komunikasi dan dokumntasi.
3. Sebagai dasar perhitungan pekerjaan tambahan atau pekerjaan kurang, perpanjangan
waktu pelaksanaan, denda dan lain sebagainya.
Keuntungan Laporan Harian :
1. Membantu menyelesaikan masalah bila terjadi perselisihan.
2. Untuk perhitungan perpajangan waktu pelaksanaan.
3. Untuk perhitungan pekerjaan tambah kurang.
4. Menentukan sanksi-sanksi atau denda pada Tim Manajemen . 5. Lebih menjamin
tercapainya hal fisik yang lebih baik dan sesuai dengan ketepatan syarat-syarat teknis.
5. Bahan-bahan, waktu dan tenaga kerja yang terbuang menjadi berkurang. Laporan
harian dibuat setiap hari secara tertulis dan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 72 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
ditandatangani oleh Tim Manajemen , disetujui oleh Manajemen Konstruksi dan pemilik.
Kemudian konsultan Manajemen Konstruksi memeriksa dari laporan dan kesesuaiannya
dengan gambar dan spesifikasi, time schedule pekerjaan, instruksi yang diberikan, dan
syarat-syarat pekerjaan. Jika diperlukan, konsultan manajemen konstruksi dapat
memberikan catatan - catatan pada laporan tersebut.

2. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan berisi tentang :
1. Jumlah tenaga kerja dan staff
2. Jumlah dan macam alat yang dioperasikan
3. Pengadaan dan pemakaian bahan / material
4. Kegiatan proyek yang dilaksanakan
5. Data keadaan cuaca
6. Pengujian yang dilaksanakan

Laporan Mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian selama satu minggu mulai
dari hari senin sampai hari sabtu. Laporan ini juga ditandatangani oleh Tim Manajemen ,
Manajemen Konstruksi dan pemilik. Kemajuan tiap kegiatan dapat dinilai secara kumulatif
berdasarkan kemajuan pekerjaan tiap minggu, Manajemen Konstruksi dapat memberi
catatan/ komentar.

3. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi tentang :
1. Rencana dan realitas kerja
2. Jumlah tenaga kerja dan staff
3. Jumlah dan macam alat yang dioperasikan
4. Pengadaan dan pemakaian bahan / material
5. Persetujuan gambar kerja yang diajukan
6. Data keadaan cuaca
7. Perkembangan pekerjaan
8. Dokumentasi kegiatan proyek

Laporan Bulanan merupakan kumulatif dari laporan-laporan


harian yang dibuat sebagai laporan kemajuan dari pekerjaan yang

Pembangunan Gedung Utama STKIP 73 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
dilakukan dengan mengacu pada time schedule.
4. Laporan Kemajuan Proyek
Laporan Kemajuan Proyek berisi tentang :
1. Uraian pekerjaan
2. Bobot pekerjaan (dalam %)
3. Rencana kerja mingguan
4. Realisasi pekerjaan
5. Kondisi pelaksanaan
6. Tahap penyelesaian Laporan ini dibuat oleh Tim Manajemen setiap minggu. Digunakan
sebagai dasar di dalam rapat progress (rapat mengenai kemajuan pekerjaan yang diadakan
setiap minggu) untuk menentukan seberapa jauh kemajuan pekerjaan yang telah dicapai.

5. Rapat Koordinasi
Rapat Koordinasi membahas tentang :
1. Hambatan - hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
2. Ketidakjelasan dan ketidakcocokan gambar - gambar pelaksanaan pada pekerjaan di
lapangan
3. Pengadaan dan pemakaian material
4. Sasaran yang harus dicapai untuk waktu yang akan datang Rapat ini diadakan seminggu
sekali, dan dihadiri oleh semua pihak yang terlibat didalam pelaksanaan proyek. Rapat
ini berfungsi untuk menyelesaikan masalah yang timbul didalam pelaksanaan proyek
dan tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja.
5. Rapat Perencanaan Rapat Perencanaan diadakan setiap satu atau dua minggu sekali,
dan dihadiri oleh pemilik, konsultan perencana, dan kon
6. sultan Manajemen Konstruksi. Setiap selesai rapat kemudian dilanjutkan dengan
peninjauan ke lapangan, sehingga dapat diketahui apakah pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan perencanaan dan mengetahui hal - hal yang mungkin tidak dapat
mempengaruhi kurva S atau harus dilakukan perencanaan untuk mengganti pekerjaan
yang tidak sesuai dengan jadwal.

6.2.3 Pengendalian Biaya (Cost Control)


Pengendalian Biaya ini adalah suatu sistem yang mengendalikan biaya pelaksanaan proyek,
bagaimana mengendalikan biaya produksi di lapangan sesuai dengan rencana anggaran
pelaksanaan proyek. Untuk pengendalian biaya ini pihak Tim Manajemen melakukan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 74 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
perhitungan ulang volume pekerjaan dan membuat analisa harga satuan pekerjaan, biaya
umum lapangan, biaya langsung, dan biaya tidak langsung. Bila terdapat perbedaan yang
sangat jauh antara rencana dan realisasi maka diadakan pengkajian, lalu memperhitungkan
apa penyebabnya, kemudian dicari solusinya agar tidak terulang lagi pada masa yang akan
datang.
Pengendalian Biaya Biasanya Dilakukan Oleh :
a. Pengendalian biaya proyek secara detail dilaksanakan oleh Tim Manajemen sendiri
b. Pengendalian biaya proyek secara keseluruhan dilaksanakan oleh manager proyek
sebagai wakil dari owner dibantu oleh konsultan.
Pengendalian biaya oleh Tim Manajemen merupakan hal yang penting, karena biaya yang
diterima dari pemilik tidak langsung diberikan pada awal proyek melainkan diberikan
menurut presentase kemajuan pekerjaan.
Semua biaya untuk kebutuhan pelaksanaan proyek tersebut harus sudah diperhitungkan
dalam penawaran dan menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan yang bersangkutan.
Langkah-langkah yag diambil Tim Manajemen , yaitu :
1. Memilih keseluruhan pekerjaan menjadi item-item pekerjaan tersebut dengan batasan
yang jelas sehingga lebih mudah diawasi.
2. Memilih biaya pekerjaan yang dikeluarkan menurut item-item pekerjaan tersebut.
3. Menentukan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan harus dibayar oleh pemilik.
Dengan pemilihan pekerjaan ini, Tim Manajemen dapat mengetahui dengan jelas item
bagian pekerjaan mana yang tidak efisien dan terlalu banyak menyerap dana, sehingga Tim
Manajemen maupun subTim Manajemen dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan
efisiensi kerja
.
6.2.4 Pengendalian Dokumen (Document Control)
Pengendalian ini adalah suatu sistem yang mengendalikan dokumen. Dokumen - dokumen
tersebut berupa dokumen-dokumen tender dan dokumen - dokumen proyek. Tugas
mengendalikan dokumen diantaranya mengendalikan gambar - gambar kerja yang beredar
di lapangan yang bersifat controlled semuanya berada di bawah tanggung jawab Konsultan
Pengawas.

6.2.5 Pengendalian Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting dan menentukan dalam
pelaksanaan proyek pembangunan. Tenaga kerja yang ada harus dioperasikan dengan baik

Pembangunan Gedung Utama STKIP 75 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
agar diperoleh efisiensi kerja yang tinggi. Yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap
orang yang ikut serta dalam pelaksanaan suatu proyek. Tenaga kerja yang terdapat dalam
pelaksanaan proyek ini sebagai berikut :
1. Tenaga ahli Adalah tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan pengalaman dalam
bidang konstruksi bangunan, yang sesuai dengan pendidikannya. Jenis tenaga kerja ini
antara lain : Kepala Proyek, Manager Proyek.
2. Tenaga menengah Adalah tenaga kerja yang mendapat pendidikan rata - rata setingkat
SMK dan diploma. Tenaga kerja ini antara lain bekerja pada bidang administrasi, tenaga
mekanik dan pelaksana lapangan.
3. Tenaga mandor Adalah kepala pekerja yang memberi perintah langsung kepada
bawahannya (tenaga kasar/buruh) pada bidang pekerjaan tertentu. Pada proyek
pembangunan Gedung Utama STKIP Ruteng ini mandor membawahi beberapa bidang
pekerjaan khusus yaitu pekerjaan galian pada tiang pancang, pekerjaan bekisting,
pekerjaan pembesian dan pekerjaan beton.
4. Tenaga tukang Adalah tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya berdasarkan
pengalaman kerja, misalnya tukang kayu, tukang besi, tukang batu, dan lain- lain.
5. Tenaga kasar Adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan badan
dalam pekerjaannya. Biasanya tenaga ini membantu atau melayani tenaga tukang,
misalnya dalam pengangkutan material. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
setiap harinya bervariasi tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan. Jumlah tenaga kerja
yang dipergunakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab mandor, karena sistem yang
digunakan adalah sistem borongan yaitu mandor melakukan suatu pekerjaan tertentu
dan pekerja yang terlibat dalam pekerjaan tersebut dibayar oleh mandor. Mandor harus
cermat dalam menentukan jumlah tenaga kerja, karena jika volume pekerjaan tidak
sesuai dengan tenaga kerja yang dipakai, maka mandor bisa mengalami kerugian.
Walaupun diberi kebebasan dalam menggunakan tenaga kerja, tetapi hal ini tetap harus
dilaporkan kepada Tim Manajemen utama. Dalam hal ini kepada Kepala Proyek.
6. Tenaga K3 Adalah tenaga tentang keselamatan kerja di lapangan, dengan adanya k3
dilapangan mampu memberikan pengawasan tentang hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan di lapangan, seperti mengingatkan jika ada pekerja yang tidak memakai helm
atau safety project lain di lapangan, dan juga melakukan pengawasan langsung.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 76 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Gambar 6.2.5 (a) Pengawasan K3 di Lapangan

Gambar 6.2.5 (b) Pemasangan Jaring Untuk Keselamatan

Gambar 6.2.5 (c) Pemasangan Petunjuk Arah dan Pemasangan


Jalan yang Aman Untuk Dilewati.

6.2.6 Pengendalian Alat dan Material


Perusahaan pembangunan sangat memerlukan pengontrolan yang teratur dan teliti supaya
bisa diketahui, masih ada atau tidaknya stok alat dan bahan di gudang dan di tempat

Pembangunan Gedung Utama STKIP 77 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
penyimpanan barang. Alat dan bahan yang masuk atau keluar harus dicatat secara teliti
berikut ukuran, merek, dan jumlah atau volumenya. Catatan barang - barang diperlukan
untuk pengontrolan stok dan untuk kalkulasi. Untuk pengendalian material menggunakan
material schedule, schedule pengiriman barang dan equipment schedule.
1. Material schedule adalah rencana pemakaian bahan / material
untuk suatu pekerjaan mencakup jumlah sesuai dengan pekerjaan
yang dilaksanakan.
2. Equipment schedule adalah rencana pemakaian peralatan sesuai dengan kebutuhan serta
waktu pemakaiannya.
3. Schedule pengiriman barang adalah rencana pengiriman barang oleh supplier.
Pengontrolan alat dan bahan bangunan di gudang sebaiknya dilakukan dengan cara
sebagai berikut :

1. Bukti penerimaan barang


Bukti penerimaan barang dipakai jika barang diterima di dalam gudang dan diisi sesuai
dengan banyaknya barang yang diterima, bukti ini diberikan untuk supplier dari bagian
gudang sebagai bukti bahwa supplier telah mengirimkan barang sesuai dengan pesanan.
Bukti ini ditandatangani oleh yang menyerahkan
(supplier), yang mengetahui dalam penerimaan barang, dan yang
menerima barang.
2. Bon penerimaan barang
Bon ini dipakai untuk meminta barang dari bagian gudang, diisi sesuai dengan jumlah dan
jenis barang tersebut. Surat ini ditandatangani oleh bagian gudang dan penerimaan barang.
3. Surat permintaan barang
Surat permintaan barang ini digunakan untuk meminta barang. Surat ini ada dua jenis,
untuk meminta barang ke kantor pusat dan untuk meminta ke bagian logistik. Surat ini
ditandatangani oleh pihak manager lapangan, ketua bagian teknis dan ketua bagian
pelaksana.
4. Kartu stok
Kartu ini untuk mengisi barang - barang yang keluar atau masuk di gudang, atau bisa
dikatakan kita dapat mengetahui jumlah dan macam barang apa saja yang terdapat di
dalam gudang /stok barang. Pada proyek pembangunan Gedung Utama STKIP Ruteng
barang yang telah dipesan, disimpan di gudang untuk waktu yang telah direncanakan.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 78 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Adapun hambatan - hambatan yang terjadi pada waktu saat pelaksanaan pekerjaan antara
lain :
1. Keterlambatan pada saat pemesanan stok barang yang dibutuhkan.
2. Kekeliruan pada saat pemesanan stok barang yang dibutuhkan.
3. Adanya perubahan desain.

6.2.7 Permasalahan Dalam Proyek


1. Persiapan Pekerjaan
a. Faktor cuaca yang sering kali menghambat pekerjaan struktur maupun pekerjaan
pengecoran, sehingga terjadi keterlamabatan di waktu pengerjaan.
b. Penumpukan hasil pembongkaran bekisting serta material lainnya masih berada pada
area kerja sehingga dapat menghambat langkah kerja para pekerja proyek. Sebaiknya
material hasil pembongkaran serta benda-benda yang dapat mengganggu kelancaran
pekerjaan proyek segera dibersihkan agar tidak mengganggu pekerjaan proyek
itu sendiri.
c. Faktor kurangnya tenaga kerja juga menghambat pekerjaan, sehingga di proyek ini
mengalami keterlambatan.

Gambar 6.2.7 (a) Penumpukan hasil pembongkaran bekisting

2. Pelaksanaan
a. Pada prosedur pelaksanaan adanya penambahan atau penyambungan besi di bagian
balok di area basement 2.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 79 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Gambar 6.2.7 (b) Penyambungan Besi Balok

Proses penanganannya dengan cara penyambungan besi dengan cara di lem, yang
dikerjakan oleh spesialis penyambungan besi

b. Adanya keterlambatan pekerjaan struktur bawah, sehingga harus adanya pengurugan


tanah kembali dan dilakukan pondasi pile cap lagi, sehingga terjadi keterlambatan.

Gambar 6.2.7 (c)

Pembangunan Gedung Utama STKIP 80 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
5.1. PELAKSANAAN K-3 DI LAPANGAN
Manajemen Proyek Konstruksi
Manajemen Proyek Konstruksi dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga) kata yaitu Manajemen,
Proyek dan Konstruksi. Manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mengelola pekerjaan dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok
orang. Secara umum Manajemen dapat artikan sebagai suatu Ilmu dan Seni. seperti ilmu
pengetahuan lain umumnya, Manajemen dalam pengertian sebagai Seni karena
Manajemen bersifat abstrak dimana pengembangan ketrampilan manajemen hanya
dimungkinkan dari bakat, kemampuan dan pengalaman dalam mengembangkan Seni
Manajemen Namun hasil yang terbaik akan diperoleh bila Ilmu dan Seni dalam
manajemen itu bertindak saling melengkapi (complementary). Jadi pengertian
manajemen dalam hal ini adalah seni mengelola kegiatan-kegiatan untuk mencapai
sasaran yang optimal. Proyek adalah suatu kegiatan berkesinambungan yang dilakukan
oleh sekelompok orang waktu dan sumber daya yang terbatas di suatu lokasi tertentu.
Pemenuhan Peraturan Perundangan-unda- ngan, Standar dan Pedoman K3 Semua
peraturan perundangan-undangan, standar dan pedoman yang terkait K3 pekerjaan

Pembangunan Gedung Utama STKIP 81 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
pada umumnya dan yang terkait jenis pekerjaan konstruksi pada khususnya, wajib
dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Tujuan Keelamatan Kerja


Adapun tujuan dielenggarakannya kerja atas keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan konstruksi, Menjamin keselamatan produksi dipelihara dan dipergunakan
secara aman dan efisien. Syarat-syarat Keselamatan Kerja Guna memenuhi sasaran
keselamatan kerja haruslah memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja, sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang

Syarat-syarat Keselamatan Kerja


Guna memenuhi sasaran keselamatan kerja kerja, sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1, yaitu Mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan, Memberi
kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya, Memberi pertolongan pada kecelakaan, Memberi alat-alat
perlindungan diri pada para pekerja, Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran, Mencegah dan mengendalikan timbulnya
penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan,
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai, Menyelenggarakan suhu dan lembab
udara yang baik, Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup, Memelihara
kebersihan, kesehatan dan ketertiban, Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat
kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya, Mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang, Mengamankan dan memelihara
segala jenis bangunan, Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang, Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya,
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu keadaan atau macam penyakit atau gangguan yang
diakibatkan oleh pekerjaan yang dilaksanakan. Dalam dunia sementara produktivitas
yang optimal merupakan keinginan setiap pengusaha konstruksi, dengan demikian

Pembangunan Gedung Utama STKIP 82 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
sasaran keuntungan akan dapat dicapai. Salah satu kendala dalam proses kerja adalah
penyakit kerja. Penyakit kerja membawa dampak kerugian bagi perusahaan berupa
pengurangan waktu kerja dan biaya untuk mengatasi penyakit kerja tersebut.Sehingga
bagi pengusaha konstruksi, pencegahan jauh lebih menguntungkan daripada
penanggulangannya. Dengan melihat pengertian masing-masing dari keselamatan kerja
dan kesehatan kerja, maka keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai
kondisi dan faktor-faktor yang berdampak pada kesehatan karyawan, pekerja kontrak,
personel Tim Manajemen , tamu dan orang lain di tempat kerja.

Tempat Kerja
Tempat kerja adalah tipe ruangan, lapangan, tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana diperinci dalam UU No 1 Tahun
1970 pasal 2 ayat 2 yang memberikan perincian tempat kerja sebagai berikut Dibuat,
dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, mekanik, perkakas, peralatan
atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau
disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya, termasuk
bangunan pengairan,saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya, atau
dimana dilakukan pekerjaan persiapan; Dilakukan usaha pertanian, perkebunan,
pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan; Dilakukan usaha pertambangan dan
pengolahan emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan,gas, minyak atau
mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui
terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara; Dikerjakan bongkar-muat
barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang; Dilakukan
penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air; Dilakukan pekerjaan
dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan; Dilakukan pekerjaan di bawah
tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah; Dilakukan pekerjaan yang
mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh
atau terperosok, hanyut atau terpelanting;Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau

Pembangunan Gedung Utama STKIP 83 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
lobang;Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran; Dilakukan pembuangan
atau pemusnahan sampah atau limbah; Dilakukan pemancaran, penyiaran atau
penerimaan radio, radar, televisi atau telepon; Dilakukan pendidikan, pembinaan,
percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang menggunakan alat teknis;
Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik,
gas, minyak atau air; Diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan
rekreasi lainnya yang memakai peralatan, instalasi listrik atau atau mekanik

Kecelakaan Kerja
Menurut Sulaksmono (1997) kecelakaan dikehendaki yang mengacaukan suatu aktivitas
yang telah diatur.Tidak terduga oleh karena latar belakang peristiwa itu tidak terdapat
adanya unsur kesengajaan, terlebih dalam bentuk perencanaan.Peristiwa kecelakaan
disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai pada
yang paling berat. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang ada hubungannya
dengan pekerjaan, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada
waktu melaksanakan pekerjaan, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari
rumah menuju tempat kerja ataupun sebaliknya. Maka dalam hal ini, terdapat dua
permasalahan penting, yaitu Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, atau
Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Kecelakaan menyebabkan 5
jenis kerugian, yaitu Kerusakan, Kekacauan organisasi, Keluhan dan kesedihan, Kelainan
dan cacat, Kematian.

Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di menghasilkan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.

Jenis–Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Jaminan Kecelakaan Kerja kerja maerupakan resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja
yang melakukan pekerjaan. Untuk penghasilannya yang diakibatkan oleh kematian atau
cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka perlu adanya jaminan
kecelakaan kerja.
Jaminan Kematian

Pembangunan Gedung Utama STKIP 84 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan terputusnya penghasilan, dan sangat
berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga jaminan kematian dalam
upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun
santunan berupa uang.

Jaminan hari Tua


Hari tua dapat mengkibatkan terputusnya terputusnya upah tersebut dapat
menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja dan mempengaruhi ketenaga kerjaan
sewaktu masih bekerja, teruma bagi mereka yang penghasilannya rendah. Jaminan hari
tua memberikan kepastian penerimaan yang dibayarkan sekaligus dan atau berkala
pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau memenuhi
persyaratan tersebut.

Jaminan pemeliharaan kesehatan


Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan unutk sehingga dapat melaksankan rugas
sebaikbaiknya dibidang penyembuhan (kuratif).

Estimasi Biaya
Estimasi biaya adalah suatu proses untuk suatu konstruksi untuk setiap proyek yang
ada. Menurut National Estimating Society-USA, kemungkinan jumlah biaya yang di
perlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu
itu. Estimasi biaya juga dapat didefinisikan sebagai evaluasi biaya dari seluruh elemen
proyek yang perhitungannya berdasarkan lingkup pekerjaan yang telah disetujui
(Phaobunjong, 2002). Estimasi yang dilakukan pada berbagai tahap proyek memiliki
tingkat yang bervariasi. Berbagai tipe dan cara dalam mengestimasi biaya akan
tergantung pada data atau informasi yang tersedia dalam mengestimasi biaya akan
tergantung pada data atau informasi yang tersedia, batas waktu, dan tujuan dari
estimasi tersebut.

Proyek Konstruksi
Proyek Konstruksi adalah suatu rangkaian pembangunan sesuatu bangunan, mencakup
pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil dan disiplin lain seperti teknik industri, mesin,
elektro, geoteknik, maupun lansekap. Pihak Pihak yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi

Pembangunan Gedung Utama STKIP 85 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Dalam kegiatan proyek konstruksi terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya
proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam
rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Manajemen proyek mempunyai kewajiban untuk
mengkoordinasi semua pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi tersebut, sehingga
tujuan proyek konstruksi tersebut dapat tercapai dengan baik dan semua pihak secara
optimal mendapatkan hal-hal yang menjadi sasaran mereka untuk terlibat dalam proyek
tersebut. Orang/badan yang membiayai, merencanakan, dan melaksanakan bangunan
tersebut disebut unsur-unsur pelaksana pembangunan. Masing-masing unsur tersebut
mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab, dan wewenang sesuai dengan posisinya
masing-masing. Dalam melaksanakan kegiatan perwujudan bangunan, masing-masing
pihak (sesuai dengan posisinya) saling berinteraksi satu sama lain sesuai dengan
hubungan kerja yang telah ditetapkan. Koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat
dalam perencanaan, pelaksanaan proyek konstruksi merupakan kunci utama untuk
meraih kesuksesan sesuai dengan tujuannya.

Hirarki Pengendalian
Pada kegiatan pengkajian resiko (risk control) merupakan salah satu hal yang sangat
diperhatikan. Pemilihan hirarki pengendalian efesiensi sehingga resiko menurun dan
menjadi resiko yang biasa diterima (acceptable risk) bagi suatu organisasi. Secara
efektifitas, hirarki kontrol pertama diyakini memberikan efektifitas yang lebih tinggi
dibandingkan hirarki yang kedua. Hirarki pengendalian ini memiliki dua dasar pemikiran
dalam menurunkan resiko yaitu melaui menurunkan probabilitas kecelakaan atau
paparan serta menurunkan tingkat keparahan suatu kecelakaan atau paparan, Lihat
gambar 2

Eliminasi/Elimination
Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan dilakukan pada saat desain, tujuannya
adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan adanya kekurangan pada desain.
Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya
mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari resiko, namun demikian,
penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis. Contoh-
contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya jatuh, bahaya ruang
terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 86 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Substitusi/Substitution
Metode pengendalian ini bertujuan untuk peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih
tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini disain sistem ataupun desain ulang.
Beberapa contoh aplikasi substitusi misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk
mengurangi interaksi mesin-mesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan
pembersih kimia yang kurang berbahaya, mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus
listrik, mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang cair
atau basah.

Pengendalian Teknik/Enginnering Control


Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia.
Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit implementasi metode ini misal adalah
adanya penutup mesin/machine guard, circuit breaker, interlock system, start-up alarm,
ventilation system, automatic sensor.

Pengendalian Administratif/Administratif
Control dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode
kerja kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman.
Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar operasi baku (SOP),
pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan,
manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll. Alat Pelindung Diri (APD)
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal yang perlu

5.2. PELAKSANAANK-3 PADA FASILITAS KERJA


Alat Pelindung Diri (APD)
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diperhatikan dalam pengendalian bahaya.
APD berfungsi untuk mengurangi risiko dari dampak dihindari ketergantungan hanya
menggandalkan alat pelindung diri dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Namun,
bukan berarti penggunaan Alat Pelindung Diri dapat diabaikan. Alat pelindung diri
antara lain: Topi keselamtan (Safety Helmet), kacamata keselamatan (safety
glasses/goggles), masker, sarung tangan, pelindung telinga (earplug), pakaian (uniform)
dan sepatu keselamatan (safety shoes). Dan APD yang lain yang dibutuhkan untuk
kondisi khusus, yang membutuhkan perlindungan lebih misalnya: faceshield, respirator,

Pembangunan Gedung Utama STKIP 87 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
body harness, dll. Pengertian Peralatan Perlindungan Diri Kesehatan dan keselamatan
kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya, semua perusahaan Tim
Manajemen berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/perlengkapan
perlindungan diri atau Personal Protective Equipment (Ervianto, 2005, hal 199). Kontrol
manajemen konstruksi dapat mengurangi ataupun mengeliminasi kondisi rawan
kecelakaan. Walaupun teknik manajemen dapat menjamin keselamatan, tetapi akan
lebih aman jika digunakan Alat Perlindungan Diri (APD). Jika kecelakaan tetap terjadi
setelah kontrol manajemen konstruksi diterapkan, yang harus diperhatikan adalah
mengkaji kelengkapan keamanan dan keselamatan. Peralatan keamanan menyediakan
keamanan dalam bekerja, jika peralatan ini tidak berfungsi dengan baik, maka resiko
terjadi kecelakaan pada pekerja besar (Charles, 1999, hal 401). Beberapa bentuk dari
peralatan perlindungan diri telah memiliki standar di proyek konstruksi dan tersedia di
pabrik ataupun industri konstruksi. Helm pelindung dan sepatu merupakan peralatan
perlindungan diri yang secara umum digunakan para pekerja untuk melindungi diri dari
benda keras. Di beberapa industri, kacamata pelindung dibutuhkan. Kelengkapan
peralatan perlindungan diri membantu pekerja melindungi dari kecelakaan dan luka-
luka, (Charles,1999, hal 401).

.Jenis Alat Pelindung Diri (APD)


Cara terbaik mencegah kecelakaan adalah Perlindungan perorangan harus di anggap
sebagai garis pertahanan terakhir, karena sering peralatan ini tidak praktis untuk dipakai
dan menghambat gerakan. Karenanya tidak mengherankan bila kadangkala
dikesampingkan oleh pekerja. Pada masa sekarang ini, alat pelindung diri telah
dirancang sedemikian rupa agar bisa dipakai sesuai dengan fungsinya. Alat pelindung
diri terdiri dari beberapa jenis berdasarkan fungsinya, antara lain:

Pelindung mata (safety glasses/goggles)


Kacamata pengaman digunakan untuk besi yang beterbangan ditiup angina, mengingat
partikel-partikel debu berukuran sangat kecil mata.Tidak semua jenis pekerjaan
membutuhkan kacamata kerja.Namun pekerjaan yang mutlak membutuhkan
perlindungan mata adalah mengelas. Goggles memberikan perlindungan yang lebih
baik dibandingkan safety glasses sebab lebih menempel pada wajah, lihat gambar 3.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 88 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Gambar 3. Pelindung Mata

Sarung tangan pengaman


Tujuan utama penggunaan sarung tangan dan tajam selama menjalankan pekerjaan.
Jenis pekerjaan yang memerlukan sarung tangan pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukan pegangan yang keras, lihat gambar 4.

Gambar 4. Sarung tangan Pengaman

Gambar 5.Sepatu Pengaman

Gambar 6. Topi Pengaman

Masker

Pembangunan Gedung Utama STKIP 89 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Pelindung bagi pernapasan sangat penting masker. Berbagai material konstruksi
berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa kayu dan besi sisa dari
kegiatan memotong, mengamplas, dan debu-debu bahan bangunan, lihat gambar 8.

Gambar 8. Masker

Gambar 7. Pelindung telinga

Jas Hujan
Perlindungan terhadap cuaca terutama hujan mengunakan jas hujan. Pada tahap
konstruksi, terutama awal pekerjaan umumnya masih berupa cuaca, misalnya pada saat
pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pelaksanaan kegiatan diproyek selalu bersinggungan
langsung dengan panas matahari ataupun hujan karena dilaksanakan di ruang terbuka.
Tujuan utama pemakaian jas hujan tidak lain untuk kesehatan pekerja. Perlu diingat
pemakaian Jas hujan tidak diperkenankan digunakan bagi pekerja yang bekerja
diketinggian karena dapat mengganggu pekerjaan, lihat gambar 9.

Gambar 9. Jas Hujan

Pelindung wajah (face shield)


Pelindung wajah untuk melindungi wajah pekerjaan menggerinda), lihat gambar 10.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 90 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Tali Pengaman & Sabuk Keselamatan (safety belt)
Banyak sekali terjadi kecelakaan kerja karena jatuh dari ketinggian. Pencegahan utama
ialah tersedianya jaring pengaman. Tetapi untuk keamanan individu perlu Ikat Pinggang
Pengaman atau Sabuk Pengaman ( Safety Belt ). Yang wajib digunakan untuk mencegah
cidera yang lebih parah pada pekerja yang bekerja diketinggian ( > 2 M tinggi ), lihat
gambar 11.
Tali Kaitan (Life Line)
Tempat Kaitan (Anchor Point)
Tali Pengikat (Lanyard)
Pengencang Tali Kaitan (Refracting Life Lines)

Gambar 10. Tali pengaman dan Sabut Keselamatan

Contoh Rambu-Rambu Peringatan :

PELAN-PELAN !
ADA PERBAIKAN JALAN

HATI-HATI!!!
ADA PEKERJAAN GALIAN

HATI - HATI !
ADA TUMPUKAN
MATERIAL

Pembangunan Gedung Utama STKIP 91 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
Lokasi Sumber Bahan
Jenis Material Keterangan
(Quarry)

Batu Kali/Gunung Meti

Pasir Pasangan Wae Reno

Pasir Beton Batok

Pengujian dilakukan di
Agregat Kasar/Halus
Lab. Pengujian PU
Pengujian dilakukan di
Material Batu Pecah
Lab. Pengujian PU
Pengujian dilakukan di
Material Selektif
Lab. Pengujian PU

Tanah Timbunan

Semen Type I Sesuai SNI

Pembangunan Gedung Utama STKIP 92 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
1. Dari perhitungan perencana di dapat nilai pekerjaan sebesar pembangunan sebesar
Rp 25,527,368,400, nilai total HOK pembangunan gedung Utama STKIP Ruteng di
estimasikan sebesar Rp 7,658,210,520.11 (Tujuh milyar enam ratus lima puluh
delapan juta dua ratus sepuluh ribu lima ratus dua puluh koma sepuluh )
2. Dengan kemajuan progress 11.84 %, di dapat nilai pekerjaan sebesar Rp. dari tolal
biaya pembangunan sebesar Rp 25,527,368,400. Sehingga total biaya HOK (Harian
Orang Kerja sebesar ) sebesar Rp. 3,024,684,658.13 (Tiga milyar dua puluh empat juta
enam ratus delapan puluh empat ribu enam ratus lima puluh delapan koma dua belas)
3. Dari estimasi perencanana dengan progres 11.84% di dapat nilai HOK sebesar Rp.
907,405,397.44 (Sembilan ratus tujuh juta empat ratus lima ribu tiga ratus sembilan
puluh tujuh koma empat puluh tiga rupiah) Sedangkan nilai HOK yang telah
dikeluarkan oleh Panitia Pembangunan Rp. Rp. 541.330,000 (Lima Ratus Empat Puluh
Satu Juta Tiga Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah)
4. Realisasi keuangan Tim Manajemen sampe dengan bulan Akhir November 2017,
sebesar Rp. 228.000.000,00 (Dua ratus dua puluh delapan Juta Rupiah)
5. Dalam laporan administrasi proyek keuangan dan data logistik dapat dilihat pada
lampiran

Pembangunan Gedung Utama STKIP 93 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT
9.1. KENDALA
1. Kondisi lapangan dengan luas areal yang kecil sehingga mangalami kesulitan dalam
lokasi quarry pendropingan material pasir dan batu sehingga di perlukan tempat lokasi
quarry untuk penumpukan/ penimbunan material pasir, batu, lokasi quarry pasir dan
batu yang dipergunakan sekarang berada di kalurahan karot (sebelah terminal karot)
dan sekaligus sebagai tempat produksi batu pecah 2/3 untuk menghindari polusi udara/
kebisingan apabila berada di lokasi sekitar STKIP.
2. Sesuai dengn gambar perencanaan pada pondasi bore pile diperlukan presisi antara
pondasi dan galian tanah, maka galian pondasi dikerjakan secara manual, dengan luas
galian pondasi yang sempit menyulikan dalam pelaksanaan pekerjaan
3. Selain kendala di atas ada pula kendala no teknis dimama pada 2 bulan terakhir curah
hujan cukup tinggi sehingga mengurangi efektifitas kerja dilapangan.

9.2 SARAN
Rapat lapangan(site meeting) dilakukan dilokasi pekerjaan/lapangan dalam rangka
koordinasi kegiatan pelaksanaan, yang diadakan sekali dalam satu minggu atau
mingguan, tengah bulanan, dan bulanan.

Pembangunan Gedung Utama STKIP 94 | P a g e


Ruteng – Flores - NTT

Anda mungkin juga menyukai