JUMLAH HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN
(Rp)
A Pekerjaan Persiapan 88,485,000.00
B Pekerjaan Tanah Dan Urugan 348,453,685.63
C Pekerjaan Pondasi Batu 66,156,750.00
D Pekerjaan Struktur Beton Bertulang 15,924,692,244.51
E Pekerjaan Dinding & Partisi 1,055,685,196.00
F Pekerjaan Struktur Atap, Penutup Atap & Plafond 889,348,500.00
G Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela, Curtain Wall & 2,529,624,400.00
Acp
H Pekerjaan Keramik Lantai & Dinding 1,322,182,624.22
I Pekerjaan Instalasi Listrik 711,645,000.00
J Pekerjaan Instalasi Sanitasi, Air Bersih & 962,025,000.00
Pembuangan Air Hujan
K Pekerjaan Asesoris Toilet 871,550,000.00
L Pekerjaan Fire Protection & Lift 757,520,000.00
Jumlah Total 25,527,368,400.36
PANITIA PEMBANGUNAN
TIM MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
MANDOR
4. Keuangan
Tugas Dan Tanggung Jawab administrasi keuangan Pada Proyek
Memimpin semua aktifitas dalam bidang Administrasi, Keuangan dan Umum
Mencatat dan menata semua karyawan yang di Proyek
Membantu Kepala Proyek untuk mencatat transaksi keuangan di Proyek.
Membantu Kepala Proyek untuk mencatat dan menyimpan surat keluar dan masuk
di Proyek.
Bertanggung jawab penuh semua aktifitas Administrasi, Keuangan dan Umum.
Bertanggung jawab penuh kelangsungan sernua aktifitas karyawan di Proyek
Bertangung jawab penuh terhadap bukti dan pencatatan transaksi keuangan di
Proyek.
Memberikan masukan kepada, Kepala Proyek tentang kondisi keungan di Proyek
5. Logistik
Merawat, menjaga, merecord, setiap tools/ equipment yang ada di proyek bertanggung
jawab atas keseluruhan workshop gudang/storage di proyek. Menyediakan keperluan kerja
yang di minta oleh supervisor/superintendent.
1.2.7 Pengurugan
Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki, sebagaimana
dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.
1.2.11 Pemadatan
Kepadatan tanah harus diukur dengan nilai dry density contoh tanah sebagai persentase
kepadatan kering maksimum pada kadar air optimum sebagaimana ditetapkan pada
pengujian (test) ini.
Semua bahan yang akan digunakan bagi urugan harus sesuai dengan ayat ini dan harus
didapatkan sampai 90% kepadatan kering. Pemadatan dari seluruh bahan-bahan harus
dilakukan dengan penyiraman optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
1.2.14 Pemeliharaan
diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan kemiringan tanah yang ada dan
bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul- tanggul ini sampai batas periode
kestabilan dan harus mempersiapkan segala sesuatunya atas tanggungan sendiri untuk
menjaga terhadap hal tersebut di atas.
1.3.2 Bahan
Batu yang digunakan harus berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat, padat,
bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas.
Baik batu gunung maupun batu kali dapat digunakan.
1.3.3 Adukan
Semua pasangan batu kali untuk dinding penahan tanah, pondasi dan pekerjaan batu kali
lainya dilaksanakan dengan adukan1 pc : 4 pasir.
1.3.4 Pelaksanaan
Pasangan batu kali harus diukur dilapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
ketinggian seperti tercantum pada gambar-gambar.
Sebelum pasangan batu kali dilaksanakan, di bawahnya harus dibuat/digelar aanstamping
batu kali.
1.3.5 Perlindungan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan batu kali yang tidak terlindung, bila hujan maka bagian
atas harus dilindungi.
1.4.3 Bahan-bahan
Harus menggunakan adukan beton siap pakai (ready mixed concrete). Proses dilaksanakan
dengan mesin Batching Plant Fully Automatic Computerized System dengan Printer
memory.
a. Agregat Beton
Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
Wet System Stone Crusher.
Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut ASTM-C 33.
Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar tidak terjadi kontaminasi bahan
yang tidak diinginkan.
Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.
b. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak
berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh
c. Agregat Halus
Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir Galunggung
Tasikmalaya, Bangka atau tampat lain.
Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali & substansi-substansi yang
merusak beton.
Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5 %.
Pasir laut tidak boleh digunkan untuk beton.
Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak
diinginkan. Gradasi
Saringan Ukuran % leriat Saringan
3/8” 9,5 mm 100
No. 4 4,76 mm 90 –100
No. 8 2,38 mm 80 –100
No. 16 1,19 mm 50 –85
No. 30 0,595 mm 25 –65
No. 50 0,297mm 10 –30
No. 100 0,149 mm 5 –10
No. 200 0.074 mm 0–5
d. PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI-8 Bab 3.2.
Tim Manajemen harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk
seluruh pekerjaan beton.
1.4.4 Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, Tim Manajemen harus mengadakan trial test atau mixed
design yang
dapat membuktikan bah/ta mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil
test tersebut ditentukan oleh MK, "Deviasi Standard" yang akan dipergunakan
untuk menilai mutu beton selama
pelaksanaan. a. Pengecoran Beton
i. Memberitahukan MK/perencana selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan.
ii. Persetujuan MK/perencana untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan daN pemasangan besi serta bukti bah/ta Tim Manajemen dapat
melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak
mengurangi tanggung ja/tab Tim Manajemen atas pelaksanaan pekerjaan beton
secara menyeluruh.
iii. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
iv. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute &
sebagainya, harus mendapat persetujuan MK/ perencana.
v. Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih
dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.
vi. Adukan beton tidak boleh lebih dari 2 meter. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya
digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam
adukan yang baru dituang.
vii. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah
mengalami"initialset" atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi
plastis karena getaran.
viii. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus
diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan
baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
ix. Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi harga tersebut
diatas dapat dinaikkan sebesar 50 % , tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi
150 mm.
f. Penyaabungan Beton dan Water Stop
i. Setiappenyambunganbeton, permukaan harus dibersihkan/dikasarkan dan diberi
bahan bonding agent seperti : EMAGG atau sejenis yang dapat menjamin
kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.
ii. Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak dibawah permukaan
tanah atau tempat- tempat yang berhubungan dengan genangan air hujan/air
kotor harus diberi PVC water stop LWG (9") dan dipasangsesuai dengan petunjuk
MK/produsen.
g. Contruction Joint (Sambungan Beton)
i. Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satu
struktur secara menyeluruh.
ii. Dalamschedule tersebut MK/perencana akan memberikan persetujuan dimana
b. Bahan-bahan
i. Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua
acuan untuk pekerjaan beton.
ii. Cetakan untuk beton cor ditempat biasa.
iii. Bahan cetakan harus dibuat dari kayu lapis atau logam dengan diberi penguat-
2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
2.1 PEKERJAAN DIDNDING
2.1.1 Pekerjaan Dinding Batu Bata
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi Pengawas/MK.
b. Persyaratan Bahan
1. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui
Direksi Pengawas/MK. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam NI-10.
2. Batu bata/batu merah yang digunakan ukuran 5x12x22 cm dengan mutu terbaik,
siku dan sama ukuran, sama warna serta disetujui Direksi Pengawas/MK.
3. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu I dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.
4. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
5. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur/
minyak/asam basa serta memenuhi PUBI-1982 Pasal 9.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang di gunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui
MK serta memenuhi NI-8.
2. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
3. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.-Campuran (aggregate) untuk plester harus
dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus
bersih dan melalui ayakan 1,6- 2,0 mm.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir, kecuali
pada dinding batu bata trasram/rapat air.
2. Pada dinding batu bata trasram/rapat air di plester dengan aduk campuran 1PC :3
PS (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang pantry, kamar mandi, WC, dan
bagianbagian yang ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar).
3. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
b. Persyaratan Bahan
1. Jenis : Keramik buatan dalam negeri, merk Roman atau merk lain yang
setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK.
2. Warna : a. Menggunakan warna putih.
b. Warna yang ditentukan harus seragam.
3. Ketebalan : Minimum 7 mm
4. Finishing : Berglazuur (untuk dinding)
5. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
6. M u t u : Tingkat I (satu)
7. Bahan pengisi : Grout semen berwarna/Ibagrout/tile grout
8. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir di tambah bahan perekat/Ibafix.
9. Ukuran : Keramik 20 x 25 cm di toilet dengan pola pemasangan sesuai detail
gambar.
10. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan-peraturan ASTM, NI-
19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
11. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal
11 dan air harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal
9.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Tim Manajemen diwajibkan membuat gambar dari
pola keramik yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
3. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 3 pasir dan di tambah bahan perekat
seperti yang telah disyaratkan.
4. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar-benar rata.
5. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail
gambar serta petunjuk Direksi Pengawas/MK, yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
6. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna
bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan
dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
10. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam
air sampai jenuh.
11. Pinggulan pasangan keramik harus di lakukan dengan alat gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.
12. Keramik yang terpasang harus di hindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama
3 x 24 jam dan di lindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
3. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/ 0075-75.
4. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR
P18 303 dan NZS-3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971
(NI-2) PUBI 1982 dan (NI- 8).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus di serahkan
contohcontohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari Jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas.
3. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau
split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang ditentukan/
disyaratkan dalam detail gambar.
6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai ruangan-
ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan
b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type dari satu hasil
produk yang disetujui Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-syarat dalam NI-8
SII 0013-8± dan ASTM C150-78A.
2. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11
dan SII 0404-80.
3. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P18-303 dan
NZS 3121/1974.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam NI-2, NI-8 dan PUBI 1982.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas/MK untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Apabila dianggap perlu Direksi Pengawas/MK dapat meminta untuk mengadakan
tes-tes laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan
sebagai dasar persetujuan bahan. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi
tanggung jawab Tim Manajemen / sepenuhnya.
3. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat
beton telah dibersihkan dari segala kotoran debu dan bebas dari pengaruh
pekerjaan yang lain
b. Persyaratan
1.
Bahan Jenis : Untuk semua lantai menggunakan keramik homogeneous ukuran
Untuk toilet menggunakan keramik lokal 20X20 ex. Roman atau yang setar
Pengawas/MK.
2. Warna : a. Akan ditentukan kemudian.
b. Untuk masing-masing warna harus seragam.
3. Ketebalan : Minimum 7 mm.
4. Finishing : Permukaan ditentukan kemudian, berglazur atau mat
5. Kekuatanlentur 250 kg/cm2.
6. M u t :u : Tingkat I (satu)
7. Ukuran :
a. Ukuran 40 x 40 cm (jenis homogenous tile), mutu heavy duty, dipasang sebagai
finishing lantai pada seluruh detail yang ditunjukan/disebutkan dalam gambar.
Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
b. Ukuran 20 x 20 cm (jenis single firing, anti slip), mutu heavy duty, dipasang
sebagai finishing lantai pada ruang toilet serta seluruh detail yang
ditunjuk/disebutkan dalam gambar.
8. Bahan pengisi : Grout semen berwarna/Ibagrout/tile grout.
9. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 pasir ditambah bahan perekat/Ibafix
10. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
11. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11
dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang
berlainan) kepada Direksi Pengawas/MK.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, Tim Manajemen di wajibkan membuat shop drawing
dari pola keramik yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
3. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
4. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir dan di tambah bahan perekat
seperti yang disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang
b. Persyaratan Bahan
1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam
dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi
Pengawas.
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda terbuat dari pelat aluminiun
yang tertera nomor pengenalnya.
4. Pelat ini di hubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak
kunci harus di sediakan sebuah lemari anak kunci dengan ’backed enamel finish’
di lengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor
pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.
5. Perlengkapan daun pintu :
i. Engsel ( butt hinges ) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu tunggal dan 2
x 3 buah untuk pintu double, pada daun jendela minimum di pasang 2 buah
setiap daunnya, menggunakan engsel merk Cisa, type/serie SEL 0007 US32D,
atau merk lain yang setara atau ditentukan lain dan disetujui Direksi
Pengawas/MK.
ii. Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan sama
dengan bahan engsel, finish satin stainless steel atau satin chromium.
iii. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah di syaratkan/ditentukan dalam
gambar, di pasang peralatan - peralatan dari merk Cisa dan Kend atau merk
lain, yang setara.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua peralatan yang akan di gunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh - contohnya kepada Direksi Pengaivas/MK
untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang
c. Persyaratan Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan dari MK.
2. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas/MK.
3. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
4. Pada pekerjaan langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit
ini.
5. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak
diatas langitlangit harus sudah terpasang dengan sempurna
6. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas
tidak
tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan MK.
7. Pola pemasangan langit-langit asbes sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
8. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung
maksimum 120 cm.
9. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.
10. Pemasangan gypsum pada rangka dengan galvanize "self tapping screw" berjarak
30 cm.
11. Pada sambungan gypsum digunakan semen pengisi sesuai rekomendasi pabrik,
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan lapisan/coating dasar : Mill putih dari produk lokal, merk Dulux atau merk lain
yang setara dan semen portland yang baik.
2. Cat jenis Weathershield untuk exterior ex. ICI atau setara
3. Cat Vinyl Arcylic Emulsion digunakan sebagai cat finishing dinding dalam ex. ICI atau
setara
4. Warna : Akan ditentukan kemudian.
5. Pengencer : Air bersih 20 %.
6. Pengeringan : Minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
7. Sistem Pengecatan : Minimal 2 lapis
b. Syarat-syarat Bahan
1. Bahan dasar : jenis emulsion ex. ICI atau setara, dikerjakan dengan roller.
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyarat an pada PUBI 1982 pasal 54 dan
NI-4.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Merk Lentrek atau setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK
2. Tim Manajemen wajib menyerahkan bahan kimia di tempat pekerjaan dalam
keadaan masih utuh dan tertutup baik(sealed) serta berlabel seperti waktu diterima
dari distributor atau pabrik guna mendapatkan persetujuan dari MK/Direksi
pangawas.
3. Tim Manajemen wajib mengadakan test bahan anti rayap pada laboratorium Pusat
Penelitian pengembangan Perkotaan dan lingkungan di Jakarta guna mengetahui
komposisi, konsentrasi dan aspek dampak lingkungan yang ditimbulkan.
4. Tim Manajemen wajib mwnyerahkan persyaratan tertulis sebagai garansi bahwa
aplikasi perawatan telah dilaksanakan dengan standard sesuai dengan spesifikasi
teknis yang dikeluarkan oleh pabrikpembuat zat kimia anti rayap tersebut, dan
menjamin efektifitas kerja sistem perawatan tersebut tidak kurang dari sepuluh
tahun setelah masa pemeliharaan.
5. Apabila masih terjadi adanya penyerangan rayap selama jangka waktu jaminan, Tim
Manajemen wajib melakukan perawatan kembali tanpa biaya kerja tambah.
6. Untuk peracunan tanah digunakan komposisi 1 % Cholordane 960 EC dicampukan
kedalam satu liter air. Penggunaan 5 liter/m2 dengan cara disemprotkan (spray).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua tenaga kerja harus merupakan tenaga-tenaga yang ahli dan dapat menjaga
keamanan kerja, pemakaian alat- alat kerja harus dari mutu terbaik, memenuhi
persyaratan dan lengkap (helm, masker, sepatu dan lain sebagainya).
3.1.3 Koordinasi
a. Tim Manajemen pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja
sama dengan Tim Manajemen bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
3.1.8 Contoh
Tim Manajemen harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan
dipasang disini untuk dimintakan persetujuan MK. Semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan Tim Manajemen .
3.1.9 Pengetesan
Tim Manajemen harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh MK. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggung jawab Tim Manajemen .
3.1.10 Pengujian Dan Penerimaan
Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Tim
Manajemen harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan
yang terpasang, dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya
dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan berita acara test lapangan yang
disetujui MK/Perencana.
3.1.12 Laporan
a. Laporan Harian :
Tim Manajemen wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang
memberikan gambaran dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan secara
jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi :
1. Kegiatan Fisik.
2. Catatan dan perintah MK yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
Material (masuk/ditolak)
Jumlah tenaga kerja
Keadaan cuaca
Pekerjaan tambah/kurang.
3.1.19 Penjagaan
a. Tim Manajemen wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus
selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
II. S I S T E M
1. Umum
a. Sistem Penyambungan Pipa
Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain dari bahan yang
sama, sedangkan untuk bahan pengikatnya digunakan las atau pemanas khusus.
b. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya
Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus
terpasang dengan kokoh (Rigit) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak
mengganggu waktu pemasangan-pemasangan/dinding porselent dan
sebagainya.
Dengan pemasangan fixtures yang baik dan serasi, juga kuat dalam
kedudukannya untuk komponen, misalnya fixture, fitting dan sebagainya. Tim
Manajemen bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di
dalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.
c. Penggantung/Penumpu Pipa
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau
angker yang kokoh (ringit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah
timbulnya getaran.
Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
dengan jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.
Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi
bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran
IV. GARANSI
1) Tim Manajemen Plambing bertanggung ja/tab atas pencegahan bahan/peralatan
untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau
rusak harus diganti oleh Tim Manajemen tanpa biaya tambahan.
2) Tim Manajemen harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya
(Skiller Labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu
pipa tertutup (oleh dinding, langit-langit dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh
Penga/tas dan /takilnya yang ditunjuk.
3) Tim Manajemen pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada Penga/tas,
bah/ta seluruh instalasi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pemadam
kebakaran, instalasi
pembuangan air kotor akan bekerja dengan memuaskan, dan bah/ta Tim Manajemen
akan menanggung semua biaya atas kerusakan-kerusakan/ penggantian yang perlu
selama jangla waltu satu tahun.
4) Sebelum pemasangan instalasi plambing, fixture-fixture dan peralatan lain, Tim
Manajemen harus menyerahkan contoh barang-barang yang akan dipasang dan atau
brosur-brosurnya untuk mendapatkan persetujuan dari Penga/tas.
5) Peralatan yang akan dipasang, terutama peralatan utama, harus dilengkapi dengan
sertifikasi dari pabrik pembuat/agen resmi dari peralatan yang dimaksud.
V. TRAINING
Tahap - tahap pelaksanaan uji kuat tekan beton secara singkat adalah sebagai berikut:
1. Adukan beton yang akan di tes diambil dari hasil slump test.
2. Isilah cetakan beton silinder 15 x 30 cm dengan adukan beton terdiri dari 3 lapis. Setiap
lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata.
Pemeriksaan karakteristik mutu beton yang dihasilkan dapat dilakukan dengan cara uji
tekan beton apakah sesuai dengan yang direncanakan. Jika terjadi penyimpangan pada
beton yang dipesan (misalnya kekuatan beton yang diberikan tidak sesuai dengan yang
dipesan), maka harus dilakukan langkah- langkah antisipasi seperti :
1. Pembongkaran pada struktur bangunan yang telah di cor.
2. Pemberian ganti rugi terhadap pihak Tim Manajemen (dalam hal ini, perlu dilakukan
negosiasi dengan pihak pemasok Pioneer Beton).
3. Jika beton yang telah di cor berada pada bagian non struktural, maka langkah
pembongkaran dapat diabaikan, dan diatasi kerusakan dengan langkah perkuatan di
bagian yang mampu menyangga bagian tersebut.
1. Laporan Harian
Laporan Harian berisi tentang :
1. Jumlah tenaga kerja dan staff
2. Jumlah dan macam alat yang dioperasikan
3. Pengadaan dan pemakaian bahan / material
4. Kegiatan proyek yang dilaksanakan
5. Data keadaan cuaca
2. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan berisi tentang :
1. Jumlah tenaga kerja dan staff
2. Jumlah dan macam alat yang dioperasikan
3. Pengadaan dan pemakaian bahan / material
4. Kegiatan proyek yang dilaksanakan
5. Data keadaan cuaca
6. Pengujian yang dilaksanakan
Laporan Mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian selama satu minggu mulai
dari hari senin sampai hari sabtu. Laporan ini juga ditandatangani oleh Tim Manajemen ,
Manajemen Konstruksi dan pemilik. Kemajuan tiap kegiatan dapat dinilai secara kumulatif
berdasarkan kemajuan pekerjaan tiap minggu, Manajemen Konstruksi dapat memberi
catatan/ komentar.
3. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi tentang :
1. Rencana dan realitas kerja
2. Jumlah tenaga kerja dan staff
3. Jumlah dan macam alat yang dioperasikan
4. Pengadaan dan pemakaian bahan / material
5. Persetujuan gambar kerja yang diajukan
6. Data keadaan cuaca
7. Perkembangan pekerjaan
8. Dokumentasi kegiatan proyek
5. Rapat Koordinasi
Rapat Koordinasi membahas tentang :
1. Hambatan - hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
2. Ketidakjelasan dan ketidakcocokan gambar - gambar pelaksanaan pada pekerjaan di
lapangan
3. Pengadaan dan pemakaian material
4. Sasaran yang harus dicapai untuk waktu yang akan datang Rapat ini diadakan seminggu
sekali, dan dihadiri oleh semua pihak yang terlibat didalam pelaksanaan proyek. Rapat
ini berfungsi untuk menyelesaikan masalah yang timbul didalam pelaksanaan proyek
dan tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja.
5. Rapat Perencanaan Rapat Perencanaan diadakan setiap satu atau dua minggu sekali,
dan dihadiri oleh pemilik, konsultan perencana, dan kon
6. sultan Manajemen Konstruksi. Setiap selesai rapat kemudian dilanjutkan dengan
peninjauan ke lapangan, sehingga dapat diketahui apakah pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan perencanaan dan mengetahui hal - hal yang mungkin tidak dapat
mempengaruhi kurva S atau harus dilakukan perencanaan untuk mengganti pekerjaan
yang tidak sesuai dengan jadwal.
2. Pelaksanaan
a. Pada prosedur pelaksanaan adanya penambahan atau penyambungan besi di bagian
balok di area basement 2.
Proses penanganannya dengan cara penyambungan besi dengan cara di lem, yang
dikerjakan oleh spesialis penyambungan besi
Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu keadaan atau macam penyakit atau gangguan yang
diakibatkan oleh pekerjaan yang dilaksanakan. Dalam dunia sementara produktivitas
yang optimal merupakan keinginan setiap pengusaha konstruksi, dengan demikian
Tempat Kerja
Tempat kerja adalah tipe ruangan, lapangan, tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana diperinci dalam UU No 1 Tahun
1970 pasal 2 ayat 2 yang memberikan perincian tempat kerja sebagai berikut Dibuat,
dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, mekanik, perkakas, peralatan
atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau
disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya, termasuk
bangunan pengairan,saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya, atau
dimana dilakukan pekerjaan persiapan; Dilakukan usaha pertanian, perkebunan,
pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan; Dilakukan usaha pertambangan dan
pengolahan emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan,gas, minyak atau
mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui
terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara; Dikerjakan bongkar-muat
barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang; Dilakukan
penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air; Dilakukan pekerjaan
dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan; Dilakukan pekerjaan di bawah
tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah; Dilakukan pekerjaan yang
mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh
atau terperosok, hanyut atau terpelanting;Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau
Kecelakaan Kerja
Menurut Sulaksmono (1997) kecelakaan dikehendaki yang mengacaukan suatu aktivitas
yang telah diatur.Tidak terduga oleh karena latar belakang peristiwa itu tidak terdapat
adanya unsur kesengajaan, terlebih dalam bentuk perencanaan.Peristiwa kecelakaan
disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai pada
yang paling berat. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang ada hubungannya
dengan pekerjaan, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada
waktu melaksanakan pekerjaan, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari
rumah menuju tempat kerja ataupun sebaliknya. Maka dalam hal ini, terdapat dua
permasalahan penting, yaitu Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, atau
Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Kecelakaan menyebabkan 5
jenis kerugian, yaitu Kerusakan, Kekacauan organisasi, Keluhan dan kesedihan, Kelainan
dan cacat, Kematian.
Estimasi Biaya
Estimasi biaya adalah suatu proses untuk suatu konstruksi untuk setiap proyek yang
ada. Menurut National Estimating Society-USA, kemungkinan jumlah biaya yang di
perlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu
itu. Estimasi biaya juga dapat didefinisikan sebagai evaluasi biaya dari seluruh elemen
proyek yang perhitungannya berdasarkan lingkup pekerjaan yang telah disetujui
(Phaobunjong, 2002). Estimasi yang dilakukan pada berbagai tahap proyek memiliki
tingkat yang bervariasi. Berbagai tipe dan cara dalam mengestimasi biaya akan
tergantung pada data atau informasi yang tersedia dalam mengestimasi biaya akan
tergantung pada data atau informasi yang tersedia, batas waktu, dan tujuan dari
estimasi tersebut.
Proyek Konstruksi
Proyek Konstruksi adalah suatu rangkaian pembangunan sesuatu bangunan, mencakup
pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil dan disiplin lain seperti teknik industri, mesin,
elektro, geoteknik, maupun lansekap. Pihak Pihak yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi
Hirarki Pengendalian
Pada kegiatan pengkajian resiko (risk control) merupakan salah satu hal yang sangat
diperhatikan. Pemilihan hirarki pengendalian efesiensi sehingga resiko menurun dan
menjadi resiko yang biasa diterima (acceptable risk) bagi suatu organisasi. Secara
efektifitas, hirarki kontrol pertama diyakini memberikan efektifitas yang lebih tinggi
dibandingkan hirarki yang kedua. Hirarki pengendalian ini memiliki dua dasar pemikiran
dalam menurunkan resiko yaitu melaui menurunkan probabilitas kecelakaan atau
paparan serta menurunkan tingkat keparahan suatu kecelakaan atau paparan, Lihat
gambar 2
Eliminasi/Elimination
Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan dilakukan pada saat desain, tujuannya
adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan adanya kekurangan pada desain.
Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya
mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari resiko, namun demikian,
penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis. Contoh-
contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya jatuh, bahaya ruang
terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.
Pengendalian Administratif/Administratif
Control dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode
kerja kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman.
Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar operasi baku (SOP),
pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan,
manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll. Alat Pelindung Diri (APD)
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal yang perlu
Masker
Gambar 8. Masker
Jas Hujan
Perlindungan terhadap cuaca terutama hujan mengunakan jas hujan. Pada tahap
konstruksi, terutama awal pekerjaan umumnya masih berupa cuaca, misalnya pada saat
pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pelaksanaan kegiatan diproyek selalu bersinggungan
langsung dengan panas matahari ataupun hujan karena dilaksanakan di ruang terbuka.
Tujuan utama pemakaian jas hujan tidak lain untuk kesehatan pekerja. Perlu diingat
pemakaian Jas hujan tidak diperkenankan digunakan bagi pekerja yang bekerja
diketinggian karena dapat mengganggu pekerjaan, lihat gambar 9.
PELAN-PELAN !
ADA PERBAIKAN JALAN
HATI-HATI!!!
ADA PEKERJAAN GALIAN
HATI - HATI !
ADA TUMPUKAN
MATERIAL
Pengujian dilakukan di
Agregat Kasar/Halus
Lab. Pengujian PU
Pengujian dilakukan di
Material Batu Pecah
Lab. Pengujian PU
Pengujian dilakukan di
Material Selektif
Lab. Pengujian PU
Tanah Timbunan
9.2 SARAN
Rapat lapangan(site meeting) dilakukan dilokasi pekerjaan/lapangan dalam rangka
koordinasi kegiatan pelaksanaan, yang diadakan sekali dalam satu minggu atau
mingguan, tengah bulanan, dan bulanan.