Pengetahuan, eksperimen, ilmu alam, ilmu berpikir, pada saat Indonesia muda
dahulu, tidak ada. Nenek moyang kita masih bergelimang dengan kepercayaan-
kepercayaan mistik, pengetahuan, penelitian belumlah ada, atau belumlah dimengerti,
padahal hal-hal itulah yang terpenting dalam kehidupan kita sekarang. Dulu, nenek
moyang kita hanya bisa melakukan pengamatan, orang-orang dulu melihat keadaan,
melihat sekitar, mengamati. Pikiran-pikiran orang dahulu itu, orang dahulu yang
membuat cerita-cerita khayalan, terdapat pesan moral yang bisa diambil, walaupun
kisah yang dibuat itu tidak ada atau tidak nyata.
Kita sebagai Makhluk yang berpikir, kita sebagai bagian dari Indonesia,
bagian dari sejarah yang akan kita buat, untuk generasi kedepan, sebaiknya utamakan
pengetahuan untuk dijadikan bekal oleh penerus-penerus. Tinggalkan otak kita dari
berlogika mistika, agar tidak terperangkap oleh dunia sakti, agar tidak berusaha
mencoba memakan matahari, mandi dengan darah ular agar menjadi sakti, agar tidak
menjadi orang yang bodoh, yang selalu bermimpi akan dirinya yang begitu hebat, bisa
terbang, lari secepat kilat, dan lain-lain. Bukankah diluar sana banyak sekali contoh-
contoh untuk meninggalkan dunia logika mistik dan mulai untuk mencari, berlomba,
meneliti suatu pengetahuan (benda), secara pasti, masuk akal, agar menjadi Bangsa
yang maju. Sekarang kita bisa melihat, apakah ada suatu Negara yang
mengedepankan logika mistika-nya menjadi suatu Negara yang maju ? Mungkin ada,
tetapi di dunia khayalan.