2.6 HASIL
Ada tidak ada perbedaan yang signifikan dalam umur antara tiga kelompok, F
(2, 83) = 1,41, p =. 25. Untuk mengevaluasi apakah anak-
anak dengan gigih DD memilikiperbedaan dalam pengolahan besarnya numerik keteram
pilan dibandingkan dengan anak-
anak dengan konsisten matematika kinerja dan biasanya berkembang kontrol, univariat
ANOVA dilakukan dengan nomor perbandingan mentah Partitur (Jumlah total item yan
g benar diselesaikan) sebagai variabel dependen. Hasil analisis ini adalah signifikan F(2,
83) = 7.39, p =.001, η2 =. 15. Independen sampel t-
tes mengungkapkan bahwa biasanya berkembang anak (M = 83.06, SD =
13,20) dilakukan secara signifikan lebih baik daripada anak-
anak dengan gigih DD (M = 70.44, SD = pukul 15.55), t(64) =-3.56, p <.001, d =.
88. Anak-anak yang menunjukkan kinerja tidak
konsisten matematika (M = 78.91, SD = 12.43) lebih akurat daripada anak-
anak denganDD t(52) =-2.13, p = kerja.04, d =.59. Namun, ada tidak
ada perbedaan yang signifikan dalam kinerja antara anak-
anak yang biasanya berkembang dan konsisten matematika pemain t(54) = 1,18, p =.25,
d =.32 (Lihat gambar 2.5). Temuan ini menunjukkan bahwa anak-
anak dengan gigih DD menunjukkan cacat yang berbeda dalam pengolahan numerik bes
arnya dibandingkan dengan anak-
anak yang menunjukkan kinerja matematika yang tidak konsisten dari
waktu ke waktu dan karena itu tidak dapat diandalkan memenuhi kriteria untuk DD.
2.7.1 peserta
Anak-anak dengan DD yang berpartisipasi dalam kajian-
kajian berikutnya tesis direkrut dari 32 anak-
anak yang menunjukkan gangguan gigih matematika matematika kefasihan dan perhitun
gan matematika subtests (menggunakan kriteria seleksi pertama yang dijelaskan di bagi
an peserta). Lima
belas anak kembali tahun berikutnya untuk sesi pengujian keempat (musim
semi 2012). Dari-15 anak-
anak, 12 kembali untuk sesi pengujian kelima, yang dilakukan pada musim gugur tahun
2013, selain 3 anak yang tidak berpartisipasi dalam waktu empat, tetapi berpartisipasi d
alam waktu lima (Lihat gambar 2.7). Dari anak-
anak dengan DD yang berpartisipasi dalam keempat dan kelima sesi pengujian, ada tiga
anak dengan DD yang memperoleh nilai standar pada kefasihan matematika atau perhit
ungan matematika subtest di atas 85, tetapi di
bawah 90. Selain itu, ada dua anak dengan DD yang memperoleh nilai standar 94 dan 9
5 mengenai perhitungan matematika dan matematika kefasihan subtestsmasing-
masing. Namun, anak-anak lima menunjukkan rata-rata kinerja di
seluruh semua pengujian sesi pada kedua tes standar aritmatika prestasi di
bawah apa yang diharapkan untuk usia kronologis mereka (di
bawah atau sama dengan 1 SD berarti).Ada lima anak-
anak dengan DD yang menunjukkan membaca terus-
menerus rendah kinerja (misalnya standar Skor di
bawah 85) atas semua pengujian sesi dan oleh karena
itu, mungkin memiliki komorbiditas disleksia. Sebaliknya, anak-
anak denganDD tidak memiliki gigih impairments dalam memori kerja verbal dan visuo
-spasial atau IQ. Dengan kata lain, mereka tidak memperoleh nilai standar terus-
menerus di bawah satu standar deviasi dari rata-
rata selama sesi pengujian semua langkah-
langkah ini. Untuk memeriksa profil kognitif anak-
anak dengan DD dalam penelitian ini, analisis dilakukan pada sample anak-
anak yang berpartisipasi dalam pengujian sesi lima; oleh karena itu, ada 15 anak-
anak dengan DD (11 perempuan, laki-laki 4) yang termasuk dalam analisis.
Dalam kelompok kontrol, dari anak-
anak 106 yang diidentifikasi sebagai memiliki kinerja gigih khas matematika, anak-
anak yang menunjukkan kinerja terus-
menerusmembaca, IQ, serta bekerja memori komposit Partitur di kisaran khas atau di
atas(misalnya di
atas standar Skor 85) diminta untuk berpartisipasi dalam sesi pengujiankeempat dan keli
ma. Memori kerja komposit nilai yang dihitung dengan komputasinilai standar berarti b
erdasarkan ingat mendengarkan dan spasial ingat subtest standar nilai, yaitu verbal mem
ori kerja dan visuo-spasial memori kerja ukuran masing-masing. Dari anak-
anak biasanya berkembang yang berpartisipasi dalam keempat dan kelima sesi pengujia
n, ada tiga anak yang mencapai nilai standar di
bawah 85 pada subtest matematika kefasihan atau perhitungan matematika selama sesi k
eempat. Ada tiga anak yang memperoleh nilai standar di
bawah 85 pada kefasihan matematika atau perhitungan matematika subtests (Lihat gamb
ar 2.7 untuk jumlah anak yang berpartisipasi dalam sesi pengujian keempat dan kelima).
Dalam analisis hadir, 15 biasanya berkembang anak (8 laki-
laki, 7 perempuan) dipilih dari 22 biasanya berkembang anak-
anak yang kecocokan sebaik mungkin kepada kelompok DD gigih didasarkan pada usia
dan jenis kelamin.
Gambar 2.7: Ilustrasi jumlah peserta yang terus memenuhi kriteria DD gigih dan TDdan
yang berpartisipasi dalam pengujian sesi empat dan lima yang dilakukan padamusim
semi 2012 dan semua 2013 (studi disajikan dalam bab 3-
5). Perhatikan bahwa waktu 3 pengujian sesi juga digambarkan dalam gambar 2.3.
2.8 gambar:-Garis
waktu menggambarkan tes standar kinerja kognitif yang diberikan selama sesi ujian kee
mpat dan kelima (diuraikan dalam pink). Langkah-
langkah waktu 3 juga digambarkan dalam gambar 2.2.
2.8 DISKUSI
Definisi kriteria umum LD telah terus-
menerus diperdebatkan dalam literatur (Fletcher et al., 2013), dan untuk tingkat yang le
bih
besar dalam bidang pembelajaran Matematika gangguan, seperti pembangunan Dyscalc
ulia (Mazzocco, 2007). Tujuan daristudi ini adalah untuk menyelidiki jumlah tertentu da
n domain defisit umum anak-
anak dengan gigih DD dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman kita tentang de
fisit kognitif yang mencirikan DD. Untuk lebih menjelajahi defisit inti anak-
anakdengan DD, dan untuk mengatasi keterbatasan sekitar kriteria definisi DD dalam lit
eratur, tesis saat merekrut contoh yang unik dari anak dengan DD dari sebuah studiepide
miologi yang sebelumnya dilakukan yang menunjukkan gigih impairments dalam ketera
mpilan aritmatika dasar.
2.8.5 kesimpulan
Kesimpulannya, hasil bab menunjukkan utilitas memasukkan kriteria stabilitas dalamme
ngidentifikasi sampel DD untuk tujuan penelitian dan untuk lebih memahami intidefisit
kognitif anak-
anak yang memiliki gangguan belajar matematika yang benar.Meskipun mendiagnosis a
nak setelah empat tahun penilaian tidak praktis dalam pengaturan klinis, menilai perilak
u dan saraf berkorelasi kompetensi dasar pada anak-
anak dengan gigih DD memiliki potensi untuk menginformasikan saat
ini metode untuk mengidentifikasi anak-
anak yang berpotensi risiko untuk mengembangkan DD. Selain
itu, temuan ini menunjukkan bahwa anak-
anak dengan gigih DD dipamerkan defisit dalam keterampilan dasar yang diukur denga
n menggunakan Screener berhitung , diperlukan untuk mempelajari aritmatika dasar. Tu
juan dari bab-
bab berikutnya adalah untuk mengeksplorasi sifat defisit ini menggunakan tugas yang b
erbeda numerik besarnya pengolahan.