BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan sebagai keadaan
fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan
terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya
perubahan yang terjadi adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir
promotif dan preventif sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas
dan cepat untuk dapat menyelamatkan ibu dan bayinya (Manuaba, 2007).
dari 4.999 tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017
berhubungan dengan tingkat kesakitan dan kematian ibu dan janin, yang
sampai saat ini masih menjadi salah satu indikator kesehatan nasional.
Insiden tahunan LES di Amerika Serikat sebesar 5,1 per 100.000 penduduk,
penduduk, dengan rasio jender wanita dan laki- laki antara 9-14 : 1. Belum
terdapat 291 pasien LES atau 10,5% dari total pasien yang berobat ke
poliklinik reumatologi selama tahun 2010. 2,3 Data pasien LES pada
2 kasus LES. Angka kematian pasien dengan LES hampir 5 kali lebih tinggi
ini merupakan salah satu hal yang harus diwaspadai karena banyak faktor
autoimun.
3
rentang usia reproduksi antara 15-40 tahun dengan rasio wanita dan laki-laki
adalah 9:1. Penyakit LES yang kebanyakan terjadi pada wanita di usia
wanita hamil yang menderita LES memiliki komplikasi yang buruk terhadap
kondisi ibu dan janin. Oleh karena itu penyakit LES sangat berisiko tinggi
adalah terjadinya flare penyakit, terutama bila aktifitas penyakit LES tinggi
sebelum hamil. Flare pada kehamilan dilaporkan antara 13 sampai 68% pada
penderita LES yang hamil dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
Jumlahnya meningkat selama kehamilan dan pada masa post partum antara
pertumbuhan janin. Bayi yang lahir dari ibu yang mengidap LES dapat
kelahiran hidup). Risiko kematian ibu hamil yang menderita LES memiliki
dampak 20x lebih tinggi karena komplikasi yang disebabkan oleh pre-
klinis, perjalanan penyakit LES sangat beragam dan risiko kematian yang
tinggi maka penulis tertarik membuat sari pustaka ini, untuk bisa mengenali
Penyebab dari kejadian kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena
derajat kesehatan yang sudah ada. Selain itu, ibu dapat meningkatkan
2008).
melakukan penelitian pada ibu Ny. SW usia 30 tahun G3P2A0H2 gravid 13-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kehamilan Normal
2.1.1
Pengertian
minggu jika dinyatakan dengan bulan 9 bulan 7 hari) mulai dihitung dari
2005).
2.1.2
antara lain :
a.
Gangguan berkemih.
Tanda :
Terhentinya menstruasi.
b.
Pembesaran abdomen.
7
Ballotement.
c.
1) Uterus
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram; pada akhir kehamilan (40
ismus menjadi panjang dan lebih lunak. Hal ini dikenal dalam obstetri
2) Serviks Uteri
Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas
kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti
(Cuningham, 2006).
4) Ovarium
korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin pada awal kwhamilan.
5) Mamma
membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola
keatas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih
6) Sirkulasi Darah
pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat lain-lain yang
total lebih besar daripada wanita tersebut ketika tidak hamil. Bersamaan
hitung trombositnya.
NF, 2001)
12
7) Sistem Respirasi
pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut,
kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali
8) Traktus Digetivus
utamawanita hamil.
9) Traktus Urinarius
Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus
keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai
tuun ke PAP, keluhan sering kencing dan timbul lagi karena kandung
seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak
yang dikeluarkan.
pada striae gravidarum lividae atau alba, areola mamae, papila mamae,
berubah terbalik dari keadaan semula, yang biasanya (pada saat belum
hamil) kulit kering, maka kini akan menjadi berminyak, begitu pula
tubuh ibu hamil. Rambut menjadi lebih kering atau berminyak karena
adanya perubahan
trimester III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari
14
tulang- tulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester terakhir.
semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin tanpa
rendah, mungkin oleh karena adanya hidremia, akan tetapi kadar kalsium
(histamine) meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil ke 200
rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam
2005).
(konflik perasaan) dan lebih banyak berfokus pada diri sendiri. Pada
b. Trimester kedua
Ibu lebih banyak berfokus pada bayinya, biasanya dia merasa lebih
negative.
c. Trimester ketiga
2.2. SLE
2.2.1 Definisi
16
dengan manifestasi klinik yang luas meliputi hampir semua organ dan
2.2.2 Epidemiologi
Hingga saat ini, SLE menjadi salah satu penyakit reumatik utama di
pada usia produktif antara 15 sampai 40 tahun dengan rerata usia 34,3
tahun (Urowitz dkk., 2010). Dalam proporsi yang lebih kecil SLE dapat
pria dan wanita adalah 1 : 6 - 10. Pada distribusi usia pediatrik atau
geriatrik rasio pria dan wanita adalah 1: 2. Secara umum kejadian SLE
sebesar 2 per 2000 pasien rawat jalan walaupun prevalensi ini bervariasi
gangguan supresi sel B dan peralihan respon imun dari T helper 1 (Th1)
seperti radiasi ultraviolet atau infeksi virus dalam periode yang cukup
dengan komponen komplemen yang berperan dalam fase awal reaksi ikat
komplemen ( yaitu C1q, C1r, C1s, C4, dan C2) telah terbukti. Gen-gen
lain yang mulai ikut berperan adalah gen yang mengkode reseptor sel T,
18
Studi lain mengenai faktor genetik ini yaitu studi yang berhubungan
untuk menjadi antigen nuclear (ANA dan anti-DNA). Selain itu, terdapat
1) Manifestasi Konstitusional
lainnya.. Kelelahan ini agak sulit dinilai karena banyak kondisi lain
Penurunan berat badan dijumpai pada sebagian penderita LES dan terjadi dalam beberapa
bulan sebelum diagnosis ditegakkan. Penurunan berat badan ini dapat disebabkan oleh
menurunnya nafsu makan atau diakibatkan gejala gastrointestinal. Demam sebagai salah
satu gejala konstitusional LES sulit dibedakan dari sebab lain seperti infeksi karena suhu
tubuh lebih dari 40°C tanpa adanya bukti infeksi lain seperti leukositosis. Demam akibat
LES biasanya tidak disertai menggigil.
2) Manifestasi Kulit
bewarna putih perak dan dapat pula ditemukan bercak eritema pada
pada bibir.
3) Manifestasi Muskuloskeletal
4) Manifestasi Paru
sesak, batuk kering, dan dijumpai ronki di basal. Keadaan ini terjadi
darah paru, baik disertai vaskulitis atau tidak. Pneumonitis lupus ini
pemberian sitostatika.
5) Manifestasi Kardiovaskular
endokarditis bakterialis.
6) Manifestasi Ginjal
antara usia 20-30 tahun. Gejala atau tanda keterlibatan ginjal pada
sindroma nefrotik.
Penilainan keterlibatan ginjal pada pasien LES harus dilakukan dengan menilai
ada/tidaknya hipertensi, urinalisis untuk melihat proteinuria dan silinderuria, ureum dan
kreatinin, proteinuria kuantitatif, dan klirens kreatinin. Secara histologik, WHO membagi
nefritis lupus atas 5 kelas. Pasien SLE dengan hematuria mikroskopik dan/atau
proteinuria dengan penurunan GFR harus dipertimbangkan untuk biopsi ginjal.
7) Manifestasi Gastrointestinal
8) Manifestasi Hemopoetik
9) Manifestasi Neuropsikiatrik
Manifestasi neuropsikiatri LES sangat bervariasi, dapat berupa migrain, neuropati perifer,
sampai kejang dan psikosis. Kelainan tromboembolik dengan antibodi anti-fosfolipid
dapat merupakan penyebab terbanyak kelainan serebrovaskular pada LES. Neuropati
perifer, terutama tipe sensorik ditemukan pada 10% kasus. Kelainan psikiatrik sering
ditemukan, mulai dari anxietas, depresi sampai psikosis. Kelainan psikiatrik juga dapat
dipicu oleh terapi steroid. Analisis cairan serebrospinal seringkali tidak memberikan
gambaran yang spesifik, kecuali untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi.
Elektroensefalografi (EEG) juga tidak memberikan gambaran yang spesifik. CT scan otak
kadang-kadang diperlukan untuk membedakan adanya infark atau perdarahan.
2.2.5 Pemeriksaan Penunjang (Negara Surya K I, 2014).
(LED)
pada pasien dengan tanda dan gejala mengarah pada LES. Pada
akan tetapi hasil tes ANA dapat positif pada beberapa penyakit lain
keganasan atau pada orang normal. Jika hasil tes ANA negatif,
Beberapa tes lain yang perlu dikerjakan setelah tes ANA positif
penyakit lain dan spesifitasnya hampir 100%. Titer anti-ds DNA yang
titer yang rendah. Jika titernya sangat rendah mungkin dapat terjadi
mengingat dinamisnya keluhan dan tanda LES dan pada kondisi tertentu
dapat ditegakkan.
Ruam malar Eritema yang menetap, rata atau menonjol, pada daerah
Nasolabial
Ruam discoid Plak eritema menonjol dengan keratotik dan
Ulkus mulut Ulkus mulut atau orofaring, umumnya tidak nyeri dan di
Artritis Artritis non erosif yang melibatkan dua atau lebih sendi
Efusia
Serositis
Gangguan renal a. Proteinuria menetap >0.5 gram per hari atau >3+ bila
hematologi
lebih. Atau
obat-obatan
didasarkan atas :
standard, atau
28
dan salah satunya ANA positif, maka sangat mungkin LES dan diagnosis
bergantung pada pengamatan klinik. Bila hasil tes ANA negatif, maka
kemungkinan bukan LES. Apabila hanya tes ANA positif dan manifestasi
klinik lain tidak ada, maka belum tentu LES, dan observasi jangka
panjang diperlukan.
harus selalu diingatkan untuk tidak terlalu banyak terpapar oleh sinar
29
dan memiliki risiko tersendiri terhadap fetus. Oleh sebab itu, pengawasan
berkala.
waktu 6 bulan, obat ini tidak memberikan efek yang baik, harus segera
Pada beberapa penderita yang tidak menunjukkan respons adekuat dengan analgetik atau
obat antiinflamasi non steroid atau obat antimalaria, dapat dipertimbangkan pemberian
kortikosteroid dosis rendah, dengan dosis tidak lebih dari 15 mg, setiap pagi. Metotreksat
dosis rendah (7,5-15 mg/minggu), juga dapat dipertimbangkan untuk mengatasi artritis
pada penderita LES.
d. Lupus Kutaneus
Eksaserbasi akut LES dapat timbul bila penderita terpapar oleh sinar
krem, minyak, lotion atau gel yang mengandung PABA dan esternya,
vaskulitis dan lesi LE berbula. Efek toksik obat ini terhadap sistem
f. Serositis
penyakitnya.
a. Kortikosteroid
tinggi harus segera dimulai bila timbul manifestasi serius LES dan
diberikan dalam dosis tunggal pada pagi hari. Pada manifestasi minor
Respons terapi dapat terlihat sedini mungkin, tetapi dapat juga dalam
34
dosis tinggi.
jam setelah pemberian obat, banyak digunakan secara luas pada terapi
750 mg/m2.
berikutnya.
mg/kgBB/hari dan diberikan secara per oral. Obat ini dapat diberikan
Toksisitas azatioprin meliputi penekanan sistem hemopoetik, peningkatan enzim hati dan
mencetuskan keganasan.
d. Siklosporin
e. Mofetil-mikofenolat (MMF)
f. Rituximab
g. Imunoglobulin G IV
BAB III
LAPORAN KASUS
TAHUN 2018
No. MR : 00.97.18.34
A. PENGUMPULAN DATA
1. Identitas
38
2. Keluhan Utama :
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
HPHT : 05-01-2018
TP : 12-10-2018
b. Riwayat Perkawinan
Status : kawin
Pernikahan ke- :1
Ibu multigravida
39
kembar.
1) Nutrisi
a) Makan
b) Minum
Konsistensi : lunak,
Warna :kekuningan
BAK : 5 X/hari
40
3) Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
4) Pola Istirahat
5) Hubungan Seksual
6) Olahraga
Jenis :-
Durasi :-
Spiritual : ibu selalu berdoa kepada Allah SWT agar ia dan bayinya
penyakit SLE.
DATA OBJEKTIF
41
1. Data Umum
a. Kesadaran : Composmentis
e. Tanda-Tanda Vital
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 89x/menit
Respirasi : 20 x/menit
KU Ibu baik
2. Data Khusus
1. Kepala
3. Abdomen
Palpasi :
Kontraksi Uterus :-
Frekuensi :-
Genetalia Luar
4. Pemeriksaan dalam
Tidak dilakukan
Protein Urin :-
Leukosit : 13,360/mm3
Trombosit : 321,000/mm3
Retikulosit : 28%
Basofil : 0 %
Eosinofil : 1%
N. Batang :2%
N. Segmen : 80 %
Limfosit : 14 %
43
Monosit :3%
B. INTERPRETASI DATA
Kebutuhan :
C. Diagnosa/Masalah Potensial :
Ibu : kematian
E. Perencanaan
seimbang
4. Kolaborasi dengan spesialis kandungan dan spesialis penyakit
dalam.
F. Implementasi
1. Memberitahukan keluarga hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan
ibu 13-14 minggu, TD = 100/70 mmHg, kondisi janin saat ini baik.
2. Memberikan dukungan mental dan spiritual kepada keluarga ibu
dan keluarga agar senantiasa selalu berdoa untuk kesehatan ibu dan
janin.
44
air putih.
3. Dokter ObGyn menganjurkan agar melakukan kontrol
BAB IV
ANALISA KASUS
A. Diagnosa
meliputi hampir semua organ dan jaringan. Penyebab LES belum dapat
b. P
enyebab
SLE
Pada kasus SLE pada Ny.SW faktor risiko yang menyebabkan SLE
belum diketahui jelas namun salah satu faktor risiko terjadi diantaranya :
usia ibu.
dan wanita di semua usia, namun 90% dari orang yang terdiagnosis lupus
adalah wanita, dan usia rentan lupus adalah 15- 44 tahun. 70% kasus lupus
jumlah penderita lupus pria dan wanita adalah 1:6-10, sehingga lupus sering
2012).
c.Penatalaksanaan
Mulai dari pemeriksaan Mulai dari pemeriksaan subjektif yaitu keluhan ibu
dan pemeriksaan objektif berupa pengkajian data focus yaitu mulai melihat
46
bagaimana keadaan umum ibu, TTV. Ibu harus mampu mengetahui sle itu
penyakitnya.
memebrikan therapy pada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien serta tipe
risiko tinggi serta nefrologis terkait gangguan ginjal. Saat kehamilan sudah
minggu, dan setiap minggu hingga persalinan tercapai. Pasien LES yang
hamil bisa mencapai luaran kehamilan yang baik dengan penanganan dan
47
BAB V
48
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
organ dan sistem. Manifestasi organ yang beragam dapat terjadi secara
memerangi infeksi, mulai menyerang sel sehat dalam tubuh. Fenomena ini
disebut autoimun dan apa yang diserang oleh sistem imun disebut
Penatalaksanaan dari ibu hamil dengan SLE Salah satu caranya adalah
pengetahuan yang memadai dan sikap yang positif (L.W. Green & Kreuter
agresif. Pada umumnya, penderita LES yang tidak mengancam nyawa dan
Utomo, 2012).
kematian ibu serta janin. Resiko kematian ibu hamil yang menderita SLE
5.2 Saran
–ibu hamil agar mempersiapkan proses kehamilan nya baik secara fisik,
pemeriksaan kehamilan ANC minimal 4 kali, dan lebih untuk ibu yang
dengan resiko.