Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB.
Abstrak
Sebagian besar manusia dianugerahi kemampuan berjalan kaki oleh Tuhan Yang Maha Pencipta.
Kemampuan ini digunakan oleh manusia untuk keperluan mobilitas menuju ketempat lain. Proses
pergerakkan, sirkulasi, atau perpindahan orang dari satu tempat asal ketempat lain dengan berjalan
kaki disebut juga pedestrian (Rubenstein,1992). Proses pergerakkan tersebut seperti kita ketahui
bersama membutuhkan jalur. Jalur untuk para pedestrian sangat dibutuhkan untuk memperlancar
pergerakkan manusia dari satu tempat ketempat lain tanpa ada suatu hambatan. Berlatar belakang
dengan kondisi jalur pedestrian yang ada di kota-kota besar Indonesia saat ini. Banyak jalur
pedestrian yang tidak layak dan nyaman untuk dilalui oleh para pejalan kaki. Artikel ini berusaha
untuk memahami masyarakat tentang kriteria jalur pedestrian yang dianggap ideal ketika mereka
gunakan untuk berjalan. Proses pemahaman menggunakan cara penelitian yang bersifat eksploratif
dengan menggunakan metode pengumpulan data survei online dan metode analisis data isi. Hasil
analisis akan diketahui kategori-kategori yang diungkapkan oleh para responden untuk menunjukkan
tolok ukur jalur pedestrian yang ideal menurut keinginan mereka. Artikel ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi kepada masyarakat terutama perencana dan perancang kota serta
pemerintah, agar menjadi pedoman dalam mendesain dan menyediakan jalur pedestrian yang ideal
berdasarkan pendapat masyarakat.
Pendahuluan
Berjalan kaki saat ini bukan menjadi kebiasaan Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
masyarakat untuk melakukan perjalanan (KBBI), pedestrian /pe-des-tri-an merupakan
kesuatu tempat. Mereka lebih suka meng- kata serapan yang artinya pejalan kaki, maka
gunakan kendaraan pribadi atau angkutan secara harfiah jalur pedestrian adalah jalur
umum, dengan alasan lebih cepat sampai pejalan kaki. Sedangkan menurut U.S Depar-
ketempat tujuan, tidak melelahkan, tidak tement of Transportation pedestrian ada-lah
kepanasan, tidak kehujanan, tidak takut terkena seseorang yang melakukan perjalanan dengan
percikan genangan air, tidak berdesakkan berjalan kaki atau yang menggunakan alat
dengan pedagang kaki lima, bahkan mereka bantu seperti kursi roda untuk kebutuhan
tidak harus khawatir tertabrak kendaraan mobilitas. U.S Departement of Transportation
bermotor yang melanggar aturan. Keadaan memperluas definisi pedestrian dengan perge-
tersebut banyak dialami oleh masyarakat yang rakkan manusia yang menggunakan alat bantu.
tinggal di kota besar, dan menjadi alasan utama Pedestrian yang baik mengurangi ketergan-
mereka enggan berjalan kaki ketika menuju tungan terhadap kendaraan bermotor dipusat
kesuatu tempat. kota, memperbanyak berjalan kaki di pusat
kota, meningkatkan kualitas lingkungan di pusat
kota , meningkatkan interaksi antar manusia,
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | A 033
Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian Yang Ideal Menurut Masyarakat
menumbuhkan aktivitas jual-beli, dan pada 3. Kemudahan akses ke semua tempat tujuan
akhirnya memperbaiki kualitas udara di pusat tanpa ada hambatan yang menyebabkan
kota (Shirvani,1985). Jadi, kita dapat menyim- penyempitan ruang berjalan, ramp yang
pulkan dan menyepakati alat bantu yang sangat curam dan adanya penyalahgunaan
dimaksud adalah alat bantu bukan kendaraan fungsi jalur pedestrian.
bermotor.
Kriteria tersebut di dapat berdasarkan hasil studi
Jalur pedestrian merupakan jalur yang me- berdasarkan kajian literatur dan hasil sudut
wadahi aktivitas pergerakkan manusia dari satu pandang peneliti terhadap jalur pedestrian.
tempat ketempat lain dengan berjalan kaki, Perbedaan daerah memicu juga perbedaan
menggunakan kursi roda, sepatu roda, skate sudut pandang dan konteks permasalahan yang
board, skuter, dan juga sepeda. Khusus jalur ada. Oleh sebab itu, perlu dikaji lebih dalam lagi
sepeda pada penerapannya dipisah dengan jalur tentang kriteria jalur pedestrian yang ideal
pejalan kaki, namun pesepeda masih digo- menurut sudut pandang atau pendapat
longkan dengan pedestrian. Wujud jalur masyarakat pengguna jalur pedestrian.
pedestrian berupa trotoar, bike path dan jalur
khusus penyandang disabilitas. Metode
Responden terdiri dari 43 responden wanita dan Dengan melihat tujuan pengumpulan data yang
28 koresponden laki-laki, dengan jumlah total dilakukan secara online, hal tersebut sesuai ka-
71 responden. Usia termuda responden 17 rakteristik responden yang diharapkan yaitu usia
tahun dan usia tertua responden 37 tahun. responden bervariasi antara usia sekolah dan
Responden terbanyak yang mengisi kuesioner sudah bekerja, kemudian domisili responden
berada di usia 23-27 tahun dan rata-rata usia tersebar dibeberapa daerah di Indonesia.
responden 26,5 tahun.
Analisis dan Interpretasi
1. Harus baik dalam desain dan penataan Kemudian, kriteria jalur pedestrian yang ideal
jalur pedestrian menurut pendapat masyarakat paling banyak
2. Lingkungan dan vegetasi di sepanjang jalur menyebutkan harus baik dalam desain dan
pedestrian harus baik. penataan, lingkungan dan vegetasi juga harus
3. Kebutuhan mendasar jalur pedestrian baik kondisinya, lalu kebutuhan mendasar jalur
harus terpenuhi pedestrian harus terpenuhi, kondisi material
4. Kondisi material harus tetap bagus harus tetap bagus serta tidak ada pelanggaran
5. Tidak ada pelanggaran dan jalur pedes- di jalur pedestrian dan digunakan sesuai fungsi.
trian digunakan sesuai fungsinya. Yaitu sebagai wadah untuk mendukung aktivitas
6. Ada street furniture yang harus terawat pergerakkan manusia menuju kesuatu tempat
baik dengan berjalan kaki atau yang menggunakan
7. Memberikan keamanan dan keselamatan alat bantu untuk keperluan mobilitas.
bagi para pengguna jalur pedestrian
8. Kebutuhan dasar untuk jalur penyandang Daftar Pustaka
disabilitas harus terpenuhi.
Creswell, J.W. 2003. Research Design: Qualitative,
9. Adanya sarana pendukung
Quantitative, and Mixed Methods Approaches.
10. Bebas polusi
California: SAGE Publications, Inc.
11. Kepedulian masyarakat tinggi terhadap Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research
jalur pedestrian Design: Choosing Among Five Tradition. California:
12. Memiliki dampak visual dan psikologis yang SAGE Publication, Inc.
baik Kumar, Ranjit. 2005. Research Metodology, A Step by
13. Adanya perhatian pemerintah, dan Step Guide for Beginner. London: Sage Publications.
14. Menjadi perbandingan dikota lain. Mauliani,Lily. Widyati Purwantiasning, Ari. Aqli Wafirul,
2014. Designing Better Environment by Providing
Kesimpulan Pedestrian Way for Pedestrian. Departement of
Architecture UMJ and Departement of Architecture
Dari penelitian yang dilakukan di dapat data UGM: GASLA
Rubenstein, Harvey M. 1992. Pedestrian Malls,
yang menunjukkan bahwa pria lebih suka
Streetcapes, and Urban Spaces . John Wiiley and
berjalan kaki dari pada wanita. Kemudian kapan
Sons: USA
waktunya masyarakat memutuskan berjalan kaki Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process.
yaitu ketika mereka berolah raga. Kemudian New York. VNR Company.
jarak yang ditempuh masyarakat ketika memu- Tumlin, Jeffrey. 2012. Sustainable Transportation
tuskan untuk berjalan kaki biasanya antara 100- Planning: Tools for Creating Vibrant, Healthy, and
300 meter dan 300-600 meter. Resilient Communities. California: USA.
U.S Departement of Transportation, 2014. Trail A
Berdasarkan data yang di himpun, 100% path of travel for recreation and/or transportation
responden yang bertempat tinggal di kota within a park, natural environment, or designated
corridor that is not classified as a highway, road, or
Medan mengatakan kondisi jalur pedestrian di
street.
kota tempat tinggal mereka saat ini keadaannya
sangat buruk. Tidak terpenuhinya kebutuhan
mendasar di jalur pedestrian dikota medan
menjadi faktor utama buruknya kualitas jalur
pedestrian di kota Medan. Berbeda dengan di
kota Bandung, ada 33,33% dari total
keseluruhan responden Bandung mengatakan
jalur pedestriannya sudah baik, namun harus
ada peningkatan kualitas jalur pedestrian agar
lebih baik lagi.