Anda di halaman 1dari 8

LATAR BELAKANG

Suatu keberhasilan keja berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi
kebiasaan. Nilai-nilai yang menjadi kebiasaan disebut dengan budaya, dikaitkan dengan
mutu/kualitas kerja maka dinamakan budaya kerja .
Budaya kerja pertama kalai dikenalkan oleh Negara Jepang dalam melakukan manajemen kualitas
yang berakar dan bersumber dari budaya yang dimiliki bangsa Jepang dikombinasikan dengan
tehnik-tehnik manajemen modern pada tahun 1970an. Keberhasilan Jepang membangun
perekonomiannya mendorong bangsa lain ingin meniru dan mengembangkan sesuai dengan
budaya yang dimiliki Negara masing-masing.

Bangsa Indonesia sendiri mengembangkan pola Program Pengendalian Mutu Terpadu dan telah
berkembang disektor swasta namun kurang mengakar,sehingga kurang mantap keberadaannya
,hal ini dikarenakan manajemen yang kurang menggali nilai-nilai budaya untuk diolah menjadi
perilaku manajemen pada saatnya nanti menjadi kebiasaan dan keyakinan untuk bekerja yang
lebih baik dan mendapatkan mutu yang diharapkan dan sekaligus dapat membangun SDM yang
berkualitas.

B. PENGERTIAN
1. Budaya dan Kebudayaan:
Secara harfiah, pengertian budaya (culture) berasal dari kata Latin ‘colere’ yang artinya
mengerjakan tanah atau mengolah ladang, yang merupakan kebiasaan hidup yang dilakukan
orang saat itu. Selanjutnya budaya diartikan sebagai cara hidup tertentu yang memancarkan
identitas tertentu pula dari suatu bangsa (Ashley Montagu & Cristoper Dawson, 1993). Menurut
The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan
dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni, agama, kelembagaan, dan
semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia.

Koentjoroningrat mengartikan budaya sebagai keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara
belajar.

Kebudayaan memiliki tiga wujud, namun dalam kenyataan kehidupan sehari-hari tidak dapat
dipisah-pisahkan satu sama lain, yaitu :

a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai dan norma-
norma, peraturan-peraturan dsb. ( wujud ini sebagai wujud idiil, sifatnya bastrak tidak dapat
diraba/difoto, lokasinya ada dialam fikiran masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup )

b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari mansuia dalam
masyarakat. (wujud ini sebagai system social, lebih konkrit karena terjadi disekeliling kita sehari-
hari bisa diamati, difoto dan didokumentasikan )

c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. (sebagai kebudayaan fisik,
wujudnya lebih konkrit lagi misalnya candi, kantor, pabrik, para ahli dll)

2. Kerja :
Dalam memberikan definisi istilah “kerja” ini dalam budaya organisasi dilakukan dengan
mengidentifikasi sebagai berikut :

1. Kerja adalah hukuman. manusia hidup bahagia tanpa kerja,tetapi Karen berbuat salah maka
dihukum harus bekerja bentuk hukuman adalah kerja paksa.
2. Kerja adalah beban. Hal ini bagi orang yang malas, pekerja yang berada dalam posisis lemah
3. Kerja adalah Kewajiban. Karena terikat kontrak atau guna memenuhi perintah atau membayar
hutang.
4. Kerja adalah sumber penghasilan. Hal ini jelas kerja sebagai sumber nafkah merupakan anggaran
dasar masyarakat umumnya
5. Kerja adalah kesenangan. Kerja sebagai kesenangan seakan hobi, karena suka kerja (workaholic)
6. Kerja adalah gengsi atau prestise. Kerja sebagai gengsi berkaitan dengan status social dan
jabatan, karena itu jabatan structural lebih diidamkan dari jabtan fungsional.
7. Kerja adalah aktualisai diri. Kerja disini dikaitkan dengan peran, cita-cita atau ambisi. (ibaratnya,
lebih memilih jadi kepala ayam dari pada ekor sapi)
8. Kerja adalah panggilan jiwa. Kerja disini berkaitan dengan bakat, disini tumbuh profesionalisme
dan pengabdian kepada kerja.
9. Kerja adalah pengabdian kepada sesama. Kerja dilakukan dengan tulus dan tanpa pamrih.
10. Kerja adalah hidup. Hidup diabdikan dan diisi untuk dan dengan kerja
11. Kerja adalah ibadah. Kerja sebagai pernyataan syukur atas kehidupan didunia ini, dilakukan
seakan-akan kepada dan bagi kemuliaan nama Tuhan bukan kepada manusia
12. Kerja adalah suci. Kerja harus dihormati dan jangan dicemarkan dengan perbuatan dosa
pelanggaran dan kejahatan
3. Budaya Kerja
Adalah suatu falsafah yang didasari oleh suatu pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi
sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok
masyarakat atau organisasi yang tercermin dalam sikap perilaku, kepercayaan, cita-cita,
pendapat, pandangan dan tindakan yang terwujud sebagai “kerja “ atau “bekerja “ (Sumber : Drs.
Gering Supriyadi,MM dan Drs. Tri Guno, LLM )

Sedang Budaya kerja organisasi, adalah manajemen yang meliputi pengembangan, perencanaan,
produksi dan pelayanan suatu produk yang berkualitas dalam arti optimal, ekonomi dan
memuaskan
Menurt hasil seminar KORPRI 1992, Budaya kerja adalah suatu komponen kualitas mansuia yang
sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolok ukur dasar dalam pembangunan ;
Budaya kerja dapat ikut menentukan intergritas bangsa dan menjadi penyumbang utama dalam
menjamin kesinambungan kehidupan bangsa ; Budaya kerja sangat erat kaitannya dengan nilai-
nilai yang dimilikinya yang mampu mendorong prestasi kerja setinggi-tingginya.

C. TUJUAN DAN MANFAAT BUDAYA KERJA


1. Tujuannya :
Untuk merubah sikap dan perilaku SDM yang ada dapat meningkatkan produktivitas kerja yang
lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan.

2. Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :


a. meningkatkan jiwa gotong royong
b. meningkatkan kebersamaan
c. saling terbuka satu sama lain
d. meningkatkan jiwa kekeluargaan
e. meningkatkan rasa kekeluargaan
f. membangun komunikasi yang lebih baik
g. meningkatkan produktivitas kerja
h. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.

D. PRINSIP BUDAYA KERJA


Dalam suatu oragniassi bekerja melalui serangkaian proses yang saling berkaitan yang terjadi
melalui dan melewati batas-batas birokrasi. Kesalahan dalam suatu proses akan mempengaruhi
pada kualitas produk akhir ,oleh karena itu jaminan mutu terletak pada kekuatan setiap rangkaian
yang berjalan benar sejak pertama pada setiap tahap pekerjaan.
Tujuan fundamental dari budaya kerja adalah untuk membangun SDM seutuhnya agar setiap
orang sadar bahwa mereka berada dalam suatu hubungan sifat peran, berkomunikasi secara
efektif dan efisien yang menggembirakan.

E. NILAI-NILAI BUDAYA KERJA:


a. Unsur-Unsur Falsafah Budaya Kerja
Falsafah Negara, bangsa dan rakyat Indonesia adalah Pancasila seperti yang dimuat dalam
Pembukaan UUD 1945. Implementasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam organisasi pemerintah
mutlak harus diwujudkan dalam semua tingkatan kepemimpinan. Pola komunikasi yang
partisipatif, gaya kepemimpinan yang lebih pada mengajak dari pada memerintah, memberi
keteladanan yang baik, mendorong dan memberikan kepercayaan kepada bawahan, serta
pengambilan keputusan dengan cara musyawarah merupakan konsekuensi dari keharusan
melaksanakan nilai-nilai dari falsafah pancasila tersebut.

Nilai-nilai budaya kerja yang dipengaruhi unsur-unsur falsafah negara tersebut dapat membentuk
system kerja dan lingkungan kerja yang : disiplin, efektif, efisien, cepat, pasti, sopan, ramah,
penolong, indah, nyaman, dan memiliki produktivitas yang tinggi.

b. Arti dan Makna Nilai Budaya Kerja.


Nilai adalah dasar pertimbangan yang berharga bagi seseorang untuk menentukan sikap dan
perilaku dalam menghadapi suatu masalah atau kejadian.
Nilai budaya kerja adalah pilihan nilai-nilai moral dan etika yang dianggap baik dan positif. Nilai
tersebut dipedomani secara individu maupun kelompok yang dapat meningkatkan produktivitas
dan kinerja dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan masyarakat.

F. WAWASAN TUGAS ORGANISASI PEMERINTAH


a. Wawasan Tugas.
Wawasan tugas pemerintah merupakan pemahaman terhadap kondisi yang mempengaruhi
organisai baik internal maupun eksternal ,untuk memahami wawasan tersebut harus memahami
Visi dan Misi organisasi .

Visi adalah gambaran masa depan suatu organisasi yangb realistic, kridibel dan atraktif. Visi bagi
oraganisasi mempunyai makna yaitu:

 Memberi nilai tambah bagi kehidupan oraganisasi baik secara individu maupun keseluruhan
organisasi
 Membangun komitmen diantara angkatan kerja organisasi untuk bergerak maju menuju masa
depan yang lebih baik
 Mengatasi ketakutan akan kegagalan usaha yang mengarah pada kemajuan dan perbaikan masa
depan
 Menantang setiap kemamapan dan status quo yang merugikan kelangsungan hidup organisasi

Misi : adalah Suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai yang
ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

Ciri-ciri misi yang baik:

 Memiliki integritas suatu ‘sense of purpose “ sejati yang mendorong organisasi berbuat serta
menyatakan hal yang terbaik
 Harus bermakna dan relevan membuat perbedaan yang jelas bagi person atau kehidupan sehari-
hari
 Bertahan lama dan dapat dipertahanlan diperpanjang serta mampu melanggengkan hubungan-
hubungan
 Mudah dikomunikasikan dan dapat diingat yang memadukan tujuan organisasi dan janjinya pada
pelanggan
 Sederhana
 Didasari oleh nilai-nilai
 Mudah diterjemahkan menjadi spesifik
 Berbeda dapan dapat diingat dan baru tdk hanya mengarah kepada anggota melainkan juga
menyegarkan dan member
 Tidak menguasai kompetensi yang diperlukan organisasi
 Menarik bersama asama sumber daya dan berbagai bagian oragnisasi
 Misi yang menciptakan pasar harus mengkaitkan kemanusiaan dan fungsi analitas.
b. Organisasi Pemerintah.
Pengertian organisasi dalam arti statis adalah wadah yang berupa bagan atau struktur, tempat
berkumpulnya orang yang melaksanakan tugas. Dalam arti dinamis adalah suatu proses
penetapan dan pembagian pekerjaan atau tugas.
Pembatasan tugas dan tanggung jawab serta wewenang hubungan kerja,sehingga memungkinkan
orang-orang dapat berinteraksi dalam pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi

Ada 2 aspek organisasi :

 Aspek struktur organisasi yang meliputi pengelompokan secara formal dan bagan organisasi
 Aspek proses perilaku yang meliptuti komunikasi pembuatan keputusan,motivasi dan
kepemimpinan
Dalam operasionalnya organisasi pemerintah dapat dibedakan dalam Departemen dan lembaga
Non Departemen(LPND) Bentuk organisasi pemerintah merupakan gabungan dari unsur lini,
unsure staf dan fungsional.

c. Perubahan.
Setiap manusia harus mau menghadapi perubahan, terutama dalam program Budaya Kerja ,
masalah perubahan dalam program budaya kerja musuh terberat adalah diri kita sendiri, oleh
karena itu kita harus memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan perubahan .

Perubahan merupakan hal yang penting dalam program budaya kerja, karena masalah budaya
kerja adalah masalah perilaku kita sendiri. Karena itu dalam membangun budaya kerja kita harus
berkomitmen untuk melakukan perubahan pada diri kita berdasar pada empat potensi dasar
manusia yang telah dianugerahkan Allah SWT, yaitu :

1). Kesadaran diri : mampu mengambil jarak terhadap diri sendiri dan menelaah pemikiran kita
sendiri, tindakan, kebiasaan, memungkinkan kita mennjadi sadar akan nilai-nilai social psikhis dari
program yang ada dalam diri kita untuk mencari peluang antara rangsangan dan tanggapan.

2). Hati Nurani : mampu menghubungkan kita dengan perkembangan jaman,merupakan alat
pemberi arah dalam hati kita untuk memehami bila bertindak atau merenungkan sesuatu yang
tidak sejalan.

3). Kehendak bebas memberikan kemampuan untuk memberikan kekeuatan mengatasi


paradigm-paradigma kita utk melawan arus ,memiliki kekuatan utk bertindak berdasarkan hati
nurani dan visi.

4). Imajinasi kreatif merupakaan kemampuan untuk melihat kemasa yang akan dating untuk
menciptakan sesuatu sesuai dengan prinsip organisasi .

Kempat potensi diatas tersebut tidak akan muncul apabila tidak mendapatkan pembinaan dari
lingkungannya, kecuali pada pada potensi diri pribadi, sedangkan pada kelompok akan lebih sulit
aktualisasi potensi diri, perlu kondisi tertentu agar potensi bisa menjadi kenyataan perilaku antara
lain :

 Pembentukan karakter yang memuat kekuatan integritas,sifat pendewasaan dan kepedulian social
 Pemberian ketarmpilan yang mencakup komunikaasi,perencanaan pengorganisasian dan perilaku
sibnergistik
 Penanaman tingkat kepercayaan yang lebih baik untuk mencapai tujuan dan sasaran
kelompok/organisasi
 Mawas diri kesadaran mengukur kemampuan diri,belajar dan sadar untuk memberikan yang lebih
baik
 Tanggung jawab kelompok dimana masing-masing individu menempatkan diri dalam fungsi, peran
dan tanggung jawab kelompok
 Penciptaan struktur dan system yang kondusif agar dapat berjalan dengan mulusdan pembagian
tugas dan wewewnag tanggung jawab dengan pedoman pelaksanaan
Apa yang terkandung dalam Budaya kerja ? adalah strategi untuk mencapai keberhasilan masa
depan dalam membangun SDM dan organisasi melalui pelatihan alami,

Kekuatan nilai yang tersembunyi berupa kemampuan untuk menyempurnakan atau memperbaiki
semua aspek administrasi /manajemen menjadi lebih baik dalam menghadapi tantangan

Kekuatan tersembunyi menjadi kenyataan apabila :


1). Tujuan dirinci menjadi perilaku nyata yang dapat menghasilkan,berarti upaya tsb tindakan
yang bermutu

2). Tindakan bermutu tsb dikembangkan ,dipertahankan dan dibina terus menerus sehingga
menjadi budaya

3). Tindakan manajemen /administrasi harus dapat mengukur perilaku kerja dan menyelesaikan
pekerjan,kepemimpinan berasaskan pada keteladanan pembinaan [elatihan

Potensi kekuatan Budaya dalam manajemen dapat dilihat dari beberapa aspek :

 Kekuatan, Individu yang menduduki posisi penting atau kunci dalam organisasi
 Peran , Ketrampilan yang berinteraksi melalui uraian jabatan, prosedur, peraturan dan system
(professional)
 Tugas : Mendorong dinamika untuk melakukan penelitain dan pengembangan (semangat
dinamik)
 Pribadi : Individual dalam struktur kolektif untuk menentukan gotong royong
 Ketapatan : Bilamana kita mampu mempertemukan Budaya dengan tuntutan eksternal dan
hambatan internal(selaras –serasi dan seimbang)
Budaya kerja merupakan suatu komitmen yang luas dalam upaya untuk membangun SDM,proses
kerja dan hasil kerja yang lebih baik,hal ini bersumber dari pribadi masing amsing individu yang
terkait dalam organisasi kerja itu sendiri.

Seperti nilai apa yang sepatutnya setiap orang akan mempengaruhi kerja mereka,kemudian
falsafah yang dianutnya seperti BUDAYA KERJA merupakan suatu proses tanpa akhir atau terus
menerus

Upaya penanaman nilai-nilai budaya dalam manajemen / administrasi dapat dilakukan melalui :

 Struktur organisasi yang benar sesuai dengan tuntutan/tujuan sebagai strategi


 Melakukan manajemen secara horizontal,lebih banyak yang bersifat kerja sama/kordinasi
 Memberikan pelayanaan atas dasar strategi yang baik
 Interaksi atau pergaulan atas dasar silih asah,asih asuh
 Membuang budaya yang negative dan memeasukan nilai-nilai baru
 Oreintasi kerja pada peningkatan kualitas
 Mengembangkan upaya kemitraan/partnership
 Melakukan gaya kepemimpinan dengan keteladanan
 Manajemen/administrasi dengan melakukan penyempurnan terus menerus

Dalam hal ini Prof.Edward Deming dalam bukunya “ Out Of Crissis “ berpesan :

 Tanamkan komitemen pimpinan dalam hal kesetiaan terhadap tujuan perbaikan produk,barang
atau jasa
 Serap dan gunakan pendekatan yang relevan
 Hentikan memberikan penghargaan terhadap prestasi pegawai/karyawan dalam bentuk uang
 Hentikan pengawasan hanya diakhir proses untuk mewujudkan mutu produk
 Sempurnakan secara periodic dan terus meneru proses perencanaan, produksi dan pelayanana
 Sediakan dan lakukan pelatihan disekitar lokasi kerja
 Kembangkan pengetahuan dan latihan kepemimpinana partisipatif
 Kembangkan iklim kerja yang posistif,merangsang inovasi jangan mengancam atau menakut-
nakuti, kembangkan rasa saling percaya antar pegawai/karyawan,atasan dan bawahan
 Jangan menciptakan batas-batas birokratis antara staf dan karyawan/ pegawai
 Singkirkan kebijakan yang mengecam pegawai/bawahan
 Pelajari dan terapkan metode perbaiakan dan hindari quota Numerik dalam memecau produksi
 Janagan meremehkan ketrampilan pegawai tetapi berikan ,tanamkan kebanggan akan ketrampilan
kerja yang dimilikinya
 Laksanakan program diklat secara rutin pada setiap pegawai
 Libatkan setiap orang yng berada diorganisasi dalam perubahan dan penyempurnaan.
d. Cara kerja Birokrasi.
1). Cara Kerja Tradisonal :

 a) masih bersifat feodalistik


 b) ketat pada peraturan
 c) tertutup
 d) mempersulit pelayan terhdp orang lain
 e) menghadapi orang lain penuh curiga
 f) Suka main hakim sendiri
 g) membuat peraturan untuk memperkuat diri

2). Cara kerja baru :

 a) Lebih efektif dan efisien


 b) Demokratis dan terbuka
 c) Lebih rasional dan fleksibel
 d) Lebih desentralisasi

Hal ini untuk menghadapi dan mengantisipasi pada perubahan manajemen dalam pengaruh
globalisasi yang menerpa semua Negara termasuk Indonesia. Bila cara kerja baru ini dilakukan
dengan benar maka untuk manajemen harus berorinteantasi pada tujuan organisasi lebih efektif
dan efisien dengan cara seperti:

 a) Merumuskan tujuan dan sasaran organisasi secara jelas dan rinci


 b) Tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam bentuk kebijaksanaan dan startegi yang
operasional
 c) Dilaksanakan dengan penuh peran serta semua pihak baik yang berupa kerja sama maupun
koordinasi
 d) Pelaksanaan tsb terus dikendalikan,temuannya dianaliss,kemudian ditindak lanjuti berupa
perbaikan atau penyempurnaan secaar terus menerus

Perubahan akan terlihat hasilnya apabila didahului oleh perubahan sikap dan perilaku SDM yang
akan menjadi pendukung utama perubahan manajemen.hal ini diperlukan langkah kegiatan yang
terus menerus sehingga menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi budaya baru yang dimiliki .

Unsur yang terkandung dalam upaya perubahan meliputi :

 a. kekuatan motivasi
 b. memiliki ketrampilan
 c. memiliki kepribadian
 d. mampu berperan
Memiliki keempat unsure diatas tidak bisa optimal bilamaana tidak memperhatikan factor
manusiawi berupa kejenuhan. Yang dimaksud dengan produktivitas budaya kerja adalah sikap
mental yang selalau mencari perubahan atau perbaikan yang telah dicapai dengan menerapkan
teori dan metode .

Perilaku manajemen yang mengjasilkan produk bermutu anatara lain :

 a. kepemimpinana
 b. perencanaan
 c. pengorganisasian
 d. penentuan prioritas
 e. pendelegasian
 f. pengendalian
 g. pemecahan masalah
 h. pengambilan keputusan
 i. komunikasi lisan
 j. komunikasi tertulis
 k. ketrampilan adminsitrasi
 l. hubungan antar pribadi
 m. pemeiharaan keselamatan
 n. kerumahtanggaan
 o. ketepatan waktu dan kehadiran

G. PENERAPAN BUDAYA KERJA


1. Organisasi Budaya Kerja.

 a. Penanggung Jawab. Bertanggung jawab akan keberhasilan pelaksanaan program komitmen.


 b. Tim Pengarah. Memberikan pengarahan pada fasilitataor /Kelompok BudayaKerja (KBK) agar
berjalan sesuai dengan program.
 c. Fasilitator. Menyebarluaskan Budaya Kerja, membimbing KBK dan melaporkan kegiatan KBK
kepada Tim Pengarah.
 d. Ketua Kelompok. Memimpin jalannya rapat KBK, member motivasi anggota dan melaporkan
kegiatan KBK kepada Tim Pengarah
 e. Anggota KBK. Partisipasi dalam KBK dan Belajar terus agar mampu memecahkan masalah.

2. Komitmen Pimpinan Puncak.


Kegagalan atau keberhasilan program Budaya kerja sangat tergantung dari komitmen pimpinan
pucak disetiap unit organisasi, karena setiap pemimpin disetiap level mempunyai kuasa
mengendalikan suatu proses kerja.

3. Komunikasi.
Ketrampilan berkomunikasi merupakan factor penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang
kondusif agar nilai-nilai luhur dapat teraktualisasi dalam sikap dan perilaku organisasi.
Keberhasilan program tersebut berdasar pada tingkat kepercayaan dalam interaksi individu
terkait,sehingga tempat tingkat kepercayaan itu pada kualitas kerja sama makin tinggi tingkat
kepercayaan makin baik kualitas kerjasamanya,kondisi semacam ini harus dapat terwujud agar
tingkat sinergi bisa dicapai sehingga hasil (out put ) program menjadi semakin berkualitas .

4. Motivasi :
Merupakan salah satu komponen penting dalam meraih keberhasilan suatu proses kerja,karena
memuat unsure pendorong bagi sesorang untuk melakukan pekerjaan sendiri maupun
berkelompok.
Suatu dorongan dapat berasal dari dalam dirinya sendiri untuk bekerja lebih baik atau
memberikan yang terbaik bagi kelompok dengan berbagai macam alasan yang baik dan luhur,
namun tidak semudah itu setiap orang mempunyai dorongan yang positif ,mereka perlu dibantu
orang lain yang berperan sebagai pemimpin atau atasan

5. Lingkungan Kerja:
Untuk Melakukan Program Budaya Kerja Diperlukan Persiapan Yang Berupa Penciptaan Lingkungan
Kerja Dengan Paradigm Yang Disepakati Untuk Mencapai Tujuan Organisasi Dengan Cara Yang
Lebih Efektif Dan Efisien, Oleh Karena Itu Kita Sedikit Melihat Pada Diri Kita Sendiri Sebagai Sdm
,(Prof Dr.Kusanadi Harasumantri) Bahwa Kekuatan Sdm Bukan Pada Jasmani Atau Jiwa Yang
Dimilkiki Namun Kekuatan Tersebut Terletak Pada Semangat Dan Kemampuan Kerja, Karena Kerja
Sama Akan Mampu Meningkatkan Mutu Dan Mautu Yang Harus Dicapai Terus Menerus
,Dipertahankan Dan Dikembangkan Akan Menjadi Budaya Kerja Yang Dimiliki Oleh Kelompok Yang
Bersangkutan

6. Kerjasama Melalui Kelompok :


Kerjasama merupakan suatu nilai-niali yang sangat penting dalam manjemen khususnya
manajemen serba sasaran ataupun manajemen partisispasi. Kata lain kerjasama adalah partisipasi
atau gotong royong , konsekwensinya dan nilai-nilai tersebut mendasari karakteristik suatu
manajemen dimana partisiapsi itu dimungkinkan berperan dalam setiap pengambilan keputusan
manajemen.

7. Disiplin :
Adalah suatu aspek keuatan sdm itu dapat tercermin pada sikap dan perilaku disiplin,karena
disiplin dapat mempunyai dampak kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan
dan menegajar tujuan yang direncanakan.
Disiplin dimulai dari diri pribadi anatara alain harus jujur pada dirinya sendiri,tidak boleh
menunda-nunda tugas dan kewajibannya dan memberikan yang terbaik bagi organisasinya

Karena organisasi itu adalah masalah orang,maka harus dpelajari secar sungguh-sungguh agar
dalam penempatan orang itu sesuai dengan bakat dan ketrampilan yang dimiliki sehingga
dimungkinkan displin organisasi dapat ditegakan dalam upaya mencapai tujuan

Menurut Keiz Davis & Jhon.W.Newstrom menyatakan bahwa disiplin mempunyai 3 macam sifat
yaitu :

 a. Disiplin preventif adalah tindakan sdm agar terdorong untuk mentaati standard an peraturan.
Tujuannya untuk mendorong sdm agar memiliki displin pribadi yang tinggi.
 b. Displin korektif, adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau
peraturan, tindakan tersebut dimaksudkan untuk mencegah timbul pelanggaran lebih lanjut.
 c. Disiplin progresif, adalah tindakan disipliner berulang kali berupa hukuman yang makin berat,
dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan.

H. NILAI-NILAI DASAR BUDAYA KERJA APARATUR NEGARA


Ada 17 butir nilai-nilai dasar budaya kerja Aparatur Negara yang dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam bersikap dan berperilaku, yaitu :

1. KOMITMEN DAN KONSISTEN (terhadap visi,misi dan tujuan organisasi)


2. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB (yang jelas, tegas dan seimbang)
3. KEIKHLASAN DAN KEJUJURAN (yang menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan kewibawaan
pemerintah)
4. INTEGRITAS DAN PROFESIONALISME (yang konsisten dalam kata dan perbuatan serta ahli dalam
bidangnya)
5. KREATIVITAS DAN KEPEKAAN (yang dinamis mendorong kearah efisiensi dan efektivitas)
6. KEPEMIMPINAN DAN KETELADANAN (yang mampu mendayagunakan kemampuan potensi
bawahan secara optimal)
7. KEBERSAMAAN DAN DINAMIKA KELOMPOK (yang mendorong agar cara kerjanya tidak bersifast
individual dan pusat kekuasaan tidak pada satu tangan)
8. KETEPATAN DAN KECEPATAN (adanya kepastian waktu, kuantitas, kualitas dan finasial yang
dibutuhkan)
9. RASIONALITAS DAN KECERDASAN EMOSI (keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan
emosional)
10. KETEGUHAN DAN KETEGASAN (yang tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang merugikan diri dan
negaranya)
11. DISIPLIN DAN KETERATURAN KERJA (yang mengacu kepada standar operasional prosedur)
12. KEBERANIAN DAN KEARIFAN (yang dihasilkan dari adanya pendelegasian wewenang)
13. DEDIKASI DAN LOYALITAS (terhadap tugas yang bersumber pada visi,misi dan tujuan organisasi)
14. SEMANGAT DAN MOTIVASI (yang didorong oleh keinginan memperbaiki keadaan secara
perorangan maupun organisasional)
15. KETEKUNAN DAN KESABARAN (yang didasarkan kepada tanggung jawab terhadap tugas yang
diamanahkan)
16. KEADILAN DAN KETERBUKAAN (sesuai dengan keinginan masyarakat)
17. PENGUASAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (sesuai dengan perkembangan zaman yang
semakin maju).

I. PENUTUP.
Penanaman budaya kerja pada organisasi Pemerintah menjadi penting sebagai upaya Pemerintah
melaksanakan amanat rakyat dalam memberikan perlindungan dan pelayanannya. Perubahan dan
kemajuan yang terus bergulir bersama pergantian waktu menuntut aparat organisasi pemerintah
meningkatkan budaya kerja yang professional untuk menjawab tantangan yang semakin kompleks
dan kompetitif.

Anda mungkin juga menyukai