Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi

gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit

jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung. Penyakit ini

telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia

maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 %

kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari

sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1, 15 milyar kasus di

tahun 2025. prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan

pertambahan penduduk saat ini ( Riqwana Miruddin, 2006).

Angka-angka prevalensi hipertensi di Indeonesia telah banyak

dikumpulkan dan menunjukkan, di daerah pedesaan masih banyak penderita yang

belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case-finding maupun

pelaksanaan pengobatan jangkauanya masih sangat terbatas dan sebagian besar

penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar

antara 6 samppai dengan 15 % tetapi angka-angka ekstrim rendah seperti di

Ungaran, jawa tengah 1,8% ; Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya

0, 6 % ; dan Talang Sumatera Barat 17,8%. Nyata disini, dua angka yang

dilaporkan oleh kelompok yang sama pada 2 daerah pedesaan di Sumatera Barat

menunjukan angka yang tinggi.Oleh sebab itu perlu diteliti lebih lanjut, demikian

juga angka yang relatif sangat rendah.

1
Survei penyakit jantung pada usia lanjut yang dilaksanakan Boedhi

Darmojo, 2007 menemukan prevalensi tanpa atau dengan tanda penyakit jantung

hipertensi sebesar 33,3 % (81 orang dari 243 orang tua 50 tahun ke atas).

Wanita mempunyai prevalensi lebih tinggi daripada pria (P=0,005). Dari

kasus tadi ternyata 68,4 % termasuk hipertensi ringan ( diastolik 95/104 mmHg),

28,1 % hipertensi sedang (diastolik 105/129 mmHg) dan hanya 3,5 % dengan

hipertensi berat (diastolik sama atau lebih besar dengan 130 mmHg).

Hipertensi pada penderita penyakit jantung iskemik ialah 16,1 % suatu

persentase yang rendah bila dibandingkan dengan prevalensi seluruh populasi

(33,3 %), jadi merupakan faktor resiko yang kurang penting. Juga kenaikan

prevalensi dengan naiknya umur tidak dijumpai. Oleh karena itu, negara indonesia

yang membangun di segala bidang perlu memperhatikan tindakan mendidik untuk

mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskular, penyakit

degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk

proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau

program pencegahan terarah. Tujuan program penanggulangan penaykit

kardiovaskuler adalah mencegah peningkatan jumlah penderita risiko penyakit

kardiovaskuler dalam masyarakat dengan menghindari faktor penyebab seperti

hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, merokko, stres dan lain-lain.

Hipertensi yang akan salah satu faktor risiko paling berpengaruh sebagai

penyebab penyakit kardivaskular di derita oleh lebih dari 800 juta orang di seluruh

dunia. Lebih kurang 10-30 persen penduduk di hampir semua negara mengalami

hipertensi (Elokdyah, 2007).

2
Hipertensi ini disebut sebagai ”pembunuh diam-diam” karena umumnya

tidak merasakan tekanan darah tinggi selama seseorang ke organ-organ yang

bersangkutan.

Menurut Dr Hisyam Aptamimi ahli jantung dan pembuluh darah pada

RSU Kraton pekalongan menyatakan Hipertensi atau penyakit darah tinggi

merupakan penyebab terbesar dari penyakit jantung. ” bahkan, 75% penderita

hipertensi akan berujung pada penyakit jantung dan baru tersadari pada lanjut usia,

ketika jantung telah ’lelah’ bekerja untuk memompa darah dengan tekanan yang

berat (Siwono, 2003).

Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang menetap

di atas batas normal yang disepakati, yaitu diastolik 90 mmHg atau sistolik 140

mmHg. Sekitar 90% kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya (hipertensi

esensial). Awitan hipertensi esensial biasanya terjadi antara usia 20 dan 50 tahun

(Elokdyah, 2007).

Pada tahun 1995 Survei Kesehatan Rumah Tangga menunujukkan

prevalensi hipertensi di Inidonesia sudah mencapai 83 per 1.000 anggota rumah

tangga. Wanita lebih banyak yang terkena ketimbang pria.

Survei yang sama sebelumnya tahun 1986, hipertensi disebutkan sebagai

peneyebab utama kematian pada penderita janutng korner di Indonesia. Jumlah

kasusnya 42.8 per 1.00.000 kematia. Hipertensi yang sudah mencapai tahap lanjut,

artinya sudah terjadi bertahun-tahun, bisa dirasakan gejalanya. Biasanya muncu;

sakit kepala, napas pendek, pandangan mata kabur dan gangguan tidur (Senio,

2005).

3
Tekanan darah sering meningkat terutama orang yang melakuka aktivitas

berat seperti olahraga dan stres. Peningkatan tekanan dan percepatan sirkulasi ini

normal karena aktivitas dan emosi ekstrak serta oksigen yang cukup untuk

disalurkan ke pembuluh darah.

Menurut Dr Sunarya Soeriatna Sp JP dari RS jantung dan Pembuluh Darah

Harapan Kita, Jakarta, Hipertensi, panyakit jantung dan diabetes sangat erat

kaitannya satu dengan yang lainnya. Di negara ini, katanya ada kecenderungan

peningkatan jumlah penderita hipertensi maupun diabetes melitus. ”Diabetes

melitus menjadi epidemi di seluruh dunia , terutama Asia. Dalam kurun waktu 10

tahun (200-2010) diperkirakan insiden diabetes meningkat 57 persen. Dengan

menekan resiko timbulnya diabetes melitua pada hipertensi, maka jumlah

penyakit kardiovaskuler dapat di tekan (wed, 2004).

WHO menyatakan hipertensi merupakan silent killer, karena banyak

masyarakat tak menaruh perhatian terhadap penaykit yang kadang dianggap

sepele oleh mereka, tanpa meyadari jika penyakit ini menjadi berbahaya dari

berbagai kelainan yang lebih fatal misalnya kelainan pembuluh darah, jantung

(kardiovaskuler) dan gangguan ginjal, bahkan pecahnya pembuluh darah kapiler

di otak atau yang lebih disebut dengan nama stroke (Nissonline, 2007).

Atas dasar kenyataan tersebut penulis tertarik untuk mengangkat masalah

hipertensic pada lansia ini sebagai tema penyuluhan penulis di puskesmas Mrican

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

4
I. 2. Tujuan

I. 2. 1. Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan tentang hipertensi pada lansia, tanda

dan gejala hipertensi, cara pencegahan agar tidak

terjadi hipertensi, dan menjelaskan mana makanan yang boleh

di konsumsi untuk mencegah penyakit hipertensi dan mana yang

tidak serta pengobatan pada hipertensi.

I. 2. 2. Tujuan Khusus

1. Menyebutkan arti dari hipertensi.

2. Menyebutkan tanda dan gejala

3. Mengidentifikasi cara mencegah hipertensi

5
BAB 2

PERSIAPAN PENYULUHAN

2.1 Panitia kegiatan

Pembimbing : dr. Djaka Handaya, MPH

dr. Gretta Hapsari Amalya

dr. Iman Taufiq

Ketua : Friska Nur Ekasanti, S.Ked

Penyaji : Friska Nur Ekasanti, S.Ked

Moderator : Roro Febriana Ratna, S.Ked

Perlengkapan dan Dokumentasi : Anggota Dokter Muda A24

Konsumsi : Anggota Dokter Muda A24

2.2 Koordinasi dengan Kepala Puskesmas dan staff Puskesmas Pesantren 1

Untuk kelancaran kegiatan penyuluhan dilakukan koordinasi dengan

Kepala Puskesmas dan staff Puskesmas Pesantren 1. Bentuk koordinasi yang

dilakukan adalah:

- Menentukan tempat dan waktu penyuluhan yang disesuaikan dengan jadwal

Kegiatan Puskesmas Pesantren 1

- Menyiapkan sarana dan prasarana untuk kelancaran proses penyuluhan

2.3 Persiapan Tempat Penyuluhan

Atas persetujuan dari Kepala puskesmas, maka penyuluhan

diselenggarakan di ruang tunggu pasien Puskesmas Pesantren 1 Kecamatan

6
Pesantren Kota Kediri pada tanggal 10 Maret 2017, pukul 09.00 WIB dengan

materi penyuluhan mengenai hipertensi.

2.4 Persiapan Materi Penyuluhan

 Pembuatan materi penyuluhan dan leaflet dikerjakan oleh tim penanggung

jawab penyuluhan.

 Alat bantu penyuluhan berupa mikrofone dan proyektor disiapkan oleh

staf Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri

 Mempersiapkan kuis dan door prize oleh tim penanggung jawab

penyuluhan.

7
BAB 3

SASARAN, METODE DAN MATERI PENYULUHAN

3.1 Sasaran

Sasaran penyuluhan adalah seluruh pasien dewasa dan lansia yang sedang

berada di ruang tunggu Puskesmas Pesantren 1 Kecamatan Pesantren Kota Kediri.

3.2 Metode

Dalam penyuluhan ini digunakan 6 metode:

 Pembagian Leaflet

Diberikan selembar leaflet bagi setiap pasien dewasa dan lansia yang

berada di ruang tunggu Puskesmas Pesantren 1, berisi tentang hipertensi.

 Ceramah

Ceramah dilakukan dalam waktu 20 menit, untuk menjelaskan topik

penyuluhan dengan instrumen mikrofone, proyektor dan leaflet yang

sudah dibagikan sebelumnya.

 Tanya Jawab

Tanya jawab dilakukan dalam waktu kurang lebih 15 menit tentang materi

tersebut.

 Kuis

Beberapa pasien diberikan kesempatan untuk menjawab soal yang

diberikan oleh tim penyaji.

 Pembagian Doorprize

Pembagian doorprize diberikan bagi 3 pasien yang bertanya pada saat sesi

tanya jawab dan 3 pasien yang menjawab soal pada sesi kuis.

 Pemeriksaan tekanan darah serta pengobatan.

8
3.3.Materi Penyuluhan

I. Definisi Hipertensi

Hypertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada

sistem peredaran darah yang sering terjadi pada usia setengah umur atau lebih di

mana terjadi peningkatan dari tekanan sistolik di atas standard dihubungkan

dengan usia dan merupakan penyebab utama jantung koroner, cidera cerebro

vaskuler.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1990) Hypertensi didefinisikan

sebagai suatu peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas

140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Peninggian tekanan darah

yang terus menerus yang merupakan gejala klinis karena hal tersebut dapat

menunjukkan keadaan seperti hypertensi heart disease arteriole nefrosclerosis.

Menurut JNC (Joint National Comitte) VIII Hipertensi dibagi menjadi 4

yaitu :

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal ≤120 ≤80
Pre-Hipertensi (RINGAN) 120-139 80-89
Stadium I 140-159 90-99
(SEDANG)
Stadium II ≥160 ≥100
(BERAT)

II. Tanda dan Gejala Hypertensi

a. Kepala terasa pusing

b. Rasa berkunang-kunang

c. Rasa pegal di bahu dan perasaan panas / gelisah

d. Kurang tidur

9
e. Gangguan penglihatan

f. Anoreksia

III. Cara Mencegah Hypertensi

Pencegahan penyakit hypertensi ada 2, yaitu:

a. Pencegahan Primer.

Mengatur diet agar berat badan tetap ideal, juga untuk menjaga agar tidak

terjadi hypertensi kolesterolemia, DM, dsb.

Dilarang merokok.

Mengubah kebiasaan makan sehari-hari dan mengkonsumsi rendah garam.

Melakukan exercise untuk mengendalikan dari perasaan well being.

b. Pencegahan Lain

Menurunkan berat badan pada penderita gemuk.

Diet rendah garam dan diet lunak.

Mengubah kebiasaan hidup.

Olahraga secara teratur.

Kontrol tekanan darah secara teratur.

Obat-obatan anti hypertensi.

3.4 Alat bantu Penyuluhan

Proyektor, laptop berisi materi penyuluhan, Mikrofone, Leaflet

10
BAB 4

PELAKSANAAN PENYULUHAN

4.1. Waktu pelaksanaan penyuluhan

 Hari dan Tanggal : Jumat, 10 Maret 2017

 Waktu : pukul 09.00 – 10.00 WIB

4.2. Tempat penyuluhan

Ruang tunggu pasien di Puskesmas Pesantren 1 Kecamatan Pesantren Kota

Kediri

4.3. Sasaran dan Jumlah peserta

 Sasaran

Pasien dewasa dan lansia yang datang berobat ke Puskesmas Pesantren 1

Kecamatan Pesantren Kota Kediri

 Jumlah peserta 20 orang

4.4. Susunan Acara

 Pembukaan

 Pembagian Leaflet

 Penyampaian materi penyuluhan

 Sesi tanya jawab

 Pembagian Door prize

 Pemeriksaan tekanan darah dan pengobatan

 Penutup

11
BAB 5

HASIL KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh pasien dewasa dan lansia yang datang

ke Puskesmas Pesantren 1 Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Penyuluhan dibagi

dalam 7 sesi, dimulai dengan pembukaan. Penyuluhan menggunakan bantuan

proyektor, laptop berisi materi penyuluhan, leaflet yang berisi materi hipertensi

dan mikrofone sehingga dapat menarik perhatian peserta dan peserta tampak

sangat antusias merespon materi yang diberikan. Pada saat sebelum penyajian

materi, panita membagikan leaflet bagi semua peserta. Setelah pemberian materi,

dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi ini, dibatasi hanya 3 orang yang

boleh bertanya kemudian dilanjutkan dengan kuis.

Setelah itu acara diakhiri pembagian doorprize. Doorprize diberikan pada

3 pasien yang bertanya pada sesi tanya jawab dan yang berhasil menjawab kuis

dengan benar sebagai wujud terima kasih atas perhatian dan antusiasmenya.

12
BAB 6

PENUTUP

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kegiatan

penyuluhan yang kami laksanakan di Puskesmas Pesantren 1 Kecamatan

Pesantren Kota Kediri, dapat dilaksanakan dengan baik.

Besar harapan kami kegiatan ini dapat memberi manfaat dan menambah

pengetahuan pasien dewasa dan lansia di Puskesmas Pesantren 1 Kecamatan

Pesantren Kota Kediri sehingga lebih memahami dan mengerti mengenai

hipertensi.

Tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya

kepada semua pihak yang terkait, kepala puskesmas dan staf Puskesmas Pesantren

1 Kecamatan Pesantren Kota Kediri, atas kerjasamanya dan partisipasinya demi

terselenggaranya kegiatan penyuluhan ini.

Sebagai pelaksana kegiatan, kami menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dalam kegiatan penyuluhan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran

sangat kami harapkan untuk meningkatkan kegiatan serupa di masa yang akan

datang. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan yang

secara sengaja maupun tidak sengaja kami lakukan. Akhir kata kami para

mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

mengucapkan banyak terima kasih, atas bantuan semua pihak yang terkait dengan

pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini.

13

Anda mungkin juga menyukai