PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit
jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung. Penyakit ini
telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia
sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1, 15 milyar kasus di
tahun 2025. prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan
belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case-finding maupun
Ungaran, jawa tengah 1,8% ; Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya
0, 6 % ; dan Talang Sumatera Barat 17,8%. Nyata disini, dua angka yang
dilaporkan oleh kelompok yang sama pada 2 daerah pedesaan di Sumatera Barat
menunjukan angka yang tinggi.Oleh sebab itu perlu diteliti lebih lanjut, demikian
1
Survei penyakit jantung pada usia lanjut yang dilaksanakan Boedhi
Darmojo, 2007 menemukan prevalensi tanpa atau dengan tanda penyakit jantung
hipertensi sebesar 33,3 % (81 orang dari 243 orang tua 50 tahun ke atas).
kasus tadi ternyata 68,4 % termasuk hipertensi ringan ( diastolik 95/104 mmHg),
28,1 % hipertensi sedang (diastolik 105/129 mmHg) dan hanya 3,5 % dengan
hipertensi berat (diastolik sama atau lebih besar dengan 130 mmHg).
(33,3 %), jadi merupakan faktor resiko yang kurang penting. Juga kenaikan
prevalensi dengan naiknya umur tidak dijumpai. Oleh karena itu, negara indonesia
degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk
Hipertensi yang akan salah satu faktor risiko paling berpengaruh sebagai
penyebab penyakit kardivaskular di derita oleh lebih dari 800 juta orang di seluruh
dunia. Lebih kurang 10-30 persen penduduk di hampir semua negara mengalami
2
Hipertensi ini disebut sebagai ”pembunuh diam-diam” karena umumnya
bersangkutan.
hipertensi akan berujung pada penyakit jantung dan baru tersadari pada lanjut usia,
ketika jantung telah ’lelah’ bekerja untuk memompa darah dengan tekanan yang
di atas batas normal yang disepakati, yaitu diastolik 90 mmHg atau sistolik 140
esensial). Awitan hipertensi esensial biasanya terjadi antara usia 20 dan 50 tahun
(Elokdyah, 2007).
kasusnya 42.8 per 1.00.000 kematia. Hipertensi yang sudah mencapai tahap lanjut,
sakit kepala, napas pendek, pandangan mata kabur dan gangguan tidur (Senio,
2005).
3
Tekanan darah sering meningkat terutama orang yang melakuka aktivitas
berat seperti olahraga dan stres. Peningkatan tekanan dan percepatan sirkulasi ini
normal karena aktivitas dan emosi ekstrak serta oksigen yang cukup untuk
Harapan Kita, Jakarta, Hipertensi, panyakit jantung dan diabetes sangat erat
kaitannya satu dengan yang lainnya. Di negara ini, katanya ada kecenderungan
melitus menjadi epidemi di seluruh dunia , terutama Asia. Dalam kurun waktu 10
sepele oleh mereka, tanpa meyadari jika penyakit ini menjadi berbahaya dari
berbagai kelainan yang lebih fatal misalnya kelainan pembuluh darah, jantung
di otak atau yang lebih disebut dengan nama stroke (Nissonline, 2007).
hipertensic pada lansia ini sebagai tema penyuluhan penulis di puskesmas Mrican
4
I. 2. Tujuan
I. 2. 1. Tujuan Umum
I. 2. 2. Tujuan Khusus
5
BAB 2
PERSIAPAN PENYULUHAN
dilakukan adalah:
6
Pesantren Kota Kediri pada tanggal 10 Maret 2017, pukul 09.00 WIB dengan
jawab penyuluhan.
penyuluhan.
7
BAB 3
3.1 Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah seluruh pasien dewasa dan lansia yang sedang
3.2 Metode
Pembagian Leaflet
Diberikan selembar leaflet bagi setiap pasien dewasa dan lansia yang
Ceramah
Tanya Jawab
Tanya jawab dilakukan dalam waktu kurang lebih 15 menit tentang materi
tersebut.
Kuis
Pembagian Doorprize
Pembagian doorprize diberikan bagi 3 pasien yang bertanya pada saat sesi
tanya jawab dan 3 pasien yang menjawab soal pada sesi kuis.
8
3.3.Materi Penyuluhan
I. Definisi Hipertensi
sistem peredaran darah yang sering terjadi pada usia setengah umur atau lebih di
dengan usia dan merupakan penyebab utama jantung koroner, cidera cerebro
vaskuler.
sebagai suatu peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas
140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Peninggian tekanan darah
yang terus menerus yang merupakan gejala klinis karena hal tersebut dapat
yaitu :
b. Rasa berkunang-kunang
d. Kurang tidur
9
e. Gangguan penglihatan
f. Anoreksia
a. Pencegahan Primer.
Mengatur diet agar berat badan tetap ideal, juga untuk menjaga agar tidak
Dilarang merokok.
b. Pencegahan Lain
10
BAB 4
PELAKSANAAN PENYULUHAN
Kediri
Sasaran
Pembukaan
Pembagian Leaflet
Penutup
11
BAB 5
HASIL KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh pasien dewasa dan lansia yang datang
proyektor, laptop berisi materi penyuluhan, leaflet yang berisi materi hipertensi
dan mikrofone sehingga dapat menarik perhatian peserta dan peserta tampak
sangat antusias merespon materi yang diberikan. Pada saat sebelum penyajian
materi, panita membagikan leaflet bagi semua peserta. Setelah pemberian materi,
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi ini, dibatasi hanya 3 orang yang
3 pasien yang bertanya pada sesi tanya jawab dan yang berhasil menjawab kuis
dengan benar sebagai wujud terima kasih atas perhatian dan antusiasmenya.
12
BAB 6
PENUTUP
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kegiatan
Besar harapan kami kegiatan ini dapat memberi manfaat dan menambah
hipertensi.
kepada semua pihak yang terkait, kepala puskesmas dan staf Puskesmas Pesantren
kekurangan dalam kegiatan penyuluhan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk meningkatkan kegiatan serupa di masa yang akan
datang. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan yang
secara sengaja maupun tidak sengaja kami lakukan. Akhir kata kami para
mengucapkan banyak terima kasih, atas bantuan semua pihak yang terkait dengan
13