MIFTAHUSSALAM
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Bakteri
sebagai Agen Bioremediasi dalam Mereduksi Limbah Organik Danau Ebony
Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tulisan ini.
Miftahussalam
NIM C24100061
ABSTRAK
MIFTAHUSSALAM. Penerapan Bakteri sebagai Agen Bioremediasi dalam
Mereduksi Limbah Organik Danau Ebony, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Dibimbing oleh NIKEN TUNJUNG MURTI PRATIWI dan INNA PUSPA AYU.
ABSTRACT
Ebony Lake has polder system water reservoir that was indicated to bring in
high load of organic matter to the lake waters. It will lead to increase nutrient
richness of waters. In addition, it will also lead rapid growth of microalgae that
can disrupt the balance of aquatic ecosystems. Two types of bacteria (Super PS
and VannaPro) were used as organic waste bioremediation agents in Ebony Lake.
The results showed that types of bacteria able to reduce organic waste. The
effective time of the bacteria in reducing organic waste was in the first 6 days.
VannaPro treatment was more effective in reducing organic waste, The treatment
can lower the value of COD reached 88% on day 6 and increase the number of
colonies reached 51,6 x 105 cfu/mL. Dose of bacteria that are effective in
reducing organic waste Ebony Lake is double of recommended dose.
MIFTAHUSSALAM
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
Disetujui oleh
A-
Dr h Niken TM Pratiwi. MSi
tL '.--.--
ranggall,ulus: 1 4 0
B 2A 14
PRAKATA
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang
berjudul “Penerapan Bakteri Sebagai Agen Bioremediasi dalam Mereduksi
Limbah Organik Danau Ebony, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara” ini dapat
diselesaikan. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama
kepada:
Miftahussalam
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
METODE
Waktu dan Tempat 2
Bahan dan Alat 3
Tahapan Penelitian 3
Pengambilan contoh 3
Tahap persiapan 4
Pelaksanaan penelitian 4
Analisis Data 5
Sidik ragam RAL in time 5
Uji lanjut Duncan multiple range test (DMRT) 6
Analisis pertumbuhan bakteri 6
Persen perubahan nilai kualitas air 6
Penentuan perlakuan yang efektif dalam mereduksi limbah organik
Danau Ebony 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil 7
Penentuan tipe bakteri 7
Jumlah koloni bakteri 7
Kebutuhan oksigen kimiawi atau chemical oxygen demand (COD) 8
Kekeruhan 8
Amonia (NH3-) 9
Suhu 9
Oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) 10
Kondisi pH 10
Perlakuan yang efektif dalam mereduksi limbah organik
Danau Ebony 11
Penentuan dosis yang tepat 11
Pembahasan 12
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 25
v
DAFTAR TABEL
1 Metode untuk mengukur parameter kualitas air (APHA, AWWA,
WEF 2012) 5
2 Sidik ragam RAL in time penerapan bakteri (Mattjik dan
Sumertajaya 2000) 5
3 Nilai hasil perhitungan matrik setiap parameter 11
DAFTAR GAMBAR
1 Skema perumusan masalah penerapan bakteri 2
2 Lokasi pengambilan contoh air Danau Ebony 3
3 Perubahan jumlah koloni bakteri selama penelitian 7
4 Konsentrasi COD selama penelitian 8
5 Kekeruhan selama penelitian 8
6 Konsentrasi amonia (NH3-) selama penelitian 9
7 Suhu selama penelitian 9
8 Konsentrasi DO selama penelitian 10
9 Kondisi pH selama penelitian 10
10 Konsentrasi COD selama penelitian lanjutan 11
11 Hubungan konsentrasi COD dan kekeruhan pada penerapan
VannaPro 13
12 Hubungan konsentrasi COD dan amonia pada penerapan VannaPro 14
DAFTAR LAMPIRAN
1 Data jumlah koloni bakteri (cfu/mL) selama penelitian 18
2 Hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan dari parameter COD 18
3 Hasil analisisragam, dan uji lanjut Duncan dari parameter
kekeruhan 19
4 Hasil analisis ragam, dan uji lanjut Duncan dari parameter amonia 20
5 Suhu selama penelitian 22
6 Oksigen terlarut (Dissolved oxygen atau DO) selama penelitian 22
7 Kondisi pH selama penelitian 23
8 Hasil penentuan skor dan nilai terboboti masing-masing perlakuan
pada matrik. 23
9 Hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan dari parameter COD
VannaPro dua kali dan tiga kali dosis 24
vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Air Danau
Ebony Keberadaan
Bioremediasi Bahan Organik
menurun
Bakteri (+)
Biomassa
(-) Bakteri
Tujuan Penelitian
METODE
Tahapan Penelitian
Pengambilan Contoh
Tahap Persiapan
Keterangan:
yijk : nilai pengamatan pada ulangan ke–i, perlakuan ke–j, dan waktu
pengamatan k
µ : rataan umum
ρi(j) : pengaruh acak dari ulangan ke–i pada perlakuan ke–j yang menyebar
normal
αj : pengaruh perlakuan ke-j
βk : pengaruh waktu ke-k
(αβ)jk : pengaruh interaksi perlakuan ke-j dan waktu ke-k
ε(ijk) : pengaruh acak interaksi waktu dengan perlakuan yang menyebar normal
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian meliputi dua tahapan, yaitu penentuan tipe bakteri dan dosis
bakteri yang tepat dalam mereduksi kandungan limbah organik Danau Ebony.
Parameter yang diamati meliputi parameter fisika dan kimia air serta parameter
biologi dari bakteri. Air danau Ebony yang dimasukkan kedalam akuarium
sebanyak 18 L. Bakteri tipe VannaPro dimasukkan dalam bentuk serbuk dengan
dosis 80 mg/m2 dan Super PS dimasukkan dalam bentuk cair dengan dosis 4
mg/L. Pada tahap penentuan tipe bakteri, pengukuran parameter kekeruhan,
COD, dan amonia dilakukan tiga hari sekali, sedangkan pada tahap penentuan
dosis yang tepat dilakukan setiap hari. Parameter kualitas air DO, suhu, dan pH
diukur dua kali sehari, yaitu pada pukul 06.00 dan 14.00 WIB selama penelitian.
Parameter biologi bakteri adalah jumlah koloni bakteri yang dihitung tiga hari
sekali. Metode analisis yang digunakan untuk mengukur parameter kualitas air
tersebut disajikan pada Tabel 1.
5
Tabel 1 Metode untuk mengukur parameter kualitas air (APHA, AWWA, WEF
2012)
Parameter Unit Metode Alat ukur
%pertumbuhan cfu/mL cawan petri* Standard plate
bakteri count (SPC)
o
Suhu C Probe elektroda Termometer digital
Kekeruhan NTU Pembiasan Turbidity meter
DO mg/L Probe elektroda DO meter
pH - Probe elektroda pH meter
COD mg/L Heat of dilution Spektrofotometrik
procedure
Amonia mg/L Phenate Spektrofotometrik
*Sumber : Fardiaz (1989)
Penelitian untuk menentukan dosis bakteri yang tepat dalam mereduksi
limbah organik dilakukan selama 3 hari. Pada tahap ini digunakan tipe bakteri
yang lebih baik dalam mereduksi limbah organik. Dosis yang digunakan adalah
dua kali dan tiga kali dosis anjuran pada penelitian tahap pertama.
Analisis Data
Tabel 2 Sidik ragam RAL in time penerapan bakteri (Mattjik dan Sumertajaya
2000)
Sumber
Db JK KT Fhit Ftab
Keragaman
Perlakuan (A) a-1 JKA KTA KTA/KTGa Fα(dbA, dbGa)
Galat (a) a(n-1) JKGa KTGa
Waktu (B) b-1 JKB KTB KTK/KTGb Fα(dbB,dbGb)
Galat (b) a(b-1)(n-1) JKGb KTGb
Interaksi (AB) (a-1)-(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTGb Fα(dbAB,dbGb)
Total abn-1 JKT
Uji pengaruh diperoleh dengan membandingkan nilai Fhit dan Ftab. Jika Fhit>
Ftab, maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan bakteri
dan/atau waktu pengamatan berpengaruh terhadap penurunan limbah organik dan
peningkatan kualitas air.
6
a-b
% perubahan = x 100%
a
Keterangan:
a : nilai awal parmeter
b : nilai akhir parameter (setelah diolah)
Hasil
Hasil penelitian yang dilakukan meliputi tipe dan dosis bakteri yang tepat
dalam mereduksi kandungan limbah organik. Hal ini diketahui berdasarkan
parameter utama dan pendukung yang terkait dengan penerapan bakteri sebagai
bioremediator dari perlakuan Kontrol (K), VannaPro (VP), dan Super PS (SP).
10000000
1000000
100000 K
10000
cfu/mL
1000 VP
100 SP
10
1
0 3 6 9 12 15 18
Waktu pengamatan (hari)
Gambar 3 Perubahan jumlah koloni bakteri selama penelitian
8
Jumlah koloni bakteri pada H-0 hingga H-3 relatif berkurang karena diduga
bakteri masih berada dalam fase adaptasi. Jumlah koloni bakteri tertinggi dicapai
pada H-6 dan H-9 (Lampiran 1).
120
100
COD (mg/L)
80
60 K
40
20 VP
0 SP
0 3 6 9 12 15 18
Waktu pengamatan (hari)
Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
dalam air (Davis dan Cornwell 1991). Hasil pengukuran nilai kekeruhan selama
penelitian disajikan pada Gambar 5.
12
Kekeruhan (NTU)
10
8
6 K
4 VP
2 SP
0
0 3 6 9 12 15 18
Waktu pengamatan (hari)
Nilai kekeruhan memiliki pola yang relatif sama untuk setiap perlakuan.
Nilai kekeruhan berkisar antara 1,12-9,12 NTU. Penurunan tertinggi terdapat
pada perlakuan VannaPro sebesar 1,12 NTU atau 87%, sedangkan penurunan
terendah terdapat pada perlakuan kontrol dengan nilai 3,43 NTU atau 62%
(Lampiran 3).
Amonia (NH3-)
Dekomposisi bahan organik yang mengandung nitrogen ditandai dengan
terbentuknya amonia. Hasil pengukuran amonia selama penelitian disajikan pada
Gambar 6.
0.7
0.6
0.5
Amonia (mg/L)
0.4 K
0.3
0.2 VP
0.1 SP
0
0 3 6 9 12 15 18
Waktu pengamatan (hari)
Suhu
Suhu merupakan salah satu parameter lingkungan yang mempengaruhi
metabolisme akuatik. Pengamatan suhu dilakukan dua kali sehari selama
penelitian. Nilai suhu selama penelitian disajikan pada Gambar 7.
35
30
25
20
Suhu (oC)
15 Pagi hari
10
5 Siang hari
0
0 3 6 9 12 15 18
Waktu pengamatan (hari)
Gambar 7 Suhu selama penelitian
10
6 Pagi hari
4 Siang hari
2
0
0 3 6 9 12 15 18
Waktu pengamatan (hari)
Gambar 8 Konsentrasi DO selama penelitian
Kondisi pH
Kondisi pH berkaitan dengan karbondioksida bebas dan alkalinitas di
perairan yang akan mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia (Mackereth et
al. 1989). Kondisi pH selama penelitian pada pagi hari berkisar 6,11-8,69
sedangkan pada siang hari berkisar 6,64-8,86 (Lampiran 7). Kondisi pH hasil
pengamatan disajikan pada Gambar 9.
10
Derajat keasaman (pH)
8
6
4 Pagi hari
Siang hari
2
0
0 3 6 9 12 15 18
Waktu pengamatan (hari)
100
Konsentrasi COD
80
2 Kali Dosis
60
(mg/L)
3 Kali Dosis
40
20
0
0 1 2 3
Waktu pengamatan (hari)
Pembahasan
dalam air (Davis dan Cornwell 1991). Berdasarkan hasil analisis diketahui
penerapan bakteri, waktu pengamatan, dan interaksi penerapan bakteri dan waktu
pengamatan memiliki pengaruh yang berbeda nyata pada penurunan nilai
kekeruhan (P<0,05) terhadap kontrol (Lampiran 3). Penurunan kekeruhan terjadi
mulai dari H-0 hingga H-18. Penurunan kekeruhan tertinggi pada VannaPro pada
H-15 diketahui secara statistik tidak berbeda nyata dengan VannaPro pada H-12.
Penurunan ini disebabkan oleh adanya peran bakteri dalam mereduksi bahan
organik. Penurunan nilai kekeruhan pada penelitian ini sesuai dengan penelitian
Krisanti et al. (2009) bakteri memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap
penurunan nilai kekeruhan.
Kekeruhan air pada penerapan bakteri tipe VannaPro secara umum seiring
dengan keberadaan kandungan limbah organik (COD) sampai level tertentu.
Konsentrasi COD dan kekeruhan memiliki hubungan yang sangat erat dengan
koefisien korelasi sebesar 0,9412. Kondisi ini diduga karena kondisi kekeruhan
dipengaruhi oleh keberadaan limbah organik sampai level tertentu ketika
kandungan bahan organik berupa partikel tersuspensi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) bahwa nilai kekeruhan berasal dari bahan
organik dan anorganik terutama yang tersuspensi, maupun bahan organik dan
anorganik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain. Gambar 11
menunjukkan hubungan antara konsentrasi COD dan kekeruhan selama penelitian.
20
Kekeruhan (NTU)
15
10
5 y = -0,005x2 + 0,550x + 2,217
R² = 0,886
0
0 20 40 60 80 100 120
COD (mg/L)
nitrifikasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Muchtar (2007) bahwa amonia hasil
penguraian bahan organik teroksidasi menjadi nitrat (proses nitrifikasi). Peran
bakteri nitrifikasi adalah mengoksidasi ammonia menjadi nitrit atau nitrat,
sedangkan bakteri denitrifikasi akan mereduksi nitrat atau nitrit menjadi
dinitrogen oksida (N2O) atau gas nitrogen (N2) (Badjoeri dan Widiyanto 2008).
Konsentrasi amonia mengalami penurunan seiring mulai menurunnya
konsentrasi COD. Secara umum konsentrasi COD dan amonia memiliki
hubungan yang sangat erat dengan koefisien korelasi sebesar 0,8905. Hasil
dekomposisi limbah organik oleh bakteri akan menghasilkan amonia. Kondisi ini
yang menyebabkan amonia meningkat pada H-3, dan selanjutnya konsentrasinya
menurun sampai akhir pengamatan. Hal ini diduga terjadi akibat kesesuaian DO,
suhu, dan pH untuk melakukan proses nitrifikasi sehingga bakteri nitrifikasi
mampu mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat. Hubungan konsentrasi
COD dan amonia disajikan pada Gambar 12.
0.7
0.6
Amonia (mg/L)
0.5
0.4
0.3 y = 5E-05x2 - 0,000x + 0,156
0.2 R² = 0,793
0.1
0.0
0 20 40 60 80 100 120
COD (mg/L)
Gambar 12 Hubungan konsentrasi COD dan ammonia pada penerapan
VannaPro
Nilai suhu mengalami fluktuasi pada setiap perlakuan dengan kisaran suhu
pada hasil pengamatan pagi hari antara 24-27oC, sedangkan pada siang hari antara
25-34oC (Lampiran 5). Barus (2002) menyatakan bahwa pada suatu ekosistem
perairan akan terjadi fluktuasi suhu harian atau tahunan. Pada saat siang hari,
media perlakuan menerima panas dari cahaya matahari sehingga terjadi
peningkatan suhu. Kondisi tersebut mendukung aktivitas bakteri dalam
melakukan proses perombakan bahan organik sesuai dengan pernyataan
Rheinheimer (1985) bahwa suhu optimal untuk melakukan proses amonifikasi dan
nitrifikasi berkisar antara 30-35oC.
Nilai DO semakin meningkat menuju stabil pada masing-masing perlakuan,
hal ini diduga oksigen digunakan pada proses dekomposisi bahan organik oleh
bakteri pada awal pengamatan karena kandungan bahan organik yang tinggi pada
awal pengamatan yang ditandai oleh tingginya nilai COD (Lampiran 6). Hal ini
sesuai dengan Effendi (2003) yang menyatakan bahwa dekomposisi bahan
organik dan oksidasi anorganik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut bahkan
sampai oksigen tersebut habis. Proses dekomposisi secara aerob memerlukan
oksigen sedangkan proses dekomposisi anaerob tidak memerlukan oksigen.
Kondisi pH selama penelitian pada pagi hari berkisar 6,11-8,69 sedangkan
pada siang hari berkisar 6,64-8,86 (Lampiran 7). Berdasarkan penelitian kondisi
15
Kesimpulan
Saran
Pada penerapan skala lapang, dosis bakteri yang sebaiknya digunakan dalam
mereduksi limbah organik Danau Ebony adalah VannaPro dua kali dosis anjuran.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad T. 1991. Pengelolaan Peubah Mutu Air Yang Penting dalam Tambak
Udang Intensif. Indonesia Fisheries Information System. Infrastruktur
Manual Seri no. 25:1-40.
Akinrotimi OA, Abu OMG, Aranyo AA. 2011. Environmental Friendly
Aquaculture Key to Sustainable Fish Farming Development In Nigeria.
Journal Fisheries and Aquatic Science. 5(2):17-31.
[APHA; AWWA; WEF] American Public Health Association, American Water
Works Association, Water Environment Federation. 2012. Standard method
for the examination of water and waste water. Rice W, editor. Washington
(US). 1496p: American Public Health Association.
Arifin M. 2000. Pengolahan Limbah Hotel Berbintang [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Badjoeri M, Haryani GS, Widiyanto T, Riyanto W, Rusmana I, Sadi NH,
Indrawati V. 2006. Pemanfaatan bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi untuk
bioremediasi senyawa metabolit toksik di tambak udang. Bogor (ID). LIPI.
46hal.
Badjoeri M, Widiyanto T. 2008. Penggunaan bakteri nitrifikasi untuk
bioremediasi dan pengaruhnya terhadap konsentrasi ammonia dan nitrit di
tambak udang. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 34(2):261-278.
Barus TA. 2002. Pengantar limnologi. Medan (ID): FMIPA USU
Bureau DP, Hua K. 2010. Towards Effective Nutritional Management of Waste
Outputs in Aquaculture, with Particular Reference to Salmonid Aquaculture
Operations. Review article. Journal Aquaculture Research. 41:777-792.
Davis ML, Cornwell DA. 1991. Introduction to Enviromental Engineering.
Second edition. New York (US): Mc-Graw-Hill Inc. 822p.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi pengelola sumberdaya dan lingkungan
perairan. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Fardiaz S. 1989. Analisis mikrobiologi pangan. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Gomez KA, dan Gomez AA. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian.
Edisi Ke-2. Sjamsudin E, Baharsjah JS, penerjemah. Jakarta (ID). UI-Press.
Hariyadi S, Suryadiputra INN, Widigdo B. 1992. Limnologi. Metode analisa
kualitas air. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Ibrahim B, Erungan AC, dan Uju. 2005. Kinetika reaksi denitrifikasi pada
penyisihan nitrogen dalam limbah cair industri perikanan [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Kawabe M, Kawabe M. 1997. Factors Determining Chemical Oxygen Demandin
Tokyo Bay. Journal of Oceanography. 53:443-453.
Mackereth FJH, Heron J, and Talling JF. 1989. Water Analysis. Cumbria (UK):
Freshwater Biological Association. 120p.
Mattjik AA, dan Sumertajaya IM. 2000. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi
SAS dan Minitab Jilid I. Edisi Kedua. Bogor (ID). IPB-Press.
Muchtar RZ. 2007. Penggunaan bakteri kultur alami (Alcagines sp., Bacillus sp.,
dan Chromobacterium sp.) dalam pengolahan air limbah rumah makan
(kantin). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
17
Suryadiputra INN. 1995. Pengolahan air limbah dengan metode biologi. Bogor
(ID). Institut Pertanian Bogor.
Perelo LW. 2010. Review: In situ and Bioremediation of Organic Pollutants in
Aquatic Sediments. Journal of Hazardous Materials. 177:81-89.
Krisanti M, Mursalin, Apriadi T, Pratiwi NTM. 2009. Pemanfaatan Tumbuhan
Air dan Bekateri dalam Memperbaiki Kondisi Air Limbah Kantin. Jurnal
Lingkungan Tropis. Edisi khusus (1):185-196.
Priadie B. 2012. Teknik Bioremediasi Sebagai Alternatif dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan. 10(1):38-48.
Puspita L, Ratnawati E, Suryadiputra INN, Meutia AA. 2005. Lahan basah
buatan di Indonesia. Bogor (ID): Wetlands International-Indonesia
Programme.
Rouse DR. 1979. Water Quality Management in Pond Fish Culture. Journal of
Research and Development. Series No.22.
Rheinheimer G. 1985. Aquatic Microbiology. 3rd (eds). London (GB): John Wiley
& Sons Ltd. Chichester. 257pp.
Widanarni, Lidaeni MA, Wahjuningrum D. 2010. Pengaruh pemberian bakteri
probiotik Vibrio SKT-b dengan dosis yang berbeda terhadap kelangsungan
hidup dan pertumbuhan larva udang windu (Peneaus monodon). Jurnal
Akuakultur Indonesia. 9(1):21-29.
Widiyanto, 2006. Seleksi bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi untuk
bioremediasi di tambak udang. [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Wildan DM. 2013. Peran kijing lokal (Pilsbryoconcha exilis) dalam proses
bioremediasi limbah organik budidaya ikan sidat (Anguilla sp.). [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
18
LAMPIRAN
Lampiran 2 Hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan dari parameter COD
a. Analisis ragam COD
R2 KK Rata-rata Respon
0.994875 11,32851 29,08686
Lampiran 3 Hasil analisis sidik ragam, dan uji lanjut Duncan dari parameter
kekeruhan
a. Analisis sidik ragam kekeruhan
R2 KK Rata-rata Respon
0,929745 17,13082 4,821429
Lampiran 4 Hasil analisis ragam, dan uji lanjut Duncan dari parameter amonia
a. Analisis ragam amonia
R2 KK Rata-rata Respon
0,876011 21,98364 0,336635
Suhu (oC)
hari ke- K VP SP
Pagi Siang pagi Siang pagi Siang
H1 25,9 30,2 26,1 30,2 25,6 29,8
H2 25,4 28,5 25,3 28,7 25,3 28,3
H3 25,0 25,2 24,9 25,7 24,9 25,1
H4 24,0 26,0 24,1 26,1 23,9 25,9
H5 24,6 30,4 24,5 30,9 24,5 30,3
H6 25,3 33,1 25,2 33,7 25,2 33,1
H7 25,1 34,2 25,1 34,3 25,1 34,1
H8 26,5 32,1 26,4 32,4 26,5 32,0
H9 25,1 29,1 24,9 29,3 25,0 29,0
H10 25,2 32,1 25,2 32,3 25,3 32,1
H11 24,9 32,6 24,8 33,0 24,9 32,3
H12 25,9 30,3 25,9 30,5 25,9 31,3
H13 25,1 27,1 25,0 27,3 25,0 27,1
H14 25,0 28,5 25,1 28,8 25,0 28,5
H15 24,8 32,1 24,8 32,8 24,9 32,3
H16 24,9 30,8 24,8 30,7 24,8 30,7
H17 25,7 28,4 25,4 28,7 25,6 28,5
H18 25,4 28,5 25,2 28,6 25,4 28,4
K VP SP
hari ke- pagi Siang Pagi siang Pagi Siang
H1 7,40 7,76 7,49 7,82 7,14 7,53
H2 7,78 7,86 7,77 7,98 7,45 7,51
H3 7,67 7,38 7,67 7,42 7,14 6,88
H4 7,11 6,96 7,14 7,00 6,65 6,64
H5 6,29 7,54 6,22 7,58 6,30 7,08
H6 6,40 7,85 6,43 7,81 6,11 7,51
H7 7,05 8,64 7,10 8,69 6,83 8,38
H8 7,70 8,74 7,94 8,84 7,71 8,58
H9 7,52 8,21 7,63 8,31 7,41 8,16
H10 7,73 8,66 7,92 8,77 7,58 8,60
H11 7,89 8,82 8,01 8,80 7,93 8,80
H12 8,08 8,71 7,76 8,68 8,14 8,49
H13 7,85 8,11 7,83 8,09 7,74 8,06
H14 7,93 8,09 8,01 8,44 7,94 8,30
H15 8,69 8,86 7,90 8,63 7,92 8,37
H16 7,18 8,29 7,79 8,25 7,56 8,35
H17 8,45 8,73 8,14 8,70 8,20 8,53
H18 8,47 8,68 8,43 8,65 8,34 8,51
Lampiran 9 Hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan dari parameter COD
VannaPro dua kali dan tiga kali dosis.
a. Analisis ragam
R2 KK Rata-rata Respon
0,988225 13,14391 32,10588
RIWAYAT HIDUP