Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN

NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

Nomor :
Revisi Ke : 00
Berlaku Tgl : 10 Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS GEBANG


Jalan Nyi Lokasari No 14, Bendosari, Gebang
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya


(NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA
(Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat
kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif
dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta
masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
konsekuen dan konsisten. Meskipun dalam Kedokteran, sebagian besar
golongan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) masih
bermanfaat bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan
tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan terlebih lagi bila
disertai peredaran dijalur ilegal, akan berakibat sangat merugikan bagi
individu maupun masyarakat luas khususnya generasi muda. Maraknya
penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai
ke kota-kota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat
sosial ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas.Dari data
yang ada, penyalahgunaan NAPZA paling banyak berumur antara 15–24
tahun.Oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya
terhadap ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda. Sektor kesehatan
memegang peranan penting dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan
NAPZA, melalui upayaPromotif, Preventif, Terapi dan Rehabilitasi.

Peran penting sektor kesehatan mengharuskan Puskesmas sebagai


ujung tombak pelayanan kesehatan berperan sebagai instansi yang berwenang
dalam pengelolaan psikotropik lebih selektif daam pemberian pada pasien yang
sangat membutuhkan psikotropika dan harus lebih proaktif dalam upaya
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di masyarakat.
Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, harapan
pasien adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dan
dengan waktu sesingkat-singkatnya.Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktek sesungguhnya tidak hanya
memberikan pelayanan medis profesional namun juga memberikan pelayanan
umum kepada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan kesehatan sebaik-
baiknya, pasien dan keluarga juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan
baik dari segi petugas yang cekatan, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang
tidak terlalu lama, kebersihan toilet maupun dari sumber daya manusia yang
bertugas ditempat pelayanan kesehatan tersebut harus profesional.

1.2. TUJUAN PEDOMAN.

a. Tujuan khusus

Terwujudnya penyelanggaraan pelayanan kesehatan dengan mutu tinggi


serta mengutamakan keselamatan pasien dalam mempergunakan obat-obat
jenis psikotropika di lingkungan kerja puskesmas.

b. Tujuan umum

 Pemberian obat psikotropika di pelayanan kesehatan instalasi rawat jalan


( BP , KIA/KB, Gigi, IGD, dapat berjalan dengan baik berdasarkan SPO
sehingga keselamatan pasien dapat dimaksimalkan.
 Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,terjangkau dengan
pengutamaan pada upaya preventif dan kuratif.
 Menciptakan dan meningkatkan serta memperkuat deteksi terhadap sistem
monitoring diversi dan evaluasi pada kebocoran pengelolaan prekursor seluruh
tahap farmasi sedini mungkin
 Memberikan peningkatkan mutu kerja, kepastian hukum bersama lintas sektor
di bagian pengelola lingkungan prekursor farmasi untuk mencegah terjadinya
pengelola prekursor penyimpangan atau terjadinya kebocoran farmasi (diversi)
dan dan penyimpangan kebocoran prekursor farmasi dari jalur legal ke jalur
ilegal atau sebaliknya .
1.3. RUANG LINGKUP PELAYANAN

1. Ruang lingkup pelayanan klinik umum ( BP ): Memberikan pelayanan dengan


lingkup yang terbatas yaitu pasien dengan diagnosa psikosis, skizoprenia,
psikosomatis, epilepsi dan kejang yang periksa oleh dokter umum.
2. Ruang lingkup pelayanan KIA dalam penanganan anak kejang demam.
3. Memberikan pelayanan kepada pasien di IGD yang memerlukan perawatan
observasi dan tindakan yang harus segera dilakukan, misalnya kejang.
4. Ruang lingkup Ruang persalinan untuk mengatasi adanya pasien kejang
karena eklamsi.

1.4. BATASAN OPERASIONAL

a. Pelayanan poliklinik :

1. Klinik Umum ( BP ) dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan


penentuan diagnosa dan yang memeriksa adalah dokter umum.
2. KLinik Gigi mencakup pelayanan pemeriksaan dan penentuan diagnose
penyakit gigi , klinik ini di layani oleh dokter gigi.
3. Klinik KB dan ANC dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan
kehamilan, konsultasi kandungan / alat kontrasepsi, penentuan diagnosa,
tindakan pemasangan dan lepas alat kontrasepsi iud. yang melayani adalah
bidan.
4. Klinik KIA dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaanbalitayang
akan dilayani oleh bidan.

b. Pelayanan IGD dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan


penanganan tindakan darurat yang akan dilayani oleh dokter umum dan perawat.

c. pelayanan persalinan dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan


penanganan tindakan darurat kebidanan yang akan dilayani oleh dokter umum
dan perawat.

d. Pelayanan Administrasi

1. Menerima daftar dari bagian admisi untuk didata dan membagi


pendistribusian ke poli pelayanan yang di tuju.
2. Mencatat dan menerima .
1.5. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
5. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
6. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
8. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
1997.
9. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 1999.
10.Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
11.Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
12.Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13.Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
14.Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2005.
15.Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
16.Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D
Departemen Kesehatan 1991.
17.Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
18.Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
19.Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotik
BAB II STANDAR KETENAGAAN

2.1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.

Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan ( BP ) adalah :

1. Tenaga Medis

a. Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis yang
bersertifikat,dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari
pendidikan kedokteran sebagai dokter umum serta lulus dalam kredential .
b. Tenaga medis yang ada di klinik gigi adalah tenaga medis yang bersertifikat
dan berkompeten sebagai dokter gigi.

2. Tenaga Perawat

Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi rawat jalan harus di


dukung oleh tenaga perawat yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan
pelatihan yang mendukung dalam pelayanan instalasi rawat jalan.

3.Tenaga bidan

Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi KB, KIA dan ANC


harus di dukung oleh tenaga bidan yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan
pelatihan yang mendukung dalam pelayanan .

4.Tenaga kesehatan lain

Kualifikasi Sumber Daya Manusia Petugas yang memiliki


kewenanangan dalam pelayanan resep narkotik dan psikotropika adalah
Apoteker yang memiliki STRA dan SIPA dalam wilayah kerja tersebut dan
Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki STR dan SIKTTK
dalamwilayah kerja tersebut di bawah pengawasan Apoteker.Distribusi
KetenagaanTenaga kefarmasian yang dibutuhkan dalam pelayanan ini adalah
minimal 1 orang Apoteker dan 2 orang Tenaga Teknis Kefarmasian.

BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1. DENAH RUANG

(Ada pada lampiran)

STANDAR FASILITAS
Keterangan :
A = Gudang Obat
B = Lemari Khusus Psikotropik dan Narkotik
C = Ruang Pelayanan Resep
D = Pintu Pembatas Gudang dan Ruang Pelayanan

Standar Fasilitas

Terdapat lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika yang


dilengkapi kunci ganda dan kunci hanya dikendalikan oleh bidan
penanggung jawab obat dan Tenaga Teknis

Kefarmasian.
Lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika dipersyaratkan
agar tidak dapat dipindahkan

Kelengkapan alat dalam instalasi farmasi puskesmas terdiri dari :

1. Registrasi

– Meja komputer

– komputer

– kursi

– Alat tulis ( balpoint,spidol warna,staples,lem )

2. Meja kerja

– Meja kerja

– Kursi

- Alat peracik obat

3. Klinik umum

– Meja kerja

– Kursi
– Tempat tidur periksa pasien

– komputer

– Tensimeter

– Stetoskop

– Senter

– Tongue spatel

– Termometer suhu badan

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

1.PENGADAAN

Narkotika dan psikotropik untuk kebutuhan Puskesmas diperoleh dari


permintaan melalui LPLPO kepada Dinas Kesehatan.Bukti pengadaan
ditelusuri melalui SBBK Obat Psikotropik dan Narkotik.

2. PENYIMPANAN DAN PELAPORAN


a. Narkotika dan psikotropika yang berada di Puskesmas Gebang wajib
disimpan secara khusus sesuai standar fasilitas.

b. Apoteker penanggung jawab wajib membuat, menyampaikan, dan


menyimpan laporan berkala mengenai pemasukan dan/atau
pengeluaran Narkotika yang berada dalam penguasaannya.

3. PENYERAHAN

a. Penyerahan Narkotika dan Psikotropika hanya dapat dilakukan oleh dan


Tenaga Teknis Kefarmasian dibawah pengawasan Apoteker berdasarkan
resep dokter.

b. Penyerahan Narkotika dan psikotropika oleh dokter hanya dapat


dilaksanakan untuk menolong orang sakit dalam keadaan darurat
dengan memberikan Narkotika dan psikotropika melalui suntikan atau
melalui oral.

c. Resep yang berisi obat Narkotika harus digaris bawahi dengan warna
merahdan untuk obat Psikotropika digaris bawahi warna biru sebagai
penanda khusus.

d. Pasien yang menerima obat Narkotika dan psikotropika harus


ditanyakan nomor telepon dan alamat lengkap.

4. PEMANTAUAN

Pemantauan terhadap obat-obatan Narkotika dan psikotropika yang


dilakukan meliputi pemantauan stok harian, pasien yang
mendapatkan stok harian, pasien yang mendapatkan resep
Narkotika dan Psikotropika berulang kali dan masa kadaluarsa obat.

5. PEMUSNAHAN
Obat narkotika dan psikotropika yang telah kadaluarsa tidak
dimusnahkan di puskesmas , namum dikembalikan ke Dinas Kesehatan
setempat dengan dilampiri Berita Acara Pengembalian.

A. Lingkup Kegiatan

Tata laksana palayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan
secara team work, dilakukan sesuai S, O, A dan P serta terdokumentasikan
dengan baik.

1. PASIEN UMUM

Setelah mendaftar pasien dipersilahkan menunggu, petugas


mengantar berkas pendaftaran ke bagian rekam medic. Bagian rekam
medic akan mencari berkas pasien, petugas registrasi akan memasukan
data ke komputer rawat jalan untuk ke pelayanan dokter atau ruang
pemeriksaa yang di tuju. Pasien akan dilakukan anamnesa dan
pemeriksaan fisik pendahuluan yang terdiri dari timbang badan, ukur
suhu tubuh, tensimeter pasien siap untuk diperiksa dokter sesuai antrian.
Setelah pasien menyelesaikan tahap pemeriksaan dokter selanjutnya
pasien mendapat resep ataupun advis dari dokter. Kemudian pasien
menunggu didepan ruang farmasi untuk menerima obat.

2. PASIEN ONE DAY CARE

Pasien one day care adalah pasien yang memerlukan perawatan dan
observasi dalam satu hari, apabila dalam satu hari perawatan / observasi
tersebut pasien belum ada perubahan kondisi yang lebih baik maka pasien
dianjurkan untuk rawat inap. Pelayanan one day care bekerjasama dengan
instalasi rawat jnap untuk proses observasi yang lebih baik.
BAB V

LOGISTIK

Obat-obatan Psikotropik dan Narkotik yang tersdia di apotek Puskesmas


Gebang adalah:

a. Obat Narkotika : kosong


b. Obat Psikotropika : Diazepam tablet 2 mg, diazepam rectal 5 mg
Fenobarbital tablet 30 mg,haloperidol 1,5 mg,haloperidol 2
mg,triheksilfenidil 2 mg,chlorpromazine 100 mg,carbamazepin 200
mg,trifuperazin 5 mg ,resperidon 2 mg,amitryptilin 25 mg.

Anda mungkin juga menyukai