PENDAHULUAN
1
kekebalan tubuh yang mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi.
Selain itu kandungan ASI jauh lebih sempurna dibandingkan susu formula serta
kandungan protein dan laktosa pada ASI dan susu formula juga berbeda.4,5
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI ekslusif dengan pemberian
ASI ekslusif di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing
Ha : Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI ekslusif dengan pemberian
ASI ekslusif di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing.
Untuk menentukan hipotesis yang diterima maka ditentukan hipotesis statistik yaitu
sebagai berikut:
H0 : p = 0 dan p > 0,05 (tidak ada hubungan)
Ha : p ≠0 dan p < 0,05 (ada hubungan)
2
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan
terhadap pemberian ASI ekslusif di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut laporan tahun 2000 WHO, ± 15 % bayi di seluruh dunia diberi ASI
eksklusif selama 4 bulan dan seringkali pemberian makanan pendamping ASI
tidak sesuai dan tidak aman sehingga menyebabkan ± 1,5 juta anak meninggal
karena pemberian makanan yang tidak benar.6
Pada tahun 2000, survei kesehatan demografi WHO menemukan bahwa
pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika
Tengah dan utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh karena itu, WHO menganjurkan
agar bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebab terbukti bahwa
menyusu eksk8lusif selama 6 bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan
pada umumnya dibandingkan menyusu selama 4 bulan.6
Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 tahun
2012 mengenai Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret 2012. Di dalam peraturan
tersebut berisi tentang Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif,
Pengaturan penggunaan susu formula dan produk bayi lainnya, Sarana menyusui
di tempat kerja dan sarana umum lainnya, Dukungan Masyarakat, tanggung jawab
Pemerintah, Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam,
serta pendanaannya.6
4
2.1.2 Manfaat ASI Eksklusif
Manfaat asi antara lain apabila ditinjau dari aspek gizi yaitu, kandungan gizi
lengkap, mudah dicerna dan diserap, mengandung lipase untuk pencernaan lemak,
mempertinggi penyerapan kalsium, mengandung zat kekebalan tubuh (imunitas).
Ditinjau dari aspek psikologis dapat mendekatkan hubungan ibu dan bayi,
menimbulkan rasa aman bagi bayi, mengembangkan dasar kepercayaan (Basic
sence of trust). Ditinjau dari aspek KB akan menunda kembalinya kesuburan,
menjarangkan kehamilan. 6
Bagi ibu sediri ada beberapa manfaat ASI eksklusif diantaranya dapat
mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker payudara, mengurangi insiden
HPV (Human Papilomma Virus), mempercepat involusi uterus. Bagi keluarga
manfaatnya adalah hemat karena tidak membeli susu formula dan bayi jarang sakit
sehingga biaya pengobatan dapat dihemat, tidak perlu mengganggu orang lain.6
5
madu pada bayi berusia kurang dari 12 bulan dapat meningkatkan risiko infant
botulism (penyakit botulisme pada bayi), yang disebabkan oleh kuman Clostridium
botulinum
Penanggulangannya :
Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi
Menyusuilah dengan sabar
Menyusui secara bergantian antara kedua payudara
Minimalkan penggunaan alat (misal : dot) karena akan membingungkan bayi
dan akhirnya mengurangi rangsangan untuk memproduksi ASI
6
3. Lakukan pengurutan atau massage payudara
2.2.5 Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi pada
minggu-minggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau luka pada putting
yang terinfeksi.
Penanggulangan :9
Kompres air hangat
Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi
Cukup istirahat
Minum air putih minimal 2 liter/hari
Minum antibiotik
Lakukan perawatan payudara
7
BAB 3
METODE
8
2. Pemberian Responden memberi ASI Kuesioner 1:Memberi ASI Ordinal
saja atau secara ekslusif pernyataan ekslusif
ASI
kepada bayinya sejak usia 0 2:Tidak
ekslusif bulan sampai dengan 6 benar/salah
memberi ASI
bulan dengan skala
ekslusif
Guttman
9
3.4.3.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi
yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Ibu yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan
2. Dapat membaca dan menulis
3. Bersedia menjadi responden
4. Responden dalam keadaan sehat fisik dan mental
3.2.3.2 Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili smpel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian
yang penyebabnya antara lain:
1. Menolak menjadi responden
2. Responden dalam keadaan tidak sehat fisik dan/atau mental
10
tentang ASI ekslusif, data tersebut diperoleh dari responden dengan menggunakan
instrumen penelitian berupa kuesioner tentang ASI ekslusif. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah jumlah bayi dan jumlah ibu yang memiliki bayi berusia 0-6
bulan, data tersebut diperoleh dari dokumen aupun arsip dari koordinator
posyandu setiap RW dan bidan yang bertugas di Poli Gizi Puskesmas Kelurahan
Rorotan. Adapun data tersebut diperoleh pada saat studi pendahuluan yang
dilaksanakan pada awal bulan Mei.
Skala yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah skala
Guttman dimana skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten
dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau
pernyataan ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan
salah. Dalam penelitian ini digunakan model penyataan benar salah, jadi
responden hanya memilih antara benar atau salah dalam mengisii kuesioner ini.
Pernyataan ini terdiri dari 2 jenis yaitu favorable yaitu item yang mengandung
pernyataan positif dan juga unfavorable yaitu item yang mengandung pernyataan
negatif. Jawaban yang benar mendapat nilai 1 dan yang salah mendapat nilai 0.
Skoring favorable diberi nilai 1 jika benar dan nilai 0 jika salah, sedangkan
skoring untuk unfavorable diberi nilai 1 jika salah dan nilai 0 jika benar. Adapun
kisi-kisi dari kuesioner yang digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
11
Tabel 3.2. Tabel Kisi-kisi Kuesioner Penelitian
pemberian ASI
8 9
4. Teknik
menyusui
3
5. Pemberian ASI
saja pada bayi
usia 0-6 bulan
6. Pemberian 1,7,10
makanan atau
minuman selain
ASI untuk bayi
usia
0-6 bulan
3.5.2 Validitas
Validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat digunakan
dalam suatu pengukuran. Uji validitas penting dilakukan sebelum
melaksanakan penlitian. Dengan melakukan uji validitas peneliti menjadi yakin
bahwa instrumen mampu mengukur apa yang shearusnya diukur dan mampu
menunjukan konsistensi dalam pengukuran. Peneliti melakukan uji validitas di
Kelurahan Rorotan, Kecamatan Rorotan. Untuk mengetahui dan menguji
12
validitas kuesioner yang digunakan maka peneliti menggunakan formula
koreslasi Spearman Product Moment (r) dengan melihat nilai Corrected Item-
Total Correlation dengan bantuan SPSS (Stastistical Product and Service
Solution).
Uji validitas pada kuesioner penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden
sebanyak 1 tahap. Dari hasil diatas didapatkan bahwa r hasil > r tabel sehingga
disimpulkan bahwa item-item pernyataan dalam kuesioner sangat valid dan
dapat digunakan dalam pengukuran. Hasil perhitungan dengan SPSS dapat
dilihat pada lampiran.
13
3.6 Teknik Analisa Data
Skor total pengetahuan yang telah terkumpul melalui kuesioner kemudian
dianalisis dan dihasilkan dalam bentuk presentase, kemudian diinterpretasikan dengan
skala kualitatif dengan kriteria baik = 76-100%, cukup = 56-75%, kurang =40-55% dan
tidak baik <40%, Rumus yang digunakan untuk menghitung presentase pengetahuan
responden, yaitu:
Uji statistik yang digunakan adalah dengan uji korelasi Spearman Rank (Rho) jika
sebaran data berdistribusi tidak normal. Uji ini digunakan untuk mengukur tingkat atau
eratnya hubungan antara dua variabel yang berskala ordinal, dengan menggunakan rumus
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN
15
4.1.3 Data Demografik
16
4.1.4 Sumber Daya Kesehatan
1. Poliklinik Umum :1
2. Poliklinik Gigi :1
3. Poli KIA :1
4. Poli MTBS :1
5. Poli TB :1
6. Poli Gizi :1
7. Ruang Bersalin :1
8. Apotik :1
9. Poli Lansia :1
Responden penelitian dalam penelitian ini, yaitu ibu yang mempunyai bayi berusia 0-
6 bulan terhitung pada bulan Juli 2017 di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Rorotan.
Jumlah responden yang diambil sebanyak 89 orang dan pengambilan responden dengan
menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah dibuat oleh peneliti. Responden yang
memenuhi kriteria kemudian diberikan kuesioner untuk diisi.
Rukun Warga yang dapat dijadikan tempat penelitian adalah RW 1, RW 2, RW 3, RW 4,
RW 5, RW 6, RW 7, RW 8, RW 9, dan RW 10.
17
4.3 Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada
responden pada saat acara Posyandu masing-masing RW dan pada saat Hari Imunisasi di
KIA pada bulan Juli 2017, dengan bantuan kader kesehatan di setiap RW yang
bersangkutan. Peneliti menjelaskan tentang informed consent serta cara pengisian
kuesioner kepada responden dan kader kesehatan di masing-masing RW. Jumlah
kuesioner yang disebarkan sesuai dengan jumlah responden yang dibutuhkan yaitu 89
lembar kuesioner.
4.4 Hasil Penelitian
4.4.1 Demografi Responden Penelitian
Demografi responden penelitian bertujuan untuk melihat distribusi frekuesi
responden berdasarkan umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan.
4.4.1.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Kategori Umur Frekuensi Presentase
<20 tahun 5 6%
20-35 tahun 67 75%
>35 tahun 17 19%
Total 89 100%
18
Diagram 4.1 Diagram Lingkaran Presentase Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Umur
6%
19%
75%
Dari diagram di atas responden termasuk pada kategori kelompok umur 20-35
tahun sebanyak 75 % ( 67 orang). Sedangkan sebagian kecil umur responden termasuk
pada kategori umur <20 tahun sebanyak 6 % (5 orang ) dan >35 sebanyak 19 % (17
orang).
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur 18 44 26 27
Berdasarkan hasil distribusi pada tabel di atas menunjukan bahwa usia termuda
adalah 18 tahun sedangkan usia yang tertua adalah 44 tahun. Umur responden yang
paling banyak adalah 27 tahun.
19
4.4.1.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase
SD 6 7%
SMP 28 31%
SMA/SMK 41 46%
D3 5 6%
S1 7 8%
S2 2 2%
Total 89 100%
S1 S2 SD
8% 2% 7%
D3
6%
SMP
31%
SMA/MK
46%
20
4.4.1.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Presentase
Ibu rumah Tangga 71 80%
Karyawan 12 13%
Wiraswasta 6 7%
Total 89 100%
7%
13%
IRT
Karyawan
Wiraswasta
80%
21
4.4.2 Analisa Skor Pengetahuan tentang ASI Ekslusif dan Skor Pemberian ASI
Ekslusif.
4.4.2.1 Analisis Skor Pengetahuan tentang ASI ekslusif
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Skor Pengetahuan
tentang ASI ekslusif
Variabel Min Max Mean Median Modus
Skor 3 10 7,3 6 7
pengetahuan
tentang ASI
ekslusif
2 6 60% Cukup
3 6 60% Cukup
4 8 80% Baik
22
5 9 90% Baik
6 7 70% Cukup
7 7 70% Cukup
8 6 60% Cukup
9 7 70% Cukup
10 7 70% Cukup
11 6 60% Cukup
12 3 30% Buruk
13 8 80% Baik
14 9 90% Baik
15 8 80% Baik
16 9 90% Baik
17 4 40% Kurang
18 6 60% Cukup
19 9 90% Baik
20 8 80% Baik
21 9 90% Baik
22 7 70% Cukup
23 8 80% Baik
24 8 80% Baik
25 8 80% Baik
26 7 70% Cukup
27 6 60% Cukup
28 9 90% Baik
29 6 60% Cukup
30 10 100% Baik
23
31 7 70% Cukup
32 9 90% Baik
33 9 90% Baik
34 7 70% Cukup
35 8 80% Baik
36 8 80% Baik
37 8 80% Baik
38 7 70% Cukup
39 6 60% Cukup
40 6 60% Cukup
41 7 70% Cukup
42 7 70% Cukup
43 7 70% Cukup
44 7 70% Cukup
45 7 70% Cukup
46 6 60% Cukup
47 9 90% Baik
48 8 80% Baik
49 6 60% Cukup
50 7 70% Cukup
51 6 60% Cukup
52 7 70% Cukup
53 7 70% Cukup
54 5 50% Kurang
55 10 100% Baik
56 7 70% Cukup
24
57 8 80% Baik
58 8 80% Baik
59 9 90% Baik
60 5 50% Kurang
61 9 90% Baik
62 10 100% Baik
63 8 80% Baik
64 10 100% Baik
65 8 80% Baik
66 7 70% Cukup
67 8 80% Baik
68 7 70% Cukup
69 7 70% Cukup
70 7 70% Cukup
71 9 90% Baik
72 9 90% Baik
73 4 40% Kurang
74 5 50% Kurang
75 8 80% Baik
76 6 60% Cukup
77 8 80% Baik
78 7 70% Cukup
79 9 90% Baik
80 6 60% Cukup
81 7 70% Cukup
82 4 40% Kurang
83 6 60% Cukup
25
84 5 50% Kurang
85 6 60% Cukup
86 10 100% Baik
87 9 90% Baik
88 8 80% Baik
89 9 90% Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang mepunyai tingkat
pengetahuan tentang ASI ekslusif yang baik adalah 39 responden ( 44%), tingkat
pengetahuan cukup adalah 41 responden ( 46%), tingkat pengetahuan kurang adalah 8
responden ( 9%) dan ada 1 responden yang tingkat pengetahuannya buruk ( 1 %).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
1%
9%
44%
46%
26
4.4.2.2 Analisis Skor Pemberian ASI Ekslusif
Tabel 4.7 Tabel Kategori Pemberian ASI Ekslusif
No.Responden Skor Total variabel Pemberian Kategori Pemberian ASI Ekslusif
ASI Ekslusif
1 1 Memberi
2 1 Memberi
3 1 Memberi
4 0 Tidak Memberi
5 1 Memberi
6 0 Tidak Memberi
7 1 Memberi
8 0 Tidak memberi
9 0 Tidak memberi
10 1 Memberi
11 1 Memberi
12 0 Tidak Memberi
13 1 Memberi
14 0 Tidak memberi
15 1 Memberi
16 1 Memberi
17 1 Memberi
18 1 Memberi
19 1 Memberi
20 1 Memberi
21 1 Memberi
22 1 Memberi
23 1 Memberi
24 1 Memberi
25 1 Memberi
27
26 1 Memberi
27 1 Memberi
28 0 Tidak memberi
29 1 Memberi
30 1 Memberi
31 1 Memberi
32 1 Memberi
33 1 Memberi
34 0 Tidak memberi
35 1 Memberi
36 1 Memberi
37 1 Memberi
38 1 Memberi
39 1 Memberi
40 0 Tidak
41 0 Tidak memberi
42 0 Tidak memberi
43 0 Tidak memberi
44 1 Memberi
45 1 Memberi
46 0 Tidak Memberi
47 1 Memberi
48 0 Tidak memberi
49 0 Tidak memberi
50 0 Tidak memberi
51 0 Tidak memberi
52 1 Memberi
28
53 0 Tidak memberi
54 0 Tidak memberi
55 1 Memberi
56 0 Tidak memberi
57 0 Tidak memberi
58 1 Memberi
59 1 Memberi
60 0 Tidak memberi
61 1 Memberi
62 1 Memberi
63 1 Memberi
64 1 Memberi
65 1 Memberi
66 1 Memberi
67 0 Tidak memberi
68 1 Memberi
69 0 Tidak Memberi
70 1 Memberi
71 1 Memberi
72 1 Memberi
73 1 Memberi
74 0 Tidak Memberi
75 1 Memberi
76 1 Memberi
77 0 Tidak Memberi
78 1 Memberi
79 1 Memberi
80 0 Tidak memberi
29
81 0 Tidak Memberi
82 0 Tidak Memberi
83 0 Tidak Memberi
84 0 Tidak Memberi
85 0 Tidak Memberi
86 1 Memberi
87 1 Memberi
88 1 Memberi
89 0 Tidak Memberi
37%
Memberi
Tidak Memberi
63%
30
Tabel. 4.8 Tabel Ringkas Demografi Respoden, Tingkat Pengetahuan Ibu Serta
Pemberian ASI ekslusif.
NO.RESP USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN KATEGORI PEMBERIAN
PENGETAHUAN ASI
TERAKHIR EKSLUSIF
Memberi
2 26 SMA IRT Cukup
3 24 SMP IRT Cukup Memberi
Memberi
7 27 SMA IRT Cukup
Tidak
memberi
8 18 SMP IRT Cukup
Tidak
memberi
9 27 SMK IRT Cukup
Memberi
10 25 SMK IRT Cukup
31
12 27 S1 IRT Buruk Tidak
Memberi
Memberi
13 40 D3 Wiraswasta Baik
Tidak
memberi
14 27 SMA IRT Baik
Memberi
16 32 S2 Karyawan Baik
Memberi
17 31 SD IRT Kurang
Memberi
19 25 S1 Karyawan Baik
20 29 S1 Karyawan Baik Memberi
Memberi
32
25 23 SMP IRT Baik Memberi
Memberi
Memberi
Memberi
KARYAWAN
32 36 S1 Baik
33 36 SMA IRT Baik Memberi
Tidak
memberi
34 30 SMA IRT Cukup
Memberi
Memberi
33
Memberi
Tidak
memberi
41 32 SMK IRT Cukup
Tidak
memberi
42 44 SD IRT Cukup
Tidak
memberi
43 29 S1 Wiraswasta Cukup
Memberi
Tidak
memberi
50 24 SMK IRT Cukup
Tidak
memberi
51 36 SD IRT Cukup
Memberi
34
53 29 SMK Karyawan Cukup Tidak
Memberi
Tidak
memberi
54 19 SD IRT Kurang
Memberi
Memberi
Memberi
Memberi
Memberi
35
Memberi
68 27 S1 IRT Cukup
69 23 SMK Karyawan Cukup Tidak
Memberi
70 20 SMP IRT Cukup Memberi
Memberi
Memberi
Memberi
36
Tidak
Memberi
82 34 SD Karyawan Kurang
Tidak
Memberi
83 26 SMA IRT Cukup
Tidak
Memberi
84 29 S1 Karyawan Kurang
Tidak
Memberi
85 23 SMP Karyawan Cukup
Memberi
86 30 D3 IRT Baik
Memberi
Memberi
88 26 SD IRT Baik
Tidak
Memberi
89 42 SMA IRT Baik
37
4.4.3 Analisa Korelasi
4.4.3.1 Analisa Korelasi Dengan Menggunakan Spearmen’s Rho
Hasil analisa korelasi nonparametik antara pengetahuan Ibu menyusui tentang
ASI ekslusif dengan pemberian ASI ekslusif menggunakan formula Spearmen’s
Rho dalam SPSS versi 16.0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Correlations
Pengetahuan ASIEksklusif
N 89 89
ASIEksklusif Correlation Coefficient ,348** 1,000
N 89 89
Berdasarkan hasil analisa korelasi sederhana didapat koefisien korelasi (r) adalah
0,348 maka korelasi tersebut masuk dalam kategori hubungan tingkat Rendah.
Koefesien korelasi bernilai positif (nilai r positif) berarti terdapat korelasi yang positif
diantara dua variabel tersebut yaitu dimana semakin tinggi pengetahuan ibu menyusui
tentang ASI eklusif maka semakin tinggi pula pemberian ASI ekslusif. Nilai p value
(0,001 < 0,05) maka H0 ditolak, artinya bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan
ibu menyusui tentang ASI ekslusif dengan pemberian ASI ekslusif di Kelurahan
Rorotan, Kecamatan Rorotan.
38
4.5 Pembahasan
4.5.1 Demografi Responden Penelitian
4.5.1.1 Umur Responden
Umur menurut KBBI adalah waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan). Umur sering digunakan sebagai pedoman untuk menyatakan
bahwa seorang siap dan aman untuk melaksanakan suatu hal. Salah satu
contohnya adalah umur yang aman dan dikatakan siap untuk kehamilan
dan persalinan. Rentang umur produktif yang sehat untuk kehamilan dan
persalinan adalah umur 20-35. Jika terlalu muda atau terlalu tua maka dapat
menimbulkan resiko.
Dalam penelitian ini, umur termuda adalah 18 tahun sedangkan yang
tertua adalah 44 tahun. Responden paling banyak adalah umur 25 tahun.
Jika dbandingkan dengan rentang umur produktif yang sehat untuk
kehamilan dan persalinan (20-35) maka sebagian besar responden berda
rentang aman yaitu 67 responden (75 %). Responden yang berada pada
rentang tidak aman berjumlah 22 responden, yaitu < 20 tahun 5 responden
(6%) dan >35 tahun berjumlah 17 responden (19%).
Rentang umur 20-35 tahun, merupakan masa produktif dan banyak
bekerja sehingga ibu akan lebih banyak terpapar informasi yang
berhubungan dengan ASI eklsusif. Rentang umur 20-35 tahun lebih aktif
dalam kegiatan kesehatan, seperti posyandu, penyuluhan kesehatan serta
kelas ibu hamil.
39
seseorang terdorong untuk ingin tahu, mencari pengalaman sehingga
informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang
berawal dari diterimanya informasi tersebut diharapkan dapat memberikan
manfaat positif yang terwujud dalam perilaku seseorang, salah satunya
adalah perilaku pemberian ASI ekslusif. Pengetahuan adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif di samping faktor
sosial ekonomi, pekerjaan, promosi susu formula dan sosial budaya.
40
(37%). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pencapaian pemberian
ASI ekslusif di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Rorotan masih rendah jika
dibandingkan dengan target pemerintah yang tercantum dalam MDGs
yaitu 80%.
41
berpengaruh, yaitu maraknya promosi susu formula sebagai pengganti
ASI.
42
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis korelasi sederhana dengan uji korelasi Spearman Rho (r)
didapat hasil koefisien korelasi (r) adalah 0,348, maka korelasi tersebut masuk dalam
kategori hubungan tingkat Rendah. Nilai p value (0,001 < 0,05) sehingga H0 ditolak,
artinya bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-6
tentang ASI ekslusif dengan pemberian ASI ekslusif di Kelurahan Rorotan, Kecamatan
Rorotan. Arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti didapatkan bahwa
terdapat korelasi yang positif.
5.2 Saran
Dalam rangka meningkatkan cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kelurahan Rorotan
maka diperlukan evaluasi dan perbaikan terutama terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi hal tersebut. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1. Promosi kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif yang lebih gencar
kepada ibu-ibu hamil trimester 3, ibu-ibu yang pertama kali melahirkan, dan kepada
ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan. Promosi dapat dilakukan di poli KIA
Puskesmas Kelurahan Rorotan saat jadwal ANC dengan cara membagikan sticker atau
leaflet ASI ekslusif, penyampaian informasi mengenai ASI ekslusif oleh seluruh
tenaga kesehatan yang menolong ibu melahirkan, dan melakukan penyuluhan
mengenai ASI ekslusif.
2. Memberikan pelatihan pada petugas kesehatan yang menolong ibu melahirkan
terutama bidan agar dapat memotivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya dan tidak menjual ataupun memberikan susu formula kepada ibu.
3. Memberikan Workshop kepada ibu yang sedang menyusui bayinya mengenai tatacara
memperlancar dan meningkatkan produksi ASI.
4. Selain itu diperlukan kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dan kader
kesehatan untuk bekerja sama dalam meningkatkan promosi cakupan ASI eksklusif
pada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan.
43
5. Kader kesehatan mengontrol pemberian ASI ekslusif seluruh ibu menyusui di wilayah
kerjanya menggunakan tabel kalender ASI ekslusif.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
LAMPIRAN
46