Anda di halaman 1dari 14

Cedera Traumatik

yang Sering dan Dapat


Terdeteksi dengan
Radiografi Tengkorak
Arief Purwodito
Pembimbing : Dr. dr. M. Saekhu, SpBS(K)
Tujuan

• Mengenali cedera traumatik yang sering yang dapat terdeteksi


dengan radiografi tengkorak (kepala)
• X Ray Konvensional relatif sensitif untuk fraktur kranial, selain pada
skull base dan facial skeleton
• Pada skull fracture, sensitif untuk 2 kategori:
• Direct fractures, mengidentifikasi sebagai garis fraktur dan gap fraktur atau
dislokasi fragment oseus pada tulang tengkorak
• Indirect fractures, mengidentifikasi sebagai opasifikasi pada sinus paranasal
dan empisema pada soft tissue

Sumber: N. Hard, J. Kuttenberger. Craniofacial Trauma. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2010; 2: 15-6
Kriteria skull X-Ray pada cedera kepala :
• 1. Riwayat Hilang kesadaran, amnesia, atau kejang
• 2. Ada defek neurologis, nyeri kepala sedang, pusing atau pandangan kabur
• 3. Ada ekspos cairan LCS atau Darah dari hidung atau telinga
• 4. Curiga cedera penetrasi pada memar atau benjolan kulit kepala
• 5. Usia Tua
• 6. Kesulitan dalam menilai pasien (Misal: usia muda, epilepsi)

• Catatan: laserasi kulit kepala sederhana bukan merupakan kriteria


pemeriksaan skull X-Ray

Sumber: R.E. Mac Laren et al. Skull X-Ray after Head Injury: the Recommendations of the Royal College of
Surgeons Working Party Report in Practice. Achives of Emergency Medicine 2010: 138-144.
Fraktur Impresi

Sumber: N. Hard, J. Kuttenberger. Craniofacial Trauma. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2010; 2: 15-6
Fraktur Linear

Sumber: N. Hard, J. Kuttenberger. Craniofacial Trauma. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2010; 2: 15-6
Opasifikasi sinus paranasal

Sumber: N. Hard, J. Kuttenberger. Craniofacial Trauma. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2010; 2: 15-6
Fraktur Basis Kranii
• Fraktur basis kranii tidak dapat terlihat secara jelas pada foto polos. Jika ada
kecurigaan pada fraktur basis kranii disarankan untuk dilakukan pemeriksaan
CT Scan ( Joss et al.2001; Bowley 2003)
• Darah dan CSF dapat menuju ke sinus paranasalis. Apabila ada terjadi trauma,
dapat terlihat gambaran air fluid level pada sinus sphenoid pada pemeriksaan
skull x-ray sebagai tanda dari fraktur basis kranii.

Sumber: N. Hard, J. Kuttenberger. Craniofacial Trauma. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2010; 2: 15-6
• Terdapat direct sign dan indirect sign pada fraktur skull base
• Direct sign: fracture lines, fracture gaps, step between fragments
• Indirect sign: intracranial air collection, liquorrhea

Sumber: N. Hard, J. Kuttenberger. Craniofacial Trauma. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2010; 2: 15-6
Fraktur Basis Kranii

Sumber: N. Hard, J. Kuttenberger. Craniofacial Trauma. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2010; 2: 15-6
Tanda-tanda Peningkatan TIK
• Copper beaten
appearance
• Pelebaran sella tursica
• Erosi sella tursica
• Penanda gyrus yang
dominan pada kepala
• Pergeseran kelenjar
pineal dari garis
tengah
• Peningkatan marking
pembuluh darah
(vascular markings)
Sumber: Sousa. M.S.C, Tavares. J, Geraldo. A.F, Rodrigies. D, Reimao. S, Sa. G. Preoperative Evaluation of Craniosynostosis Multimodality
Imaging Approach 2012EPOSTM 2012; 4-23.
Pneumosefal

Sumber: N. Hard, J. Kuttenberger. Craniofacial Trauma. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2010; 2: 15-6
Benda Asing

• Untuk mencari benda asing (corpus alienum) dari radiografi,


diperlukan pengaturan beam X Ray ke area yang terlibat. Jenis
material corpus alienum juga berperan terhadap hasil imaging
(misalnya: kayu akan lebih sulit terlihat jika dibandingkan dengan besi)

Sumber: N. Hard, J. Kuttenberger. Craniofacial Trauma. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2010; 2: 15-6
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai