Disusun Oleh:
Karina Riezki Putri
12.12.0018
i
Lembar Pengesahan Praktek Kerja
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMENT & CONDOTEL
MARQUIS DE LAFAYETTE
SEMARANG
KONSENTRASI: MANAJEMEN
Disusun Oleh:
Karina Riezki Putri
12.12.0018
ii
LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
Nomor : 0047/SK.rek/X/2013
Tanggal : 07 Oktober 2013
Tentang : PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN PRAKTIK KERJA
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMENT & CONDOTEL MARQUIS DE
LAFAYETTE SEMARANG
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Laporan Praktek Kerja yang berjudul
“PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMENT & CONDOTEL MARQUIS DE
LAFAYETTE SEMARANG” ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata terbukti
bahwa laporan ini sebagian atau seluruhnya merupakan hasil plagiasi, maka saya
rela untuk dibatalkan, dengan segala akibat hukumnya sesuai peraturan yang
berlaku pada Universitas Katolik Soegijapranata dan/atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Semarang, 2016
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas kesempatan dan berkat
yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan laporan Praktek Kerja ini dengan baik dan selesai pada waktunya serta
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Laporan Praktek Kerja yang berjudul “PROYEK PEMBANGUNAN
APARTEMENT & CONDOTEL MARQUIS DE LAFAYETTE SEMARANG” ini
disusun sebagai syarat untuk menempuh kegiatan perkuliahan serta memperoleh
gelar kesarjanaan pada bidang studi Teknik Sipil Universitas Katolik
Soegijapranata. Selain itu, laporan ini juga dibuat dengan maksud untuk
menyampaikan ilmu yang telah kami terima dan serap dalam masa Praktek Kerja
1 September 2015 – 31 Novenber 2015 yang lalu, tentang cara kerja pelaksanaan
pekerjaan konstruksi hingga penyelesaian masalah konstruksi yang ditemui
selama periode Praktek Kerja tersebut.
Di lain hal, dalam kesempatan ini pula penulis berkenan untuk
mengucapkan terima kasih kepada:
a. Bapak Ir. Budi Setiyadi, MT yang telah membimbing penulis dalam kegiatan
lapangan dan penulisan laporan praktek kerja selama 1 September 2015 – 31
Novenber 2015 serta telah memberikan banyak masukan sebagai dosen wali
mahasiswa/i Teknik Sipil angkatan 2012.
b. Bapak Ryan Florenda, ST (SEM) yang telah bersedia membimbing penulis
selama kegiatan praktek kerja di lapangan berlangsung serta memberikan
banyak ilmu dan pengetahuan lapangan yang tidak kami terima di bangku
perkuliahan.
c. Bapak Fahmi, Ibu Sri, Bapak Irawan, Bapak Sunaryo, Bapak Isro, Bapak Gani
serta semua pihak yang tergabung dalam pelaksanaan proyek pembangunan
Apartement & Condotel Marquis De Lafayette Semarang yang telah
memberikan pengetahuan mengenai dunia konstruksi.
iv
d. Ferista Dea Caresa, yang telah bersama-sama dengan penulis dalam
mengumpulkan serta mengolah data yang didapat dalam kegiatan praktek kerja
lalu periode 1 September 2015 – 31 Novenber 2015.
Seluruh pihak yang telah tersebutkan maupun yang tidak sempat tersebut di
atas telah mendukung penulis dan berpartisipasi besar dalam proses pembuatan
laporan praktek kerja ini dari awal hingga akhir.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam laporan praktek kerja
ini. Oleh karena itu, penulis memohon kritik dan saran membangun yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk memajukan penulis di kesempatan selanjutnya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis
v
KARTU ASISTENSI
vi
PERMOHONAN IJIN PRAKTEK KERJA
vii
SURAT IJIN PRAKTEK KERJA DARI PROYEK
viii
SURAT PERINTAH KERJA
ix
BIMBINGAN KERJA PRAKTEK
x
KETERANGAN SELESAI KERJA PRAKTEK
xi
UCAPAN TERIMA KASIH
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ········································································· i
LEMBAR PENGESAHAN ································································ ii
SURAT PERNYATAAN ··································································· iii
KATA PENGANTAR ······································································· iv
KARTU ASISTENSI ········································································ vi
SURAT PERMOHONAN IJIN PRAKTEK KERJA ································· vii
SURAT IJIN PRAKTEK KERJA DARI PROYEK ·································· viii
SURAT PERINTAH KERJA ······························································ ix
SURAT BIMBINGAN KERJA PRAKTEK ············································ x
SURAT KETERANGAN SELESAI KERJA PRAKTEK ··························· xi
SURAT UCAPAN TERIMA KASIH ···················································· xii
DAFTAR ISI ·················································································· xiii
DAFTAR TABEL ············································································ xv
DAFTAR GAMBAR ········································································ xvi
BAB I PENDAHULUAN ·································································· 1
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja ··············································· 1
1.2 Latar Belakang Proyek ······················································· 1
1.3 Lokasi Proyek ································································· 2
1.4 Data Administrasi Proyek ··················································· 3
1.5 Data Teknis Proyek ·························································· 4
1.6 Tujuan Praktik Kerja ························································· 5
1.7 Pembatasan Masalah ························································· 6
1.8 Pengumpulan Data ··························································· 6
1.9 Tata Cara Pelelangan ························································· 7
BAB II PENGELOLA PROYEK ························································ 9
2.1 Pemilik Proyek ································································ 9
2.2 Konsultan Perencana ························································· 9
2.3 Pelaksana Proyek ····························································· 11
2.4 Konsultan Pengawas ························································· 22
xiii
BAB III PELAKSANAAN ································································ 24
3.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan ············································· 24
3.2 Rencana Kerja································································· 24
3.2.1 Network Planning ······················································ 26
3.2.2 Kurva S ·································································· 26
3.3 Sistem Kerja Proyek·························································· 27
3.4 Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)··································· 27
3.5 Pekerjaan Struktur Atas ······················································ 31
3.5.1 Kolom ··································································· 32
3.5.2 Shear Wall (Dinding Geser) ·········································· 37
3.5.3 Balok dan Pelat Lantai ················································ 41
3.5.4 Tangga··································································· 51
3.5.5 Dinding Parapet ······················································· 55
3.6 Alat-Alat Kerja································································ 58
3.7 Bahan – Bahan ································································ 68
3.8 Sistem Pengawasan dan Pengendalian Proyek···························· 74
3.8.1 Pengendalian Mutu (Quality Control) ······························ 74
3.8.2 Pengendalian Biaya (Budget Control)······························· 77
3.8.3 Pengendalian Waktu (Time Control) ································ 78
3.8.4 Pengendalian Sumber Daya Manusia ······························· 80
3.9 Permasalahan dan Pemecahannya ·········································· 81
3.9.1 Faktor Alam ···························································· 81
3.9.2 Faktor Manusia ························································· 82
3.9.3 Faktor Alat ······························································ 88
BAB IV PENUTUP ·········································································· 89
4.1 Kesimpulan ···································································· 89
4.2 Saran············································································ 90
DAFTAR PUSTAKA ········································································ 92
LAMPIRAN ···················································································
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek ................................................................................ 2
Gambar 1.2 Viw Design Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang . 3
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Pemilik Proyek (Owner) ............................. 9
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana .................................. 12
Gambar 2.3 Bagan Struktur Organisasi Konsultan Pengawas ................................... 22
Gambar 3.1 Lay Out Marquis De Lafayette ............................................................... 23
Gambar 3.2 Akses Mobilitasi Proyek ........................................................................ 24
Gambar 3.3 Safety Talk .............................................................................................. 26
Gambar 3.4 Safety Helmet.......................................................................................... 27
Gambar 3.5 Masker .................................................................................................... 27
Gambar 3.6 Rompi ..................................................................................................... 27
Gambar 3.7 Sarung Tangan ....................................................................................... 28
Gambar 3.8 Sepatu Kerja (Safety Shoes) ................................................................... 28
Gambar 3.9 Body Harness ......................................................................................... 29
Gambar 3.10 Penempatan Rambu K3 ........................................................................ 29
Gambar 3.11 Railing Pengaman dan Safety Net ........................................................ 30
Gambar 3.12 Kolom ................................................................................................... 31
Gambar 3.13 Tulangan Kolom Yang Sudah di Fabrikasi .......................................... 32
Gambar 3.14 Panjang Penyaluran Tulangan Kolom (4D) ......................................... 33
Gambar 3.15 Pemasangan Besi Steck Kolom ....................................................................... 33
Gambar 3.16 Pemasangan Bekisting Kolom ............................................................ 34
Gambar 3.17 Pengecoran Kolom .............................................................................................. 35
Gambar 3.18 Letak shear wall proyek pembangunan Marquis De Lafayette .......... 36
Gambar 3.19 Penulangan Shear Wall ....................................................................... 37
Gambar 3.20 Bekisting Shear Wall yang sudah terpasang ....................................... 38
Gambar 3.21 Pengecoran Shear Wall ....................................................................... 39
Gambar 3.22 Proses pemasangan perancah .............................................................. 41
Gambar 3.23 Cek Bodeman ....................................................................................... 42
Gambar 3.24 Proses pemasangan bekisting balok ..................................................... 42
xvi
Gambar 3.25 Pemasangan bekisting pelat konvensional ........................................... 43
Gambar 3.26 Lubang pelat untuk bekisting dengan material steel deck .................... 44
Gambar 3.27 Bekisting pelat lantai yang sudah terpasang ........................................ 44
Gambar 3.28 Proses penulangan pada balok.............................................................. 45
Gambar 3.29 Proses pemasangan wiremesh M8-150 ................................................ 46
Gambar 3.30 Wiremesh M8-150 yang sudah terpasang pada pelat lantai ................. 47
Gambar 3.31 Pembersihan area yang akan dicor menggunakan air compressor ...... 48
Gambar 3.32 Ready mix yang keluar dari pipa baja................................................... 48
Gambar 3.33 Beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan
menggunakan concrete vibrator ................................................................................ 48
Gambar 3.34 Proses finishing setelah pengecoran selesai ......................................... 49
Gambar 3.35 Proses pembongkaran bekisting secara bertahap ................................. 49
Gambar 3.36 Visualisasi pemasangan bekisting plat tangga dan bordes ................... 51
Gambar 3.37 Bekisting pelat tangga yang sudah terpasang....................................... 51
Gambar 3.38 Visualisasi penulangan pelat tangga dan anak tangga ......................... 53
Gambar 3.39 Tulangan pelat tangga dan bordes yang telah terpasang ...................... 53
Gambar 3.40 Tangga yang sudah dicor...................................................................... 54
Gambar 3.41 Tulangan dinding parapet yang telah terpasang ................................... 55
Gambar 3.42 Bekisting dinding parapet..................................................................... 56
Gambar 3.43 Dinding parapet yang telah selesai dicor (tampak atas) ....................... 56
xvii
Gambar 3.54 Gerobak dorong .................................................................................... 64
Gambar 3.55 Tower crane ......................................................................................... 65
Gambar 3.56 Concrete pump jenis fixed .................................................................... 65
Gambar 3.57 Elevator ................................................................................................ 66
Gambar 3.58 Truk molen ........................................................................................... 66
Gambar 3.59 Dump truck........................................................................................... 67
Gambar 3.60 Semen Indocement ............................................................................... 67
Gambar 3.61 Besi tulangan ........................................................................................ 68
Gambar 3.62 Beton Ready Mix .................................................................................. 69
Gambar 3.63 Beton Tahu ........................................................................................... 69
Gambar 3.64 Bata ringan ........................................................................................... 70
Gambar 3.65 Sunmortar Utama ................................................................................. 70
Gambar 3.66 Cakar ayam........................................................................................... 71
Gambar 3.67 Plywood ................................................................................................ 71
Gambar 3.68 Busa ...................................................................................................... 72
Gambar 3.69 Sumber air ............................................................................................ 73
Gambar 3.70 Kawat pengikat (Bendrat) .................................................................... 73
Gambar 3.71 Slump Test ............................................................................................ 75
Gambar 3.72 Sampel Beton Ready Mix ..................................................................... 75
Gambar 3.73 Uji Kuat Tekan Beton .......................................................................... 75
Gambar 3.74 Body harness dan helm proyek yang tidak digunakan ......................... 82
Gambar 3.75 Pekerja yang tidak memakai helm proyek ........................................... 82
Gambar 3.76 Contoh Surat Peringatan Untuk Pekerja Yang Tidak Menggunakan
APD ............................................................................................................................ 82
Gambar 3.77 Balok Tidak Sesuai cetakan ................................................................. 83
Gambar 3.78 Cetakan Belum Siap Cor ...................................................................... 84
Gambar 3.79 Beton Yang Menyisakan Rongga......................................................... 84
Gambar 3.80 Retak struktur pada pelat lantai ............................................................ 85
Gambar 3.81 Pembobokan pelat lantai yang terjadi di retak struktur ........................ 85
Gambar 3.82 Shear Wall masih keropos ketika bekisting dilepas ............................. 86
xviii
Laporan Praktik Kerja
Proyek Pembangunan Marquis De Lafayette, Semarang
BAB I
PENDAHULUAN
JL.PEMUDA
BAB II
PENGELOLA PROYEK
bestek. Dalam proyek ini pihak Konsultan Perencana adalah PT. Korra
Antarbuana (QS), PT Megatika International (Arsitektur), PT.Rekacipta
Kinematika (Struktur), dan PT. Metakom Pranata (ME). Pada proyek
pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang, ada 4
konsultan perencana yang ditunjuk yang memiliki tugas dan wewenang masing-
masing antara lain :
a. Konsultan Arsitektur
PT. Megatika International yaitu konsultan arsitekturyang ditunjuk
oleh pemilik proyek sebagai konsultan perencana arsitektur dan estetika
proyek. Tugas konsultan arsitektur yaitu:
• Membuat gambar dimensi dan desain bangunan dengan spesifikasi
teknis, AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan) fasilitas dan
penempatannya.
• Menentukan bahan bangunan untuk finishing banguna proyek.
• Membuat gambar rencana dan syarat teknis administrasi pelaksanaan
proyek.
• Membuat rencana dan gambar ulang atau gambar refisi jika
diperlukan.
• Bertanggung jawab atas hasil rencana bila sewaktu-waktu terjadi hal
yang tidak diinginkan.
b. Konsultan Struktur
PT. Rekacipta Kinematika sebagai konsultan perencana dalam
merancang dan merencanakan struktur sesuai dengan keinginan pemilik
proyek melalui kontraktor utama. Tugas konsultan struktur yaitu:
• Membuat perhitungan proyek berdasarkan teknis yang telah
ditetapkan.
• Membuat detail rancangan gambar dan rincian volume pekerjaan.
• Memberikan permasalahan dan penjelasan yang ada selama masa
konstruksi.
c. Konsultan ME
PT. Metakom Pranata merupakan perencana dibidang mechanical,
plumbing, dan electrical proyek.Tugas Konsultan ME yaitu
• Merencanakan instalasi tenaga mesin, listrik, AC, plumbing,
penerangan, generator, telepon, pemadam kebakaran, dan sound
system.
• Pelaksanaan dan pengawasan secara berkala dan melaporkan ke
kontraktor.
d. Konsultan QS
Pihak Konsultan Perencana adalah PT. Korra Antarbuana (QS), PT
Megatika International (Arsitektur), PT.Rekacipta Kinematika (Struktur),
dan PT. Metakom Pranata (ME). Pada proyek pembangunan Marquis De
Lafayette Apartement & Condotel Semarang, ada 4 konsultan perencana
yang ditunjuk yang memiliki tugas dan wewenang masing-masing.
BAB III
PELAKSANAAN
digunakan untuk peletakkan material proyek, tower crane, direksi keet, bedeng
pekerja, dan lainnya.
Bagian terluar area proyek terdapat pagar proyek yang berguna untuk
pembatas proyek dan sebagai pembatas aktivitas proyek. Di bagian akses masuk
terdapat pos keamanan guna memantau siapa saja yang keluar masuk area proyek.
Pada proyek konstruksi juga harus menyediakan lahan parkir bagi tamu
umum, pegawai, dump truk, dan mixer truk. Dibuatkan juga gudang sementara di
area proyek yang berguna untuk meletakkan material yang dibutuhkan proyek.
Dibuat juga gudang K3 yang berguna untuk meletakkan peralatan K3 yang
berguna untuk menjaga kemanan serta keselamatan para pekerja konstruksi.
3.2.2 Kurva S
Kurva S merupakan time schedule yang dilengkapi dengan bobot atau nilai
pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap
waktu. Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah
dilaksanakan di lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan
yang telah selesai. Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai alat pelindung diri tersebut ,antara lain:
1. Helm Proyek (Safety Helmet)
Safety Helmet adalah helm proyek yang berfungsi melindungi kepala
pekerja proyek dari material yang kemungkinan jatuh dari atas.
2. Masker
Masker berfungsi menghindari benda-benda asing maupun debu yang
masuk ke dalam saluran pernafasan.
3. Rompi
Rompi harus dikenakan bagi semua orang yang berada di dalam proyek.
4. Sarung Tangan
Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi tangan dari material
tajam yang akan melukai tangan pekerja.
6. Body harness
Body harness adalah tali pengaman yang diperlukan pekerja saat
bekerja diketinggian. Guna alat ini untuk menghindari kemungkinan
kecelakaan jatuh dari ketinggian.
7. Rambu K3
K3 meletakan beberapa tanda atau rambu keselamatan di banyak
titik bagian proyek. Keberadaan rambu contohnya terletak di area yang
terdapat lubang, dilarang masuk, dilarang merokok, bahaya benda jatuh,
rambu APD, petunjuk APAR, dan lain-lain.
3.5.1 Kolom
Kolom adalah struktur elemen tekan yang berperan sangat penting
dalam suatu bangunan. Fungsi kolom yaitu bertujuan untuk meneruskan
beban bangunan menuju ke pondasi.
a) Penulangan Kolom
Pemasangan tulangan kolom telah dirangkai menggunakan steck
besi kolom dengan panjang penjangkaran minimum 40D. Kemudian
dilakukan penyambungan besi steck dengan tulangan kolom yang telah
difabrikasi. Tulangan ditempatkan di dalam bekisting yang ukurannya
telah ditentukan. Jika rangkaian tulangan telah siap, kemudian sisi-sisi
tulangan dipasang beton decking.
40D
Pipa support
Plywood tebal 18 mm
Pengunci bekisting
Kaki bekisting
c) Pengecoran Kolom
Pengecoran dilakukan setelah bekisting kolom telah terpasang
dengan baik. Proyek ini mengggunakan ready mix dari berbagai PT,
salah satunya menggunakan PT. Varia Usaha Beton. Pengecoran kolom
dilakukan menggunakan bucket yang diangkat dengan tower crane.
Kapasitas bucket dalam proyek Marquis De Lafayette yaitu 0,8 m3. Mutu
beton yang digunakan utnuk pengecoran kolom adalah K 420 atau sama
dengan Fc’ 35.
d) Pembongkaran Bekisting
Pada saat proses pengecoran selesai dan umur beton minimal 6
jam, bekisting kolom sudah bisa dilepas. Untuk evaluasi pembongkaran
bekisting kolom dilakukan dengan cara mengendorkan wingnut ± 5 menit
dan pengangkatan dengan crane ± 1 menit. Bekisting terangkat dan siap
untuk dipakai lagi tanpa harus dibongkar pasang kembali.
d) Penulangan Balok
Dalam proses penulangan balok, jumlah tulangan tumpuan dan
jumlah tulangan lapangan adalah suatu hal yang perlu diperhatikan.
Posisi tulangan tumpuan biasanya berjarak ¼ bentang balok dan posisi
tulangan lapangan berjarak ½ bentang balok. Sama halnya dengan
tulangan sengkang, jarak antar tulangan sengkang di daerah tumpuan
akan sangat lebih berdekatan dibanding jarak antar tulangan sengkang
yang ada pada posisi lapangan.
pemilik dan pemborong. Karena semua kawat di tarik dan di uji dengan
seksama, mutu bahan yang di pakai telah terjamin. Proses penarikan
kawat tersebut akan menghasilkan kawat dengan penampang yang sangat
merata.
Cara menghitung konversi besi tulangan konvensional menjadi
wiremesh, pertama kita harus melihat terlebih dahulu desain rencana
tulangan konvensional yang akan digunakan, setelah itu kita hitung luas
besi tulangan konvensional rencana tersebut dalam 1 m agar kita bisa
konversikan mutu besi konvensional ke mutu besi wiremesh, dan ketika
semua telah diperhitungkan baru kita cari luasan besi wiremesh yang
sama dengan luas tulangan konvensional atau boleh sedikit diatasnya.
Setelah dikonversi dengan memperhitungkan segalanya, pada proyek ini
menggunakan wiremesh M 8 – 150 (diameter kawat baja 8 mm dengan
jarak 150 mm).
g) Pembersihan
Pembersihan pada area yang hendak dicor sangatlah penting,
karena dapat mempengaruhi kualitas produk. Kebersihan yang kurang
maksimal dapat mengakibatkan keropos pada beton. Keropos pada beton
dikarenakan sampah anorganik yang tidak dapat menyatu dengan agregat
pada beton sehingga menyisakan rongga yang menyebabkan kekuatan
dari beton itu menjadi rendah.
dalam proyek ini dapat kita temui dalam proses finishing area parkir,
sedangkan untuk area condotel dan apartment nantinya akan di tutup
dengan plafond sehingga tidak dilakukan proses ekspose.
3.5.4 Tangga
Tangga merupakan suatu komponen struktur yang terdiri dari plat, bordes
dan anak tangga yang menghubungkan satu lantai dengan lantai di atasnya.
Persyaratan pembuatan tangga adalah sebagai berikut :
• Lebar tangga dan bordes memenuhi kebutuhan
• Panjang tangga cukup, sehingga dapat memberikan antrede optrede
yang proporsional, aman dan nyaman
• Sandaran yang cukup kuat dan aman
• Memenuhi persyaratan struktural
dan bordes. Pelat tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi
perkuatan dengan potongan kayu 5/7 (jarak maksimum 40 cm). Potongan
kayu 5/7 dipaku antara badan tangga dengan pelat tangga sehingga
benar-benar kuat, rapi, dan tidak goyang. Untuk memudahkan
pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas.
c. Pembersihan tangga
Proses pembersihan pada tangga dilakukan menggunakan alat air
compressor oleh para pekerja bagian cor untuk membersihkan area dari
debu-debu sebelum proses pengecoran berlangsung setelah bekisting
terpasang.
d. Pengecoran tangga
Pengecoran pada tangga dilakukan menggunakan bucket yang sama
seperti yang digunakan untuk pengecoran kolom. Beton ready mix
dituangkan dari bucket yang bagian bawahnya dipasang pipa tremi ke
setengah lingkaran pipa beton yang diletakan miring di atas scaffolding
yang posisinya jauh lebih tinggi dari tangga. Untuk tangga, pada proyek
ini menggunakan mutu beton K300 sama dengan balok dan pelat lantai.
pembatas area parkir sekaligus sebagai pelindung kendaraan yang di parkir di area
tersebut. Dinding ini di desain menggunakan beton bertulang dengan mutu beton
K360 dengan tinggi 110 cm. Proses pengerjaan dinding parapet dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Penulangan Dinding Parapet
Tulangan yang digunakan menggunakan baja tulangan ulir dengan
ukuran dan jarak yang telah ditentukan. Penulangan dinding parapet
berupa tulangan 2 lapis, dalam pemasangannya tulangan dinding parapet
terlebih dahulu dilakukan penulangan lapis pertama setelah itu tulangan
lapis kedua, kedua lapis tulangan diberi jarak 5 cm, beton decking
dipasang di bawah dan samping tulangan dan setelah semua tulangan
terpasang dan terikat oleh kawat bendrat selanjutnya proses pengecoran.
Pada proyek ini menggunakan tulangan vertikal D 13 dengan jarak 200
mm sedangkan untuk tulangan horisontal menggunakan besi ulir D 10
dengan jarak 200 mm.
papan plywood dua muka yang diperkuat dengan besi hollow sebagai
kerangkanya. Bekisting dipasang dikedua sisi dinding parapet yaitu
bagian dalam dan bagian luar yang dikunci menggunakan besi dan mur
seperti pada bekisting kolom dan sisi atasnya dibiarkan terbuka untuk
proses pengecoran. Setelah bekisting terpasang, pada bagian dalam
dinding parapet diberi penyangga agar posisinya tidak berubah-ubah.
Gambar 3.43 Dinding parapet yang telah selesai dicor (tampak atas)
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2015
Concrete Bucket
Pipa Tremie
d. Roskam (Trowel)
Troweladalah alat untuk meratakan acian/ mortar halus di
permukaan beton. Trowel juga berfungsi untuk aplikasi perekat ubin pada
berbagai macam jenis dan ukuran ubin. Dapat digunakan untuk membuat
profil pada dinding (pola minimalis), meratakan screed dan aplikasi
Pelapis Anti Bocor. Trowel digunakan untuk mencegah adanya udara yang
terjebak dalam aplikasi pemasangan keramik yang dapat menyebabkan
popping. Dengan trowel pemakaian perekat keramik lebih hemat, karena
ketebalan lebih konsisten. Ubin/keramik pun akan merekat sempurna.
e. Gerinda Potong
Gerinda potongadalah alat pemotong plywood, baja tulangan
dengan diameter kecil, dan kawat bendrat pada saat proses pekerjaan
pembesian. Alat gerinda dilengkapi dengan mata pisau yang berbentuk
lingkaran dengan diameter ± 30 cm.
f. Perancah
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang
digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau
perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Scaffolding
sendiri terbuat dari pipa - pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di
atasnya. Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan
scaffolding bisa tergantung kepada pemilik proyek.
Suri-suri
Balok gelagar
u head
Main frame
Cross brace
Jack base
Gambar 3.51Theodolite
Sumber : Dokumentasi pribadi,2015
i. Auto level
Auto level adalah alat yang digunakan secara horizontal saja dan
digunakan setelah pemasangan bekisting pada balok dan plat lantai untuk
memastikan bekisting sudah lurus dan rata agar elevasi antar lantai sesuai
dengan pada gambar kerja.
j. Bekisting
Bekisting adalah alat yang digunakan untuk mencetak beton pada
saat dilakukan pengecoran dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kualitas hasil pengecoran. Untuk pembuatan bekisting kolom pada proyek
pembangunan Marquis De Lafayette Mall, Apartement &
Condotel Semarang digunakan peri system yang bisa distel sesuai ukuran
dimensi kolom, sedangkan untuk pembuatan balok dan pelat lantai
menggunakan bekisting multiplek dan kayu.
k. Gerobak sorong
Gerobak sorong digunakan untuk mempermudah pengangkutan
material di lokasi proyek. Gerobak dorong biasanya terbuat dari besi yang
tidak menyerap air. Kapasitas dari gerobak sorong adalah ± 0,05 m3 .
l. Tower crane
Tower crane sangat cocok dipakai untuk pelayanan bangunan
tingkat tinggi (high rise building) untuk melayani daerah yang cukup luas.
Pada proyek ini tower crane (TC) menjadi sentral atau alat yang paling
utama karena dalam proyek gedung bertingkat tinggi transportasi vertikal
maupun horisontal yang memegang peranan penting dan menentukan
terutama soal kecepatan kerja. Tower cranedigunakan untuk
mengangkut concrete bucketuntuk pengecoran kolom pada lokasi yang
tinggi serta mengangkut peralatan bantu dan bahan-bahan untuk pekerjaan
struktur, seperti air compressor, bekisting kolom, flying table form, besi
beton, serta alat dan bahan lain. Seluruh operasional proyek sangat
dipengaruhi oleh berfungsinya tower crane, disebabkan peranannya yang
dominan untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek.
Joint pin
Jib
Counter weight
Mast section
n. Elevator
Elevator adalah alat yang digunakan untuk mempercepat jalan akes
para pekerja jika dibandingkan menggunakan tangga sementara yang
terbuat dari perancah dan mempermudah pekerja untuk memindahkan
material yang dibutuhkan untuk dibawa ke lantai yang sedang dikerjakan.
o. Truk Mixer
Truk mixeradalah alat yang digunakan untuk membawa beton
ready mix dan mengaduk beton ready mix dengan kapasitas tertentuselama
perjalanan dari pabrik pembuatan sampai ke proyek guna mencegah
pengerasan pada beton tersebut.
p. Dumb Truck
Dump truck adalah truk yang isinya dapat dikosongkan tanpa
penanganan. Dump truck biasa digunakan untuk mengangkut barang
semacam pasir, kerikil atau tanah untuk keperluan konstruksi.
3.7 Bahan-Bahan
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan suatu proyek pembangunan, juga
dibutuhkan bahan-bahan untuk membuat suatu konstruksi. Bahan-bahan yang
digunakan dalam proyek Marquis De Lafayatte yaitu :
a. Semen
Semen adalah bahan pengikat yang sangat penting, terutama dalam
pembuatan konstruksi beton bertulang. Pada proyek pembangunan
Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang ini semen yang
digunakan adalah Semen Indocement jenis PPC (Portland Pozzolan
Cement) dengan berat setiap 1 sak semen yaitu 40 kg.
b. Baja Tulangan
Besi tulangan pada konstruksi beton bertulang berfungsi untuk
menahan tegangan tarik, karena beton memiliki kuat tekan yang tinggi
sementara lemah dalam menahan tegangan tarik. Jenis tulangan yang
digunakan pada proyek ini adalah baja ulir, mutu baja yang digunakan
adalah besi ulir U-32.
e. Bata Ringan
Bata ringan adalah bahan yang digunakan untuk membuat dinding.
Bata ringan yang digunakan pada proyek ini menggunakan ukuran 60 cm
× 20 cm × 10 cm dan ukuran 60 cm × 20 cm × 7,5 cm.
g. Cakar Ayam
Cakar ayam berfungsi untuk memberi jarak antara tulangan atas dengan
tulangan bawah yang diikat menggunakan kawat bendrat, baja yang
digunakan diameter 10 mm yang dibengkokkan sesuai dengan jarak yang
diperlukan. Cakar ayam diletakan saat pembesian plat lantai, shear wall,
dan tangga.
h. Kayu Lapis(Plywood)
Plywood adalah papan yang digunakan untuk pembuatan bekisting,
Plywood yang digunakan pada proyek ini menggunakan Plywoodjenis
kayu miranti dengan tebal ± 9 mm. Menggunakan jenis Plywood dua muka
dengan tujuan apabila permuakan atas sudah tidak bisa dipakai maka bisa
menggunakan permukaan bawahnya.
i. Busa
Bahan yang digunakan untuk stop cor yaitu busa. Fungsi dari stop
cor adalah untuk membatasi area yang belum siap cor. Pemasangan stop
cor dilakukan pada saat pembesian plat lantai.
j. Air
Air adalah bahan bangunan yang sangat penting dan vital pada
pelaksanaan suatu proyek pembangunan, air pada proyek Marquis De
Lafayette Apartement & Condotel Semarang berfungsi sebagai:
• Pembuatan adukan beton.
• Pembuatan adukan spesi (pasta semen) untuk finishing atau
plesteran.
• Perawatan beton setelah pengecoran dan kegiatan penunjang
lainnya.
• Memudahkan dalam pengolahan dan pencampuran beton serta
dalam pengecoran dan mempercepat reaksi semen sebagai bahan
pengikat. Untuk kebutuhan air di proyek, digunakan air tanah yang
terdapat di lokasi proyek yang diambil dengan menggunakan
pompa air. Pihak kontraktor tidak melakukan pengujian
laboratorium terhadap air yang dipakai untuk keperluan proyek
karena secara fisik air yang ada sudah memenuhi syarat–syarat air
yang boleh digunakan untuk pekerjaan campuran sehingga tidak
perlu mendatangkan air dari lokasi lain.
Pada proyek ini, keterlambatan pekerjaan yang ada akan diatasi dengan
penambahan jumlah jam kerja atau lembur, ataupun dengan menambahkan jumlah
tenaga kerja. Jenis-jenis laporan yang berguna untuk kegiatan pengendalian
kualitas pekerjaan dan waktu antara lain:
a. Laporan Harian
Laporan harian yaitu suatu laporan yang berisi tentang segala
pekerjaan harian di proyek, yang berguna untuk memudahkan proses
penyusunan laporan mingguan. Laporan ini juga bisa digunakan untuk
mengamati pencapaian apa saja yang bisa diraih dalam satu hari di dalam
proyek tersebut. Laporan harian berisi tentang jam kerja, pekerjaan yang
telah diselesaikan, alat bahan yang digunakan, jumlah pekerja, serta hal-
hal yang mempengaruhi pekerjaan.
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan proyek yakni suatu pertanggung jawaban akan
kegiatan apa saja yang sudah dikerjaan selama satu minggu. Laporan
mingguan ini dibuat oleh kontraktor pelaksana ataupun konsultan
pengawas untuk kemudian diberikan kepada pemilik proyek.
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan sama dengan laporan mingguan yaitu guna
memberikan informasi akan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai. Oleh
karena itu, dibuatlah suatu rekapitulasi dari laporan mingguan menjadi
laporan bulanan yang berisikan prestasi pekerjaan selama satu bulan, serta
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Proses pekerjaan proyek konstruksi pasti tidak pernah lepas dari masalah.
Maka dari itu, untuk dapat memecahkan seluruh masalah yang terjadi di dalam
proyek, dilakukan beberapa rapat koordinasi yang berguna untuk memecahkan
semua masalah dan proyek dapat berjalan dengan baik. Beberapa rapat koordinasi
tersebut antara lain:
1. Rapat Teknik
Rapat ini merupakan kegiatan koordinasi antara beberapa staf yang ada
di proyek, guna membahas hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan teknik
4. Rapat Besar
Rapat ini dihadiri oleh pimpinan organisasi proyek yang terlibat di
dalam suatu proyek, seperti pemilik proyek, kontraktor pelaksana, serta
konsultan perencana dalam waktu seminggu atau sebulan sekali. Rapat ini
membahas pelaksanaan pekerjaan di lapangan, seperti penyampaian
keinginan pemilik proyek untuk bisa dikerjakan oleh kontraktor pelaksana,
serta penyampaian beberapa masukan konsultan pengawas kepada
kontraktor pelaksana agar jalannya pekerjaan di proyek selalu sesuai
dengan kontrak yang sudah disepakati di awal.
pada time schedule yaitu dengan meninjau kemampuan satu orang pekerja
untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan dalam satuan waktu
(hari/minggu/bulan). Pekerjaan alat berat, jumlah pekerjaan yang
dibutuhkan, dihitung dengan mempertimbangkan kapasitas alat.
Kebutuhan pekerja saat awal kegiatan akan mengalami peningkatan
sampai pertengahan kegiatan dan akan menurun saat akhir pekerjaan.
Gambar 3.74 Body harness dan helm proyek yang tidak digunakan
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2015
6. Beton Keropos
Para pekerja di lapangan kurang teliti dalam proses pengecoran dan
menggunakan concrete vibrator untuk meratakan beton di dalam
Gambar 3.82 Shear Wall yang masih keropos ketika bekisting dilepas
Sumber: Dokumentasi pribadi,2015
2. Elevator sempat tidak beroprasi karena ada beberapa baut terlepas, hal itu
membuat para pekerja harus naik ke area kerja melalui tangga, padahal
elevator yang tersedia sangat membantu bagi para pekerja untuk cepat
sampai di area kerja dari pada harus naik tangga. Selain itu material seperti
bata ringan, semen, dan kabel – kabel untuk pemasangan elektrikal sempat
tersendat di lantai dasar dan tidak bisa didistribusikan ke lantai atas.
Lepasnya baut dikarenakan kurangnya perawatan secara berkala dan
pengecekan terhadap elevator.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari Kerja Praktik dilaksanakan dalam 90 hari kalender
yaitu dari 1 September 2015 – 31 November 2015. Setiap proyek pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan baik dalam manajemen, pengawasan, maupun dalam
pelaksanaannya. Selama Kerja Praktik 90 hari kalender di Proyek Pembangunan
Marquis De Lafayatte Semarang, Kesimpulan yang penulis dapat simpulkan baik
dari segi positif maupun negatif sebagai berikut :
1) Dilakukannya rapat wajib dalam seminggu sekali yaitu hari Sabtu yang
siang hari karena beton ready mix yang dipesan datang terlambat
sehingga waktu pengecoran mundur dari waktu yang sudah dijadwalkan
dan untuk mengejar keterlambatan pihak pelaksana tidak mengharuskan
pengecoran di malam hari tetapi disiang hari pun tetap dilakukan
pengecoran.
4.2 Saran
Selama kerja praktik di proyek pembangunan Marquis De Lafayatte
Semarang, penulis menemui berbagai kekurangan yang terdapat pada proyek
tersebut. Kekurangan tersebut akan menjadikan saran penulis untuk proyek
pembangunan Marquis De Lafayatte Semarang yang nantinya bisa diperbaiki agar
lebih baik lagi dari sebelumnya. Saran dari penulis yang bisa disampaikan adalah:
Daftar Pustaka