KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT MARDI WALUYO
IDENTITAS PASIEN
A. ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis Tanggal : 08 Agustus 2018 Jam : 08.00
Keluhan utama:
Pasien dengan keluhan demam sejak 7 hari smrs, demam terus-menerus sepanjang
hari,pasien juga mengatakan kepala pusing dan merasa lemas. Pasien juga merasa nyeri
diatas kemaluan dan menjalar kepinggang kiri. Terasa panas diperut dan nyeri saat buang air
kecil serta merasa tidak puas. Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati, rasa seperti terbakar
didada, sesak nafas terutama saat berbaring, dan rasa pahit dimulut serta tenggorokan. Pasien
mengatakan memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan gagal ginjal kronik dan akan
menjalani hemodialisa yang kedua kalinya.
Penyakit Dahulu
ANAMNESIS SISTEM
Kulit
(-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat malam
(-) Kuku (-) Kuning/Ikterus (-) Sianosis
(-) Lain-lain
Kepala
(-) Trauma (+) Pusing
(-) Sinkop (-) Nyeri pada sinus
Mata
(-) Nyeri (-) Radang
(-) Sekret (-) Gangguan penglihatan
(-) sklera Kuning/Ikterus (-) Ketajaman penglihatan (Hipermetropi)
Telinga
(-) Nyeri (-) Gangguan Pendengaran
(-) Sekret (-) Kehilangan Pendengaran
(-) Tinitus
Hidung
(-) Trauma (-) Gejala Penyumbatan
(-) Nyeri (-) Gangguan Penciuman
(-) Sekret (-) Pilek
(-) Epistaksis
Mulut
(-) Bibir (-) Lidah
(-) Gusi (-) Gangguan pengecap
(-) Selaput (-) Stomatitis
Tenggorokan
(-) Nyeri Tenggorokan (-) Perubahan Suara
Leher
(-) Benjolan (-) Nyeri Leher
Abdomen ( Lambung/Usus )
(-) Rasa Kembung (-) Wasir
(-) Mual (-) Mencret
(-) Muntah (-) Tinja darah
(-) Muntah darah (-) Tinja berwarna dempul
(-) Sukar menelan (-) Tinja berwarna ter
(+) Nyeri Perut (suprapubik) (-) Benjolan
(-) Perut membesar
Katamenia
(-) Leukore (-) Pendarahan
(-) Lain-lain
Saraf dan Otot
(-) Anestesi (-) Sukar mengingat
(-) Parestesi (-) Ataksia
(-) Myalgia (-) Hipo / Hiper-esthesi
(-) Kejang (-) Pingsan
(-) Afasia (-) Kedutan (‘tick’)
(-) Amnesia (-) Pusing (vertigo)
(-) lain-lain (-) Gangguan bicara (Disartri)
Ekstremitas
(-) Bengkak (-) Deformitas
(-) Nyeri (-) Sianosis
BERAT BADAN
Berat badan rata – rata (kg) : tidak diketahui
Berat tertinggi kapan (kg) : tidak diketahui
Berat badan sekarang (kg) : tidakdiketahui
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Kelahiran
Tempat Lahir :(√) Di rumah () Rumah Bersalin () R.S Bersalin
Ditolong oleh : () Dokter () Bidan () Dukun ( ) lain - lain
Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi pasien lengkap, dan waktu imunisasi pun sesuai dengan jadwalnya.
() BCG () Campak () DPT () Polio () TFT
Riwayat Makanan
Frekuensi / Hari : 2-3 x sehari
Jumlah / Hari : 1 porsi tiap makan
Variasi / hari : bervariasi
Nafsu makan : menurun
Pendidikan
( ) SD () SLTP (√) SLTA ( ) Sekolah Kejuruan
( ) Akademi () Universitas (S1) ( ) Kursus () Tidak sekolah
Kesulitan
Keuangan : tidak ada
Pekerjaan : tidak ada
Keluarga : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 08 Agustus 2018 jam 08.00 WIB.
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Tinggi Badan :165 cm
Berat Badan :-
Tekanan Darah : 200/110 mmHg
Nadi :88 x/menit
Suhu : 37.4°C (normal)
Pernapasaan : 22x./menit
Keadaan gizi :-
Kesadaran : compos mentis
Sianosis : tidak ada
Edema umum : tidak ada
Cara berjalan :baik
Mobilitas ( aktif / pasif ) : aktif
Umur menurut taksiran pemeriksa :sesuai usia
Aspek Kejiwaan
Tingkah laku : wajar
Alam perasaan : biasa
Proses pikir : wajar
Kulit
Warna : hitam Effloresensi : tidak ada
Jaringan Parut : tidak ada Pigmentasi : tidak ada
Pertumbuhan rambut : distribusi merata Pembuluh darah : tidak ada penonjolan
Suhu raba : normotermi Lembab/kering : kering
Keringat : tidak ada Turgor kulit : baik
Lapisan Lemak : tebal, distribusi merata Ikterus : tidak ada
Lain-lain :- Edema : tidakada
Kepala
Ekspresi wajah : wajar Simetri muka : simetris
Rambut : hitam, distribusi merata
Mata
Exophthalamus : tidak ada
Enopthalamus : tidak ada
Kelopak : tidak ada ptosis dan edema
Lensa : jernih
Konjungtiva : anemis
Visus : penglihatan kabur
Sklera : tidak ikterik
Gerakan Mata : normal
Lapangan penglihatan :berkurang
Tekanan bola mata : N/N
Deviatio konjugae : tidak ada
Nystagmus : tidak ada
Telinga
Tuli : tidak ada
Selaput pendengaran : tidak hiperemis
Lubang : tidakdilakukan
Penyumbatan : tidak ada
Serumen : tidak ada
Pendarahan : tidak ada
Cairan : tidak ada
Mulut
Bibir : lembab
Tonsil : tidakdilakukan
Langit-langit : tidak dilakukan
Bau pernapasan : tidak berbau
Gigi geligi : tidak dilakukan
Trismus : tidak ada
Faring : tidak dilakukan
Lidah : tidak kotor
Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP) : normal
Kelenjar Tiroid : normal
Kelenjar Limfe : normal
Dada
Bentuk : normal
Pembuluh darah : normal
Paru-paru
Inspeksi : tidakadakelainan
Perkusi : sonor
Palpasi : tidakadakelainan
Auskultasi : SN vesikuler, rh -/-,wh-/-
Jantung
Inspeksi : tidak ada kelainan
Perkusi : pekak
Palpasi : tidak ada kelainan, ictus cordis teraba dilinea midclav sinistra ICS 4, tidak
kuat angkat
Auskultasi : BJ 1 dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)
Pembuluh Darah
Arteri temporalis : pulsasi teraba, reguler, kuat angkat
Arteri carotis : pulsasi teraba, reguler, kuat angkat
Arteri brakialis : pulsasi teraba, reguler, kuat angkat
Arteri radialis : pulsasi teraba, reguler, kuat angkat
Arteri femoralis : pulsasi teraba, reguler, kuat angkat
Arteri poplitea : pulsasi teraba, reguler, kuat angkat
Arteri tibialis posterior : pulsasi teraba, reguler, kuat angkat
Arteri dorsalis pedis : pulsasi teraba, reguler, kuat angkat
Perut
Inspeksi : Perut tidak tampak mebuncit, tidak ada bekas luka operasi,
Auskultasi : Bising usus (+) N
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, shifting dullness (-), nyeri tekan (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) di suprapubik, murphy sign (-)
Hati : Tidak teraba pembesaran hati
Limpa : Tidak teraba pembesaran hati
Ginjal : Tidak teraba, ballotement (-)
Lain – lain :-
Alat Kelamin : Tidak dilakukan karena tidak ada indikasi
Anggota Gerak
Refleks
Tidak dilakukan.
Kimia darah
Ureum : 140
Kreatinin : 14,3
RINGKASAN
Pasien dengan keluhan demam sejak 7 hari smrs,disertai pusing dan badan terasa
lemas. Pasien juga merasa nyeri diatas kemaluan dan menjalar kepinggang kiri. Terasa panas
diperut dan nyeri saat buang air kecil serta merasa tidak puas. Pasien juga nyeri pada ulu hati,
rasa seperti terbakar didada, sesak nafas terutama saat berbaring, dan rasa pahit dimulut serta
tenggorokan. Pasien memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan gagal ginjal kronik dan akan
menjalankan hemodialisa yang kedua kalinya.
PF : Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang,
Kesadaran : compos mentis,
TTV : TD : 200/110 mmhg, suhu 37,4oC
Lain-lain : kulit warna hitam, konjungtiva anemis, pada palpasi abdomen
terdapat nyeri tekan suprapubik.
PP : Darah Rutin : hemoglobin (7,8 g/dL), hematokrit (23%), trombosit (111.000),
dan terdapat peningkatan ureum (140) dan kreatinin (14,3).
Rencana pengelolaan
Medikamentosa
Transfusi PRC 1 kolf
Levofloksasin 1x 500 mg selama 3 hari
Paracetamol 500 mg
Irbesartan 300 mg tab s1 dd1
Amlodipine 5 mg 1x1
Asam folat tab 2x1
Aminepron tab 2x1
Non Medikamentosa
Istirahat yang cukup
Prognosis
a. Ad vitam : dubia ad bonam
b. Ad functionam : dubia ad bonam
c. Ad sanationam : dubia ad bonam
Follow Up
Tanggal 09 agustus 2018 Tanggal 10 agustus 2018
Jam 13.00 Jam 09.00
S Pasien mengeluh demam, kepala Demam, kepala pusing, mual,
pusing,BAK tidak lancar merasa nyeri tenggorokan terasa sakit, lidah
dan rasa panas saat BAK , terasa pahit,dada sebelah kiri terasa
tenggorokan sakit, lidah pahit, dada panas, tidak bisa tidur, BAK tidak
kiri terasa panas. lancar 1x sehari
Makroskopis urine
Warna urine : Kuning
Kejernihan :Keruh
Kimia urine
Beratjenis : 1.030
Leukosist : 75
pH : 5.0
Protein : Positif 3
Glukosa/reduksi : Positif 2
Keton : Negatif
Bilirubin :Negatif
Eritrosit : Negatif
Nitrit : Negatif
Urobilinogen : Negatif
Mikroskopis urine
Sel epitel : 1-2
Leukosit : Penuh/LPB
Eritrosit : 20-25/LPB
Jamur : Negatif
Bakteri : Positif 1/LPK
Silinder : Negatif
Kristal : Negatif
Kalsiumoksalat : Negatif
Kalsiumfosfat : Negatif
Triple fosfat : Negatif
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Infeksi Kelenjar Asesoris Pria (IKAP)
terjemahan dari MAGI (Male Accessory Gland Infections), karena kedua infeksi ini
sangat erat berhubungan satu dengan lainnya. Pembagian secara tradisional,
klasifikasi ISK berdasarkan gejala klinis, hasil pemerikasaan laboratorium, dan
penemuan mikrobiologis. Secara praktis, ISK dibagi menjadi ISK Non Komplikata ,
ISK Komplikata dan Sepsis. Klasifikasi model berikut ini adalah alat yang digunakan,
baik untuk aktivitas sehari-hari, maupun penelitian klinis.
Tujuan umum klasifikasi ini adalah agar para klinisi dan peneliti mempunyai
suatu alat dan nomenklatur yang terstandarisasi tentang ISK. Panduan yang ada saat
ini, merangkum klasifikasi ISK berdasarkan:
− Infeksi sesuai dengan level anatomis
− Tingkat keparahan infeksi
− Faktor risiko yang mendasari
− Temuan mikrobiologi
Gejala-gejala, tanda-tanda dan hasil pemeriksaan laboratorium dititikberatkan
pada level anatomis dan derajat keparahan infeksi. Analisis faktor risiko berperanan
untuk mendefinisikan terapi tambahan yang diperlukan (misalnya drainase). Infeksi
Sesuai Dengan Level Anatomis Gejala-gejala yang dikelompokkan berdasarkan
infeksi level anatomis, adalah : 1
− Uretra: Uretritis (UR)
− Kandung kencing : Sistitis (CY)
− Ginjal : Pyelonefritis (PN)
− Darah/sistemik: Sepsis (US)
Epidemilogi
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit yang paling sering
ditemukan di praktik umum. Kejadian ISK dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang mengakibatkan
perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. ISK cenderung terjadi pada
perempuan dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan,
kecuali disertai factor predisposisi2.
Menurut penelitian, hampir 25-35% perempuan dewasa pernah mengalami
ISK selama hidupnya. Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada
perempuan. Prevalensi selama periode sekolah (School girls) 1% meningkat menjadi
5 % selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat
mencapai 30% pada laki-laki dan perempuan jika disertai faktor predisposisi2.
Di Amerika Serikat, terdapat >7 juta kunjungan pasien dengan ISK di tempat
praktik umum. Sebagian besar kasus ISK terjadi pada perempuan muda yang masih
aktif secara seksual dan jarang pada laki-laki <50 tahun5. Insiden ISK pada laki-laki
yang belum disirkumsisi lebih tinggi (1,12%) dibandingkan pada laki-laki yang sudah
disirkumsisi (0,11%)4.
Etiologi
Pada umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme (MO) tunggal seperti:2
Eschericia coli merupakan MO yang paling sering diisolasi dari pasien dengan
ISK simtomatik maupun asimtomatik
Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp (33% ISK
anak laki-laki berusia 5 tahun), Klebsiella spp dan Stafilokokus dengan koagulase
negatif
Pseudomonas spp dan MO lainnya seperti Stafilokokus jarang dijumpai, kecuali
pasca kateterisasi
Gambar 1. Bakteri E.Coli, berbentuk basil dan ada
fimbrae
Patogenesis
Patogenesis bakteriuri asimtomatik menjadi bakteriuri simtomatik tergantung dari patogenitas
bakteri sebagai agent, status pasien sebagai host dan cara bakteri masuk ke saluran kemih
(bacterial entry) 2,4.
Peranan Patogenisitas Bakteri (agent)
Tidak semua bakteri dapat menginfeksi dan melekat pada jaringan saluran
kemih. Bakteri tersering yang menginfeksi saluran kemih adalah E.coli yang bersifat
uropathogen.2,4
Strain bakteri E. coli hidup atau berkoloni di usus besar atau kolon manusia.
Beberapa strain bakteri E. coli dapat berkoloni di daerah periuretra dan masuk ke
vesika urinaria. Strain E. coli yang masuk ke saluran kemih dan tidak memberikan
gejala klinis memiliki strain yang sama dengan strain E. coli pada usus (fecal E.coli),
sedangkan strain E. coli yang masuk ke saluran kemih manusia dan mengakibatkan
timbulnya manifestasi klinis adalah beberapa strain bakteri E. coli yang bersifat
uropatogenik dan berbeda dari sebagian besar E.coli di usus manusia (fecal E.coli).
Strain bakteri E.coli ini merupakan uropatogenik E.coli (UPEC) yang memiliki faktor
virulensi. Penelitian intensif berhasil menentukan faktor virulensi E.coli dikenal
sebagai virulence determinalis
Hemolysin
Inhibisi fungsi fagosit
Sekuestrasi besi
Sumber: Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V, 2009,
hal.1010
Bakteri patogen dari urin dapat menyebabkan manifestasi klinis bergantung pada
perlengketan mukosa oleh bakteri, faktor virulensi, dan variasi faktor virulensi2.
2. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis ISK (simtomatologi ISK) dibagi menjagi gejala-gejala
lokal, sistemik dan perubahan urinalisis. Dalam praktik sehari-hari gejala cardinal
seperti disuria, polakisuria, dan urgensi sering ditemukan pada hampir 90% pasien
rawat jalan dengan ISK akut5.
Tabel 5. Simtomatologi ISK
Lokal Sistemik
Disuria Panas badan sampai
Polakisuria menggigil
Stranguria Septicemia dan syok
Tenesmus
Nokturia
Enuresis nocturnal Perubahan urinalisis
Prostatismus Hematuria
Inkontinesia Piuria
Nyeri uretra Chylusuria
Nyeri kandung kemih Pneumaturia
Nyeri kolik
Nyeri ginjal
Manifestasi klinik pada infeksi saluran kemih atas dan infeksi saluran kemih bawah
pada pasien dewasa dapat dilihat pada gambar berikut:
5. Komplikasi2
Komplikasi ISK bergantung dari tipe yaitu ISK tipe sederhana (uncomplicated) dan
ISK tipe berkomplikasi (complicated).
a. ISK sederhana (uncomplicated)
ISK akut tipe sederhana yaitu non-obstruksi dan bukan pada perempuan
hamil pada umumnya merupakan penyakit ringan (self limited disease) dan
tidak menyebablan akibat lanjut jangka lama.
b. ISK tipe berkomplikasi (complicated)
ISK tipe berkomplikasi biasanya terjadi pada perempuan hamil dan
pasien dengan diabetes mellitus. Selain itu basiluria asimtomatik (BAS)
merupakan risiko untuk pielonefritis diikuti penurun laju filtrasi glomerulus
(LFG).
Demam sejak 7 hari SMRS. Demam dirasakan terus menerus, pusing (+) disertai mual
(+). Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah . Nyeri terasa terus menerus. Pasien juga
mengeluh disuria (+), terasa panas, kencing tidak lancar hanya 1x, kencing batu (-),
kencing pasir (-). BAB tidak ada keluhan.
Pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah : 200/110 mmHg, Nadi : 88x/menit, isi dan
tegangan cukup, Frekuensi Respirasi : 20 x/menit, Suhu : 37,4 0C, pada pemeriksaan
abdomen didapatkan nyeri tekan suprapubik (+), CVA -/-.
Nyeri pada suprapubik dan sekitarnya khas terjadi pada pasien dengan ISK. Pada
daerah yang mengalami peradangan akan terasa nyeri apalagi bila daerah tersebut di
tekan. Sedangkan pada pemeriksaan CVA tidak didapatkan hasil yang bermakna, hal ini
dapat menggambarkan bahwa ginjal tidak mengalami peradangan oleh karena batu
maupun penyebab lainnya.
Pemeriksaan urin rutin terdapat bakteri dan warna yang agak keruh.Warna yang agak
keruh tersebut berhubungan dengan adanya bakteri pada urin. Banyaknya bakteri pada
urin menyebabkan tubuh mengaktifkan sel darah putih yang bercampur dengan urin dan
bakteri – bakteri, sehingga didapatkan urin berwarna agak keruh.
DAFTAR PUSTAKA