SECTIO CAESAREA
A. Pengertian
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono,
2009).
dinding uterus.
1
dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari
ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat
panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar
2
4. Bayi Kembar
tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
2) Presentasi muka
terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira
0,27-0,5 %.
3) Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi
3
dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak
belakang kepala.
b. Letak Sungsang
Klasifikasi
secara SC, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul
sempit.
Seksio sesarea yang dilakukan segera pada ibu hamil cukup bulan
D. MANIFESTASI KLINIK
2. Plasenta previa
3. Gawat janin
6. Hipertensi
a. Letak lintang
yang terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan
besar biasa.
cara-cara lain.
b. Letak bokong
1) Panggul sempit
2) Primigravida
5
3) Janin besar dan berharga
c. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara-cara
4) Gawat janin
berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
uterus, distorsia jaringan lunak, plasenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan
untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah
dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek
oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya
sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena
itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri
nyaman.
6
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat
terhadap janin maupun ibu anestesi janin, sehingga kadang-kadang bayi lahir
dalam keadaan henti nafas/apnea yang tidak dapat diatasi dengan mudah.
sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri yaitu keadaan lemahnya
perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta
lahir, sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas
yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yang berlebihan karena kerja
otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran
motilitas yang menurun, maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di
lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka
7
F. Pemeriksaan Penunjang
pembedahan.
2. Pemeriksaan USG
6. Pemeriksaan elektrolit.
G. Penatalaksanaan Medis
adalah :
1. Pemberian cairan
agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh
8
2. Diet
pada 6 - 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
3. Mobilisasi
a. Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 8 jam setelah operasi
untuk dudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu
menghembuskannya.
duduk (semifowler)
sendiri, dan pada hari ke-3 pasca operasi pasien bisa dipulangkan.
4. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
9
5. Pemberian obat-obatan
a. Antibiotik
setiap institusi
c. Obat-obatan lain
6. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
7. Perawatan rutin
10
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
SECTIO CAESAREA
A. PENGKAJIAN
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan
persalinan.
11
4. Pola-pola fungsi kesehatan
perawatan dirinya
c. Pola aktifitas
d. Pola eleminasi
Pada klien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur
karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri pada luka insisi setelah
persalinan
12
f. Pola hubungan dan peran
janhitan dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien
konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
seksual atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
b. Leher
13
Kadang-kadang ditemukan adanya pembesaran kelenjar tioroid,
c. Mata
d. Telinga
e. Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-
f. Dada
h. Genitalia
i. Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
14
j. Ekstermitas
atau ginjal.
k. Tanda-tanda vital
B. Diagnosa Keperawatan
15
D. Intervensi
16
penyedia pelayanan psikologis yang di
- Pernapasan : 14 – 20
x/m
- TD : 90-119/80 MmHg
- N : 60-100 x/m
17
mengatakan memicu ketidakefektifan mekanis
sehingga
memaksimalkan
pertukaran oksigen
didalam paru
e. Auskultasi suara
suara tambahan
f. Berikan
bronkodilator
untuk
mengoptimalkan
pernapasan
18
peran dengan indikator: prasangka, atau
HARS menghambat
kecemasan ansietas
19
untuk berfokus pada napas dalam dan
Nilai Normal :
N : 60-100 x/m
R : 14 – 20 x/m
TD : 90-119/80 MmHg
S : 36,5 – 37,5°Celcius
20
ASI 4. Pengetahuan pemberian mempertahankan
ASI keberhasilan
a. Mempertahankan menyusui
b. Menggambarkan meningkatkan
cairan.
f. Sediakan informasi
tentang keuntungan
Pemberian ASI
21
tentang indikasi SC berhubungan dengan
e. Hindari harapan
yang kosong
f. Diskusikan
perubahan gaya
diperlukan
g. Instrusikan pada
dan gejala
basa b. meningkatkan
22
c. Hidrasi keseimbangan cairan
obat intravena
23