Anda di halaman 1dari 19

 

 
 

BUKU PANDUAN
PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT

Pola Hidup Bersih dan Sehat: Halaman 1


 
 
 

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


DI SEKOLAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR
Oleh: dr Imas Hotimah

I. LATAR BELAKANG

Menurut teori HL Blum derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu


lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Masyarakat
diharapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan
dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri
serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Harapan tersebut dapat terwujud apabila masyarakat diberdayakan


sepenuhnya dengan segala daya yang dimiliki untuk dapat merapkan
PHBS dalam kehidupan sehari-hari baik itu dimulai dari rumah tangga,
sekolah, tempat kerja dan tempat umum.

II. PENGERTIAN

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang


dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya.

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah kesadaran untuk mempraktekan


perilaku bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari baik itu di
lingkungan rumah tangga, sekolah, perkantoran dan tempat umum.

Perilaku hidup bersih dan sehat masih sulit dilakukan. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor :

1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang


pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
2. Kurangnya penyuluhan dari petugas kesehatan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat serta manfaatnya
3. Kurangnya sarana umtuk mewujudkan pola hidup bersih dan sehat
yang disediakan oleh pihak terkait (pemerintah)

Pola Hidup Bersih dan Sehat: Halaman 2


 
 
 

III. TUJUAN PHBS

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat


2. Terhindar dari penyakit terutama penyakit berbasis kesehatan
lingkungan
3. Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat

IV. 5 TATANAN PHBS

1. Tatanan rumah tangga


2. Tatanan institusi pendidikan (sekolah)
3. Tatanan tempat kerja
4. Tatanan institusi kesehatan
5. Tatanan tempat umum

V. TATANAN PHBS DI SEKOLAH

Menurut UU No 23 pasal 45 tahun 1992 tentang kesehatan menegaskan


bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalm lingkungan hidup sehat
sehingga mereka dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis
dan optimal.

Lingkungan sekolah adalah salah satu kesatuan lingkungan fisik, mental


dan sosial dari sekolah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga
dapat mendukung proses belajar mengajar dengan baik dan menunjang
proses pertumbuhan dan perkembangan murid secara optimal.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebersihan di sekolah:

1. Kondisi atap dan talang


Kondisi atap dan talang yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat
menjadi tempat perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini dapat
menimbulkan terjadinya penyebaran dan penularan penyakit demam
berdarah dan leptospirosis.

2. Kondisi dinding
Dinding yang tidak bersih dan berdebu dapat menimbulkan gangguan
pernafasan seperti asma dan penyakit saluran pernafasan.

3. Kondisi lantai
Lantai yang tidak rata, licin dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Lantai yang tidak kedap air dapat menyebakan lembab sehingga dapat
mengakibatkan berkembang biaknya jamur dan kuman yang dapat
meningkatkan resiko penularan TBC dan infeksi saluran nafas.

Pola Hidup Bersih dan Sehat: Halaman 3


 
 
 

4. Kondisi tangga
Tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti kemiringan,
lebar anak tangga dan pegangan tangga akan menimbulkan
kecelakaan bagi peserta didik. Tangga yang memenuhi syarat adalah
lebar injakan > 30 cm, tinggi anak tangga max 20 cm, lebar tangga >
150 cm serta mempunyai pegangan tangan.

5. Pencahayaan
Kurangnnya pencahayaan alami ke ruang kelas dapat mengakibatkan
berkembang biaknya jamur dan kuman. Selain itu pencahayan yang
kurang dapat menyebabkan ruangan menjadi gelap sehingga
disenangi nyamuk untuk beristirahat.

6. Ventilasi
Ventilasi di ruangan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan
menyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar sehingga ruangan
menjadi pengap dan lembab sehingga memudahkan
berkembangbiaknya bakteri, virus dan jamur yang berpotensi
menimbulkan penyakit TBC dan infeksi saluran nafas.

7. Kepadatan Kelas
Perbandingan jumlah murid dengan ruang kelas yng tidak memenuhi
syarat akan menyebabkan turunnya konsentrasi O2 sehingga
menimbulkan turunnya konsentrasi belajar.

8. Jarak papan tulis


Jarak papan tulis dan murid terdepan <2,5 m akan menimbulkan
gangguan penglihatan pada mata.

9. Ketersediaan tempat cuci tangan


Tangan yang kotor berpotensi menularkan penyakit seperti diare.
Kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan dengan menggunakan air
mengalir akan menurunkan kejadian penyakit diare 30%.

10. Air bersih


Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun kuantitas
diperlukan untuk menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan.
Beberapa penyakit yang disebabkan karena kurangnya kualitas dan
kuantitas air yang tersedia seperti diare, hepatitis dan penyakit kulit.

11. Toilet (kamar mandi/wc)


Bak penampungan air dapat menjadi sarang berkembangbiaknya
nyamuk. Demikian juga toilet yang kurang pencahayaanya dapat
menjadi sarang bersembunyinya nyamuk. Penyakit yang disebabkan
karena toiliet tidak bersih yaitu diare, cacingan dan hepatitis.

Pola Hidup Bersih dan Sehat: Halaman 4


 
 
 

12. Pengelolaan sampah


Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat
menjadi tempat berkembangbiaknya faktor penyakit seperti lalat, tikus
dan kecoa. Sehingga akan menimbulkan penyakit seperti diare dan
leptospirosis.

13. Sarana pembuangan air limbah


Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan akan menimbulkan bau, menggangu estetika dan menjadi
tempat perindukan dan bersarangnya tikus. Sehingga akan
menimbulkan penyakit leptospirosis dan filriasis (kaki gajah).

VI. TOILET YANG BERSIH DAN SEHAT.

Syarat-syarat toilet yang bersih dan sehat:


1. Tersedianya air yang bersih
Air yang bersih adalah:
-­‐ Air yang jernih.
-­‐ Air yang tidak berbau.
-­‐ Air yang tidak berwarna dan tidak berasa / tawar.
Air bersih diperoleh dari sumber :
- Sumur pompa tangan.
- Penampungan air hujan (jika sumber air yang lain tidak ada).
- Mata air yang dirawat atau dari air perpiapaan.
- Sumur gali tertutup.
2. Penerangan cukup.
3. Ventilasi cukup.
4. Lubang jamban sekurang-kurangnya 10 m dari sumber air.
5. Tidak menjadi sarang nyamuk,lalat,lintah,kecoa,dll.
6. Dibersihkan secara teratur.
7. Dinding dan atap bersih serta tidak kotor.
8. Lubang kakus bersih, tidak ada sisa kotoran dan diusahakn selalu
tertutup.
9. Dinding dan dasar bak air bersih dan rutin dibersihkan.
10.Tidak ada air tergenang di lantai .
11. Air limbah mengalir lancar.

VII. PENYAKIT-PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA PERSONAL HIGIEN


YANG KURANG SERTA TOILET YANG TIDAK BERSIH.

1. Scabies
Scabies adalah penyakit yang disebabkan oleh tungau (sarcoptes scabiei)
yang ditandai dengan adanya keropeng dan kegatalan pada kulit.Biasanya
terjadi berkelompok (menular).

Pola Hidup Bersih dan Sehat: Halaman 5


 
 
 

Gejala dari scabies;


1. Gatal pada malam hari.
2. Munculnya benjolan-benjolan kecil di sela-sela jari kaki dan tangan ,derah
kelamin dan pantat serta lipatan-lipaan perut atau ketiak.

Scabies menular dari hewan (tungau) ke manusia bahkan dari manusia ke


manusia.Menular melalui kontak langsung antara penderita dengan orang
lain, melalui pemakaian baju, handuk dan bahan-bahan lain secara
bersamaan dengan penderita. Kulit akan terinfeksi setelah kontak 1 bln atau
lebih dengan penderita.

Scabies dapat diobati di puskesmas atau dokter praktek dan dapat sembuh
jka berobat secara teratur dan melakukan pola hidup bersih dan sehat.
Scabies dapat dicegah dengan cara:

1. Semua yang terangkit diobati bersama-sama.


2. Membersihkan semua tempat yang dicurigai sumber tungau.
3. Melakukan pola hidup bersih dan sehat.

Cara pencegahan:
1. Jemur Kasur diterik matahari.
2. Menghindari kontak dengan penedrita.
3. Mencuci dan menyetrika secara teratur dan bersih baju-baju, handuk,
selimut dan sprei.

2. Diare
Diare adalah penyakit pada saluran perncernaan yang disebabkan oleh
kuman, mikroba atau virus. Ditandai dengan munculnya gejala buang air
besar lebih dari 3 kali dengan konsistensi yang cair. Gejala lain bisa
ditemukan seperti mual, mulas, demam, pusing bahkan muntah. Gejala yang
lebih berat akan mucul jika tidak segera ditangani seperti munculnya
dehidrasi atau kekurangan cairan yang ditandai dengan lemas, pusing,
keringat dingin, bibir kering dan atau kulit keriput. Bahkan bisa menimbulkan
pingsan dan kematian.

Angka kejadian diare bisa dicegah dengan mencuci tangan menggunakan


sabun dan air mengalir setiap akan makan dan sehabis makan. Dengan cuci
tangan angka kejadian diare akan turun 30 %.

3. Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh
virus hepatitis. Terdapat 5 macam hepatitis yaitu A, B, C, D dan E. Hepatitis A
dan E ditularkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Sedangkan
Hepatitis B dan C ditularkan melalui darah yang terkontaminasi. Hepatitis
yang sering ditemukan di sekolah atau pondok pesantren yaitu Hepatitis A.
Virus Hepatitis A terdapat pada feces penderita yang akan tersebar melalui
air atau makanan yang terkontaminasi.

Pola Hidup Bersih dan Sehat: Halaman 6


 
 
 

Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit Hepatitis A:

1. Gejala awal biasanya seperti sindrom flu seperti demam, lemah letih lesu,
pegal-pegal, mual, penurunan nafsu makan serta tidak enak badan.
2. Gejala lanjutan bisa muncul rasa tidak enak di ulu hati, nyeri perut hebat,
demam yang berkelanjutan serta munculnya gejala kuning di mata atau
kulit, warna urin menjadi gelap dan kadang-kadang muncul gatal-gatal di
kullit.

Hepatitis dapat dicegah dengan pemberian vaksin hepatitis. Penularannya


bisa dicegah dengan menjaga personal hygiene serta menerapkan pola hidup
bersih dan sehat di lingkungan sekolah.

VIII . KESIMPULAN

Pola hidup bersih dan sehat sangat penting dalam menciptakan masyarakat
yang sehat. Pola hidup sehat akan terbiasa dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari jika masyarakat dibiasakan hidup bersih dan sehat. Pembiasaan
ini dapat ditumbuhkan melalui kegiatan penyuluhan dan pembinaan mulai
dari pribadi, rumah tangga, sekolah, tempat kerja dan tempat-tempat umum.

Pola Hidup Bersih dan Sehat: Halaman 7


2/5/18  

Apa itu PHBS?


Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)

•  Sekumpulan perilaku yang dipraktikkan


•  Atas dasar kesadaran sebagai Hasil
Pembelajaran
•  Yang menjadikan seseorang / keluarga
dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan
•  Berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat

1  
2/5/18  

Indikator PHBS
Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)

•  Memelihara Rambut selalu rapi dan bersih


•  Berpakaian rapi dan bersih
•  Kuku pendek dan bersih
•  Sepatu bersih
•  Olah raga teratur
•  Memberantas jentik nyamuk
•  Tidak merokok
•  Mengkonsumsi jajanan di kantin sekolah
•  Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
•  Menggunakan air bersih
•  Tidak menggunakan narkoba
•  Jamban sehat
•  Menimbang berat badan
•  Membuang sampah pada tempatnya

Cuci Tangan dengan Baik


Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) di Sekolah

2  
2/5/18  

Buang Sampah pada Tempatnya


Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) di Sekolah

Jajan di Kantin Sekolah


Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) di Sekolah

3  
2/5/18  

Buang Air di Toilet


Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) di Sekolah

Bebas Jentik Nyamuk


Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) di Sekolah

4  
2/5/18  

Olahraga Rutin
Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) di Sekolah

Tidak Merokok
Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) di Sekolah

5  
2/5/18  

Ukur Tinggi & Berat Badan


Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) di Sekolah

Lalu bagaimana kalau tidak


menjaga kebersihan
lingkungan sekolah / rumah?

6  
2/5/18  

SCABIES

Kudis atau Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan


oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan
adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit.

Penyebab Scabies

7  
2/5/18  

Gejala Utama

•  Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari


•  Menyerang manusia secara berkelompok
•  Adanya benjolan-benjolan kecil berwarna merah
pada kulit. Biasanya pada tangan (di sela-sela
jari atau pergelangan tangan), pinggang, daerah
kelamin atau pantat.
•  Menemukan tungau/kutu

Bagaimana Penularannya?

•  hewan ke manusia, manusia ke hewan, bahkan


dari manusia ke manusia
•  lewat kontak langsung maupun tak langsung
antara penderita dengan orang lain, melalui
kontak seksual
•  kulit, baju, handuk dan bahan-bahan lain yang
berhubungan langsung dengan si penderita.

8  
2/5/18  

•  Kulit baru akan bereaksi setelah satu bulan atau


lebih, setelah terkena scabies dan dapat
menular.
•  Bagi yang pernah terinfeksi, kemudian terinfeksi
lagi, maka kulit akan lebih cepat bereaksi
(biasanya dalam waktu satu hari setelah tertular).

Tempat Favorit

•  daerah-daerah lipatan kulit, seperti telapak tangan,


•  kaki, selangkangan, lipatan paha, lipatan perut, ketiak
dan daerah vital.

9  
2/5/18  

Bila terjangkit, bagaimana


mengatasinya? (1)

Terapi:
Minyak gosok dan minyak angin biasanya tidak mempan.

Obat yang mudah didapat:


1. SCABISITE
2. SCABIMITE

cara penggunaan: dioleskan pada hampir seluruh tubuh


[jika bisa] dan biarkan selama 1 hari penuh

Bila terjangkit, bagaimana


mengatasinya? (2)

•  Semua yang terkena wajib diobati


•  Membersihkan semua tempat yang
dicurigai, kasur dijemur, pakaian, selimut
jika bisa dicuci dengan air hangat/panas
•  Memperbaiki pola hidup sehat

10  
2/5/18  

Pencegahan

Jemur Kasur di Terik Matahari

Pencegahan

•  Menghindari infeksi, karena tidak ada


vaksin pencegahnya.
•  Pakaian, handuk, seprai dan barang-
barang yang bersentuhan dengan kulit
sebaiknya sering dicuci dan disetrika untuk
mencegah penularan.

11  
2/5/18  

Selamat Menjadi Duta Sehat

Sebarkan Semangat Hidup Bersih


di sekolah dan lingkungan sekitarmu!

12  

Anda mungkin juga menyukai