Skripsi
Oleh :
NAZARWIN SAPUTRA
106104003504
JAKARTA
1432 H / 2011 M
Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan HIV AIDS dengan Metode Curah Pendapat
dan Ceramah Menggunakan Media Audio Visual Terhadap Pengetahuan Siswa SMAN 4
Tangerang Selatan.
ABSTRAK
epidemik HIV AIDS. Di Indonesia pada tahun 2010 terdapat peningkatan jumlah kasus HIV
AIDS dan kasus terbanyak terdapat pada kelompok umur 20-29 tahun maka langkah preventif
seyogyanya dititik beratkan pada usia di bawah 20 tahun atau masa remaja. Upaya pencegahan
HIV AIDS disini adalah perubahan perilaku melalui pendidikan kesehatan, namun pada
penelitian ini hanya di bahas sampai pengetahuan. Peningkatan pengetahuan bisa terjadi bila
ditunjang dengan metode dan media yang baik maka peneliti lebih menekankan pada metode
Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan HIV AIDS
dengan metode curah pendapat dan ceramah menggunakan media audio visual terhadap
pengetahuan siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Studi ini menggunakan jenis penelitian
quasy eksperimen. Dalam rancangan ini digunakan dua kelompok yaitu kelompok curah
pendapat dan kelompok ceramah dengan media audio visual dengan jumlah sampel 32 responden
yang di bagi menjadi dua maka setiap kelompok memiliki 16 responden. Tehnik sampel dalam
penelitian ini adalah system random sampling. Perlakukan dilakukan dengan satu waktu begitu
juga pretest dan posttest. Analisa data meliputi analisis unvariat dan bivariat dengan
menggunakan uji T.
Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum
dan setelah intervensi pendidikan kesehatan HIV AIDS pada kelompok siswa yang mendapatkan
intervensi pendididkan kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat (Pvalue = 0,000).
Ada perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum dan setelah intervensi pendidikan
kesehatan HIV AIDS pada kelompok siswa yang mendapatkan intervensi pendididkan kesehatan
HIV AIDS dengan metode ceramah dengan media audio visual (Pvalue = 0,000). Tidak ada
perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat dan
ceramah dengan audio visual siswa SMAN 4 Tangerang Selatan (Pvalue = 0,566). Nilai
efektivitas kelompok curah pendapat adalah 100%. Sedangkan jumlah responden yang
mengalami peningkatan pengetahuan pada kelompok ceramah dengan media audio visual
sebanyak 15 orang, maka nilai efektivitas pada kelompok ini adalah 93,75 %. Dengan demikian
selisih efektivitas metode curah pendapat dan ceramah dengan media audio visual adalah sebesar
6,25 %.
Differences Influence of Health Education HIV / AIDS with Brainstorming Method and
Teaching Using Audio Visual Media Studies Students Against SMAN 4 South Tangerang.
ABSTRACT
Teenagers are enough potential support group for the development of HIV-AIDS
epidemic. In Indonesia in 2010 there were an increasing number of HIV-AIDS cases and
most cases are in age group 20-29 years hence preventive measures should put emphasis on
age under 20 years of age or adolescence. HIV-AIDS prevention efforts here is to change
behavior through health education, but in this study only covered up to knowledge. Increased
knowledge can occur when supported by both methods and media, the researchers put more
This study aims to look at differences in the influence of HIV-AIDS health education
with lecture method of brainstorming and use audiovisual media to students' knowledge
before and after treatment. This study used this type of research quasy experiments. In this
design used two groups: group brainstorming and group lectures with audio-visual media
with a sample of 32 respondents who are divided into two, each group had 16 respondents.
Sampling technique in this research is the system of random sampling. Treat done with one
time as well as pretest and posttest. The analysis includes data analysis and bivariate unvariat
The results showed significant difference in knowledge between before and after
HIV-AIDS health education interventions on groups of students who get HIV / AIDS
interventions with health education brainstorming method (p value = 0.000). There are
significant differences in knowledge between before and after HIV-AIDS health education
interventions on groups of students who get HIV / AIDS interventions with health education
lecture method with audio-visual media (p value = 0.000). There was no difference in the
influence of HIV-AIDS health education with lecture method of brainstorming with audio
visual and high school students 4 South Tangerang (pvalue = 0.566). Value of the
effectiveness of group brainstorming is 100%. While the number of respondents who have
increased knowledge on the lecture with audio-visual media as many as 15 people, then the
value of effectiveness in this group was 93.75%. Thus the difference in the effectiveness of
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun (2009), pada akhir
tahun 2008, terdapat 33,4 juta orang hidup dengan HIV (Human imunnodeficiency
virus). Pada tahun yang sama, sekitar 2,7 juta orang terinfeksi HIV, 2 juta orang
yang mencapai 280.000 jiwa. Kasus HIV di Asia Tenggara menduduki peringkat
HIV/AIDS atau Hampir 3.5 juta orang. Diperkirakan 130.000 anak hidup dengan
diperkirakan 200.000 orang terinfeksi virus HIV dan tercatat sebagai penderita baru
dengan HIV dan 230.000 meninggal karena HIV/AIDS di Asia Tenggara. lima
negara yang tercatat sebagai negara yang mempunyai kasus HIV/AIDS mayoritas
Berdasarkan data dari Sub Direktorat AIDS dan Penyakit Menular Seksual
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP &PL) Kemenkes
perkembangan HIV di Indonesia pada periode triwulan kedua tahun 2010 terdapat
provinsi melaporkan hal tersebut yaitu NAD (Nangroe Aceh Darusalam), Sumatera
Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, NTB, Kalimantan Tengah, Sulawesi
Tenggara, dan Maluku Utara. Dengan demikian, sampai tanggal 30 Juni 2010, secara
kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan sejak tahun 1978 berjumlah 21.770 dari 32
provinsi dan 300 kabupaten/kota. Rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan
adalah 3:1 (PP &PL, 2010). Di Tangerang selatan sendiri menurut laporan Dinas
Kesehatan Tangerang Selatan tentang penderita HIV AIDS sampai dengan Juli 2010
terdapat 54 Kasus orang yang menderita HIV AIDS, data tersebut belum termasuk
data kasus penderita lainnya yang berjumlah 43 orang, data tersebut tidak di
simasukkan karena tidak adanya data individu atau data metrik (Dinkes Tangsel,
2010).
Proporsi kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-
29 tahun (48,1%), diikuti kelompok umur 30-39 tahun (30,9%), dan kelompok umur
Proporsi kasus AIDS yang dilaporkan meninggal sebesar 19,0%. Sampai saat ini
HIV/AIDS belum ada vaksin maupun obatnya. Obat yang ada adalah (ARV=Anti
Retroviral Virus) yang berfungsi hanya untuk menekan perkembangan virus (PP
&PL, 2010).
Salah satu program pencegahan HIV AIDS menurut Manual Pemberantasan
terkena infeksi HIV. Pelajar juga harus dibekali pengetahuan bagaimana untuk
HIV. Program untuk anak sekolah harus dikembangkan sedemikian rupa sesuai
dengan perkembangan mental serta kebutuhan mereka, begitu juga bagi mereka yang
berbeda dan bagi penderita tuna netra serta tuna rungu juga harus dipikirkan.
sekolah sebagai salah satu program dari puskesmas sehingga dapat meningkatan
pengetahuan, sikap, dan perilaku para remaja berkaitan dengan pencegahan dan
penularan HIV/AIDS sebab dari data di atas angka tertinggi dari penderita HIV/AIDS
pada umur 20-29. Maka langkah preventif yang harus dilakukan dititik beratkan usia
dibawah 20 tahun atau usia sekolah pada masa remaja. Menurut Tamsuri (2006),
masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Seiring
besar untuk memfasilitasi klien dalam hal ini masyarakat guna memperoleh informasi
tentang HIV AIDS. Edukasi tersebut tentang penyakit, kuratif, preventif. Salah satu
langkah preventif dari pencegahan HIV/AIDS adalah dengan pendidikan kesehatan.
prosesnya menggunakan metode maupun media yang baik. Salah satu metode
pendidikan kesehatan adalah ceramah tanya jawab. Ceramah adalah pidato yang
disampaikan oleh seorang pembicara didepan sekelompok pendengar, metode ini baik
untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah (Notoatmodjo, 2007). Selain
itu curah pendapat, metode ini layaknya diskusi kelompok yang dipandu oleh seorang
memancing dengan suatu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban-
Maka peneliti ingin mencari metode alternatif lain yang diharapkan bisa melibatkan
peserta secara lebih aktif dan dapat lebih meningkatkan pengetahuan peserta.
Menurut Roestiyar (2001) tehnik ceramah adalah cara mengajar yang paling
mencari metode lain yang mempunyai pengaruh yang lebih bermakna dari ceramah.
memancing dengan suatu masalah dan kemudian peserta memberikan jawaban atau
tanggapan. Tanggapan atau jawaban tersebut ditulis dalam flipchart atau papan tulis.
Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh
mengomentari dan akhirnya terjadi diskusi (Notoatmodjo, 2007). Oleh sebab itu
peneliti ingin melihat apakah metode curah pendapat sebagai metode pilihan lebih
sebagai salah satu pilihan metode yang dapat digunakan dalam promosi/pendidikan
kesehatan.
Selain dari pada metode yang baik juga hendaknya ditunjang oleh media yang
cocok dalam proses pendidikan kesehatan agar materi yang disampaikan terserap
dengan baik. Media promosi kesehatan adalah alat yang digunakan oleh pendidik
sebesar 52,97% angka tersebut cukup bermakna untuk menunjukan adanya perubahan
terhadap pengetahuan dan sikap pencegahan AIDS siswa SLTA BPK Penabur
siswa mengenai AIDS dan sikap terhadap pencegahan dan penderita HIV AIDS.
3.0%.
intervensi penyuluhan antara media kartu jodoh dengan media lembar balik terhadap
peningkatan pengetahuan gizi dan faktor yang berhubungan pada balita di kecamatan
Babelan, Kabupaten Bekasi tahun 2008 didapatkan hasil dimana terdapat peningkatan
pengetahuan gizi melalui media kartu jodoh sebanyak 90,47 % ibu balita, sedangkan
kelompok lembar balik hanya sebanyak 80,95 % ibu balita. Berdasarkan penelitian
tidak hanya mengirim informasi lewat visual (booklet), tapi juga ingin mengetahui
meningkatkan pengetahuan.
Tangerang selatan dan SMAN 6 Tangerang Selatan yang dilakukan mulai tanggal 8-
AIDS paling rendah. Oleh sebab itu peneliti akan mengadakan penelitian di SMAN 4
Tangerang Selatan.
dan ceramah tanya jawab menggunakan media audio visual terhadap peningkatan
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
audio visual.
E. Manfaat Penelitian
dengan dengan pelayanan preventif yang baik dapat menekan angka kasus
kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat dan ceramah tanya
siswa.
10
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
2. Tingkatan pengetahuan
a. Tahu (know)
individu.
11
b. Memahami (comprehension)
ketahuinya.
c. Menerapkan (application)
diri (self care), ia harus dapat menerapkan apa yang ia ketahui dalam
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
12
f. Evaluasi (Evaluation)
a. Pengalaman
orang lain.
b. Tingkat Pendidikan
c. Keyakinan
13
d. Fasilitas
e. Penghasilan
sumber informasi.
f. Sosial Budaya
sesuatu.
B. HIV/AIDS
1. Pengertian
Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu infeksi
oleh salah satu dari dua jenis virus secara progresif merusak sel-sel darah
14
2002).
AIDS adalah sindroma penyakit yang pertama kali dikenal pada tahun
1981. Sindroma ini menggambarkan tahap klinis akhir dari infeksi HIV.
-limited mononucleosis-
menunjukkan tanda atau simptom selama beberapa bulan atau tahun sebelum
AIDS yang dikembangkan oleh CDC Atlanta tahun 1982 memasukkan lebih
15
menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk mereplikasikan diri, dalam
proses ini, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit (Ninuk &
Nursalam, 2008)
2. Etiologi
Terdapat 2 jenis virus penyebab AIDS, yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1
paling banyak ditemukan didaerah barat, Eropa, Asia dan Afrika Tengah,
Selatan dan timur. HIV-2 terutama di Afrika Barat (Ratna, 2010). Virus
(HIV-1) dan tipe 2 (HIV-2). Virus-virus ini secara serologis dan geografis
Supaya terjadi infeksi, virus HIV masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel
darah putih yang disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam
DNA sel yang terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada
akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru.
reseptor protein yang disebur CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-
16
sel yang memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T
tahun:
menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang
yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+
dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel
virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu
17
e. Antibody ini terutama ditunjukan untuk melawan HIV dan infeksi yang
4. Penularan
mengandung sel terinfeksi atau partikel virus. Yang dimaksud dengan cairan
tubuh disini adalah darah, semen, cairan vagina, cairan serebrospinal dan air
susu ibu. Dalam konsentrasi yang lebih kecil, virus juga terdapat di dalam air
terkontaminasi.
b. Suntikan atau infus darah yang terkontaminasi, seperti yang terjadi pada
c. Pemindahan virus dari ibu yang terinfeksi kepada anaknya sebelum atau
lender robek atau rusak, seperti yang biasa terjadi pada hubungan seksual
kerusakan pada permukaan kulit. Penularan juga bisa terjadi pada orang seks,
walaupun lebih jarang. Virus pada penderita wanita yang sedang hamil bisa
ditularkan kepada janinnya pada awal kehamilan (melalui plasenta) atau pada
saat persalinan (melalui jalan lahir). Beberapa anak tertular oleh virus ini
melalui penganiayaan seksual. HIV tidak ditularkan melalui kontak biasa atau
kontak dekat yang yang tidak bersifat seksual di tempat kerja, sekolah ataupun
di rumah. Belum pernah dilaporkan kasus penularan HIV melalui batuk atau
yang terinfeksi HIV. Sementara virus kadang-kadang ditemukan di air liur, air
mata, urin dan sekret bronkial, penularan sesudah kontak dengan sekret ini belum
pernah dilaporan. Risiko dari penularan HIV melalui hubungan seks lebih rendah
yang ditularkan melalui hubungan seksual terutama penyakit seksual dengan luka
Determinan utama dari penularan melalui hubungan seksual adalah pola dan
hubungan seks yang tidak terlindung dengan banyak pasangan seks. Tidak ada
bisa menularkan infeksi HIV, risiko penularan melalui seks oral tidak mudah
Dari 15 30 % bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HIV (+) terinfeksi
secara bermakna. Hampir 50 % dari bayi yang disusui oleh ibu dengan HIV (+)
dapat tertular infeksi HIV. Petugas kesehatan yang terluka oleh jarum suntik atau
benda tajam lainnya yang mengandung darah yang terinfeksi virus HIV, angka
20
serokonversi mereka < 0,5 %, lebih rendah dari risiko terkena virus hepatitis B
dan rasa tidak enak badan yang berlangsung 3-14 hari. Sebagian besar gejala
beberapa tahun, gejala lainnya tidak muncul. Tetapi sejumlah besar virus akan
segera ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya, sehingga penderita
penderita bisa mengalami gejala gejala yang ringan secara berulang yang
infeksi atau tumor yang khas untuk AIDS. Gejalanya dapat berupa
hilang timbul, perasaan tidak enak badan, lelah, diare berulang, anemia dan
CD4+ (kurang dari 300 sel/mL darah) atau terjadi infeksi oportunistik (infeksi
oleh organism yang pada orang dengan system kekebalan tubuh yang baik
21
tidak menimbulkan penyakit). Juga bisa terjadi kanker, seperti sarcoma
Gejala-gejala dari AIDS berasal dari infeksi HIV nya sendiri serta
infeksi oportunistik dan kanker. Tetapi hanya sedikit penderita AIDS yang
meninggal karena efek langsung dari infeksi HIV. Biasanya kematian terjadi
pengaruh yang kecil terhadap orang yang sehat, pada penderita AIDS bisa
6. Diagnosa
darah yang disebut tes ELISA. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi
adanya antibody terhadap HIV, hasil tes secara rutin diperkuat dengan tes
yang lebih kuat. Ada suatu periode (beberapa minggu atau lebih setelah
terinfeksi HI) dimana antibody belum positif. Pada periode ini dilakukan
pemeriksaan yang sangat sensitive untuk mendeteksi virus, yaitu antigen P24.
adanya infeksi HIV, maka pada contoh darah yang sama dilakukan tes ELISA
ulangan untuk memastikannya. Juka hasil tes ELISA yang kedua juga positif
22
maka langkah berikutnya adalah memperkuat diagnose dengan tes darah yang
lebih akurat, yaitu tes apusa Western. Tes ini juga bisa menentukan adanya
antibody terhadap HIV, tetapi lebih spesifik dari pada ELISA. Jika hasil tes
Western positif, maka dapat dipastikan orang tersebut terinfeksi HIV (Ratna,
2010).
7. Prognosis
gejala selama lebih dari 10 tahun. Tanpa pengobatan, infeksi HIV mempunyai
resiko 1-2 % untuk menjadi AIDS pada beberapa tahun pertama. Resiko ini
temukan obat-obat terbaru, pada akhirnya semua kasus akan menjadi AIDS
(Ratna, 2010).
dan meningkat angka harapan hidup penderita. Kombinasi beberapa jenis obat
berhasil menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak dapat terdeteksi.
23
AIDS. Sehingga pada saat ini bisa dikatakan bahwa AIDS sudah bisa
b) Seks aman
a) Abstinens
b) Seks aman
24
d) Mencegah kehamilan
e) Memberitahu mitra seksualnya sebelum dan sesudah diketahui
terinfeksi
tubuh
cuci hamakan karena virus ini rusak oleh panas dan cairan desinfektan yang
yang tinggi untuk mencegah dan atau mengurangi perilaku risiko tinggi
25
hubungan seks atau hanya berhubungan seks dengan satu orang yang
diketahui tidak mengidap infeksi. Pada situasi lain, kondom lateks harus
secara vaginal, anal atau oral. Kondom lateks dengan pelumas berbahan
terbukti efektif.
26
tempat untuk melakukan pemeriksaan darah. Faslitas tersebut saat ini telah
tersedia di seluruh negara bagian di AS. Konseling, tes HIV secara
sukarela dan rujukan medis dianjurkan dilakukan secara rutin pada klinik
keluarga berencana dan klinik bersalin, klinik bagi kaum homo dan
kontaminasi HIV pada plasma dan darah. Semua darah donor harus diuji
antibodi HIV nya. Hanya darah dengan hasil tes negatif yang digunakan.
(termasuk bank sperma, bank susu atau bank tulang) yang mengumpulkan
kebijakan ini kepada donor potensial dan tes HIV harus dilakukan
terhadap semua donor. Apabila mungkin, donasi sperma, susu atau tulang
27
negatif setelah masa itu dapat di asumsikan tidak terinfeksi pada waktu
menjadi donor.
dengan teliti apakah ada indikasi medis untuk transfusi. Transfusi otologus
sangat dianjurkan.
i. Hanya produk faktor pembekuan darah yang sudah di seleksi dan yang telah
digunakan.
pembuangan jarum suntik atau semua jenis alat-alat yang berujung tajam
Setiap tetes darah pasien yang mengenai tubuh petugas kesehatan harus
dicuci dengan air dan sabun sesegera mungkin. Kehati-hatian ini harus di
kewaspadaan universal).
gejala sebaiknya tidak mendapat vaksin BCG. Di AS, BCG dan vaksin
28
vaksin MMR (measles-mumps-rubella) dapat diberikan kepada anak
sosial dan ekonomi dari PMS termasuk infeksi HIV/AIDS sehingga tidak
tinggi menjadi 10 %.
29
a. Kegiatan pokok
e) Pelacakan kontak/koseling.
b. Kegiatan pendukung
c) Pelatihan.
C. Pendidikan Kesehatan
30
yang baik dapat menambah hasil positif. Pender juga menjelaskan bahwa
konseling.
arti yaitu sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit dan upaya
-pesan
(Notoatmodjo, 2005).
31
sebagai faktor usaha intervensi prilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor
tersebut.
a. Pengetahuan
percaya diri maupun dorongan dan prilaku setiap hari, sehingga dapat
bahwa prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
b. Sikap
terhadap diri sendiri, orang lain, obyek atau isu-isu. Seseorang terhadap
32
c. Psikomotor / tindakan
terbentuk prilaku baru. Perubahan prilaku dan dalam diri seseorang dapat
kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur, memiliki nilai dan sikap
33
bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis, mengerti dan
Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, arus
informasi dan gaya hidup yang tidak sehat, memiliki tingkat kesegaran
3. Peran perawat.
a. Koordinator.
b. Pemberi pelayanan
34
kecemasan pasien.
c. Edukator
Pendidikan kesehatan merupakan komponen utama pada keperawatan
d. Advokat.
e. Agen perubahan
Perawat bertindak selaku agen perubahan dalam tatanan kerja dan dalam
35
1. Ceramah
Cermah merupakan salah satu metode pendidikan kesehatan yang
biasa di gunakan pada kelompok besar dengan peserta lebih dari 15 orang
dimana sasaran metode ini baik untuk yang berpendidikan tinggi maupun
telah lama dijalankan dalam usaha menularkan pengetahuan secara lisan atau
juga sebagai tehnik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan
begitu juga tehnik ceramah ini mempunyai kekurangan yang perlu dipahami.
36
dapat memusatkan pada peserta didik. Maka dengan kelebihan tersebut jika
Ada beberapa bentuk metode yang dapat membuat agar peserta lebih
diantaranya diskusi kelompok, bola salju, bruzz group, memainkan peran serta
peserta didik melebihi metode yang hanya terdapat komunikasi satu arah
(Notoatmodjo, 2007).
jawaban tersebut ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua
37
pendapat dapat diartikan pula sebagai cara mendapatkan banyak ide dari
sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat. Tujuan dari metode
ini ialah untuk menguras habis, apa yang dipikirkan peserta dalam
tersebut salah atau benar dan tidak perlu disimpulkan, pendidik hanya
perlu komentar atau evaluasi. Peserta yang kurang aktif perlu dipancing agar
38
Roestyar (2001)
Keunggulan Kelemahan
menyatakan pendapat.
dengan masalah.
dapat ditumbuhkan.
dengan baik.
ketinggalan.
pandai saja.
tidak menyimpulkan.
masalah.
39
visual atau verbal (Arsyad, 2002). Media adalah suatu alat yang mempunyai
pembelajar untuk melakukan praktek-praktek yang benar (Boore, 1997 dalam era,
2003). Menurut Notoatmodjo (1993) alat bantu yang dapat digunakan antara lain
alat bantu lihaT (visual), alat bantu dengar (audio) dan alat bantu dengan dan lihat
atau audio visual aids (AVA), sedangkan media tulis dapat berupa poster, leaflet,
mengajar, dimana ada sasaran penyuluhan sebagai siswa dan penyuluh (pemberi
informasi) sebagai guru/ pendidik. Dengan demikian, teori tentang media penyuluhan
40
belajar anak mulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang
Gambar 2.1
Abstrak
Verbal
Simbol
Visual
Audio Visual
Radio
Film
Televisi
Pameran
Karyawisata
Demonstrasi
Pengalaman Dramatis
Pengalaman Tiruan
Pengalaman Langsung
Konkrit
41
F. Penelitian terkait
terhadap pengetahuan dan sikap pencegahan AIDS siswa SLTA BPK Penabur
pengetahuan siswa mengenai AIDS dan sikap terhadap pencegahan dan penderita
kelompok sebaya terhadap pengetahuan dan sikap tentang HIV AIDS pada siswa
rata-rata 3,15.
42
intervensi penyuluhan antara media kartu jodoh dengan media lembar balik terhadap
peningkatan pengetahuan gizi dan faktor yang berhubungan pada balita di kecamatan
Babelan, Kabupaten Bekasi tahun 2008 didapatkan hasil dimana tidak ada perbedaan
pengaruh intervensi penyuluhan antara media penyuluh kartu jodoh dengan media
lembar balik terhadap peningkatan pengetahuan gizi pada ibu balita di kecamatan
pengetahuan gizi melalui media kartu jodoh sebanyak 90,47 % ibu balita, sedangkan
berbagai strategi yang digunakan dibawah bimbingan dan arahan dari guru sehingga
tehnik curah pendapat (brain stroming) dengan yang diberikan secara konvesional
(ceramah).
G. Kerangka Teori
Tujuan dari pada penelitian ini dalah untuk mengetahui sejauh mana perbedaan
pengaruh pendidikan kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat dan
43
Gambar 2.2
Pengetahuan
tentang HIV
AIDS
Faktor internal:
Pendidikan
Persepsi
Motivasi
pengalaman
Faktor eksternal:
Lingkungan
Sosial ekonomi
Kebudayaan
informasi
Muncul masalah
kurang pengetahuan
Proporsi Kumulatif
Intervensi: pendidikan
ceramah menggunakan
proses belajar
psikologis
/sosial
Materi yang dipelajari
Penderita
HIV AIDS
Terapi anti
retro viral
44
BAB III
A. Kerangka Konsep
penelitian ini. Pada penelitian ini hanya faktor informasi yang akan ditelti. Faktor
45
Gambar 3.1
Ket:
menggunakan media audio visual dan variabel persepsi, motivasi dan pengalaman
1) Persepsi
2) Motivasi
3) Pengalaman
informasi kesehatan
1) curah pendapat
Pengetahuan
46
B. Hipotesis
C. Definisi operasional
No Variabel Sub
Variabel
Definisi
operasional
1 Pengetahuan siswa
tentang HIV/AIDS
Pengertian
dan
penyebab
Hal-hal
mendasar yang
dimengerti
siswa tentang
pengertian dan
penyebab dari
HIV/AIDS yaitu
sejenis virus
Kuesioner
Numerik
47
yang
menurunkan
kekebalan tubuh
manusia, yang
termasuk ke
dalam golongan
retrovirus, dan
dapat ditemukan
dalam cairan
tubuh manusia
Tanda dan
gejala
1. Pengetahuan
siswa tentang
tanda
seseorang
terkena
HIV/AIDS
2. Pengetahuan
siswa tentang
gejala
HIV/AIDS
Kuesioner
Numerik
Pencegahan Hal-hal
mendasar yang
dimengerti
siswa tentang
pencegahan
HIV/AIDS
termasuk
Kuesioner
Numerik
48
penggunaan
kondom untuk
mencegah
penularan
melalui
hubungan seks
Penularan Hal-hal
mendasar yang
dimengerti
siswa tentang
cara penularan
HIV/AIDS yaitu
terjadinya
karena melalui
hubungan
seksual,
transfusi darah,
Kuesioner
Numerik
49
2 Metode ceramah
visual
pendapat
50
51
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
menggunakan metode quasy eksperimen. Evaluasi atau post test dilakukan setelah
melakukan intervensi dengan hari yang sama. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
bias. Jika evaluasi dilakukan pada hari yang berbeda, dikhawatirkan faktor lain
penelitian.
52
Catatan : pengukuran setelah intervensi (posttest) dilakukan pada hari yang sama
dengan intervensi
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang
akan diteliti (Hidayat, 2008). Populasi peneliti adalah seluruh siswa SMAN 4
Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
(t 1)(r
r = jumlah replikasi
53
(t 1)(r
dan 16 orang untuk kontrol. Agar tidak terjadi subyektivitas serta bias baik
C. Tempat Penelitian
system random di setiap sekolah disertai dengan format inform concent. Maka
D. Waktu penelitian
54
E. Etika penelitian
1. Prinsip etik
a. Self determinan
b. Anonymity
c. Confidentiality
dilakukan responden.
55
F. Instrumen penelitian
1. Kuisioner
pengumpulan data ada dua macam yang terdiri dari: A berisi data
dan kelas responden, namun data ini tidak diolah hanya untuk
jawaban benar dari instrument B diberi nilai 1, jika jawaban salah diberi
nilai 0.
videostudio pro X3. Sumber utama didapatkan dari web side Komisi
a. Pengantar
56
1. Validitas
data. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam hal ini kuisioner)
30 orang.
Bila r hitung lebih besar dari r tabel H0 ditolak artinya variabel valid
Bila r hitung lebih kecil dari r tabel H0 diterima artinya variabel tidak
valid.
pertanyaan nomor ( 1, 2, 3, 6, 8, 12, 13, 15, 16, 17, 22, 23, 26, 27, 30, 32,
35, 36, 37 dan 40) dan pertanyaan kuesioner (valid) inilah yang dijadikan
57
2. Reliabilitas
hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama.
Uji validitas dan reabilitas ini akan dilakukan setelah seminar proposal
saran, kritik maupun koreksi dari para penguji di saat seminar proposal
nilai alpha minimal 0,7. Uji reabilitas ini sendiri menggunakan model
0,724, untuk pertanyaan tanda dan gejala HIV AIDS adalah 0,738, untuk
dan konsep serta materi penyuluhanya agar tidak terjadi kesalahan dalam
58
1. Prosedur administrasi
Selatan.
penelitian.
informed consent.
59
yang relevan
60
validasi.
3. Prosedur intervensi.
61
c. Pelaksanaan pendidikan kesehatan HIV AIDS metode ceramah
pendapat (terlampir).
I. Pengolahan Data
a. Editing
62
b. Coding
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam
satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti
c. Entry data
d. Cleaning data
yang sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak, sehingga data
siap dianalisa.
J. Analisa Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
adalah:
kelompok.
artinya ada
perbedaan/ ada hubungan, namun sebaliknya bila Pvalue > 0,05
64
BAB V
HASIL PENELITIAN
HIV AIDS dengan metode curah pendapat yang berasal dari kelas X-6 dan 16
responden yang diberikan intervensi pendidikan kesehatan HIV AIDS dengan metode
ceramah dengan media audio visual yang berasal dari X-2. Penelitian ini dilakukan
tanggal 4 hingga 14 Februari 2010 dan pada saat hari pelaksanaan intervensi
belajar mengajar) yang telah diberikan izin sebelumnya oleh pihak sekolah. Intervensi
tersebut dilakukan dengan satu waktu. Penelitian tersebut diawas oleh guru yang
Jalan WR. Supratman No. 1 kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan dengan
nomor statistik sekolah 301300410010. Sekolah tersebut dibuka pada tahun 1994
adalah 1062 siswa yang terdiri dari 505 laki-laki dan 557 perempuan. Untuk
siswa kelas X berjumlah 374 siswa yang terdiri dari 174 laki-laki dan 200
perempuan. Untuk siswa kelas XI berjumlah 350 siswa yang terdiri dari 166 laki-
65
laki dan 184 perempuan. Untuk kelas XII berjumlah 348 siswa yang terdiri dari
tersebut dalam kondisi baik dengan jumlah luas ruangan 3173 m2 yang terdiri
keterampilan, ruang UKS, koperasi, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang TU,
ruang BP/BK, WC guru, ruang ibadah, ruang penjaga sekolah, kantin, ruang
yang terdiri dari ruang teori dan praktek terdapat 100 komputer, 2 printer, 3 LCD,
1 lemari, 2 TV/audio, 675 meja pesarta didik, 1073 kursi peserta didik dan 2
sekolah dibantu dengan 6 wakil kepala sekolah yang merangkap sebagai guru, 57
guru mata ajar dan 19 tenaga administrasi. Tenaga guru sendiri terdiri dari guru
tetap berjumlah 46 yang terdiri dari 18 laki-laki dan 28 perempuan, guru tidak
66
B. Analisis Univariat
visual
kedua kelompok baik curah pendapat maupun ceramah dengan audio visual
Tabel 5.1
Curah
pendapat
Ceramah
audio
visual
pendidikan kesehatan HIV AIDS untuk metode curah pendapat adalah 6.0313
(95 % CI: 5.6612 - 6.4013), median 6.25 dengan standar deviasi 0.6944. Nilai
terendah adalah 5 dan yang tertinggi 7. Dari hasil estimasi interval dapat
67
visual adalah 6.25 (95 % CI: 5.7539 - 6.7461), median 6.25 dengan standar
deviasi 0.93095. Nilai terendah untuk kelompok ceramah dengan audio visual
sebelum intervensi pendidikan kesehatan HIV AIDS adalah 4.5 dan yang
AIDS dengan metode ceramah dengan audio visual pendapat adalah diantara
kedua kelompok baik curah pendapat dan ceramah dengan audio visual
kedua kelompok baik curah pendapat dan ceramah dengan audio visual dapat
Tabel 5.2
Curah
pendapat
Ceramah
audio
visual
68
pendidikan kesehatan HIV AIDS untuk metode curah pendapat adalah 7.5313
(95 % CI:7.2481 - 7.8144), median 7.5 dengan standar deviasi 0.53131. Nilai
terendah adalah 7 dan yang tertinggi 8.5. Dari hasil estimasi interval dapat
visual adalah 7.5938 (95 % CI: 7.0330 - 8.1545), median 8.0 dengan standar
deviasi 1.05228. Nilai terendah untuk kelompok ceramah dengan audio visual
AIDS dengan metode ceramah dengan audio visual pendapat adalah diantara
C. Analisis Bivariat
1. Uji Normalitas
69
Tabel 5.3
Pada uji normalitas diatas didapat pula pada uji pretes curah
Pretes
Postes
16
16
6.0313
7.5313
0.694
0.5313
1.001
0.865
70
Tabel 5.4
Ceramah audio
visual
(2-tailed
Pretes
Postes
16
16
6.25
7.59
0.93
1.05
0.423
0.851
0.994
0.464
Hasil uji dapat dilihat pada nilai pretes ceramah audio visual
normal.
Pada uji normalitas diatas didapat pula pada uji pretes ceramah
dengan audio visual harga signifikan yang ada besarnya adalah 0.994,
71
Tabel 5.5
Visual
Metode P value N T
Curah Pendapat
0,0001
0,0001
16
16
-9,487
-6,177
adanya pertambahan pengetahuan dimana nilai pretes lebih kecil dari pada
curah pendapat bernilai -9,487 dan ceramah menggunakan medio audio visual
-6,177.
72
Visual
pada dua kelompok. Metode tersebut pada kelompok pertama adalah curah
pendapat dan kelompok kedua adalah ceramah dengan media audio visual.
Tabel 5.6
Curah pendapat
1.5000
1.3438
0.63246
0.87023
0.566 16
16
selisih skor pengetahuan HIV AIDS sebelum dan setelah penyuluhan adalah
1,5 poin dengan standar deviasi 0,632. Sedangkan pada kelompok ceramah
dengan media audio visual rata-rata selisih skor pengetahuan HIV AIDS
sebelum dan setelah pendidikan kesehatan adala 1.34 poin dengan standar
deviasi 0.87.
Untuk mengetahui uji mana yang kita pakai, dapat dilihat dari uji
kesamaan varian melalui uji levene. Pada nilai p dari levene test, nilai p>
alpha (0,05) varian sama jka p < alpha maka varian berbeda. Dari uji ini
perbedaan antara rata-rata selisih skor pengetahuan HIV AIDS sebelum dan
74
pengetahuan HIV AIDS yang bermakna atau tidak ada perbedaan pengaruh
curah pendapat dengan ceramah dengan media audio visual (Pvalue = 0,566).
75
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
pada kelompok ceramah dengan media audio visual adalah 6.25. Dengan
demikian selisihnya hanya sebesar 0,22. Dari hasil ini dapat disimpulakan
fatmawati 2008 dimana rata-rata skor pengetahuan tahap awal pada kelompok
75
sesama responden.
setelah dilakukan pendidikan kesehatan sudah sangat baik. Skor yang paling
dengan media audio visual 7,5938 dengan standar deviasi 1,052. Menurut
75
berpengaruh pada penyuluhan adalah penyuluh, materi yang diberikan, media
menarik dilihat dari antusias responden, media pada metode ceramah pun
satunya HIV AIDS. Penyuluh pada penelitian ini berusaha untuk membuat
lebih aktif responden baik di kelompok curah pendapat dan ceramah dengan
untuk berfikir lebih dalam, agar lebih menarik dalam pelaksanaan intervensi
dan mempunyai kemauan untuk lebih ingin tahu terhadap materi yang
ceramah dengan media audio visual yang membuat responden ingin bertanya
berupa tepuk tangan oleh penyuluh yang diikuti oleh responden yang lain dan
dan lebih hangat penyuluh selingi dengan canda maupun lawakan cerdas.
75
B. Analisis Bivariat
boleh diberi komentar oleh siapa pun. Baru setelah selesai tiap anggota
75
Pada uji normalitas tersebut didapat pula informasi bahwa pada uji
pretes curah pendapat harga signifikan yang ada besarnya adalah 0.269,
pengetahuan siswa tentang HIV AIDS pada pretest adalah 6,0313 dengan
siswa adalah 7,7313 dengan standar deviasi 0,5313. Dari tabel diatas kita
Hasil uji T dependen didapatkan nilai p=0,000. Nilai ini lebih kecil
75
rata skor pengetahuan gizi sebesar 6,57 poin. Hasil uji T Dependen
(Pvalue = 0,000).
75
Audio Visual
(Roestyah, 2001).
Pada uji normalitas diatas didapat pula pada uji pretes ceramah
dengan audio visual harga signifikan yang ada besarnya adalah 0.994,
75
uji T.
adalah 6,25 dengan standar deviasi 0,93. Pada saat posttest didapat rata-
rata pengetahuan siswa adalah 7,59 dengan standar deviasi 1.05. Dari tabel
Hasil uji T dependen didapatkan nilai p=0,000. Nilai ini lebih kecil
audio visual.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Ernawati (2008) dimana
peningkatan yang bermakna dimana rata-rata skor pretes adalah 71,21 dan
pengetahuan.
75
Kelompok
siswa (selisih skor pegetahuan HIV AIDS sebelum dan setelah intervensi
visual rata-rata selisih skor pengetahuan HIV AIDS sebelum dan setelah
0,16.
75
75
diterima dan ini pada gilirannya ditentukan oleh sifat dan mutu
sejalan dengan hasil uji statistik pengetahuan HIV AIDS siswa pada
satunya ada faktor lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini yang
75
efektif dari pada ceramah. Pada penelitian ini hampir sama dengan
visual.
88
BAB VII
A. Kesimpulan
kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat adalah 7 dan skor
kesehatan HIV AIDS dengan metode ceramah dengan media audio visual
adalah 8 skor dan skor terendah 4,5 dengan nilai rata-ratanya adalah 6,25.
3. Skor pengetahuan tertinggi setelah dilaksanakan intervensi pendidikan
kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat adalah 8,5 dan skor
kesehatan HIV AIDS dengan metode ceramah dengan media audio visual
adalah 9 skor dan skor terendah 6 dengan nilai rata-ratanya adalah 7,59.
89
metode curah pendapat dan ceramah dengan audio visual siswa SMAN 4
efektivitas metode curah pendapat dan ceramah dengan media audio visual
adalah sebesar 6,25 %.
B. Saran
kesehatan dimana metode curah pendapat dan ceramah dengan media audio
90
responden.
tapi juga dapat dilakukan pula beberapa hari setelah intervensi, apakah
tersebut.
C. Keterbatasan Penelitian
antara lain karena responden mengetahui bahwa mereka sedang diteliti dan
91
peneliti menekankan pada siswa bahwa hasil nilai pretes dan postes tidak
Untuk itu pengawasan pelaksanaan pretes dan postes dibantu oleh guru yang
AIDS.
mengambil dua kelas dengan pertimbangan dari pihak sekolah maka setiap
kelas diberikan intervensi pada jam yang sama. tetapi peneliti hanya
bias pada penelitian ini. Tetapi pada kenyataan dilapangan pendidik juga
satu kelas. Hal ini yang mungkin menjadikan hasil penelitian ini tidak ada
perlakuan.
diteliti dalam penelitian ini. Hal tersebut adalah salah satu hal yang membuat
penelitian ini tidak ada beda dan merupakan keterbatasan ataupun kelemahan
92
DAFTAR PUSTAKA
Bantarti, Wisni. Pengaruh pendidikan kesehatan kelompok sebaya terhadap pengetahuan dan
sikap tentang HIV AIDS pada siswa siswi SMU di Kotamadya Depok. Tesis. Depok:
pengetahuan wanita yang beresiko di rumah sakit fatmawati Jakarta. Tesis. Depok: FIK
UI 2008
Green, Lawrence dan Frances Marcus Lewis. Measurement and evaluation in Health Education
Hidayat, Aziz Alimul. Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika. 2008
Marriner ,Ann and Alligood. Nursing theory and their work. USA: Mosby
Elsevier. 2006
93
Mulyani, Enung. Pengaruh pendekatan konstruktivisme dengan tehnik brain stroming terhadap
Notoatmodjo, Soekijo. 1988. Pengaruh metode permainan dan ceramah dalam pendidikan gizi
masyarakat terhadap status gizi anak balita. Disertasi. Depok: FKM UI. 1988
Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2003
Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta. 2005
Notoatmodjo, soekodjo. kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: rineka cipta. 2007
Nurafitrianthie, rosyari. Perbedaan pengaruh intervensi penyuluhan antara media kartu jodoh
dengan media lembar balik terhadap peningkatan pengetahuan gizi dan faktor yang
berhubungan pada ibu balita di kecamatan Babelan, kabupaten Bekasi. Skripsi. Jakarta:
Nursalam, dkk. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: salemba medika.
2008
Pender, 2003. Most Frequently Ask Question About The Health Promotion Models and my
2008
Plianbangchang, samlee. World Aids Day, Toward Universal Access, need to do more. WHO:
Saefullah. Perbedaan pengetahuan antara kelompok ibu hamil yang mendapat penyuluhan gizi
94
tanpa intervensi dan kelompok ibu hamil dengan intervensi di puskesmas kecamatan
Salmah, Sjarifah. Pengaruh metode permainan dan ceramah terhadap pendidikan kesehatan
______ ,. Laporan triwulan situasi perkembangan HIV AIDS di Indonesia sampai dengan 30
Juni 2010 Kementrian Kesehatan RI. Diakses pada tanggal 24 September 2010 dalam
www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/1219-
perkembangan-hivaids-di-indonesia-sampai-juni-tahun-2010.pdf
_____,. Laporan penderita HIV AIDS Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sampai Juli
______,. Panduan Pedoman Usaha kesehatan sekolah. Jakarta: Tim pembina usaha kesehatan