Anda di halaman 1dari 1

TUJUAN

Mengetahui bagaimana tipe kontraksi isokinetic bekerja pada otot.

PRINSIP KERJA
Memahami system kerja kontraksi otot isokinetic dengan menerapkan alat pegas
terhadap otot.

ALAT YANG DIBUTUHKAN


Chest expander puller yang digunakan sebagai alat pegas untuk melihat kinerja
otot dalam kontraksi isokinetic.

TATA KERJA
1. Untuk melihat bagaimana kerja otot dalammelakukan kontraksi secara
isokinetic, orang percobaan (OP) diperlukan untuk menarik kedua ujung
chest expander puller hingga pada tingkat renggang yang mampu
didukung oleh otot OP.
2. Proses ini dilakukan dengan OP dalam posisi berdiri tegak dengan kedua
tangan yang tegak lurus dengan posisi tubuh, dengan ini kontraksi
ditanggung oleh otot dada.
3. Dilakukan observasi terhadap beragam OP untuk melihat perbedaan
kemampuan kontraksi isokinetic pada masing-masing OP, serta
menganalisis kinerja kontraksi isokinetic.

KONTRAKSI ISOKINETIC
Kontraksi isokinetic merupakan tipe kontraksi otot yang memiliki kecepatan
konstan
 Dalam menarik chest expander puller pertama kali akan dirasakan
sulitnya merenggangkan alat pegas.
 Namun, ketika alat pegas dalam panjang maksimum, maka semakin
mudah seseorang merenggangkan/menahan beban dari tarikan alat
pegas.
 Hal ini membuktikan adanya hubungan antara jarak antara alat pegas
yang ditarik dengan sifat kontraksi isokinetic yang berkecepatan konstan
yaitu:
1. Semakin kecil beban yang perlu ditanggung otot, kecepatan fiber
pada otot akan semakin besar.
2. Semakin besar beban yang perlu ditanggung otot, kecepatan fiber
otot akan semakin berkurang.
 Dapat dikatakan bahwa relasi kecepatan memendeknya otot dengan
kecepatan pada intinya. Seberapa lama proses cross bridge fiber otot
menanggung kekuatan dari beban. (Gun w g ngerti bag ini)-> grafik
prlu g sih?
 Dalam menarik alat pegas akan sangat susah dan lambat menurut
pengamatan yang telah dilakukan, namun akan semakin mudah pada otot
yang sudah terlatih kemampuannya dalam menahan beban.

Anda mungkin juga menyukai