PEMBAHASAN
beberapa kesenjangan antara teori dengan yang dihadapi dilapangan. Adapun hal
1. M1 - Ketenagaan
sebagai ketua Tim, dan 12 orang perawat pelaksana, sehingga dinilai belum
71
2. M2 Material
yang terdiri atas alat, jaringan dan sistem yang membuat suatu bangunan
Tahun 2016. Daftar inventaris yang telah dibuat kemudian diserahkan kepada
Irina C (Neuro).
3. M3 - Method
a. Timbang Terima
dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggung jawab tentang pasien dari
perawat yang satu ke perawat yang lain. tujuan dari handover adalah
(Rowland, 2011).
menjadi pedoman para perawat ruangan untuk melakukan operan. Isi dari
72
operan yang sesuai standar adalah nama klien, umur, diagnosa medis,
dari isi operannya yang belum sesuai standar, beberapa perawat juga ada yang
operan/timbang terima, memberikan pre dan post test serta melakukan role-
play operan shift setiap harinya dan melibatkan para perawat di ruangan.
terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini tentu dapat dicapai
melalui komunikasi yang efektif antar perawat. Timbang terima pasien harus
lengkap tentang tindakan mandiri dan kolaboratif yang telah dilakukan serta
73
b. Pre dan Post Conference
pelaksana pre conference dapat dilakukan secara individual atau grup sesuai
pasien. Hasil post conference sebagai dasar untuk operan tugas pada shift jaga
Dari hasil pengkajian yang dilakukan diperoleh bahwa pre dan post
operasional prosedur (SOP), beban kerja perawat ruangan yang tinggi dan
juga beberapa perawat mengatakan bahwa waktu pergantian shift tidak selalu
tepat waktu dikarenakan beberapa perawat sering datang tidak tepat waktu
74
Implementasi yang dilakukan adalah dengan memberikan materi
dengan tujuan sebagai penyegaran kembali atau recall memory mengenai pre
dan post conference, memberikan pre dan post test serta melakukan role-play
pre dan post conference setiap harinya dan melibatkan para perawat di
c. Ronde Keperawatan
keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau
katim, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh
pasien dengan kasus-kasus baru atau langka. Adapun manfaat dari ronde
75
kerjasama antar tim kesehatan, perawat dapat melaksanakan model
melakukan ronde keperawatan selama ini. Maka dari itu, mahasiswa Profesi
yang diikuti oleh perawat serta kepala ruangan. Kasus yang dibahas dalam
ronde keperawatan ini adalah seorang klien yang dirawat di Ruang Apel
Dunda Limboto. Mahasiswa keperawatan juga dalam hal ini bermain peran,
asosiet dan sebagai konselor. Kegiatan dimulai dari salam pembuka oleh
atau konselor atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana
76
keperawatan selanjutnya. Hasilnya ronde keperawatan berjalan dengan sangat
lancar dan efektif. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan ronde
berdiskusi.
d. Supervisi
jumlah pasien dan kategori pendidikan serta pengalaman staf diunit yang
keperawatan yang dilakukan oleh Katim dan perawat pelaksana. Dan bila ada
77
perawat yang tidak melakukan tugas dengan baik akan mendapat teguran dari
Kepala ruangan.
supervisi, memberikan pre dan post test serta melakukan role-play supervisi
efektif.
e. Discharge Planning
pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan
(Novuluri, 2015).
78
rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat
keluarga.
kontinu.
79
kliennya, namun pelaksanaannya belum terlalu optimal. Setelah dilakukan
angka kejadian tidak diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada pasien
selama dirawat di rumah sakit sehingga sangat merugikan baik pasien itu
sendiri maupun pihak rumah sakit. KTD bisa disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain beban kerja perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang
2) Bahwa suatu area pelayanan ternyata tidak memenuhi standar klinik atau
80
4) Ketidaksepadanan antarunit pelayanan kesehatan (misalnya, pemerintah
dengan swasta).
Salah satu tahap kewaspadaan standar yang efektif dalam pencegahan dan
Dari hasil observasi yang dilakukan selama 6 hari sejak tanggal 6 -10 Juni
hygiene oleh perawat di ruangan sudah lebih baik. Perawat melakukan hand
kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan menurut Tietjen, et.al. (2004)
adalah metode paling mudah, murah dan efektif dalam pencegahan infeksi
81
Sentralisasi obat di ruang Irina C, baik obat – obatan oral maupun obat
injeksi sudah berada di nurse station yang sudah ditempatkan pada tempat obat
yang sesuai dengan nama pasien. Alur sentralisasi obat adalah obat diresepkan
kembali kepada perawat yang ada di nurse station dan diletakkan ditempat obat
belum ada format persetujuan tentang sentralisasi obat baik oleh pasien
sekiranya format yang dibuat dapat disetujui dan digunakan oleh pihak Rumah
Sakit.
82