Anda di halaman 1dari 16

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan
Arsitektur Metafora

B. Esensi Judul
Redesain museum mempunyai pengertian merancang kembali dengan
menambahkan atau mengurangi bagian tertentu atau merencanakan dan
merancang secara keseluruhan sebuah bangunan. Pendekatan metafora dipahami
sebagai usaha memahami suatu obyek, dalam hal ini adalah wayang yang
diwadahi dalam bangunan Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dan
memunculkannya sebagai sebuah pendekatan arsitektural perencanaan dan
perancangan bangunan.

C. Latar Belakang
1. Pariwisata
Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organization (WTO)
menunjukkan kecenderungan permintaan terhadap pariwisata akan terus
meningkat. Saat ini WTO menyebut pada tahun 2010 total jumlah wisatawan
internasional adalah sebesar 1 milyar orang, dan pada tahun 2010 diperkirakan
akan mencapai 1,6 milyar orang. Permintaan (demand) terhadap pariwisata
harus dipenuhi melalui penyediaan destinasi oleh negara-negara tujuan wisata
dunia jika ingin mendapatkan keuntungan dari sektor ini.
Indonesia sebagai salah satu negara tujuan wisata internasional perlu
menangkap peluang baik ini. Terlebih lagi apabila mengingat sektor
pariwisata memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Indonesia. Sektor pariwisata di Indonesia di sebut-sebut berkontribusi sebesar


5 persen terhadap PDB nasional dan memberikan lapangan pekerjaan bagi
lebih dari 8 juta orang di tahun 2012 (www.tempo.com). Data kunjungan
wisatawan asing ke Indonesia mencapai 7.647.731 di tahun 2011 terus
meningkat menjadi 8.044.462 di tahun 2012 dan 8.802.129 di tahun 2013.
Angka tersebut barulah angka kunjungan wisatawan asing, dan belum
ditambahkan dengan jumlah wisatawan domestik yang melakukan perjalanan
wisata.
Sebagai negara yang mempunyai luas geografis yang cukup besar,
keanekaragaman etnis, suku, maupun budaya, Indonesia tentu memiliki
banyak potensi wisata. Salah satu tujuan wisata favorit di Indonesia adalah
Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta berada pada
posisi 6 dilihat dari jumlah kedatangan wisatawan mancanegara terbanyak
menurut pintu masuk di tahun 2014 (www.bps.go.id) .

Grafik I. 1 Jumlah Wisatawan Domestik dan Asing yang datang ke DIY, 2005-2012 (000
Orang)

Sumber : www.bps.go.id

Jumlah kunjungan ke Daerah Istimewa Yogyakarta selama periode


2005-2012 cukup berfluktuasi dan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
makro maupun faktor eksternal seperti bencana alam. Tercatat sebanyak dua

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kali jumlah kunjungan wisata mengalami penurunan seperti pada tahun 2006
mengikuti dampak dari gempa bumi, serta tahun 2010 sebagai dampak dari
erupsi Gunung Merapi. Namun secara umum jumlah wisatawan mencapai
angka di atas 2 juta orang setiap tahunnya bahkan berada di angka 3.536.000
juta pada tahun 2012 terdiri dari 3.398.000 wisatawan domestic dan 148.500
wisatawan asing. Prestasi tersebut tentu menjadi indikator yang
menggambarkan bergeliatnya kegiatan pariwisata serta perlunya tindak lanjut
melalui upaya pengembangan potensi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Wayang sebagai Potensi Wisata Budaya di Yogyakarta


Daerah Istimewa Yogyakarta sangat identik dengan sebutan Kota
Pelajar dan Kota Budaya khususnya budaya Jawa. Kebudayaan menjadi satu
potensi yang melekat mengikuti keberadaan Kraton Yogyakarta yang masih
eksis hingga saat ini. Salah satu produk budaya yang ada di Yogyakarta adalah
wayang.
Wayang adalah salah satu dari sekian banyak produk budaya berupa
kesenian yang berkembang dan tumbuh bersama masyarakat Jawa. Di mata
para pengamat wayang memiliki nilai lebih dibandingkan dengan seni
lainnya, hal ini dikarenakan seni wayang merupakan kesenian yang
komprehensif yang dalam pertunjukannya memadukan berbagai unsur
kesenian, diantaranya seni karawitan, seni rupa (tatah sungging), seni pentas
(pedalangan), dan seni tari (wayang orang). Disamping fungsinya sebagai
hiburan, kesenian wayang juga memiliki fungsi estetika yang syarat dengan
kandungan nilai yang bersifat sakral. Setiap alur cerita, falsafah dan
perwatakan tokohnya, sampai bentuk wayang mengandung makna yang
sangat dalam. Kandungan nilai inilah yang menjadikan wayang sebagai satu
ikon budaya yang mempunyai pengaruh kuat pada masyarakat. Wayang

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

adalah sebuah budaya esensial bagi masyarakat dan telah menjadi warisan
sejarah budaya bangsa yang perlu dilestarikan (Michael Tirta, 2010).

3. Museum sebagai Wadah Pelestarian Budaya Wayang


International Council Of Museums (ICOM) menyatakan fungsi
museum idealnya adalah sebagai tempat mengumpulkan dan pengaman
warisan alam dan kebudayaan, dokumentasi dan penelitian ilmiah, konservasi
dan preservasi, penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum, pengenalan
dan penghayatan kesenian, visualisasi warisan baik hasil alam dan budaya,
dan cermin pertumbuhan peradaban umat manusia. Secara singkat museum
memiliki fungsi kebudayaan, dan pendidikan di samping fungsi pelestarian,
pameran serta penelitian ilmiah (Ulla Keding Olofsson, 1979). Melihat fungsi
museum di atas idealnya museum bisa menjadi wadah pelestarian budaya
wayang.
Menjadi ironi ketika fenomena permuseuman di Indonesia justru
mengindikasikan rendahnya minat pengunjung untuk berkunjung ke museum.
Jumlah pengunjung museum di Indonesia pertahunnya masih jauh apabila
dibandingkan dengan jumlah pengunjung museum di luar negeri seperti
Prancis, Italia maupun Amerika. Kenyataannya kesediaan dan minat
masyarakat (wisatawan domestic) untuk berkunjung ke museum tidaklah
semenarik minat dan keinginan berkunjung ke tempat-tempat wisata
bernuansa modern seperti mall, pusat hiburan, dan sebagainya (Dwa Gde
Satrya, 2012).

4. Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta


Sebenarnya Yogyakarta telah memiliki sebuah Museum Wayang hasil
dari gagasan Prof. Dr. dr. KRT. Soejono Parwirohusodo. Namun seperti
halnya museum-museum lain di Indonesia, museum ini juga sepi pengunjung.

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Apabila dilihat dari tabel Data Pengunjung Museum di Indonesia 2008-


2010 yang dikeluarkan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI
pengunjung Museum Wayang Kekayon hanya berjumlah 1.414 pada 2008,
3.576 pada 2009 dan 2.215 pada 2010. Angka yang sangat sedikit apabila
dibandingkan dengan keseluruhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Yogyakarta. Meskipun sempat mengalami kenaikan pada 2009 namun jumlah
pengunjung Museum Kekayon kembali menurun pada 2010.
Tabel I. 1 Data Pengunjung Museum di Indonesia 2008 – 2010
No Nama Provinsi 2008 2009 2010
63 Museum Batik DI Yogyakarta 366 595 455
64 Museum Sono Budoyo DI Yogyakarta 20.876 17.926 18.962
65 Museum Wayang Kekayon DI Yogyakarta 1.414 3.576 2.215
66 Museum Benteng Vredeberg DI Yogyakarta 52.571 56.461 58.950
67 Museum Affandi DI Yogyakarta 3.285 6.939 5.614
68 Museum Yogya Kembali DI Yogyakarta 161.935 218.177 152.325

Sumber : Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2010


Selain memang menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung ke
museum sepinya pengunjung Museum Wayang Kekayon bukanlah tanpa
alasan. Berdasarkan evaluasi purna huni yang telah dilakukan oleh penulis
Museum Wayang Kekayon memang tidak representatif lagi sebagai sebuah
museum.

5. Kondisi Museum Wayang Kekayon yang Mendasari Kebutuhan Redesain


Setelah dilakukan Evaluasi Purna terindikasi fasilitas Museum masih
terlampau sederhana untuk mewadahi aktifitas maupun koleksi museum,
masih jauh dari standar minimal bangunan pokok dan penunjang berdasarkan
standar Pedoman Museum Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Sejarah dan Purbakala, 2007. Museum Wayang Kekayon hanya
terdiri dari Ruang Pameran Permanen, Ruang Pameran Temporer, Gudang
Koleksi, Toilet dan Tempat Parkir tanpa fasilitas umum lain.

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain itu, kesan ruang yang aman, nyaman dan menyenangkan belum
dapat kita temui ketika datang kesana. Beberapa alasannya adalah kurangnya
perencanaan landscape sekitar museum yang terkesan belum terencana, semak
dan vegetasi yang tidak tertangani tumbuh liar menimbulkan gangguan
serangga seperti nyamuk. Beberapa bangunan di sisi depan dan belakang
museum juga mengalami kerusakan sehingga tidak bisa difungsikan. Secara
umum kesan yang ditimbulkan oleh Museum Wayang Kekayon tidak
terencana dan terancang dengan baik.
Sungguh menjadi ironi ketika Museum Wayang Kekayon yang
memiliki potensi besar sebagai obyek wisata serta bertujuan sebagai wadah
pelestarian budaya justru dibiarkan dalam kondisi yang memprihatinkan. Hal
inilah yang sebenarnya mendasari perlunya solusi desain untuk
mengembangkan Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta sebagai salah satu
destinasi wisata unggulan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebutuhan untuk
mengoptimalkan kembali fungsi museum serta menarik minat wisatawan
untuk berkunjung merupakan kondisi urgent yang melatar belakangi perlunya
redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta.
Secara singkat, proses redesain diperlukan untuk melengkapi kebutuhan
fungsi museum yang mengemban misi edukatif dan rekreatif, mewadahi
aktifitas maupun koleksi museum, serta perlunya membangun persepsi yang
mengundang ketertarikan wisatawan berkunjung ke museum. Sebagai sebuah
bangunan museum yang secara khusus menyimpan koleksi wayang maka
Museum Wayang Kekayon harus mampu mengekspresikan wayang ke dalam
bentuk bangunan serta memvisualisasikannya menjadi sebuah bangunan yang
monumental untuk mengundang ketertarikan pengunjung. Pendekatan
Arsitektur Metafora sebagai strategi desain diharapkan dapat menampilkan
bentuk bangunan yang dapat memvisualisasikan citra museum sebagai
museum wayang serta memberikan kesan monumental pada bangunan
museum.

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Permasalahan dan Persoalan

1. Permasalahan
a. Proses Redesain Museum Wayang Kekayon Yogyakarta sebagai
museum yang mewadahi fungsi edukasi dan rekreasi.
b. Museum Wayang Kekayon sebagai destinasi wisata budaya Daerah
Istimewa Yogyakarta
c. Redesain Museum Wayang Kekayon yang menggunakan pendekatan
Arsitektur Metafora dalam perencanaan dan perancangannya.
Berdasarkan poin-poin embrio yang telah disampaikan di atas maka
dirumuskan permasalahan yaitu : “Bagaimana Wujud Konsep Perencanaan
dan Perancangan Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan
Pendekatan Arsitektur Metafora ?”

2. Persoalan
Berkaitan dengan rumusan permasalahan maka munvul persoalan sebagai
konsekuensi dalam mendesai Redesain Museum Wayang Kekayon
Yogyakarta, antara lain :
a. Makro, merupakan persoalan yang menggagas mengenai lingkup Daerah
Istimewa Yogyakarta obyek rancang bangun, sebagai berikut :
1) Bagaimana konsep aksesibilitas Daerah Istimewa Yogyakarta dalam
menunjang perencanaan dan perancangan Museum Wayang
Kekayon yang mewadahi kebutuhan wisatawan ?
2) Bagaimana konsep sarana dan prasarana penunjang Daerah Istimewa
Yogyakarta dalam perencanaan dan perancangan Museum Wayang
Kekayon yang mewadahi kebutuhan wisatawan ?
b. Mezo, merupakan persoalan yang menggagas mengenai daerah
Banguntapan sebagai lokasi obyek rancang bangun, sebagai berikut :

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Bagaimana konsep aksesibilitas di daerah Banguntapan yang sebagai


kawasan destinasi wisata dengan memperhatikan kebutuhan
pengguna ?
2) Bagaimana konsep transportasi publik di daerah Banguntapan
sebagai lokasi Museum Wayang Kekayon ?
c. Mikro, merupakan persoalan yang menggagas mengenai lingkup site
pada obyek rancang bangun, sebagai berikut :
1) Bagaimana konsep Arsitektur Metafora dalam mewujudkan karakter
wayang pada Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta ?
2) Bagaimana konsep pola dan besaran ruang yang mewadahi aktifitas,
koleksi museum serta mewadahi fungsi edukasi dan rekreasi pada
bangunan Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta ?
3) Bagaimana konsep penataan lingkungan bangunan Museum Wayang
Kekayon di Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur metafora ?
4) Bagaimana konsep bentuk dan tata masa bangunan Museum Wayang
Kekayon di Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur metafora ?
5) Bagaimana konsep tata ruang dalam bangunan Museum Wayang
Kekayon di Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur metafora ?
6) Bagaimana konsep sirkulasi Museum Wayang Kekayon di
Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur metafora ?
7) Bagaimana konsep material bangunan Museum Wayang Kekayon di
Yogyakarta dengan pendekatan Arsitektur Metafora ?
8) Bagaimana konsep struktur yang sesuai bentuk bangunan Museum
Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur
metafora ?
9) Bagaimana konsep utilitas bangunan Museum Wayang Kekayon di
Yogyakarta yang sesuai dengan kebutuhan ruang dan fungsi museum
?

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10) Bagaimana konsep sistem keamanan bangunan Museum Wayang


Kekayon di Yogyakarta yang sesuai dengan kebutuhan ruang, dan
fungsi museum ?

E. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah menghasilkan Konsep Museum
Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora.

2. Sasaran
a. Makro, merupakan persoalan yang menggagas mengenai lingkup Daerah
Istimewa Yogyakarta obyek rancang bangun, sebagai berikut :
1) Konsep aksesibilitas Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menunjang
perencanaan dan perancangan Museum Wayang Kekayon yang
mewadahi kebutuhan wisatawan.
2) Konsep sarana dan prasarana penunjang Daerah Istimewa Yogyakarta
dalam perencanaan dan perancangan Museum Wayang Kekayon yang
mewadahi kebutuhan wisatawan.
b. Mezo, merupakan persoalan yang menggagas mengenai daerah
Banguntapan sebagai lokasi obyek rancang bangun, sebagai berikut :
1) Konsep aksesibilitas di daerah Banguntapan yang sebagai kawasan
destinasi wisata dengan memperhatikan kebutuhan pengguna.
2) Konsep transportasi publik di daerah Banguntapan sebagai lokasi
Museum Wayang Kekayon.
c. Mikro, merupakan persoalan yang menggagas mengenai lingkup site pada
obyek rancang bangun, sebagai berikut :

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Konsep Arsitektur Metafora dalam mewujudkan karakter wayang


pada Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta
2) Konsep pola dan besaran ruang yang mewadahi aktifitas, koleksi
museum serta mewadahi fungsi edukasi dan rekreasi pada bangunan
Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta.
3) Konsep penataan lingkungan bangunan Museum Wayang Kekayon di
Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur metafora.
4) Konsep bentuk dan tata masa bangunan Museum Wayang Kekayon di
Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur metafora.
5) Konsep tata ruang dalam bangunan Museum Wayang Kekayon di
Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur metafora.
6) Konsep sirkulasi Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan
pendekatan arsitektur metafora.
7) Konsep material bangunan Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta
dengan pendekatan Arsitektur Metafora.
8) Konsep struktur yang sesuai bentuk bangunan Museum Wayang
Kekayon di Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur metafora.
9) Konsep utilitas bangunan Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta
yang sesuai dengan kebutuhan ruang dan fungsi museum.
10) Konsep sistem keamanan bangunan Museum Wayang Kekayon di
Yogyakarta yang sesuai dengan kebutuhan ruang, dan fungsi museum

F. Batasan dan Lingkup Pembahasan

1. Batasan
Pembahasan dibatasi pada permasalahan dan persoalan arsitektural yang
diangkat dan orientasinya terhadap pencapaian tujuan dan sasaran.

2. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan dibatasi pada unsur-unsur berikut :

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Non Arsitektural
1) Wayang
2) Pariwisata
3) Yogyakarta
b. Arsitektural
1) Tinjauan persyaratan Museum
2) Tinjauan pendekatan Arsitektur Metafora

G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Menguraikan secara garis besar landasan konsep yang akan digunakan dalam
proses perancangan. Pendahuluan berisi poin-poin meliputi :
A. Pengertian Judul
B. Latar Belakang Permasalahan
C. Permasalahan dan Persoalan
D. Tujuan dan Sasaran
E. Batasan dan Lingkup Permasalahan
F. Kerangka Pikir
G. Sistematika Pembahasan
Bab II Tinjauan Teori
Meliputi tinjauan data dan informasi secara teoritik dan empiris. Tinjauan
tersebut berisi tinjauan-tinjauan literature dan preseden yang meliputi :
A. Tinjauan Redesain
B. Tinjauan Museum
C. Tinjauan Wayang
D. Tinjauan Pariwisata
E. Tinjauan Metafora
F. Tinjauan Preseden
Bab III Metode Perencanaan dan Perancangan

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Merupakan penjelasan mengenai metode yang digunakan dalam perencanaan


dan perancangan dari mengkontruksi gagasan, data, analisis serta sintesa
sebagai acuan dalam mendesain redesain Museum Wayang Kekayon.
A. Metode Membangun Gagasan
B. Metode Pengumpulan Data
C. Metode Analisis
D. Metode Sintesa
E. Metode Desain (meliputi strategi desain dan transformasi desain)
Bab IV Gambaran Umum
Meliputi data fisik dan non fisik mengenai kondisi dan potensi Daerah
Istimewa Yogyakarta dalam menunjang pariwisata meliputi data fisik dan non
fisik daerah baik secara makro yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, mezo
meliputi Kabupaten Bantul, dan kondisi pariwisatanya serta secara mikro yaitu
Museum Wayang Kekayon Yogyakarta yang menjadi pertimbangan sebagai
destinasi wisata budaya. Gambaran tersebut terdiri dari poin :
A. Makro (Daerah Istimewa Yogyakarta)
B. Mezo (Kabupaten Bantul)
C. Mikro (Museum Wayang Kekayon yang direncanakan)
Bab V Analisis Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Museum
Berisi analisis mengenai Pendekatan Konsep Perancangan serta dikaitkan
dengan pendekatan yang digunakan
A. Makro (Daerah Istimewa Yogyakarta)
1. Analisis Aksesibilitas
2. Analisis Infrastruktur
B. Mezo (Kabupaten Bantul)
1. Analisis Aksesibilitas
2. Analisis Transportasi Publik Kabupaten Bantul
C. Mikro (Museum Wayang Kekayon yang Direncanakan)
1. Analisis Konsep Pola dan Besaran Ruang

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Analisis Pelaku
b. Analisis Pola dan Kelompok Kegiatan
c. Analisis Besaran Ruang
d. Analisis Hubungan Ruang
2. Analisis Konsep Site
a. Analisis Pencapaian
b. Analisis View dan Orientasi
c. Analisis Pergerakan Matahari
d. Analisis Hujan
e. Analisis Angin
f. Analisis Kebisingan
g. Analisis Respon Lingkungan
3. Analisis Konsep Pendekatan Arsitektur Metafora
4. Analisis Konsep Bentuk dan Gubahan Massa
a. Analisis Elemen Pembentuk Ruang
b. Analisis Manifestasi Wayang pada Bentuk & Gubahan Massa
Bangunan
c. Analisis Bentuk dan Gubahan Massa Bangunan
d. Analisis Tata Massa Bangunan
5. Analisis Konsep Tata Ruang
a. Analisis Display Ruang Pameran
b. Analisis Sirkulasi
6. Analisis Konsep Struktur dan Konstruksi
a. Analisis Upper Structure
b. Analisis Supper Structure
c. Analisis Sub Structure

7. Analisis Konsep Material Bangunan


8. Analisis Konsep Utilitas Bangunan

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Analisis Kelistrikan
b. Analisis Sanitasi & Drainase
c. Analisis Jaringan Komunikasi
9. Analisis Konsep Sistem Keamanan Bangunan
Bab VI Konsep Perancangan
A. Makro (Daerah Istimewa Yogyakarta)
1. Konsep Aksesibilitas
2. Konsep Infrastruktur
B. Mezo (Kabupaten Bantul)
1. Konsep Aksesibilitas
2. Konsep Transportasi Publik Kabupaten Bantul
C. Mikro (Museum Wayang Kekayon yang Direncanakan)
1. Konsep Pendekatan Arsitektur Metafora
2. Konsep Pola dan Besaran Ruang
a. Konsep Pelaku
b. Konsep Pola dan Kelompok Kegiatan
c. Konsep Besaran Ruang
d. Konsep Hubungan Ruang
3. Konsep Site
a. Konsep Pencapaian
b. Konsep View dan Orientasi
c. Konsep Pergerakan Matahari
d. Konsep Hujan
e. Konsep Angin
f. Konsep Kebisingan
g. Konsep Respon Lingkungan

4. Konsep Bentuk dan Gubahan Massa


a. Konsep Elemen Pembentuk Ruang

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Konsep Manifestasi Wayang pada Bentuk & Gubahan Massa


Bangunan
c. Konsep Bentuk dan Gubahan Massa Bangunan
d. Konsep Tata Massa Bangunan
5. Konsep Tata Ruang
6. Konsep Sirkulasi
7. Konsep Struktur dan Konstruksi
a. Konsep Upper Structure
b. Konsep Supper Structure
c. Konsep Sub Structure
8. Konsep Material Bangunan
9. Konsep Utilitas Bangunan
a. Konsep Kelistrikan
b. Konsep Sanitasi & Drainase
c. Konsep Jaringan Komunikasi
10. Konsep Sistem Keamanan Bangunan

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

H. Kerangka Pikir

commit to user
Redesain Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora 16

Anda mungkin juga menyukai