IV. PATOFISIOLOGI
Sejarah kehamilan adalah factor utama yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan
psikologis pada ibu post partum atau ibu nifas seperti stress setelah melahirkan dan penerimaan
yang kurang dari keluarga.Tapi ini semua tergantung pada karakteristik ibu ,riwayat seperti
kehamilan yang tidak diinginkan adanya problem dengan keluarga ,kurangnya perhatian pada si
ibu,dan lain sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya depresi mental dan kesedihan
yang mendalam pada si ibu,yang biasanya ditandai dengan Perasaan sedih dan kecewa,Sering
menangis,Merasa gelisah dan cemas,Kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal yang
menyenangkan,Nafsu makan menurun,Kehilangan energi dan motivasi untuk melakukan
sesuatu,Tidak bisa tidur ( insomnia ),Perasaan bersalah dan putus harapan ( hopeless
),Penurunana atau peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan,Memperlihatkan
penurunan keinginan untuk mengurus bayinya,
VI. KOMPLIKASI
-Depresi post partum
VII. PENETALAKSANAAN
Perawt dapat membantu ibu dengan cara:
-membantu perawatan diri ibu dan bayinya
-memberikan informasi yang tepat
-menyarankan kepada ibu untuk:
Meminta bantuan suami / keluaga jika ibu membutuhkan istirahat untuk menghillangkan
kelelahan
Memberitahu suami apa yang sedang ibu rasakan karena dengan bantuan suami dan keluaga
dapat membantu mengatasi gejala ini
Mencari bantuan dan meluangkan waktu untuk diri sendiri
Membuang rasa cemas dan kekwatiran akan kemampuan merawat bayinya karena semakin
sering merawat bayi ibu semakin terrapin dan percaya diri.
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Koping individu tidak efektif b/d stress kelahiran
2. Koping keluarga yang tidak efektif b/d depresi mental dan kurangnya penerimaan
3. Gangguan pola tidur b/d rasa sedih yang mendalam
IX. INTERVENSI DAN RASIONAL
DX 1:Koping individu tidak efektif b/d stress kelahiran
Tujuan: Koping individu kembali efektif
Kriteria Hasil:
1. Klien menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah
2. Klien menunjukkan kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya serta menunjukkan
kemampuan memenuhi kebutuhan fisiolgis dan psikologis
Intervensi:
1. bina hubungan saling percaya dengan klien
R/: klien mungkin merasa lebih bebas dalam mengungkapkan perasaanya
2. Kaji munculnya kemampuan koping positif, misalnya penggunaan teknik ralaksasi, keinginan
untuk mengekspresikan perasaan
R/: Jika individu memiliki kemampuan koping yang berhasil dilakukan pada masa lampau, mungkin
dapat digunakan sekarang untuk mengatasi ketegangan dan kontrol individu
3. Dorong klien untuk berbicara mengenai apa yang terjadi saat ini dan apa yang telah dilakukan
untuk mengatasi perasaan ansietas
R/: Menyatakan petunjuk untuk membantu klien dalam mengembangkan kemampuan koping
4. Sediakan lingkungan yang tenang dan tidak memanipulasi serta menentukan apa yang dibutuhkan
klien
R/: Menurunkan ansietas dan menyediakan kontrol bagi klien selama situasi krisis.
5. Diskusikan perasaan menyalahkan diri sendiri/ orang lain
R/: Ketika mekanisme ini dilindungi pada waktu kritis terdapat perasaan kounter-produktif dan
interfiksasi dari perasaan tidak tertolong dan tanpa harapan
6. Identifikasi tingkah laku penanggulangan yang baru bahwa klien menunjukkan dan memperkuat
adaptasi positif
R/: Selama krisis, klien mengembangkan cara baru dalam menghadapi masalah yang dapat
membantu revolusi situasi sekarang dan krisis masa depan
6. informasikan kepada ib untuk tidak cemas dan kekwatiran akan kemampuan merawat bayinya
R/ semakin sering merawat bayi ibu semakin terrapin dan percaya diri.
DX 2: Koping keluarga yang tidak efektif b/d depresi mental dan kurangnya
penerimaan
Tujuan: Koping keluarga kembali efektif
Kriteria Hasil:
1. Klien menunjukkan kemampuan untuk menunjukkan identifikasi sumber-sumber dalam diri
sendiri untuk berhadapan dengan situasi
2. Klien menunjukkan kemampuan untuk menghadapi situasi dengan caranya sendiri
Intervensi :
1. Kaji tingkat ansietas yang muncul pada keluarga atau orang terdekat
R/: Tingkat ansietas harus dihadapi sebelum pemecahan masalah dapat dimulai
2. Kaji masalah sebelum sakit/ tingkah laku saat ini yang mengganggu perawatan/ proses
penyembuhan klien
R/: Informasikan mengenai masalah keluarga akan membantu dalam mengembangkan rencana
keperawatan yang sesuai
3. Kaji tindakan orang terdekat sekarang ini dan bagaimana mereka diterima oleh klien
R/: Orang terdekat mungkin berusaha untuk membantu namun tidak dipersepsikan sebagai sebagai
bantuan oleh klien
4. Ikut sertakan orang terdekat dalam pemberian informasi, pemecahan masalah dan perawatan
klien sesuai kemungkinan
R/: informasi dapat mengurangi perasaab tanpa harapan dan tidak berguna, keikut sertaan dalam
perawatan akan meningkatkan perasaan kontrol dan harga diri
5. Dorong pencarian bantuan situasi kebutuhan memberikan informasi mengenai orang dan
institusi yang tersedia bagi mereka
R/: Izin untuk mencari bantuan sesuai kebutuhan akan membuat mereka memilih untuk mengambil
keuntungan dari apa yang tersedia.
DX 3: Gangguan pola tidur b/d rasa sedih yang mendalam
Tujuan:pasien bisa tidur dan rasa sedih dapat berkurang
kriteria hasil :
1.pasien tidur 8 jam sehari
2.pasien tidak cemas dan sedih
Intervensi :
1. Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat.
R/menghindari rasa lelah yang berlebih
2. Kaji faktor-faktor, bila ada yang mempengaruhi istirahat.
R/mengetahui penyebab pola tidur tidak evektif
3. Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur/istirahat setelah kembali ke rumah.
R/Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya kebutuhan istirahat tidur
4. Berikan informasi tentang efek-efek kelelahan dan ansietas pada suplai ASI.
R/meningkatkan pengetahuan ibu tentang efek kelelahan pada suplai ASI.
5. beritahu suami apa yang sedang ibu rasakan
R/dengan bantuan suami dan keluaga dapat membantu mengatasi gejala ini
X. DAFTAR PUSTAKA
Wulandari Setyo Retno dan Sri Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa
Nifas. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Saleha, siti. 2009. Asuhan kebidanan ibu masa nifas. Jakarta : Salemba Medika
Jannah, nurul. 2011. Asuhan kebidanan ibu nifas. Jogjakarta : Ar-ruzz Media