BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
guna mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan
Kinerja atau performance adalah hasil karya yang dapat dicapai oleh
kondusif, maka mutu pelayanan perawat dan kinerja perawat menjadi rendah
dalam Hasnawati,2012)
seseorang dan kualitas kerja berkurang, maka kepuasan orang yang menerima
3
dari pusat Jakarta (2000) diperoleh informasi bahwa dari sekitar 150.000
insentif yang diterima dari institusi tempat mereka bekerja (Marni, 2015)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Motivasi
(Azwar,2011).
mencapai kepuasan.
ketidakseimbangan.
adalah :
motivasi.
kemajuan.
7
yaitu :
a. Perangsang Positif
b. Perangsang Negatif
Perangsang yang negatif ini, banyak pula jenisnya, antara lain denga,
a. Motivasi Positif
b. Motivasi Negatif
sesuatu yang kita inginkan tetapi teknik dasar yang digunakan adalah
tujuan karyawan.
1. Defenisi Kinerja
3. Penilaian Kinerja
personil tersebut.
b. Pengembangan Personel
11
personel .
MenKes, 2004).
fungsinya.
sesuai keperluan.
1. Definisi Puskesmas
a. Kuratif (pengobatan).
13
dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umum, sejak pembuahan
kerjanya.
b. Peningkatan gizi
e. Penyuluhan kesehatan
orang yang datang dalam suatu organisasi artinya system pengkajian dan
perangsang yang adil dan berbuat lebih baik/lebih banyak bukan sekedar upah
melakukan pekerjaan tertentu, mengapa orang satu bekerja lebih giat dan
serius sedang orang yang lainnya bekerja biasa saja. Tentulah semua ini ada
dasar alasannya yang mendorong seseorang bersedia seperti itu, atau dengan
pribadi untuk bertindak adalah hasil interaksi dari beberapa hal yaitu ;
kekuatan diri sendiri atau kebutuhannya, keinginan untuk berhasil dan nilai
orang berbuat sesuatu atau hal yang diperbuat karena takut akan sesuatu.
Misal seseorang ingin naik pangkat atau naik gaji, maka perbuatannya akan
kekuatan yang ditimbulkan oleh faktor eksternal yang muncul dari pihak
barang dan sebagainya) yag diberikan untuk memperbesar gairah atau sebagai
agar produktivitasnya tinggi dan sifatnya tidak tetap atau sewaktu – waktu
adanya insentif maka sulit untuk memotivasi pegawai dan tanpa motivasi yang
tinggi dari pegawai untuk bekerja maka mungkin tidak terwujud suatu
melalui pemberian insentif dan cara lainnya. Dengan melihat kenyataan jika
bekerja lebih giat, maka perusahaan atau organisasi tersebut telah maju satu
kepuasan kerja yang mana kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi manusia
kepuasan kerja sebagai hasil dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga
kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaan. Selanjutnya dibahas tiga model
2. Model B, sikap kerja merupakan akibat dari, dan bukan yang menentukan
3. Model C, bahwa tidak ada hubungan kausal langsung antara sikap kerja
dan untuk kerja. Sikap tidak menyebabkan timbulnya untuk kerja tertentu
(2012) yaitu :
ekstrinsik yang diterima kedua – duanya adil dan wajar dan diasosiasikan
pada perilaku hadir yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk
hadir
Salah satu temuan yang penting dari kajian yang dilakukan oleh
tidak jelas. Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi
fisik dan mental dan kepauas semdiri merupakan tanda dari kesehatan.
suatu organisasi.
dalam ruang kerja. Hubungan dengan rekan sekerja merupakan hal yang tidak
bagi penurunan motivasi kerja yang dapat dijasikan sebagai alasan yang
20
BAB III
KERANGKA KONSEP
diantaranya ada hubungannya yang positif, dimana tanpa adanya insentif maka
sulit untuk memotivasi pegawai dan tanpa motivasi yang tinggi dari pegawai
untuk bekerja maka mungkin tidak terwujud suatu produktivitas kerja yang
cara lainnya. Dengan melihat kenyataan jika seorang pegawai diberi daya
1. Insentif
2. Kondisi Kerja
4. Motivasi Kerja
INSENTIF
MOTIVASI
KONDISI KERJA
PETUGAS TENAGA
KESEHATAN
HUBUNGAN DENGAN
REKAN KERJA
KEBIJAKSANAAAN
DAN PERUBAHAN
Keterangan :
= Variabel Yang Diteliti
= Variabel Yang Tidak Diteliti
23
1. Motivasi petugas
Kriteria Objektif :
2. Insentif
Adalah imbalan yang diberikan berupa tambahan gaji yang diterima oleh
Kriteria Objektif :
3. Kondisi Kerja
tugas
24
Kriteria Objektif :
Kriteria Objektif :
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Namrole Kabupaten Namrole pada bulan Desember 2016 s.d Januari 2017
1. Populasi
2. Sampel
D. Pengumpulan Data
1. Data Primer
menggunakan kuesioner.
26
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari kantor atau instansi yang berkaitan dengan
penelitian ini.
program SPSS for Windows dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan
BAB V
A. Hasil Penelitian
pada bulan Desember 2016 s.d Januari 2017 dimana yang menjadi responden
b. Jenis Kelamin
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Tabel 5.1
20-30 55 57,3
31-40 26 27,1
41-50 15 15,6
28
Total 96 100,0
kelompok umur tertinggi yaitu 20-30 tahun sebanyak 55 responden (57,3%) dan
b. Jenis Kelamin
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Puskesmas Namrole
Kabupaten Namrole Tahun 2017
Jenis kelamin N %
Laki-laki 23 24,0
Perempuan 73 76,0
Total 96 100,0
c. Tingkat Pendidikan
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Puskesmas
Namrole Kabupaten Namrole Tahun 2017
Pendidikan N %
Kedokteran Umum 1 1,0
Kedokteran Gigi 1 1,0
S1 Perawat 12 12,5
S1 + Ns 4 4,2
D3 78 81,2
Total 96 100,0
d. Masa Kerja
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pegawai Di Puskesmas
Namrole Kabupaten Namrole Tahun 2017
Pekerjaan N %
Loket 5 5,2
Gizi 9 9,4
Kesling 6 6,2
Promkes 8 8,3
UGD 5 5,2
Imunisasi 5 5,2
Jiwa 6 6,2
Apotik 4 4,2
Total 96 100,0
responden (8,3%) Kesling 6 responden (6,2%) Jiwa 6 responden (6,2%) PTM &
responden.
31
a. Pemberian Insentif
Tabel 5.5
Distribusi Responden Menurut Pemberian Insentif Di Puskesmas Namrole
Kabupaten Namrole Tahun 2017
Pemberian N %
Insentif
Tinggi 13 13,5
Rendah 83 86,5
Total 96 100,0
b. Kondisi Kerja
Tabel 5.6
Distribusi Responden Menurut Kondisi Kerja Di Puskesmas Namrole Kabupaten
Namrole Tahun 2017
Kondisi Kerja N %
Tinggi 11 11,5
Rendah 85 88,5
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Tabel 5.7
Distribusi Responden Menurut Hubungan Dengan Rekan Kerja Di
Puskesmas Namrole Kabupaten Namrole Tahun 2017
Hubungan Dengan N %
Rekan Kerja
Tinggi 13 13,5
Rendah 83 86,5
Total 96 100,0
menyatakan bahwa hubungan dengan rekan kerja masih sangat kurang .dan
d. Motivasi Kerja
Motivasi Kerja N %
Tinggi 10 10,4
Rendah 86 89,6
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer 2017
responden (89,6%) yang menyatakan motivasi kerja sangat rendah . Dan sebanyak
Motivasi Kerja
Menurut pemberian insentif dengan motivasi kerja dapat dilihat pada tabel
berikut :
34
Tabel 5.9
Distribusi Responden Menurut Pemberian Insentif Dengan Motivasi Kerja Di
Puskesmas Namrole Kabupaten Namrole Tahun 2017
Motivasi Kerja
Tingg Rendah
Insentif Jumlah
n % n % N %
Tabel 5.10
Distribusi responden menurut kondisi kerja dengan motivasi kerja Di Puskesmas
Namrole Kabupaten Namrole Tahun 2017
Motivasi Kerja
Tinggi Rendah
Kondisi Kerja Jumlah
n % n % N %
sebagaimana terlihat pada tabel, dari 3 responden (27,3%) sedankan pada kategori
Tabel 5.1
36
Tinggi Rendah
Hubungan Jumlah
Denagan Rekan n % n % N %
Kerja
B. Pembahasan
Kerja, Hubungan Dengan Rekan Kerja, hasil penelitian yang dilakukan maka
peningkatan kinerjanya.
yang sangat didambakan oleh setiap tenaga kerja, baik dalam lingkup
petugas
cukup. Hal ini menandakan bahwa dalam pemberian insentif sudah sesuai
Kondisi kerja adalah Semua aspek fisik, psikologi kerja yang dapat
kerja baik terdapat78 responden (91,8%) ada pada kategori motivasi kerja
baik
kondisi kerja yang baik akanmembawa pengaruh yang baik pula pada
segala pihak baik para Pekerja, pimpinan ataupun pada hasil pekerjaan.
kepuasan kerja, yang mana kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi
pekerjaannya.
faktor lain yang dapat memotivasi personil Pekerja dalam suatu organisasi
yaitu adanya kondisi yang konduktif dan iklim organisasi yang kondutif.
dalam ruang kerja. Hubungan dengan rekan kerja merupakan hal yang
40
bekerja seperti hubungan dengan rekan sekerja yang bila factor tersebut
hubungan yang baik dengan rekan kerja itu akan menjadi pemicu yang
41
dahsyat bagi peurunan motivasi kerja yang dapat dijadikan sebagi alasan
BAB VI
A. Kesimpulan
B. Saran