Anda di halaman 1dari 10

Read Write

Sabtu, 16 Mei 2015

Makalah prinsip-prinsip ekonomi Islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran ekonomi Islam telah memunculkan harapan baru bagi banyak orang,
khususnya bagi umat Islam akan sebuah ekonomi alternatif dari sistem ekonomi kapitalisme
dan sosialisme sebagai arus utama perdebatan sebuah sistem ekonomi dunia, terutama sejak
perang dunia II yang memunculkan banyak Negara-negara Islam bekas jajahan imperialis.
Dalam hal ini, keberadaan ekonomi Islam sebagai sebuah model ekonomi alternatif
memungkinkan bagi banyak pihak, muslim maupun non muslim untuk melakukan banyak
penggalian kembali berbagai ajaran Islam. Khususnya yang menyangkut hubungan
pemenuhan kebutuhan antar manusia melalui aktivitas perekonomian maupun aktifitas
lainnya.

Meskipun begitu, system ekonomi dunia saat ini masih dikendalikan oleh system
ekonomi kapitalisme, karena umat Islam sendiri masih terpecah dalam hal bentuk
implementasiekonomi Islam dimasing-masing Negara. Kenyataan ini oleh sebagian pemikir
Islam masih diterima dengan lapang karena ekonomi Islam secara implementasinya di masa
kini relatif masih baru. Masih perlu dilakukan banyak sosialisasi dan pengarahan serta
pengajaran kembali umat Islam untuk melakukan aktifitas ekonominya sesuai dengan hukum
Islam. Sementara sebagai lainnya menilai bahwa faktor kekuasaan memainkan peran
signifikan, karenanya mengkritisi bahwa ekonomi Islam atau ekonomi syariah belum akan
dapat sesuai dengan syariah jika pemerintahnya sendiri belum menrapkan syariah dalam
kebijakan-kebijakannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari ekonomi Islam ?

2. Apa saja prinsip-prinsip dari ekonomi Islam ?

3. Apa saja karakteristik ekonomi Islam ?


C. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian dari ekonomi Islam.

2. Mahasiswa dapat mengetahui apa prinsip-prinsip dari ekonomi Islam.

3. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang menjadi karakteristik dari ekonomi Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai sebuah studi tentang pengelolaan


harta benda menurut perspektif Islam. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang
mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan peraturan
agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaiman dirangkum dalam rukun Islam
dan rukun iman. Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan social yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.[1]

Secara epistimologis ekonomi Islam dibagi menjadi dua disiplin ilmu, yang
pertama yaitu ekonomi Islam normatif, yaitu studi tentang hukum-hukum syariah Islam
yang berkaitan dengan urusan harta benda. Cakupannya adalah kepemilikan,
pemanfaatan kepemilikan, dan distribusi kekayaan kepada masyarakat. Bagian ini
merupakan pemikiran yang terikat nilai, karena diperoleh dari sumber nilai Islam yaitu
Al-Qur’an dan As-Sunnah melalui metode istinbat hukum. Kedua, ekonomi Islam
positif, yaitu studi tentang konsep-konsep Islam yang berkaitan dengan urusan-urusan
harta benda, khususnya yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa.
Cakupannya adalah segala macam cara dan sarana yang digunakan dalam proses
produksi barang dan jasa. Bagaian ini tidak harus mempunyai dasar konsep dari Al-
Qur’an dan As-Sunnah, tapi cukup disyaratkan tidak boleh bertentangan dengan Al-
Qur’an dan As-Sunnah.

Segala aturan yang diturunkan Allah SWT dalam system Islam mengarah pada
tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan,
kesengasaraan dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian halnya dalam hal
ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan
akhirat.
Ekonomi Islam memiliki beberapa tujuan antara lain;

- Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi
masyarakat dan lingkungannya.

- Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup


aspek kehidupan dibidang hokum dan muamalah.

- Tercapainya maslahahatan yang mencakup, keselamatan keyakinan


agama, keselamatan jiwa, keselamatan akal, keselamatan keturunan dan
keluarga serta keselamatan harta benda.

B. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Menurut Yusuf Qardhawi, ilmu ekonomi Islam memiliki tiga prinsip dasar
yaitu tauhid, akhlak, dan keseimbangan. Dua prinsip yang pertama yaitu tauhid dan
akhlak, itu tidak ada dalam landasan dasar ekonomi konvensional. Prinsip
keseimbanganpun dalam praktiknya justru yang membuat ekonomi konvensional
semakin dikritik dan ditinggalkan orang. Ekonomi Islam bisa bisa dikatakan memiliki
dasar sebagai ekonomi insane karena system ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan
untuk kemakmuran manusia. Sedangkan menerut Chaptra disebut sebagai ekonomi
tauhid. Keimanan memiliki peran penting dalam dalam ekonomi Islam, karena secara
langsung akan mempangaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku,
gaya hidup, selera, dan sikap-sikap terhadap manusia, sumberdaya serta
lingkungannya.[2]

Disisi lain, ada yang menjelaskan bahwa rinsip ekonomi Islam ada dua, yaitu;
pertama ialah prinsip umum, yaitu Aqidah Islamiyah yang menjadi landasan pemikiran
bagi segala pemikiran Islam, seperti system ekonomi Islam, system politik Islam,
system pendidikan Islam, dan sebagainya. Aqidah Islamiyah disini dipahami bukan
sekedar sebagai aqidah Ruhiyah, yakni aqidah yang menjadi landasan aktivitas-
aktivitas spiritual murni seperti ibadah, namun juga sebagai aqidah siyasah, yakni
aqidah yang menjadi landasan untuk mengelola segala aspek kehidupan manusia
tanpa kecuali termasuk ekonomi.

Kedua, prinsip khusus (cabang), yaitu sejumlah kaidah umum dan mendasar
dalam syariah Islam yang lahir dari aqidah Islam, yang secara khusus menjadi
landasan bangunan system ekonomi Islam. Prinsip khusus ini terdiri dari tiga asas,
yaitu: kepemilikan sesuai syariah, pemanfaatan kepemilikan sesuai syariah dan
pendistribusian kekayaan kepada masyarakat.Dalam system ekonomi Islam, tiga asas
tersebut tidak boleh tidak terikat dengan syariat Islam, sebab segala aktivitas manusia
wajib terikat atau tunduk kepada syariat Islam.

Prinsip ekonmi Islam tersebut bertentangan secara kontras dengan prinsip


system ekonomi kapitalis saat ini. Aqidah Islamiyah sebagai prinsip umum ekonomi
Islam menerangkan bahwa Islam adalah agama dan sekaligus ideology sempurna
yang mengatur segala aspek kehidupan tanpa kecuali.

Prinsip islam ini berbeda dengan prinsip ekonomi kapitalis,dimana prinsip yang
berkaitan dengan kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan distribusi kekayaan
kepada masyarakat, semuanya dianggap lepas atau tidak boleh disangkutpautkan
dengan agama.[3]

Dalam masalah kepemilikan, kapitalis mamandang bahwa asal usul adanya


kepemilikan suatu barang adalah terletak pada nilai manfaat yang melekat pada
barang itu, yaitu sejauh mana ia dapat memuaskan kebutuhan manusia. Jika suatu
barang mempunyai potensi dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka barang itu
sudah sah untuk dimiliki, walaupun haram menurut agama. Ini bebeda dengan
ekonomi Islam yang memandang asal usul kepemilikan adalah adanya izin Allah SWT
kepada manusia untuk memanfaatkan suatu benda. Jika Allah mengijinkan berarti
boleh dimiliki. Tapi jika tidak mengijinkan (mengharamkan sesuatu) berarti barang itu
tidak boleh dimilki.

Dalam masalah pemanfaatan kepemilikan, kapitalisme tidak membuat batasan


tatacaranya dan tidak ada pula batasan jumlahnya. Sebab pada dasarnya system
ekonomi kapitalisme adalah cermin dari paham kebebasan dibidang pemanfaatan hak
milik. Maka seseorang boleh memilki harta dalam jumlah beberapa saja dan diperoleh
dengan cara apa saja . sedangkan dalam ekonomi Islam menetapkan adanya batasan
tatacara, tapi tidak membatasi jumlahnya. Tatacara itu berupa hokum-hukum syariah
yang berkaitan dengan cara pemanfaatan harta, baik pemanfaatan yang berupa
pembelanjaan, maupun berupa pengembangan harta. Seorang muslim boleh memiliki
harta barapa saja sepanjang diperoleh dan dimanfaatkan sesuai syariah Islam.

Dalam masalah distribusi kekayaan, kapitalisme menyerahkannya kepada


mekanisme pasar, yaitu melalui mekanisme harga keseimbangan yang terbentuk
akibat interaksi penawaran dan permintaan. Harga berfungsi secara informasional
yaitu memberikan informasi kepada konsumen mengenai siapa yanh mampu
memperoleh atau tidak memperoleh suatu barangn atau jasa. Dalam ekonomi Islam,
distribusi kekayaan terwujud melalui mekanisme syariah, yaitu mekanisme yang terdiri
dari sekumpulan hokum syariah yang menjamin pemenuhan barang dan jasa bagi
setiap individu rakyat. Mekanismenya melaui aktivitas ekonomi yang bersifat produktif,
berupa berbagai kegiatan pengembangan harta dalam akad-akad muamalah.
Mekanisme ini misalnya, ketentuan syariah yang membolehkan manusia bekerja
disektor pertanian, industry dan perdagangan, memberikan kesempatan
berlangsungnya pengembangan harta melalui kegiatan investasi, dan memberikan
kepada rakyat hak pemanfaatan SDA milik umum yang dikelola nagara seperti hasil
hutan, barang tambang dan sebagainya demi kesejahteraan rakyat,

Mekanisme lain yaitu bisa dengan melalui aktivitas ekonomi non-produktif.


Misalnya dengan pemberian shadakah, zakat, wakaf, hibah, dan lain-lain. Ini
dimaksudkan untuk mengatasi pendistribusian kekayaan yang tidak berjalan
sempurna jika hanya mengandalkan mekanisme ekonomi produktif semata. Selain itu
juga demi terwujudnya keseimbangan ekonomi dan memperkecil jurang perbedaan
antara kaya dengan miskin.

Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar, antara
lain:[4]

1. Seorang muslim dalam kehidupan berekonomi tidak berhubungan dengan


bunga. Allah SWT berfirman, “Allah Telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba…. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah”. (QS. Al Baqoroh:256-257). “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah
kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Ali
Immron: 130). Larangan yang terdapat dalam ayat di atas tertuju pada
transaksi yang berbasis riba, baik memberi maupun menerima, baik
berhubungan dengan sesama muslim maupun non muslim. Dan
diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengutuk orang yang
membayar bunga, mereka yang menerima, orang yang menuliskan kontrak
perjanjiannya dan orang yang menjadi saksi transaksi tersebut.

2. Seorang muslim tidak boleh mendapatkan harta atau kekayaan dengan


jalan penipuan, pemalsuan, pencurian dan tindakan kriminal lainnya.
“Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu
kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan
memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu
orang yang beriman.” (Qs.Al-A’raf: 85)

3. Seorang muslim tidak boleh mengambil harta anak yatim yang berada di
bawah perwaliannya. “Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang
sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang
buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu.
Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah
dosa yang besar”. (QS. An Nisa’: 2)

4. Seorang muslim dilarang untuk mendapatkan penghasilan dari hasil


perjudian, lotre, dari hasil produksi, penjualan dan distribusi alkohol. “Hai
orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Al Maidah: 90).

5. Seorang muslim hendaknya mengambil barang sesuai dengan kebutuhan.


Karena menimbun makanan dan kebutuhan dasar lainnya merupakan
bentuk pelanggaran hukum dalam islam yang sangat merugikan orang
banyak. “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang
Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa
kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk
bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di
lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang
ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.(QS. Ali Imron: 180).

6. Zakat merupakan kewajiban yang berkaitan dengan harta seorang muslim.


Bila telah sampai nisabnya atau kadar tertentu dari harta yang wajib untuk
dizakatkan, seorang muslim harus mengeluarkannya. Allah SWT
berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus".(QS. Al Bayyinah: 5).
Setiap muslim yang memiliki kekayaan yang lebih dari jumlah tertentu
untuk memenuhi kebutuhannya harus membayar zakat kepada orang yang
membutuhkannya. Zakat adalah sarana untuk mempersempit kesenjangan
antara si kaya dan si miskin, dan untuk menjamin kebutuhan semua orang
terpenuhi.

7. Setiap muslim dianjurkan untuk memberi sedekah. “Sesungguhnya


hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah
pahala yang besar. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut
kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah
yang baik untuk dirimu. dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. At
Taghobun: 15-16).

C. Karakteristik Ekonomi Islam

Karakteristik dalam ekonomi Islam bersumber pada Islam itu sendiri yang
meliputi tiga asas pokok. Ketiganya secara asasi dan bersama mengatur teori ekonomi
dalam Islam, yaitu asas akidah, akhlak, dan asas hukum (muamalah).

Ada beberapa karakteristik ekonomi Islam, antara lain;[5]

a. Harta Merupakan Kepunyaan Allah dan Manusia Khalifah atas Harta

Semua harta yang ada didunia ini termasuk yang berada ditangan manusia
pada dasarnya adalah milik Allah SWT semata. Allah memberikan hak
kepada manusia untuk mengatur dan memanfaatkan hartanya sesuai
dengan syariat Islam. Sesungguhnya Islam sangat menghormati milik
pribadi, baik itu barang-barang milik konsumsi ataupun barang-barang
modal. Namun pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan dengan
kepentingan orang lain. Jadi kepemilikan dalam Islam tidak mutlak, karena
pemilik sesungguhnya adalah Allah SWT.

b. Ekonomi Terikat dengan Akhidah, Syariah, dan Moral

Diantara bukti hubungan ekonomi dan moral dalam Islam adalah: larangan
terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat menimbulkan
kerugian atas orang lain atau kepentingan masyarakat, larangan
melakukan penipuan dalam transaksi, larangan menimbun emas dan perak
atau sarana-sarana moneter lainnya, sehingga mencegah peredaran uang,
serta larangan melakukan pemborosan.

c. Ekonomi Islam Menciptakan Keseimbangan antara Kepentingan Individu


dengan Kepentingan Umum

Arti keseimbangan dalam system social Islam adalah, Islam tidak mengakui
hak mutlak dan kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan-batasan
tertentu termasuk dalam bidang hak milik. Hanya keadilan yang dapat
melindungi keseimbangan antara batasan-batasan yang ditetapkan dalam
system Islam untuk kepemilikan individu dan umum. Kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh seseorang untuk menyejahterakan dirinya, tidak boleh
dilakukan dengan mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang
lain dan masyarakat secara umum.
d. Kebebasan Individu dijamin dalam Islam

Individu-individu dalam perekonomian Islam diberikan kebebasan untuk


beraktivitas baik secara perorangan maupun kolektif untuk mencapai
tujuan. Namun kebebasan tersebut tidak boleh melanggar aturan-aturan
yang telah digariskan Allah SWT. Dengan demikian kebebasab tersbut
sifatnya tidak mutlak. Prinsip kebebasan ini sangat berbeda dengan system
ekonomi kapitalis maupun sosialis. Dalam kapitalis, kebebasan individu
tidak dibatasi norma-norma ukhrawi, sehingga tidak ada halal atau haram.
Sementara dalam sosialis justru tidak ada kebebasan sama sekali, karena
seluruh aktivitas ekonomi masyarakat diatur oleh Negara.

e. Negara Diberi Wewenang Turut Campur dalam Perekonomian

Islam memperkenankan Negara untuk mengatur masalah perekonomian


agar kebutuhan masyarakat baik secara individu maupun social dapat
terpenuhi secara proporsional. Dalam Islam Negara berkewajiban
melindungi kepentingan masyarkat dari ketidakadilan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang, ataupun dari Negara lain. Negara juga
berkewajiban memberikan jaminan social agar seluruh masyarakat dapat
hidup secara layak.

f. Zakat

Zakat merupakan salah satu karakteristik ekonomi Islam mengenai harta


yang tidak terdapat dalam perekonomian lain. System perekonomian diluar
Islam tidak mengenal tuntutan Allah kepada pemilik harta, agar
menyisihkan sebagian harta tertentu sebagai pembersih jiwa dari sifat kikir,
dengki, dan dendam

g. Larangan Riba

Islam menekankan pentingnya memfungsikan uang pada bidangnya yang


normal yaitu sebagai fasilitas transaksi dan alat penilaian barang. Islam
melarang manusia mengambil keuntungan lebih dari usahanya, karena itu
termasuk riba.

BAB III

KESIMPULAN
 Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

 Adapun prinsip dasar dari ekonomi Islam yaitu tauhid, akhlak dan keseimbangan.

 Karakteristik dari ekonomi Islam antara lain;

- Harta yang ada di dunia ini adalah milik Allah

- Ekonomi terikat dengan Akidah, Syariah dan Moral

- Ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan


kepentingan umum

- Kebebasan individu dijamin dalam Islam

- Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian

- Adanya zakat

- Larangan riba

DAFTAR PUSTAKA

http://tanbihun.com/analisis/prinsip-prinsip-ekonomi-islam/

http://suherilbs.wordpress.com/ekonomi-mikro/ekonomi-makro/

http://hermanmoslem.blogspot.com/2009/11/prinsip-prinsip-ekonomi-islam.html

[1] http://tanbihun.com/analisis/prinsip-prinsip-ekonomi-islam/

[2] http://suherilbs.wordpress.com/ekonomi-mikro/ekonomi-makro/

[3] http://tanbihun.com/analisis/prinsip-prinsip-ekonomi-islam/

[4]http://hermanmoslem.blogspot.com/2009/11/prinsip-prinsip-ekonomi-islam.html

[5] http://suherilbs.wordpress.com/ekonomi-mikro/ekonomi-makro/

Nina I. Febriana di 00.47


Berbagi
2 komentar:

1.

Nina I. Febriana16 Mei 2015 00.49


Makalah ditulis saat masih menempuh S1 semester 4 tahun 2010 :D
Balas

2.

Sell Tiket13 September 2016 20.00

Tiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera di SELL TIKET Klik disini:
selltiket.com
Booking di SELLTIKET.COM aja!!!
CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!!

Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat??


Yang memiliki potensi penghasilan tanpa batas.
Bergabung segera di agen.selltiket.com

INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI :


No handphone : 085365566333
PIN : 5A298D36

Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!


Balas


Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Nina I. Febriana
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai