PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula
PENDAHULUAN
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) , yang merupakan salah satu
formulasi strategis pemerintah pusat dalam menjawab berbagai persoalan sosial masyarakat khususnya
masalah sanitasi. Dan hal ini juga dipandang urgen sehingga dimasukan dalam Rencana Pembangunan
Jangka menengah Nasional (RPJMN) (2011 – 2015). Peningkatan kualitas sanitasi adalah pemenuhan hak
dasar masyarakat karena, Masyarakat yang merupakan obyek pemerintah yang harus diurus dan dilayani.
Realita sosial masyarakat yang kian tak kunjung selesai khususnya masalah Sanitasi dalam 3 (tiga)
komponen pembengunan sanitasi dan satu prilaku anatara lain : Masalah limbah domestik,Masalah
persampahan dan Masalah drainase lingkung,dan PHBS hal ini membutuhkan perhatian bagi pemerintah
daerah untuk lebih memprioritaskan ketiga komponen ini membutuhkan upaya yang maksimal dari
pemerintah baik pusat maupun daerah dan semua sosial masyarakat (sanitasi) , seperti dikemukakan diatas
bahwa penigkatan kualitas sanitasi adalah pemenuhan hak stakeholder untuk mencapai tujuan. hal ini
menjadi tantangan baik pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai terget dalam Millenium Development
Goals (MDGs), yang membebaskan separu jumlah penduduk dari BABs (Bebas Buang Air Besar
Sembarangan) Pada tuhun 2015. Dan Jumlah fasilitas kesehatan yang ada berupa Puskesmas, Puskesmas
Pembantu dan Posyandu serta Rumah Sakit di Kota Sanana. Namun belum semua kecamatan memiliki
Puskesmas maupun Posyandu. Sebaran fasilitas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Secara umum Sanitasi dipahami sebagai saatu usaha pembuangan tinja, endapan air limbah
(sullage) dan limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup di
rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat. Atau dapat diartikan sebagai upaya pembangunan limbah
cair dan limbah padat tanpa mencemari lingkungan. Mengacu pada Compendium for Sanitation System and
Technology.
1-1
BUKU PUTIH SANITASI
PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula
Sanitasi diartikan sebagai suatu proses multi langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelolah
dari titik timbunan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau proses akhir, proses multi
langkah ini disebut sebagai system sanitasi. Pengertian dasar Penanganan Sanitasi dapat
didefinisikan sebagai berikut :
1. Black water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir;
2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar
mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci;
3. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik)
melalui sistem :
a. Pengelolaan On Site yaitu menggunakan sistem septic-tank dengan peresapan ke tanah
dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara
terpusat.
4. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang
ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA);
5. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air
kota dan memutuskan air permukaan. Drainase kota terbagi menjadi :
a. Drainase Makro (terdiri dari drainase primer dan sekunder), drainase makro ini bisa berupa
sungai, drainase/saluran primer dan sekunder.
b. Drainase mikro (drainase tersier) system drainase ini mempunyai layanan kurang dari 4
hektar yang berfungsi untuk penyaluran air hujan /limpasan saat musim hujan tiba.
6. Penyediaan air bersih untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan
PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam;
7. Survei dan kajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik di tatanan sekolah maupun di
tatanan masyarakat, dan Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK).
Berangkat dari pemahaman sanitasi diatas maka arah kebijakan dalam pengembangan dan
pembangunan sanitasi di Kabupaten Kepulauan Sula menjadi hal yang harus dilakukan, dan
sebagai wujud komitmen tersebut tertuang dalam RPJMD di Kabupaten Kepulauan Sula tahun
2011-2015 sebagai salah satu sasaran pembangunan daerah yaitu Mewujudkan kelestarian
lingkungan hidup, Kebijakan pengembangan dan pembangunan sanitasi juga tertuang dalam RTRW
Kabupaten Kepulauan Sula Kedua dokumen perencanaan ini menjadi landasan gerak dalam
penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS).
1-2
BUKU PUTIH SANITASI
PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula
yang memungkinkan setiap individu dan masyarakat dapat mengembangkan dirinya untuk
meningkatkan derajat hidupnya dan menikmati kehidupan yang lebih maju, adil, dan dan
makmur, sejahtera dan bermartabat.
Rukun adalah keadaan masyarakat Kepulauan Sula yang ditandai oleh kehidupan bersama
antarumat beragama dan kepercayaan yang berdampingan, saling menghormati, menghargai,
saling meneirima, dan saling mempercayai.
Berkualitas adalah kondisi kehidupan individu dan masyarakat Kepulauan Sula yang
memenuhi standar kehidupan yang baik dan bermartabatdan aktivitas inidvidu dan masyarakat,
serta penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kepulauan Sula yang memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif.
ditandai oleh perubahan yang bersifat mendasarcepat, adaptif dan fungsional dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Luwu Utara untuk
mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah.
Sejahtera adalah kondisi yang ditandai oleh kapasitas dan kemampuan sumberdaya manusia
di Kabupaten Luwu Utara dalam mengelola sumberdaya secara efisien, efektif dan
bertanggung jawab; serta kecepatan melakukan penyesuaian terhadap dinamika sosial,
ekonomi, budaya dan politik.terpenuhinya hak-hak dasar rakyat Kabupaten Kepulauan
AruLuwu Utara di bidang sosial, ekonomi dan budaya terutama pangan, pendidikan dan
kesehatan secara bertahap; serta terwujudnya kehidupan yang lebih maju, aman, adil,
makmur, bermartabat dan adanya kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah.
Produktif Maju adalah keadaan yang ditandai oleh kemampuan sumberdaya manusia dalam
memberikan layanan publik, menghasilkan barang dan jasa, menciptakan nilai tambah,
meningkatkan daya saing dan menjaga momentum kemajuan Kabupaten Luwu percepatan di
segala bidang dan perubahan yang bersifat cepat, adaptif dan fungsional dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Kepulauan AruLuwu Utara
bertumpu pada kapasitas dan potensi sumberdaya lokal.
Bertumpu Kepulauan secara Berkelanjutanbasis Kepulauan adalah keadaan yang
ditandai oleh pembangunan baik di laut maupun di darat, dan pengelolaan sumberdaya
kepulauan pertanian secara sumberdaya kelautan, dan jasa-jasa lingkungan kawasan pesisir
laut dan kepulauan yang maju, , modern, produktif, dan bermempunyai nilai tambah tinggi
sebagai sumber utama penghidupan masyarakat Kabupaten Kepulauan AruLuwu
UtaraKepulauan Sula dengan tetap memperhatikan kaidah pembangunan . Pengelolaan
pertanian sumber daya kepulauan dilakukan secara berkelanjutan, dengan mengutamakan
keseimbangan kemajuan ekonomi, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan; serta dalam
memenuhi kebutuhan rakyat sekarang dengan tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan
generasi sekarang i tanpa mengorbankan kebutuhan dan kepenetingan generasi yang akan
1-3
BUKU PUTIH SANITASI
PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula
mendatang; serta menjaga dan memelihara hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai
selama ini.
Visi pembangunan tersebut juga memuat mengandung semangat Dad Hia Ted Sua, yaitu
suatu sistem kearifan lokal yang mendorong bermakna keutuhan masyarakat Sula dengan
sejak dahulu kala dijiwai oleh rasa persatuan, kebersamaan, dan gotong-royong dalam suatu
bahtera kehidupan dengan hati suci dan ikhlas, serta rela berkorban untuk kepentingan
bersama walaupun beragam, adat istiadat, suku dan lain-lain. Dengan semangat Dad Hia Ted
Sua dan juga semangat Semua Untuk Sula, maka seberat apapun tantangan yang akan
dihadapi dalam tahun 2011-2015 pelaksanaan pembangunan Kabupaten Kepulauan Sula akan
menjadi ringan dan dapat diatasi secara bersama-sama di Kabupaten Kepulauan AruLuwu
Utara.
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sula yang mandiri dan berkualitas.
Visi pembangunan tersebut memuat ungkapan Mutiara Indah-Cendrawasih Lestari sebagai sikap dasar
dan semangat seluruh komponen masyarakat dan pemerintah Kabupaten Kepulauan AruLuwu Utara
dalam memposisikan diri dan merencanakan peran dalam melaksanakan otonomi daerah secara nyata
dan bertanggungjawab di tengah dinamika lokal, regional dan global.
B. Misi
(1) Mewujudkan masyarakat Sula yang sejahtera mencakup pemenuhan hak dasar
manusia dan pelaksanaan standar pelayanan minimal (SPM), penguatan dan
peningkatan ekonomi daerah, serta pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan
secara optimal potensi lokal atas dasar pembangunan yang berbasis keunggulan spasial;
serta peningkatan peran swasta dan penyediaan modal usaha yang didukung oleh
pemerintah daerah;
(2) ;
(3) Mewujudkan masyarakat Sula yang religius dan rukunsumberdaya manusia yang
sehat, bermutu, produktif, dan inovatif; mencakup p
(4) eningkatan tata kehidupan masyarakat kepulauan yang dapat hidup bersama dalam
perbedaan, penghargaan dan penghormatan tatanan budaya lokal, penghormatan hak
asasi manusia, pelaksanaan tertib hukum manusia secara berkeadilan, penjaminan
kepastian hukum; pengembangan prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam memelihara
ketentraman dan keamanan wilayah; pembinaan kerukunan antarumat beragama,
antarumat beragama dengan pemerintah dan kerukunan intern umat beragama; serta
peningkatan tata kehidupan masyarakat Sula yang sadar akan kemajemukan tetapi tetap
menyatu dalam pembangunan masa depan;
(5) Mewujudkan masyarakat Sula yang maju mencakup penyediaan prasarana dasar
seperti jalan dan jembatan, transportasi darat, laut dan udara, komunikasi, air bersih,
listrik, dan prasarana ekonomi lainnya secara merata dan terjangkau;
1-4
BUKU PUTIH SANITASI
PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula
1.3.1 Maksud
Maksud penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula agar pemerintah
Kabupaten Kepulauan Sula bisa melakukan pemetaan zona/kawasan pengembangan sanitasi
berkawasan kota dan memahami secara detail Kerangka pembangunan dan pengelolaan sanitasi
secara terpadu,sistematis dan berkelanjutan. Buku Putih Sanitasi sekaligus menjadi data dasar
dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK), terkait dengan 3 (tiga) komponen + 1 Prilaku yang
di prioritaskan dalam percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP), yakni : (1).
Komponen Persampahan (2), Komponen Air Limbah Domestic dan (3). Komponen Drainase
lingkungan
1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan Buku Puti Sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula sebagai
berikut :
1.4. Metodologi
Penyusunan buku Puti sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula mengunakan metodologi terkait perolehan
data sebagai berikut :
1-5
BUKU PUTIH SANITASI
PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula
a. Data Sekunder yakni data yang didapat disetiap SKPD atau lembaga formal lain meliputi data mengenai
demografi, kepadatan penduduk, data keluarga miskin, kesehatan masyarakat, arah dan kebijakan
pembangunan terkait dengan saniitasi, data kelembagaan dan keuangan serta data-data pendukung
lainnya;
b. Data Primer yakni data yang didapat melalui prosese survey,wawancara,FGD dan EHRA Penilaian
Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment), Penilaian Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Community-based Sanitation Assessment), Penilaian Penyedia Sarana Sanitasi oleh
Sektor Swasta (Sanitation Supply Assessment) dan Penilaian Peran Media (Media Assessment);
Adapaun langkah-langkah pendekatan dari penyusunan buku puti sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula
dilakukan dengan cara (bottom-up approach) yang dilakukan oleh kelompok kerja sanitasi adalah sebagai
berikut :
Melakukan Pertemuan secara rutin sesuai dengan rencana kerja yang telah disepakai bersama dengan
anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Kepulauan Sula selaku
Penanggungjawab.
Melakukan survei lapangan pada zona yang ditentutan program sanitasi serta sebagian di daerah kajian
yakni pedesaan.
Diskusi (focus group discussions) yang bersifat teknis dan mendalam juga dilakukan dengan pihak-
pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi
yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi.
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, akan
disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan
buku puti sanitasi yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sumber Data
a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing SKPD terkait, baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan
peta;
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas SKPD terkait untuk
klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat. Untuk mendukung
data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survei terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti
Enviromental Health Risk Assessment (EHRA), survei peran media dalam perencanaan sanitasi,
survei kelembagaan, survei keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survei
keuangan, survei priority setting area beresiko serta survei peran serta masyarakat dan gender.
2. Pengumpulan Data
Pokja melakukan Proses seleksi dan kompilasi data sekunder yang telah diperoleh dari SKPD
terkait.karena Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai
kondisi eksisting sanitasi yang perna dilakukanyang dianggap relevan dengan proses pembangunan
sanitasi kekiniaan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula sebagai data dasar yang obyektif mengenai kondisi
eksisting sanitasi, Kabupaten Kepulauan Sula 2014 ini, dan buku putih diposisikan sebagai acuan
perencanaan strategis pembangunan sanitasi berkawasan kota. Rencana pembangunan sanitasi kota akan
1-6
BUKU PUTIH SANITASI
PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula
diarahkan sesuai dengan zona dan permasalahan yang ada dalam Buku Putih Sanitasi. Penyusunan Buku
Putih Sanitasi juga tidak menafikan korelasi dengan dokumen-dokumen perencanaan lainnya seperti,
1-7
BUKU PUTIH SANITASI
PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula
Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Tidore Kepulauan juga beacuan pada beberapa
peraturan perundang-undangan yang berlaku secara nasional, provinsi maupun daerah kota tidore
kepulauan. Antara lain sebagai berikut :
Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar
Pemerintah Pusat dan Daerah;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Pemetaan Ruang;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;
9. Undand-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan;
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
1-8
BUKU PUTIH SANITASI
PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula
5. Surat Edaran Mentari Dalam negeri No . 660/4919/SJ, TANGGAL 30 NOVEMBER t ahun 2012 Tentang
Pengelolaan Program PPSP di Daerah.
Petunjuk Teknis
1. Buku petunjuk Opsi dan pemilihan Teknologi (ppsp);
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan.
1-9