Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Neurologi dan Sistem Sensoris Khusus adalah blok ke-sembilan belas
semester 5 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan
tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi kasus yang
sebenarnya pada waktu yang akan datang.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1
BAB II
ISI

2.1 Skenario

Seorang anak laki-laki, umur 10 tahun mengeluh mata kanannya kabur sejak 2 hr yang
lalu sejak terkena bola bulu tangkis. Mata merah ada, keluar darah-, nyeri, mual
muntah +, penderita dibawa ke mantri diberikan obat tetes Cendoxytrol dan obat
makan. Keluhan tidak berkurang penderita dibawa ibu ke rumah sakit karena mata
kanan makin kabur.
Pemeriksaan oftalmologi:
A VOD : 1/300
A VOS : 6/6 E
TIOD : 35,50 mmHg
TIOS : 18,5 mmHg
Palpebra blefarospasme +,
Konjungtiva subkonjungtiva bleeding +
Kornea odema
Bilik mata depan terdapat darah + (Black ball eye)
Iris, pupil, lensa dan segmen posterior tidak dapat dinilai

2.2 Klarifikasi Istilah

1. Mata kabur (ambliopia) : Pandangan yang kurang terang yang tidak dapat
diperbaiki oleh kacamata
2. Mata merah : Keadaan merah pada mata akibat pembuluh darah
yang membengkak atau karena adanya iritasi pada
mata
3. Mual : Hendak muntah
4. Muntah : Keluar kembali makanan atau minuman yang telah
masuk ke dalam mulut atau perut
5. Cendoxytrol : Obat tetes mata yang mengandung kombinasi obat
kortikosteroid (dektametason) dan antibiotik

2
(neomisinar dan polimisinar)
6. A VOD : Tajam penglihatan pada mata kanan
7. A VOS : Tajam penglihatan pada mata kiri
8. TIOD : Tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata kanan
terhadap dinding bola mata kanan
9. TIOS : Tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata kiri
terhadap dinding bola mata kiri
10. Palpebra blefarospasme : Penutupan kedua kelopak mata diluar kontrol
karena kontraksi otot kelopak mata
11. Konjungtiva :
subkonjungtiva
bleeding
12. Kornea odema : Bertambahnya cairan dalam stroma kornea
13. Black ball eye :

2.3 Identifikasi Masalah

No Kenyataan Konsen
1. Seorang anak laki-laki, umur 10 tahun mengeluh mata kanannya
kabur sejak 2 hr yang lalu sejak terkena bola bulu tangkis. Setelah vv
diberi obat, keluhan tidak berkurang dan mata kanan makin kabur.
2. Mata merah ada, keluar darah-, nyeri, mual muntah +, penderita
dibawa ke mantri diberikan obat tetes Cendoxytrol dan obat v
makan.
4. Pemeriksaan oftalmologi:
A VOD : 1/300
A VOS : 6/6 E
TIOD : 35,50 mmHg
TIOS : 18,5 mmHg
Palpebra blefarospasme +,
Konjungtiva subkonjungtiva bleeding +
Kornea odema
Bilik mata depan terdapat darah + (Black ball eye)

3
Iris, pupil, lensa dan segmen posterior tidak dapat dinilai

2.4 Analisis Masalah

1. Seorang anak laki-laki, umur 10 tahun mengeluh mata kanannya kabur sejak
2 hr yang lalu sejak terkena bola bulu tangkis. Setelah diberi obat, keluhan
tidak berkurang dan mata kanan makin kabur.
a. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan usia terhadap kasus?(mia, diana)
b. Bagaimana anatomi mata?(diana, mia)
c. Bagaimana proses melihat?(vivi, ummi)
d. Bagaimana mekanisme mata kabur pada kasus? (firroy, dea)
e. Mengapa setelah diberi obat, keluhan tidak berkurang dan mata kanan makin
kabur?(fira, iqbal)

2. Mata merah ada, keluar darah-, nyeri, mual muntah +, penderita dibawa ke
mantri diberikan obat tetes Cendoxytrol dan obat makan.
a. Bagaimana penyebab dan mekanisme mata merah?(auzan, ina)
b. Bagaimana penyebab dan mekanisme nyeri?(devi, eriza)
c. Bagaimana penyebab dan mekanisme mual muntah?(eriza, devi)
d. Bagaimana pengaruh cendoxytrol dan obat makan pada kasus?(ina, auzan)
e. Mengapa tidak keluar darah?(iqbal, diana)
f. Bagaimana hubungan antar gejala dengan kasus?(dea, mia)

3. Pemeriksaan oftalmologi:
A VOD : 1/300
A VOS : 6/6 E
TIOD : 35,50 mmHg
TIOS : 18,5 mmHg
Palpebra blefarospasme +,
Konjungtiva subkonjungtiva bleeding +
Kornea odema
Bilik mata depan terdapat darah + (Black ball eye)
Iris, pupil, lensa dan segmen posterior tidak dapat dinilai
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan oftalmologi?(ummi, vivi)
4
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi?(mia,
fira)
c. Mengapa iris, pupil, lensa dan segmen posterior tidak dapat dinilai?(diana,
firroy)

2.5 Hipotesis
Anak laki-laki, 10 tahun menderita glaukoma sekunder et causa hifema
traumatika pada mata kanan.
a. Cara mendiagnosis (vivi, iqbal)
b. Diagnosis banding (firroy, ina)
c. Pemeriksaan penunjang (fira, eriza)
d. Diagnosis (auzan, devi)
e. Definisi (devi, auzan)
f. Epidemiologi (eriza, fira)
g. Etiologi (ina, firroy)
h. Faktor Resiko (iqbal, diana)
i. Patofisiologi dan Patogenesis (vivi, mia)
j. Gejala klinis (dea, ummi)
k. Terapi (ummi, dea)
l. Pencegahan (diana, iqbal)
m. Komplikasi (firroy, ina)
n. Prognosis (fira, eriza)
o. SKDI (auzan, devi)

2.6 Learning Issues


1. Anatomi fisiologi mata (mia, auzan, devi, ummi)
2. Glaukoma (diana, fira, eriza, dea)
3. Hifema (vivi, firroy, ina, iqbal)

2.7 Kerangka Konsep

BAB III

5
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai