Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“ IDEOLOGI PANCASILA DAN PERSPEKTIF GLOBAL “

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Pembimbing : Suparman Adi winoto

KELOMPOK 5

1. BAGUS PRIYAMBUDI 160341606047


2. FADILAH MELATI 160341606042
3. FARIDA SULVIANA DEWI 160341606046
4. YAYANG SETYA WARDHANI 160341606077

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2016
LATAR BELAKANG

Setiap bangsa yang berdiri kokoh dan kuat perlu mengetahui dengan jelas ke arah
mana tujuan yang ingin dicapai. Oleh sebab itu perlu juga bangsa itu memiliki pandangan
hidup. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan
yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan
persoalan-persoalannya. Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa akan merasa
terus terombang-ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar umat manusia dalam
pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia. Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu
bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah
politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang akan maju.
Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya.
Dalam pandangan hidup ini terkandung konsep dasar dan mengenai kehidupan yang dicita-
citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran dan gagasan suatu bangsa mengenai wujud
kehidupan yang baik (Ign Gatut Saksono,2007: 33.)
Pancasila disepakati sebagai sumber dari segala sumber hukum. Namun tak sebatas
itu, termasuk juga sebagai nilai budaya yang menjiwai setiap gerak langkah rakyatnya. Hal
ini diartikan bahwa kualitas akan produk hukum dan budaya ditentukan oleh seberapa jauh
bangsa Indonesia mampu memaknai atau memahami sumber dasarnya sendiri. Akan tetapi
yang menjadi permasalahan saat ini adalah semakin lama pemahaman terhadap nilai-nilai
pancasila justru semakin memudar. Pengaruh masuknya budaya asing ditengah kehidupan
masyarakat yang selalu diikuti adanya penyaringan kaidah merupakan penyebab semakin
terkikisnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Adapun pendapat yang menyatakan “untuk
meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap nilai-nilai pancasila pertama kali perlu dibangun
adanya rasa memiliki terhadap nilai-nilai pancasila” (sumaryati, 2005:115).
Pancasila itu menggambarkan Indonesia, Indonesia yang penuh dengan nuansa plural
yang secara otomatis menggambarkan bagaimana multikulturalnya bangsa kita. Ideologi
Pancasila hendaknya menjadi satu panduan dalam berbangsa dan bernegara karena
masyarakat kita saat ini cenderung mengabaikan ideologi bangsanya sendiri. Pancasila akan
mengatasi keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia dengan tetap menjaga toleransi
terhadap adanya perbedaan. Penetapan pancasila sebagai dasar negara tak hendak
menghapuskan perbedaan (indefferentism) tetapi dirangkum semuanya dalam satu semboyan
khas Indonesia yang dinyatakan dalam seloka “Bhineka Tunggal Ika”. Pancasila sebagai
dasar negara harus diarahkan pada pembinaan moral sehinnga moralitas pancasila dapat
dijadikan sebagai dasar dan arah dalam upaya mengatasi krisis dan disintergrasi.
Namun disisi lain, pancasila juga dipandang sebagai ideologi yang sangat baik. Hal
ini membuktikan bahwa pancasila adalah ideologi yang universal dan mampu dijadikan
sebagai penopang hidup suatu bangsa. Namun sekali lagi, adanya globalisasi membuat
ideologi pancasila mulai memudar dan nilai-nilainya pun tergerus arus globalisasi.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa perngertian ideologi pancasila ?


2. Bagaimana peran dan hubungan ideologi pancasila dalam perspektif global ?
3. Apa saja dampak globalisasi bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara?
4. Bagaimana sebaiknya sikap Indonesia dalam menghadapi pengaruh globalisasi ?
PEMBAHASAN

A. Perngertian ideologi pancasila

Pengertian ideologi adalah sistem nilai yang hidup dan berkembang dalam suatu
masyarakat yang diyakini dapat membawa kelangsungan hidup masyarakat yang
bersangkutan.Sedangkan ideologi pancasila . Kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia tidak bisa terlepas dari kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar
negara bangsa Indonesia. Keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
merupakan suatu realitas yang tidak bisa dibantah sebagai suatu bentuk perjalanan sejarah
perjuangan bangsa Indonesia sejak masyarakat Indonesia ada, mulai memproklamirkan
kemerdekaannya, hingga saat sekarang ini dalam menuju terwujudnya masyarakat yang
dicita-citakan.
Kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa, termaktub di dalam Pembukaan UUD
1945, adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dasar negara yang dimaksud
dalam pembukaan UUD 1945 tersebut mengandung makna ideologi nasional sebagai cita-cita
dan tujuan negara.
Secara demikian, makna Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah sebagai keseluruhan
pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilai-nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu
diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

B. Peran dan hubungan ideologi pancasila dalam perspektif global

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara
ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,
berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk
menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, pancasila terus dipertahankan
oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa pancasila
merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia. Oleh karena itu tantangan di era
globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa, dan kini mau tak mau, suka
tak suka bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat
bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup ditengah-
tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja
mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi
asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jati diri yang sebenarnya sudah jelas
tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila. Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada
lagi batasan-batasan yang jelas antar setiap bangsa Indonesia, rakyat dan bangsa Indonesia
harus membuka diri. Dahulu, sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh
budaya hindu, islam, serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari
dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa
lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa
bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep pembangunan modern harus
membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-
dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal,
teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial
politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain. Yang terpenting adalah bagaimana bangsa
dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan
sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang
tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci
jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar
negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka
nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma,
persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa
Indonesia tengah berada pada titik nadir. Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak
mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun
tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus,
sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat
dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang
mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti ditegaskan dalam
pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut faham demokrasi Pancasila yang
berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat. Sistem politik
yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan semakin menjauh
dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat
dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa
batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat
semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari
luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan
rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan
rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi
politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan
dirinya dan kelompoknya semata. Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila
sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pada akhirnya
pandangan hidup bisa diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki
suatu bangsa yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang
bersangkutan untuk mewujudkannya.

C. Dampak globalisasi bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara

Globalisasi memiliki dampak positif dan negatif. Terhadap dampak positif harus
dioptimalkan semaksimal mungkin. Disamping itu perlu diantisipasi dampak negatif
globalisasi agar tidak merugikan.
a. Dampak positif globalisasi bagi Indonesia
1. Semangat kompetitif
Dampak globalisasi adalah memacu persaingan. Untuk mengikuti arus globalisasi, suatu
bangsa dituntut mampu bersaing di dunia internasional agar tetap eksis. globalisasi
mendorong untuk mewujudkan kehidupan yang semakin baik sebagaimana telah dinikmati
manusia di negara industri.
2. Kemudahan dan kenyamanan hidup
Globalisasi yang seiring dengan kemajuan bidang informasi, komunukasi dan transportasi
telah memberi kemudahan dan kenyamanan hidup masyarakat.
3.Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan
Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan akan meningkat tidak saja intern bangsa, namun
sudah bersifat universal.
4. Kesadaran dalam kebersamaan
Sikap perilaku toleransi serta solidaritas antar bangsa selanjutnya berkembang menjadi
kesadaran dalam kebersamaan untuk mengatasi berbagai masalah.
5.Menumbuhkan sikap terbuka
Globalisasi berdampak tumbuhnya sikap terbuka manusia maupun bangsa. Sikap ini untuk
mengenal dan menghormati perbedaan.
6. Globalisasi memberi tawaran baru
Globalisasi menawarkan banyak kesempatan yang belum pernah ada sebelumnya.
7.Terbukanya mobilitas sosial
Kemajuan transportasi mendorong mobilitas sosial yang semakin terbuka, dimana jarak tidak
jadi permasalahan.

b .Dampak negatif globalisasi


1. Pergeseran nilai
2. Pertentangan nilai
3. Perubahan gaya hidup (life style )
- Ekonomi menjadi panglima
- Kemajuan pesat di bidang sains dan teknologi
- Rasa ketidakamanan
- Tempo perubahan yang semakin tinggi
4. Berkurangnya kedaulatan Negara

D. Sikap indonesia dalam menghadapi pengaruh globalisasi

a.Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara


Indonesia. Globalisasi telah mampu mempengaruhi sendi-sendi kehidupan dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara:
 Telekomunikasi: kemajuan teknologi telekomunikasi seperti penggunaan telegraf dan
telepon diakibatkan oleh keinginan masyarakat dunia dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dunia secara keseluruhan.
 Komunikasi: penggunakan HP, internet, dan satelit yang memungkinkan orang dapat
menghubungi orang lain dengan cepat dan mempercepat komunikasi serta
memudahkan mengakses informasi dan telekomunikasi.
 Trasportasi: pergantian alat transportasi tradisional seperti sepeda ontel, dokar, becak
dengan transportasi modern seperti bus, pesawat, kereta api, dll.
 Makan dan minum: makanan dan minuman dari negara lain yang juga masuk ke
Indonesia menjadi makanan alternatif favorit seperti pizza hut, spaghetti, burger, dll
 Benda-benda Elektronika: elektronika juga sebagai bukti globalisasi seperti televisi,
VCD, komputer, kulkas, radio, rice cooker, dll.
 Di bidang kerja ekonomi antar negara: globalisasi menuntut kelompok kerjasama
antar negara untuk mencapai efisiensi menuju kesejahteraan bersama seperti AFTA,
APEC, WTO.
b. Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan
negara Indonesia
Fenomena globalisasi telah melanda dunia dengan jelas. Kondisi globalisasi seperti
itu berarti negara-negara berkembang yang akan memikul beban terberat apabila tidak
mampu mengendalikannya dan untuk mengikuti arus globalisasi suatu negara ditantang untuk
mampu bersaing didunia internasional. Dengan demikian pengendaliannya harus dilakukan
pada pihak yang dikenai pengaruhnya dan pihak yang dikenai globalisasi harus menjadi daya
tangkal yang dapat menghindari diri sendiri dari pengaruh-pengaruh negatif. Cara
mengendalikan dampak negatif globalisasi sebagai berikut:
 Pendidikan: dapat ditempuh dengan melalui pendidikan baik formal, informal maupun
nonformal. Dengan ini dapat terwujudnya kepribadian yang didalamnya terintregrasi
norma-norma/nilai-nilai berdasarkan pandangan hidup berbangsa.
 Cara Regulatif: pemeritah harus berusaha menjalankan peranannya secara sungguh-
sungguh dan ketat untuk mengatur dengan mengeluarkan peraturan (regulasi).
Pengawasan terhadap tempat hiburan dan menghindari kerjasama dengan pihak-pihak
yang memanfaatkan teknologi canggih untuk merusak generasi muda.
 Pengendalian sosial: semua pihak harus melaksanakanya secara konsekuen, agar tujuanya
mencegah pengaruh buruk globalisasi benar-benar terwujud secara efektif dan efisien.
 Memperkokoh nilai lokal: globalisasi dapat dihadapi melalui penguatan nilai-nilai lokal.
Bahwa diera globalisasi, nilai dan tradisi lokal harus tetap dipertahankan. Nilai budaya
lokal yang dituduh sebagai penghambat globalisasi sebenarnya mempenyai kekuatan yang
bisa dijadikan dasar/acuan.
 Permantapan nilai-nilai religius dan agama: untuk menghadapi dampak negatif globalisasi,
maka penguatan nilai-nilai religius/agama merupakan kekuatan dalam rangka pertahanan
menghadapi gempuran dampak buruk globalisasi. Hal ini menjadi pengendalian pribadi
dan keluarga, masyarakat dan bangsa.

KESIMPULAN

1. Ideologi adalah suatu pandangan atau sisitem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang
cara yang terbaik, yaitu secara moral dianggap benar dan adil serta mengatur tingkah laku
bersama dalam berbagai segi kehidupan.
2. Globalisasi berarti sebagai prosses terjadinya perluasan skala kehidupan manusia yang
multidimensial, dari format yang lokal dan kemudian nasional, untuk menuju formmat baru
yang meliputi seluruh dataran bumi.
3. Globalisasi dapat berdampak negetif dan positif terhadap eksistensi ideologi pancasila.
4. Cara mempelajari materi globalisasi ada dua cara, yaitu; mengevaluasi pengaruh globalisasi
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia dan menentukan sikap terhadap
pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara Indonesia.
5. Pancasila dimata dunia adalah ideologi yang dipandang positif dan universal.
6. Peran pacasila terhadap globalisasi adalah sebagai filter dari perubahan-perubahan yang
akan menggeser pancasila sebagai ideologi.

Anda mungkin juga menyukai