1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki
ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.Epulopiscium fishelsoni berukuran diameter 80 μm dan
panjang 200-500 μm (0,2-0,5 mm) yang hidup pada ikan. Bakte ini ditemukan hidup di usus
ikan sekitar Pulau Lizard, Queensland, Australia. Thiomargarita namibiensis berukuran
diameter 100-750 μm (0,1-0,75 mm). Bakteri ini ditemukan di sebuah pantai di Namibia,
Afrika.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Hidup secara sendiri-sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni)
8. Hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dan hidup di
sekitar kita, mulai dari daerah tropis hingga kutub, dataran rendah hingga pegunungan dan
juga pada tubuh kita
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
9. Termasuk jenis organisme yang jumlahnya melimpah
10. Hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Jumlah dan jenis bakateri sangat banyak. Untuk menentukan tata nama pada setiap jenis
bakteri, para peneliti menggunakan dasar klasifikasi diantaranya berdasarkan sifat
umum. Bakteri merupakan organisme berjenis bersel tunggal yang bereproduksi dengan cara
yang sederhana, yaitu dengan pembelahan biner. Sebagian besar hidup bebas dan
mengandung informasi genetik dan memiliki sistem biosintetik dan penghasil energi yang
penting untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Sejumlah bakteri, bersifat parasit
intraseluler obligat contohnya Chlamydiae dan Rickettsiae. Dalam beberapa hal bakteri
berbeda dari eukariot. Bakteri tidak memiliki ribosom 80S maupun organel bermembran,
seperti nukleus, mitokondria, lisosom, retikulum endoplasma maupun badan golgi,
bakteri tidak memiliki flagela fibril 9+2 atau struktur silia seperti pada sel eukariot. Bakteri
memiliki ribosom 70S dan kromosom sirkuler tunggal (nukleoid) tanpa sampul yang
disusun oleh asam deoksiribonukleat untai-ganda (DNA) yang bereplikasi secara amitosis.
Jika terjadi pergerakan sering disebabkan adanya struktur flagela filamen-tunggal. Sejumlah
bakteri memiliki mikrofibril eksternal (pili atau fimbria) yang berfungsi untuk menempel.
Mycoplasma tidak memiliki dinding sel, sedangkan eubakteria lainnya menghasilkan struktur
sampul dengan susunan senyawa kimianya mirip peptidoglikan dinding sel. Eubakteria
yang berdinding sel dan archaebakteria dapat berbentuk kokus (bola), basil (batang), batang
melengkung atau spiral. Struktur kimia sampul eubakteria sering digunakan untuk
membedakannya ke dalam kelompok bakteri Gram-positif, Gram-negatif, dan “acid-fast”
(tahan-asam).
Berdasarkan konsep spesies
Spesies bakteri didefinisikan secara deskriptif (fenotipik). Setiap macam bakteri dianggap
sebagai suatu spesies, yang dibentuk dari kumpulan strain yang memberikan beberapa
gambaran sangat berbeda dari strain lain. Suatu strain merupakan merupakan progeni atau
subkultur dari isolat koloni tunggal dalam kultur murni. Spesies bakteri didefinisikan melalui
(1) sifat struktural dari bentuk, ukuran, cara pergerakan, tahap istirahat, reaksi pewarnaan
Gram, dan pertumbuhan secaramakroskopik, (2) sifat nutrisi dan biokimia, produk akhir dan
informasi biokimia lain pada metabolit dan komponen seluler, (3) sifat fisiologi relatif
terhadap oksigen, temperatur, pH, dan respon terhadap zat antibakteri, (4) sifat ekologi dan
(5) komposisi basa DNA, homologi, dan sifat genetik.
Berdasarkan konsep biovar (Biotipe Spesies/Strain)
Kumpulan spesies bakteri terdiri dari strain-strain yang saling berhubungan tetapi berbeda
organisme, kadang-kadang disebut sebagai “cluster”. Dalam setiap kumpulan spesies atau
“cluster”, suatu strain dipilih secara acak untuk menjadi wakil terbaik dari spesies tersebut.
Strain ini disebut biotipe (atau biovar) dari spesies, dan sesudah itu sifatnya digunakan untuk
menggambarkan spesies tersebut. Strain biotipe digunakan sebagai “strain referensi”, tersedia
pada koleksi kultur seperti ”The American Type Culture Collection” (ATCC), Rockville,
Maryland, USA. Strain biotipe tidak memperlihatkan semua sifat strain dalam kumpulan
spesies. Oleh karena itu, penandaan subspesies, seperti serotipe (serovar), patotipe (patovar),
morfotipe (morfovar), atau tipe faga (fagovar) kadang-kadang digunakan untuk menunjukan
sifat tertentu dari variasi strain. Pada bakteri, tidak adanya kriteria gabungan definitif untuk
penandaan spesies dapat difahami akibat variasi pada tingkat dimana kelompok dipisahkan,
bergantung pada gambaran peneliti, sebagai kolektor dan pemisah. Menurut kategori pemisah
yang menandai setiap serotipe (serovar) Salmonella sebagai suatu spesies dengan nama yang
dimilikinya. Di pihak lain, pengumpul menandai serotipe individu sebagai jumlah tipe dalam
spesies tunggal, contohnya, Klebsiella atau Streptococcus.
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan mahluk hidup yang lain .
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-
tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri
yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler
dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki
ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding
selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan
Struktur Bakteri
struktur-bakteri1
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan
fosfolipid dan protein.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
The basic structure of bacteria:1. The cell wall is composed of peptidoglycan which is a
combination of proteins and polysaccharides (thickness bacterial peptidoglycan split into
gram-positive bacteria when peptidoglikannya thick and gram-negative bacteria when
peptidoglikannya thin).2. The plasma membrane is a membrane that envelops the cytoplasm
is composed of a layer of phospholipids and proteins.3. The cytoplasm is the cell fluid.4.
Ribosomes are organelles that are scattered in the cytoplasm, composed of protein and
RNA.5. granules storage, because the bacteria needed to store food reserves.
granula
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan
lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol
dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari
dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih
kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah
struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung
pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada
bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan
terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri.
Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora
yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan,
radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora
akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
1. Capsules or slime layer is a layer outside the cell wall of certain bacteria types, when
thick layer called a capsule and when a thin layer called the mucous layer. Capsules and slime
layers composed of polysaccharides and water.
2. flagellum, or whip feathers are rod-shaped or spiral structures protruding from the cell
wall.
3. Pilus and fimbria is a structure shaped like fine hair protruding from the cell wall,
flagellum pilus similar to but shorter, stiffer and smaller diameter and is composed of protein
and is found only in gram-negative bacteria. Fimbria pilus structure is similar but shorter than
the pilus.
4. Klorosom is a structure that is located just below the plasma membrane and contain the
pigment chlorophyll and other pigments for photosynthesis. Klorosom only found in bacteria
that carry out photosynthesis.
5. vacuole gas contained in the bacteria that live in the water and photosynthesize.
6. endospores are resting form (latent) of several types of gram-positive bacteria and bacteria
build up in cells if conditions are not favorable for bacterial life. Endospores contain little
cytoplasm, genetic material, and ribosomes. Endospores thick wall composed of proteins and
cause endospores are resistant to drought, light radiation, high temperatures and chemicals. If
the environmental conditions favorable endospores will grow into a new bacterial cells.
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta
terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
1. Bakteri Kokus :
kokus
a. Monokokus
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :
basil
a. Monobasil
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
3. Bakteri Spirilia :
spirilia
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang
atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak
menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang
merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda
pula yaitu
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan
optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri
lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel
bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
transformasi
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya
dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
transduksi
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui
kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang
berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
konjugasi
Peranan Bakteri
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang
merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada
pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter
xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium
leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan
Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses
nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin
B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk
pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik
streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan
Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan
energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang
kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri,
misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri memiliki dinding sel seperti tumbuhan yang tersusun atas peptidoglikan dan
mukopolisakarida.
Bakteri memiliki endospora yaitu kapsul yang muncul jika kondisi yang tidak
menguntungkan sebagai perisai terhadap panas dan ganguan alam.
Dari segi ukuran, bakteri pada umumnya bakteri terlalu kecil seperti Mycoplasma
untuk dilihat mata telanjang yakni sekitar 0,5 mikrometer tapi dan ada juga yang
sedikit lebih besar yakni Epulopiscium fishelsoni mencapai ukuran yaitu sekitar 10-
100 mikrometer.
Ciri umum lainnya dari bakteri hidup adalah mereka makhluk yang parasit
(membutuhkan inang seperti manusia atau hewan) tapi ada juga yang hidup bebas
Habitat bakteri dapat tinggal dilingkungan yang keras seperti air panas, kawah,
gambut.
Dilihat dari bentuk penampakan, sel bakteri bisa terlihat seperti basil (atau batang),
kokus (berbentuk bola), spirilum (spiral seperti pembuka tutup botol), kokobasil
(bulat dan batang), dan Vibrio (seperti koma)
8-10% fospolipid dan protein adalah penyusun membran sitoplasma pada bakteri.
Bakteri ada yang memiliki ekor juga disebut dengan flagela untuk bergerak sedangkan
bakteri yang tidak memiliki flagela bergerak dengan cara seperti berguling
Pada artikel ini akan dibahas pengertian, ciri-ciri, struktur, klasifikasi, contoh bakteri yang
menguntungkan dan merugikan, langsung saja simak pembahasan berikut ini.
Pengertian Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu prokariotik yang hidup bebas dan dapat
ditemukan di beberapa lingkungan seperti udara, tanah, debu, air, serta hidup di dalam tubuh
hewan, tumbuhan, atau manusia. Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani dari kata bacterion
yang berarti batang kecil.
Bakteri merupakan organisme terbanyak dan paling berkelimpahan dari semua organisme.
Meski ukurannya yang sangat kecil dan tidak bisa dilihat tanpa bantuan mikroskop, bakteri
ada di mana saja, di air, tanah, dan tubuh makhluk hidup.
Ciri-ciri Bakteri
Bersel satu dan sangat sederhana.
Prokariotik.
Memiliki beberapa macam bentuk sel, yaitu bulat, batang, spiral, dan variasinya.
Ada yang memiliki alat gerak berupa flagel dan ada yang tidak.
Struktur Bakteri
Secara struktural, bakteri tersusun atas kapsul, dinding sel, membran sel, sitoplasma, materi
genetik, ribosom, bulu cambuk, dan plasmid seperti pada gambar berikut ini.
A. Kapsul
Kapsul adalah selubung pelindung bakteri yang tersusun atas polisakarida. Kapsul terletak di
luar dinding sel. Hanya bakteri bersifat patogen yang mempunyai kapsul. Fungsi kapsul
adalah untuk melindungi diri dari kekeringan dan mempertahankan diri dari antitoksin yang
dihasilkan oleh sel inang.
B. Dinding Sel
Dinding sel bakteri tersusun atas protein yang berikatan dengan polisakarida(Peptidoglikan).
Dinding sel terletak di luar membran sel. Adanya dinding sel menyebabkan bentuk bakteri
menjadi tetap. Dinding sel berfungsi untuk melindungi sel bakteri terhadap lingkungannya.
C. Membran Sel
Membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein(Fosfollpid).
Membran sel bersifat semipermeabel. Membran sel mengandung enzim respirasi. Fungsinya
adalah untuk membungkus plasma dan mengatur pertukaran mineral dari sel dan ke luar sel.
D. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan yang terdapat di dalam sel. Sitoplasma tersusun atas koloid yang
mengandung berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, dan mineral.
Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme.
F. Materi Genetik
AND (Disebut juga DNA) bakteri tidak tersebar dalam sitoplasma, tetapi terdapat pada
daerah tertentu yang disebut nukleoid. ADN berfungsi mengendalikan sintesis protein bakteri
dan merupakan zat pembawa sifat.
G. Ribosom
Ribosom berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari protein, jika dilihat dari
mikroskop, ribosom terlihat seperti struktur kecil yang melingkar.
H. Plasmid
Selain ADN, bakteri juga mempunyai plasmid. Plasmid mengandung gen-gen tertentu,
misalnya gen patogen dan gen kebal antibiotik. Plasmid juga mampu memperbanyak diri.
Dalam satu sel bakteri bisa terbentuk kurang lebih 20 Plasmid.
Structurally, the bacteria is composed of a capsule, a cell wall, cell membrane, cytoplasm,
genetic material, ribosomes, feather whip, and plasmid as in the picture below.
A. Capsules
B. Cell Wall
Bacterial cell walls are composed of proteins that bind to polysaccharides (Peptidoglycan).
The cell walls located outside the cell membrane. The existence of the cell wall of the
bacteria causing the shape becomes permanent. Serves to protect the cell wall of bacterial
cells to their environment.
C. Cell Membranes
The cell membrane is semi-permeable. The cell membrane contains enzymes respiration. Its
function is to wrap the plasma and the exchange of minerals from the cells and out of the cell.
D. cytoplasm
The cytoplasm is the liquid contained in the cell. The cytoplasm is composed of colloids that
contain a variety of organic molecules such as carbohydrates, fats, proteins, and minerals.
The cytoplasm is the venue for metabolic reactions.
Flagellum is a tool motion in bacteria that help the bacteria to approach the food or stay away
if there are toxins or chemicals.
F. Genetic Material
AND (Also called DNA) bacteria do not spread in the cytoplasm, but there is in certain areas,
called nucleoid. ADN serves to control the bacterial protein synthesis and a carrier substance
properties.
G. Ribosomes
Ribosome function in protein synthesis. Ribosomes are composed of protein, when viewed
from the microscope, the ribosome looks like a small circular structure.
H. Plasmid
In addition to ADN, the bacteria also have plasmids. Plasmid containing specific genes, for
example genes of pathogenic and antibiotic-resistant genes. Plasmids are also able to
reproduce themselves. In one bacterial cell can be formed approximately 20 Plasmid.
Reproduksi Bakteri
Cara bereproduksi bakteri bisa terjadi secara seksual melalui transduksi, transformasi, dan
konjugasi atau secara aseksual dengan cara pembelahan biner/diri.
Secara Seksual
1. Transduksi
Transduksi adalah pemindahan materi genetik dengan perantaraan virus. Proses ini diawali
dengan masuknya virus ke dalam bakteri. Kemudian virus akan berkembang biak sehingga
menyebabkan sel bakteri yang dimasukinya mengalami pecah. Virus yang baru terbentuk
akan berhamburan keluar dari sel bakteri.
2. Transformasi
Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik berupa AND atau gen dari bakteri
satu ke bakteri lainnya yang sejenis dengan proses fisiologis yang kompleks.
3. Konjugasi
Konjugasi adalah perkawinan antara kedua sel kelamin. Sel kelamin jantan ditandai dengan
adanya rambut halus (Fili) pada permukaan dinding sel yang dapat berikatan pada suatu
tempat khusus di permukaan sel betina. Reproduksi secara konjugasi terjadi pada bakteri
gram negatif seperti Escherichia coli, Salmonella sp., dan Pseudomonas sp..
Secara Aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual bakteri adalah dengan cara membelah diri (Binary
fission). Bakteri akan membelah menjadi 2 sel anakan, 2 menjadi 4, dan seterusnya.
Pembelahan biner selesai setelah terbentuknya dinding sel. Dalam kondisi yang ideal, bakteri
akan membelah diri setiap 15-20 menit.
Meskipun bakteri mampu berkembang biak secara cepat, pertumbuhan bakteri juga
dipengaruhi oleh faktor suhu, sinar matahari, kelembapan, dan zat kimia. Suhu maksimal
untuk pertumbuhan bakteri adalah 27C – 30C. Bakteri bisa tumbuh dengan baik pada
lingkungan yang lembab. Sinar matahari mampu merusak struktur materi genetik bakteri
sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Sexually
1. transduction
Transduction is the transfer of genetic material through a virus. This process begins with the
entry of the virus into bacteria. Then the virus will multiply, causing the bacteria had entered
the cells rupture. The new virus is formed to be poured out of the bacterial cell.
2. Transformation
Transformation is the transfer of genetic material in the form of a bit of an AND or genes
from one bacterium to another bacterium similar to the complex physiological processes.
3. Conjugation
Conjugation is the marriage of two sex cells. Male sex cells characterized by their fine hair
(Fili) on the surface of the cell wall that can bind to a special place in the female cell surface.
Reproduction in conjugation occurs in gram-negative bacteria such as Escherichia coli,
Salmonella sp., And Pseudomonas sp ..
In asexual
Asexually proliferation of bacteria is by dividing (Binary fission). Bacteria will divide into
two daughter cells, two become four, and so on. Binary fission completed after the formation
of the cell wall. In ideal conditions, bacteria will divide every 15-20 minutes.
Although the bacteria were able to multiply rapidly, bacterial growth is also influenced by
temperature, sunlight, moisture, and chemicals. Maximum temperature for bacterial growth is
27C - 30C. Bacteria can grow well in moist environments. The sun's rays can damage the
structure of the genetic material of bacteria that can inhibit the growth of bacteria.
Klasifikasi Bakteri
1. Heterotrof
Heterotrof adalah tidak bisa membuat makanan sendiri, dibagi menjadi parasit (Hidup
pada inang), dan saprofit (Menguraikan sampah organik).
2. Autotrof
Autotrof adalah jenis bakteri yang mampu membuat makana sendiri, terbagi menjadi
fotoautotrof (Membuat makanan dengan bantuan cahaya), dan kemoautotrof
(Membuat makanan dengna bantuan senyawa kimia).
3. 1. Aerob
Aerob adalah membutuhkan oksigen, terbagi menjadi obligat (Sangat membutuhkan
oksigen), dan fakultatif (Bisa hidup tanpa oksigen atau ada oksigen).
2. Anaerob
Anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen
4. Berdasarkan bentuknya
5.
6.
7. 1. Kokus
Kokus adalah bakteri berbentuk bulat. Kokos terbagi lagi diantaranya monokokus,
diplokokus, streptokokus, stafilokokus.
2. Basilus
Basilus yaitu bakteri berbentuk batang. Basilus terbagi menjadi beberapa bentuk
diantaranya monobasil, diplobasil, streptobasil.
3. Koma
Koma yaitu bakteri yang berbentuk koma.
4. Spirilum
Spirilum yaitu bakteri berbentuk spiral.
9. Pewarnaan Gram dilakukan untuk identifikasi bakteri. Warna ungu untuk Gram positif
dan warna merah untuk Gram negatif.
Pada bakteri Gram positif, kandungan peptidoglikan dinding selnya lebih banyak
daripada lipid. Sebaliknya pada bakteri Gram negatif, kandungan lipid-nya lebih
banyak daripada peptidoglikan.
Pada bakteri Gram negatif terdapat tiga lapis pembungkus sel, yaitu membran bagian
luar (Outer membrane), lapisan tengah yang merupakan dinding sel atau lapisan
murein, dan membran plasma dalam. Bakteri Gram negatif kebanyakan dapat
menyebabkan penyakit.
2. Bakteri pathogen atau bakteri penyebab penyakit tertentu pada manusia, hewan
atau tumbuhan.
a. Bakteri penyebab penyakit pada hewan:
Bakteri dapat ditemui hampir di setiap jenis lingkungan yang ada di bumi, mulai dari dasar
laut, di dalam batuan karang, dan daratan. Karena ukurannya yang kecil dan kemampuannya
untuk bereproduksi dengan sangat cepat, bakteri menjadi makhluk hidup yang paling
melimpah di bumi.
Bakteri terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.
a. Archaebacteria
Archaebacteria merupakan bakteri primitif yang bersifat prokariotik. Archaebacteria dikenal
juga sebagai bakteri purba. Bakteri ini hidup di habitat dengan kondisi ekstrem, misal sumber
air panas dan daerah berkadar garam tinggi. Archaebacteria memiliki ciri khusus sebagai
berikut.
1) Dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.
2) Membran selnya mengandung lipid berikatan eter.
3) Ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA-polimerase.
Menemukan Arkaebakteria: mata air panas-mata air panas dari Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat, termasuk tempat pertama yang
menjadi lokasi Archaebacteria ditemukan. Gambar di sebelah atas adalah kolam gurita musim semi, dan gambar di sebelah bawah adalah kolam
Obsidian. Setiap kolam memiliki kandungan mineral, suhu, dan salinitas yang begitu berbeda. Setiap kolam mungkin berisi komunitas yang berbeda
dari mikroba. Arcahebacteria . Ahli biologi yang digambarkan di atas yang membenamkan mikroskop slide dalam kolam mendidih untuk dapat
menangkap sampel beberapa Arcahebacteria yang mungkin ditangkap untuk studi.
2) Bakteri Halofil
Bakteri halofil mampu hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi. Sebagian dari
bakteri halofil mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai pigmen berupa
bakteriorhodopshin. Contoh bakteri halofil yaitu Halobacterium.
3) Bakteri Termoasidofil
Bakteri termoasidofil hidup di lingkungan yang bersuhu tinggi dan tingkat keasamannya
tinggi. Contoh bakteri termoasidofil yaitu Sulfolobus dan Thermoplasma. Bakteri ini
menggunakan hidrogen dan sulfur organik yang terdapat di kawah gunung api dan mata air
bersulfur sebagai sumber energi.
1) Bacteria Methanogens
Bacteria of this group is anaerobic and kemosintetik. Habitat in the marshes and areas less
oxygen. The food is obtained through the decay of the remains of dead plants. The decay
process produces methane. Methane is also called biogas. Several types of methanogenic
bacteria can live symbiotically in the rumen of herbivores functioning ferment cellulose.
Some types of bacteria from this group can survive at high temperatures. Methanogenic
bacteria live as decomposers. Examples of methanogenic bacteria that Methanobacterium.
2) Bacteria Halofil
Halofil bacteria able to live in an environment of high salinity. Most of the bacteria halofil
able to perform photosynthesis because they have pigment in the form of bakteriorhodopshin.
Examples of bacteria Halobacterium halofil ie.
3) Bacteria Termoasidofil
Termoasidofil bacteria live in an environment of high temperature and high acidity level.
Examples of bacteria that is Sulfolobus and Thermoplasma termoasidofil. These bacteria use
hydrogen and organic sulfur contained in the crater of the volcano and sulfur springs as a
source of energy.
Eubacteria dikenal sebagai bakteri sejati atau bakteri sesungguhnya. Menurut Campbell,
Eubacteria dibagi menjadi lima kelompok, yaitu Proteobacteria, Bakteri gram Positif,
Spirochetes, Chlamydias, dan Cyanobacteria.
1) Proteobacteria
Proteobacteria dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri ungu, Proteobacteria
kemoautotrof, dan Proteobacteria kemoheterotrof. Bakteri ungu biasanya hidup di endapan
kolam, danau, atau lumpur. Contoh bakteri ungu yaitu Chromatium. Proteobacteria
kemoautotrof hidup bebas atau bersimbiosis dengan makhluk hidup lain. Contoh
Proteobacteria kemoautotrof yaitu Rhizobium. Proteobacteria kemoheterotrof hidup di dalam
saluran pencernaan. Contoh Proteobacteria kemoheterotrof yaitu Escherichia coli dan
Salmonella.
3) Spirochetes
Spirochetes berbentuk spiral dengan panjang 5–250 µm. Spirochetes merupakan bakteri
Gram negatif dan bersifat kemoheterotrof. Spirochetes hidup bebas atau sebagai parasit
dalam tubuh manusia dan hewan. Contoh Spirochetes yaitu Treponema pallidum yang
mengakibatkan penyakit sifilis.
4) Chlamydias
Chlamydias merupakan kelompok bakteri yang ukurannya paling kecil (0,2–1,5 µm).
Chlamydias hanya dapat hidup sebagai parasit dalam sel-sel makhluk hidup lain. Contoh
Chlamydias yaitu Chlamydias trachomatis yang dapat mengakibatkan penyakit mata.
5) Cyanobacteria
Cyanobacteria dahulu dikenal dengan nama ganggang hijau-biru (blue green algae).
Cyanobacteria ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Cyanobacteria mempunyai
pigmen klorofil, karoten, dan pigmen tambahan. Pigmen tambahan berupa fikosianin (pigmen
biru) dan fikoeritrin (pigmen merah). Pigmen-pigmen tersebut mengakibatkan warna
Cyanobacteria beraneka ragam. Contoh Cyanobacteria yaitu Anabaena(mengakibatkan air
sawah berwarna hijau) dan Oscillatoria rubescen (mengakibatkan Laut Merah di Timur
Tengah berwarna merah).
Eubacteria are known as true bacteria or bacterial indeed. According to Campbell, Eubacteria
divided into five groups, namely Proteobacteria, gram-positive bacteria, Spirochetes,
Chlamydias, and Cyanobacteria.
1) Proteobacteria
Proteobacteria are divided into three groups, namely purple bacteria, Proteobacteria
No member of gram-positive bacteria that can photosynthesize and there are kemoheterotrof.
These bacteria can form endospores when environmental conditions are less favorable.
Examples of gram-positive bacteria are Clostridium and Bacillus.
3) Spirochetes
Long spiral-shaped spirochetes with 5-250 lm. Spirochetes are Gram-negative bacteria and is
kemoheterotrof. Spirochetes live free or as parasites in humans and animals. Examples of
Treponema pallidum Spirochetes namely that cause disease syphilis.
4) Chlamydias
Chlamydias is a group of bacteria that most small size (0.2 to 1.5 m).
Chlamydias can only live as parasites in cells of other living creatures. Example Chlamydias
namely Chlamydias trachomatis which can lead to eye disease.
5) Cyanobacteria
a. Monokokus
Berupa sel bakteri kokus tunggal. Contoh : Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit
mata).
b. Diplokokus
Berupa dua sel bakteri kokus berdempetan. Contoh : Diplococcus pnemoniae (penyebab
penyakit pneumonia) , Neisseria gonorhoeae (penyebab penyakit kelamin raja singa).
c. Tetrakokus
Berupa empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat. Contoh : Pediococcus
cerevisiae.
d. Sarkina
Berupa delapan sel bakteri kokus berdempetan berbentuk kubus. Contoh : Thiosarcina rosea
(bakteri belerang).
e. Streptokokus
Berupa lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai. Contoh :
Streptococcus mutans (penyebab gigi berlubang).
f. Stafilokokus
Berupa lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk seperti buah anggur.
Contoh : Staphylococcus aureus (penyebab penyakit radang paru-paru).
Gambar : bentuk – bentuk bakteri kokus
a. Basilus/monobasil
Berupa sel bakteri basil tunggal. Contoh : Eschericcia coli (bakteri usus besar manusia),
Propionibacterium acnes (penyebab jerawat).
b. Diplobasil
c. Streptobasil
Berupa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai. Contoh : Azotobacter (bakteri tanah
yang mengikat nitrogen) , Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks pada hewan ternak).
3. Bakteri Spirilia
a. Spiral
Bentuk sel seperti tanda baca koma. Contoh : Vibrio cholera (penyebab penyakit kolera).
c. Bakteri Spiroseta
Bentuk sel seperti sekrup. Contoh : Treponema pallidum (penyebab penyakit kelamin sifilis).
Monotrik, berflagel satu pada salah satu ujung tubuh bakteri. Contoh : Pseudomonas
araginosa.
2. Amfitrik
Amfitrik, flagel masing-masing satu pada kedua ujung tubuh bakteri. Contoh : Spirillium
serpen.
3. Lofotrik
Lofotrik, berflagel banyak pada salah satu ujung tubuh bakteri. Contoh : Pseudomonas
flourencens.
4. Peritrik
Peritrik, berflagel banyak pada semua sisi tubuh bakteri. Contoh : Salmonella thypii.
1. Bakteri gram-positif
Bakteri gram-positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, banyak mengandung
peptidoglikan. Misalnya bakteri Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc, Pediococcus
dan Aerococcus.
2. Bakteri gram-negatif
Bakteri gram-negatif memiliki dinding sel yang lebih kompleks, kandungan peptidoglikan
lebih sedikit. Misalnya bakteri Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter,
Vibrio, Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium.
Gambar : Perbedaan Dinding Sel Bakteri Gram Positif Dan Gram Negatif
Berkut ini adalah karakteristik dari bakteri Gram positif dan Gram negatif :
Karakteristi
Gram positif Gram negatif
k
Homogen dan tebal (20- Peptidoglikan (2-7 nm) di
80 nm) serta sebagian antara membran dam
besar tersusun dari dan luar, serta adanya
Dinding sel peptidoglikan. membran luar (7-8 nm
Polisakarida lain dan tebalnya) yang terdii dari
asam teikoat dapat ikut lipid, protein, dan
menyusun dinding sel. lipopolisakarida
Bulat, batang atau Bulat, oval, batang lurus
filamen atau melingkar seperti
tanda koma, heliks atau
Bentuk sel
filamen; beberapa
mempunyai selubung
atau kapsul
Pembelahan biner Pembelahan biner,
Reproduksi kadang-kadang
pertunasan
kemoorganoheterotrof Fototrof,
Metabolism
kemolitoautotrof, atau
e
kemoorganoheterotrof
Kebanyakan nonmotil, Motil atau nonmotil.
bila motil tipe flagelanya Bentuk flagela dapat
adalah petritrikus bervariasi-
Motilitas
(petritrichous) polar,lopotrikus
(lophtrichous), petritrikus
(petritrichous).
Anggota Biasanya tidak memiliki Dapat memiliki pili,
tubuh apendase fimbriae, tangkai
(apendase)
Beberapa grup dapat Tidak dapat membentuk
Endospora
membentuk endspora endospora
2. Bakteri anaerob
Bakteri anaerob tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Misalnya
Micrococcus denitrificans.
1. Autotrof
Bakteri yang dapat menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik. Berdasarkan
sumber energinya bakteri autotrof dibedakan menjadi :
2. Heterotrof
Bakteri yang tidak dapat menyusun makanan sendiri. Bakteri ini memanfaatkan bahan
organik jadi yang berasal dari organisme lain. Bakteri yang termasuk kedalam bakteri
heterotrop adalah bakteri yang bersifat parasit dan saprofit, yaitu bakteri yang mendapat
makanan dengan menguraikan sisa-sisa organisme.
Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologi. Sampai sekarang
masih diperdebatkan apakah virus termasuk makhluk hidup atau bukan. Karena struktur
tubuh virus sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan makhluk hidup lain. Virus tidak
memiliki sitoplasma dan organel sehingga tidak dapat melakukan metabolisme. Virus adalah
suatu sistem yang paling sederhana dari seluruh sistem genetika. Berikut adalah penjelasan
tentang struktur tubuh virus yang pada umumnya terdapat di seluruh jenis virus. Langsung
saja kita simak yang pertama:
1. Kepala
Kepala virus berisi DNA, RNA, dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun oleh satu unit
protein yang disebut kapsomer.
2. Isi Tubuh
Isi tubuh virus sering disebut virion, yang terdiri dari asam nukleat (DNA atau RNA). Virus
hanya memiliki salah satu tipe asam nukleat. Terdapat beberapa jenis virus berdasarkan isi
tubuhnya, antara lain:
1. Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain, polyomyelitis,
virus radang mulut dan kuku, dan virus influenza.
2. Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya paramixovirus.
3. Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak lipida, contohnya virus cacar.
3. Ekor
Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan tubuh virus
pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid. Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat
yang dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk virus yang menginfeksi sel eukariotik
tidak memiliki ekor.
Tiga bagian diatas adalah tiga struktur utama virus. Berikut adalah tiga tambahan struktur
tubuh virus:
4. Kapsid
Kapsid adalah lapisan pembungkus DNA atau RNA yang ada pada tubuh virus. Kapsid terdiri
dari rangkaian kapsomer. Bentuk kapsid bervariasi dan tergantung pada tipe virusnya. Fungsi
kapsid adalah untuk memberi bentuk virus dan melindungi virus dari kondisi lingkungan
yang merugikan virus.
5. Kapsomer
Kapsomer adalah bagian tubuh virus yang di dalamnya ada sedikit protein dan saling
terangkai membentuk kapsid.
6. Sel Pembungkus
Sel pembungkus adalah pelindung yang tersusun dari lipoprotein yang merupakan membran
plasma dan berfungsi untuk melapisi DNA atau RNA.
Struktur Virus
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada yang
berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan
"kepala" oval dan "ekor" silindris.
5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor. Gambar
dan Penjelasannya sebagai berikut:
a) Kepala
b) Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein, Kapsid terdiri atas bagian - bagian yang disebut
kapsomer, misalnya,kapsid pada TMV dapat terdiri atas satu rantai polipeptida yang tersusun atas
2.100 kapsomer. Kapsid juga dapat terdiri dari protein - protein monomer identik, yang masing -
masing terdiri dari rantai polipeptida.
c) Isi tubuh
isi tubuh yang kering disebut virion adalah bahan genetik yakni asam nukleat (DNA atau RNA),
contohnya sebagai berikut:
1) Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain, virus polyomyelitis,
virus radang mulut dan kuku, dan virus influenza.
2) Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya para mixovirus.
3) Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein dan banyak lipida, contohnya virus cacar.
d) Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya. Ekor virus terdiri atas
tabung bersumbat yang dilengkapi benang / serabut.
pada virus dijumpai asam nukleat yang diselubungi kapsid , disebut nukleokapsid , ada dua macam :
a) Nukleokapsid yang telanjang, misalnya TMV, Adenovirus, dan virus kutil (warzer virus).
b) Nukleokapsid yang diselubungi suatu membran pembungkus, misalnya pada virus influenza dan
virus herpes.
D. PARASITISME VIRUS
Jika bakteriofag menginfeksikan genomnya ke dalam sel inang, maka virus hewan diselubungi oleh
endositosis atau, jika terbungkus membran, menyatu dengan plasmalema inang dan melepaskan inti
nukleoproteinnya ke dalam sel. Beberapa virus (misalnya virus polio), mempunyai tempat-tempat
reseptor yang khas pada sel inangnya, yang memungkinkannya masuk. Setelah di dalam, biasanya
genom tersebut mula-mula ditrskripsi oleh enzim inang tetapi kemudian biasanya enzim yang
tersandi oleh virus akan mengambil alih. Sintesis sel inang biasanya berhenti, genom virus bereplikasi
dan kapsomer disintesis sebelum menjadi virion dewasa. Virus biasanya mengkode suatu enzim yang
diproduksi terakhir, merobek plasma membran inang (tahap lisis) dan melepaskan keturunan infektif;
atau dapat pula genom virus terintegrasi ke dalam kromsom inang dan bereplikasi bersamanya
(provirus). Banyak genom eukariota mempunyai komponen provirus. Kadang-kadang hal ini
mengakibatkan transformasi neoplastik sel melalui sintesis protein biasanya hanya diproduksi selama
penggandaan virus. Virus tumor DNA mencakup adenovirus dan papavavirus; virus tumor DNA
terbungkus dan mencakup beberapa retrovirus (contohnya virus sarkoma rous).
E. REPRODUKSI VIRUS
Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik
Siklus litik dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel
inangnya. Siklus litik, secara umum mempunyai tiga tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi
(biosintesis) dan lisis. Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit
Tahapan siklus
Gambar siklus litik (dimulai dari kanan bawah ke kiri):
Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk
menempel pada inang spesifik
2. Replikasi (biosintesis)
Setelah menempel, virus kemudian melubangi membran sel inang dengan enzim lisozim. Setelah
berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel inang untuk selanjutnya
bergabung dengan DNA sel inang tersebut..
Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid
dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.
3. Lisis
Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus kemudian
akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan
membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu
akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan berulang
kembali.
Proses-proses pada siklus lisogenik
Tahapan dari siklus hampir sama dengan siklus litik, perbedaannya yaitu sel inangnya tidak hancur
(mati) tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk
provirus (dimana materi genetik virus dan sel inang bergabung).
Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi, penyisipan gen
virus dan pembelahan sel inang.
Tahap siklus
Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu
menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada sel inang
dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel.
Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip kedalam
asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk provirus (pada
bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus akan
bereplikasi.
Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi akan
diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang memiliki
profage menjadi sangat banyak.
Provirus yang baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan yang tepat tetapi
kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah besar apabila diberi agen penginduksi.
Hal ini disebabkan karena sel bakteri atau sel inang yang lainnya memiliki pertahanan tubuh yang
kuat sehingga sulit bagi virus untuk menghancurkannya lebih cepat.
F. KLASIFIKASI VIRUS
1.Sistem Taksonomi Virus Universal
Ordo : virales
Family : viridae
Subfamily : virinae
Genus : virus
Species : virus
Di dalam setiap famili, subdivisi disebut genera yang biasanya berdasarkan pada perbedaan serologi
dan fisikokimia. Kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan genera bervariasi dari famili ke famili.
Nama genus mempunyai akhiran –virus. Pada 4 famili (Poxviridae, Herpesviridae, Parvoviridae,
Paramyxoviridae), kelompok besar yang disebut sub famili didefinisikan dengan mempertimbangkan
kompleksitas hubungan di antara anggota virus. Jenis – jenis virus digunakan untuk mengelompokkan
famili virus yang memiliki karakter yang umum. Hanya 1 jenis saat ini yang telah didefinisikan, yaitu
Famili Mononegavirales, meliputi famili Filoviridae, Paramyxoviridae, dan Rhabdoviridae,
Sejak tahun 1995, The International Committee on Taxonomy of Viruses telah mengumpulkan lebih
dari 4000 virus binatang dan tumbuhan menjadi 71 famili, 11 subfamili, dan 164 genera, tetapi masih
ada ratusan virus yang masih belum ditemukan, 24 famili virus diantaranya dapat menginfeksi
manusia dan binatang.
Menurut Lwoff, dkk (1966) dalam Syahrurachman, dkk (1994) dalam klasifikasi virus digunakan
kriteria sebagai berikut:
2.Simetri kapsid
4.Banyaknya kapsomer untuk virus ikosahedral atau diameter nukleokapsid untuk virus helikoidal
Sedangkan menurut Jawetz, dkk (1992) dalam Darkuni (2001) sifat dasar yang digunakan dalam
klasifikasi virus adalah :
1.Jenis asam nukleat, DNA atau RNA; beruntai tunggal atau ganda
2.Ukuran dan morfologi, termasuk tipe simetris, jumlah kapsomer dan dan adanya selaput
(envelope)
3.Adanya enzim-enzim spesifik terutama polimerase RNA dan DNA yang penting dalam proses
replikasi gen, dan neurominidase yang penting untuk pelepasan partikel virus tertentu (misal
influenza) dari sel-sel yang membentuknya
5.Sifat-sifat imunologik
7.Patologi
1.Virus bentuk Ikosahedral. Bentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi, dengan sumbu
rotasi ganda, contohnya virus polio dan adenovirus.
2.Virus bentuk Heliks. Menyerupai batang panjang, nukleokapsid merupakan suatu struktur yang
tidak kaku dalam selaput pembungkus lipoprotein yang berumbai dan berbentuk heliks, memiliki
satu sumbu rotasi. Pada bagian atas terlihat RNA virus dengan kapsomer, misalnya virus influenza,
TMV.
3.Virus bentuk Kompleks. Struktur yang amat kompleks dan pada umumnya lebih lengkap dibanding
dengan virus lainnya. Contoh virus pox (virus cacar) yang mempunyai selubung yang menyelubungi
asam nukelat.
Berdasarkan jumlah kapsomernya, virus dibedakan menjadi:
Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu bakteri.
Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian
berbeda yang diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang
diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.
Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Prancis, D'Herelle.
Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala
mengandung dua pilinan DNA. Bagian leher berfungsi menghubungkan bagian kepala dan ekor.
Bagian ekor berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke dalam sel inangnya.
b. Virus tumbuhan
Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada tumbuhan: Tobacco Mozaic
Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus (BYV).
c. Virus hewan
Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus
Influenza
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen
jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh) disebut
vaksin. Contohnya pembuatan vaksin polio, rabies, hepatitis B, influenza, cacar, dan vaksin MMR
(Measles, Mumps, Rubella) untuk cacar gondong, dan campak.
Pada umumnya virus bersifat rnerugikan. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi
pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus.
Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus dapat menginfeksi
tumbuhan, hewan, dan manusia sehingga menimbulkan penyakit.
seperti tembakau, kacang kedelai, tomat kentang dan beberapa jenis labu.
(Cucumber Mozaic), buncis (Bean cane mozaic dan Bean mozaic), gandum
(Wheat mozaic), tebu (Sugar cane mozaic). Virus TMV pada tanaman
ditularkan secara mekanis atau melalui benih. Virus ini belum diketahui dapat
ditularkan melalui vektor (serangga penular). Virus dapat bertahan dan bersifat
infektif selama beberapa tahun. Virus bersifat sangat stabil dan mudah
ditularkan dari benih ke pembibitan pada saat pengelolaan tanaman secara
daun tanaman yang terserang menjadi berwarna belang hijau muda sampai
hijau tua. Ukuran daun relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun
akhirnya kerdil.
3. Daun menggulung, terjadi pada tembakau, kapas, dan lobak yang diserang
virus TYMV.
4. Penyakit tungro (virus Tungro) pada tanaman padi. Tungro adalah penyakit virus pada padi yang
biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan
berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang
berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat
sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun
yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng
hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus
tungro.
5. Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk (virus citrus vein phloem
1. Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama
ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Ayam yang
2. Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan
kerbau. penyakit kuku dan mulut merupakan suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus yang mudah menyerang hewan ternak berkuku belah diantaranya
sapi, kerbau, domba, kambing, dan babi. Penyebaran penyakit itu dapat
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya virus yang terbawa oleh angin,
bercampurnya hewan ternak dalam angkutan truk, serta pakan ternak yang
mengganggu kuku dan mulut sehingga ternak tidak nafsu makan selama
4. Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan
adalah suatu penyakit menular yang akut, menyerang susunan syaraf pusat,
disebabkan oleh virus rabies jenis Rhabdho virus yang dapat menyerang
semua hewan berdarah panas dan manusia. Penyakit ini sangat ditakuti dan
1. lnfluenza
Penyebab influenza adalah virus orthomyxovirus yang berbentuk seperti bola. Virus influenza
ditularkan lewat udara dan masuk ke tubuh manusia melalui alat pernapasan. Virus influenza pada
umumnya menyerang hanya pada sistem pernapasan. Terdapat tiga tipe serologi virus influenza,
yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A dapat menginfeksi manusia dan hewan, sedangkan B dan C hanya
menginfeksi manusia. Gejala influenza adalah demam, sakit kepala, pegal linu otot, dan kehilangan
nafsu makan, Orang yang terserang influenza biasanya akan sembuh dalam 3 sampai 7 hari.
Penanggulangan virus ini telah diusahakan oleh beberapa ahli dengan pembuatan vaksin.
pendekatan terbaru adalah dengan pemakaian mutan virus hidup vang dilemahkan untuk
mendorong agar respon kekebalan tubuh meningkat.
2. Campak
Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus yang tidak rnengandung enzim neurominidase.Gejala
campak adalah demam tinggi, batuk, dan rasa nyeri di seluruh tubuh.
Di awal masa inkubasi, virus berlipat ganda di saluran pernapasan atas. Di akhir masa inkubasi, virus
menuju darah dan beredar keseluruh bagian tubuh, terutama kulit.
3. Hepatitis
Hepatitis (pembengkakan hati) disebabkan oleh virus hepatitis. Ada 3 macam virus hepatitis yaitu
hepatitis A, B, dau C (non-A,non-B). Gejalanya adalah demam, mual, dan muntah, serta perubahan
warna kulit dan selaput lendir menjadi kuning. Virus hepatitis A cenderung menimbulkan hepatitis
akut, sedangkan virus hepatitis B cenderung menimbulkan hepatitis kronis. Penderita hepatitis B
mempunyai risiko menderita kanker hati. Penyakit ini dapat rnenular melalui minuman yang
terkontaminasi, transfusi darah, dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril
5. Polio
Polio disebabkan oleh poliovirus. Serangan poliovirus menyebabkan lumpuh bila virus menginfeksi
selaput otak (meninges) dan merusak sel saraf yang berhubungan dengan saraf tepi.
Virus ini menyerang anak - anak berusia antara 1 - 5 tahun . virus polio dapat hidup di air selama
berbulan - bulan, sehingga dapat menginfeksi melalui air yang diminum. Dalam keadaan beku virus
ini dapat ditularkan lewat lingkungan yang buruk, melalui makanan dan minuman. penularan dapat
terjadi melalui alat makan bahkan melalui ludah.
6. Gondong
Penyakit gondong disebabkan oleh paramyxovirus dapat hidup dijaringan otak , selaput otak,
pankreas, testis, kelenjar parotid dan radang di hati. Penyakit gondong ditandai dengan
pembengkakan di kelenjar parotid pada leher di bawah daun telinga. penularannya terjadi melalui
kontak langsung dengan penderita melalui ludah, urin dan muntahan.
7. AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah penurunan sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus HIV adalah virus kompleks yang
rnempunvai 2 molekul RNA di dalam intinya. Virus tersebut diduga kuat berasal dari virus kera afrika
yang telah mengalami mutasi. Walaupun AIDS sangat mematikan, penularannya tidak semudah
penularan virus lain. Virus HIV tidak ditularkan melalui kontak biasa seperti jabat tangan, pelukan,
batuk, bersin, peralatan makan dan mandi, asalkan tidak ada luka di kulit.
Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit atau selaput lendir. Penularannya dapat
terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
Gejala awal ditandai oleh pembesaran nodus limfa. Penyakit yang umumnya diderita adalah
pneumonia, diare, kanker, penurunan berat badan, dan gagal jantung. Pada penderita, virus HIV
banyak terkonsentrasi di dalam darah dan cairan mani. Sekali virus menginfeksi penderita, virus akan
tetap ada sepanjang hidup penderita.
8. Ebola
Gejala awal vang ditimbulkan ebola mirip influenza, yaitu demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot,
dan hilang nafsu makan. Gejala ini muncul setelah 3 hari terinfeksi. Setelah itu virus ebola mulai
mereplikasikan dirinya. Virus ebola menyerang sel darah.
Sebagai akibatnva sel darah yang mati akan menyumbat kapiler darah, mengakibatkan kulit memar,
rnelepuh, dan seringkali larut seperti kertas basah.
Pada hari ke-6, darah keluar dari mata, hidung, dan telinga. Selain itu penderita memuntahkan cairan
hitam vang merupakan bagian jaringan dalam tubuh yang hancur.
Pada
hari
ke-9,
biasanva
penderita
akan
mati. Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita ebola (darah, feses,
urin, ludah, keringat). Sampai saat ini belum ada obat penyembuhnya.
Virus ebola ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Zaire. Habitatnya di alam belum diketahui,
demikan pula bagaimana prosesnya menjadi epidemik. Virus ebola dapat hidup di atmosfer selama
beberapa menit. kemudian akan mati oleh radiasi uliraviolet9. Herpes simplex
Disebabkan oleh virus anggota sukuHerpetoviridae, yang menyerang kulit dan selaput lendir. Virus
herpes simplex dapat menyerang bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
Penyakit ini biasanya menyerang mata, bibir, mulut, kulit, alat kelamin, dan kadang - kadang otak.
Infeksi pertama biasanya setempat dan cenderung hilang timbul. Virus masuk ke dalam tubuh
melalui luka kecil. Pada bayi, virus sering ditularkan pada saat dilahirkan.
Selain itu virus juga ditularkan melalui hubungan seksual. Kecuali pada mata dan otak, gejala utama
penyakit adalah timbul gelembung - gelembung kecil. Gelembung tersebut sangat mudah pecah.
Infeksi pada alat kelamin diduga merupakan salah satu faktor penyebab tumor ganas di daerah
genitalia tersebut.
Disebabkan oleh salah satu virus yang diduga dapat menimbulkan tumor di kulit, alat kelamin,
tenggorokan, dan saluran utama pernapasan. Infeksi terjadi melalui kontak langsung dan hubungan
seksual dengan penderita.
12.Rabies
Disebabkan oleh virus rabies. Rabies sebenarnya merupakan penyakit yang menyerang hewan,
misalnya anjing, kucing, dan kelelawar penghisap darah. Hewan yang terkena dapat menunjukkan
tingkah laku agresif ataupun kelumpuhan.
Virus ditularkan pada manusia melalui gigitan binatang yang terinfeksi. Setelah masa inkubasi yang
sangat bervariasi, dari 13 hari sampai 2 tahun (rata-rata 20 - 60 hari), timbul gejaia kesemutan di
sekitar luka gigitan, gelisah, dan otot tegang. Gangguan fungsi otak, seperti hilangnya kesadaran,
terjadi kira - kira satu minggu kemudian, Rabies sering kali menyebabkan kematian.
sebagai berikut:
1) Jika hewan yang menggigit tidak menunjukkan gejala rabies dalam waktu 5 - 7 hari setelah
menggigit, dapat dianggap bahwa gigitan tidak mengandung virus rabies.
ludahnya.
3) Gigitan kucing lebih berbahaya daripada gigitan anjing, karena kemungkinan adanya virus pada
ludah kucing yang terinfeksi rabies lebih besar (90%) daripada anjing (45%). Pencegahan penyakit
pada hewan dilakukan dengan cara vaksinasi.
Referensi.
Campbell, N.A., et al. 2006. Biology Concepts & Connections. California: The
Benjamin/Commings Publishing Company
Ada beberapa virus yang menguntungkan dan berperan pada bidang rekayasa genetika. Virus dapat
manfaatkan dalam kloning gen, yaitu dengan produksi ADN yang identik secara genetis, hal ini dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Contoh jenis virus yang menguntungkan adalah:
Virus yang dapat digunakan untuk membuat hormon insulin, untuk menyembuhkan diabetes
melitus. Hal ini merupakan keuntungan virus berguna dalam bidang kedokteran.
Virus yang bermanfaat agar mengendalikan serangga yang dapat merusak tubuh tanaman.
Virus ini dapat membasmi hama dan bermanfaat dalam bidang pertanian.
Virus untuk terapi gen. Terapi gen merupakan upaya penyembuhan penyakit keturunan yang
disebabkan karena pewarisan gen.
Virus ini dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
HIV/AIDS menyerang sel-sel darah putih limfosit T. Gejalanya adalah seperti gabungan dari
gejala beberapa jenis penyakit, hal ini dikarenakan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Virus ini dapat menyebabkan penyakit ebola yang sangat mematikan. Virus ebola menyerang
sel-sel pertahanan tubuh. Gejalanya dapat berupa demam yang disertai dengan pendarahan.
Virus ini dapat menyebabkan penyakit hepatisis B. Virus hepatitis menyerang sel-sel hati, hal
ini dapat mengakibatkan perut penderita membesar dan tubuhnya menjadi berwarna
kuning.
Measles Virus
Measles virus dapat menyebabkan penyakit cacar. Measles virus menyerang sel kulit yang
dapat menimbulkan gejala awal seperti demam, pilek, dan kemudian muncul luka cacar.
Human Papilomavirus
Adeno Virus
Adeno virus dapat menyebabkan gangguan pada sistem respirasi dan tumor rahim pada
wanita. Gejalanya adalah perut sakit seperti menstruasi dan timbul benjolan pada rahim.
Mumps Virus
Mumps virus menyebabkan penyakit gondong. Mumps virus menyerang kelenjar parotis,
yang dapat menimbulkan bengkak atau radang pada rahang.
Orthomycovirus
Polio Virus
Polio virus merupakan penyebab penyakit polio. Virus tersebut menyerang sel-sel pada
sistem saraf pusat yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kelumpuhan.
Rous sacroma virus dapat menyebabkan tumor yang terjadi pada ayam.
Rhabdovirus
Rhabdovirus menyerang sistem syaraf pada hewan seperti anjing, kucing, kera yang dapat
menyebabkan penyakit rabies. Penyakit tersebut dapat menular ke manusia dengan melalui
gigitan hewan yang telah terkena rabies.
Paramyxovirus
Paramyxovirus menyebabkan penyakit NCD (New Castle Desease), menyerang sistem syaraf
yang terjadi pada unggas seperti ayam. Penyakit tersebut sering disebut dengan penyakit
tetelo atau parrot fever. Gejala penyakitnya adalah mencret dan batuk-batuk.
Bovine Papilo Virus
Virus tersebut yang dapat menyebabkan penyakit mosaik pada daun tembakau. Gejalanya
dengan timbulnya bercak-bercak berwarna kuning yang terjadi pada daun tembakau,
sehingga dapat menghambat pertumbuhan daun tembakau.
Virus Tungro
Virus tungro menyerang batang dan akar padi, hal ini dapat menyebabkan tumbuhan padi
menjadi kerdil. Virus tungro dapat ditularkan melalui serangga seperti wereng coklat dan
wereng hijau.
Virus CPVD dapat menyebabkan penyakit degenerasi (penyakit tumor) yang terjadi pada
batang dan daun jeruk. Virus CPVD menyerang sistem pembuluh floem pada tanaman jeruk.
Itulah virus yang menguntungkan dan virus yang merugikan pada makhluh hidup.
b. Tidak mempunyai klorofil, sehingga cara hidupnya bersifat heterotrof (saprofit maupun
parasit).
e. Tubuhnya berbentuk benang hifa, ada juga yang membentuk anyaman benang yang disebut
miselium
f. Jamur banyak dijumpai di tempat lembap, agak asam, pada bahan makanan, pada bahan
organik, serta hidup sebagai saprofit dan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia
Organisme yang memiliki ciri-ciri yang baru saja dijelaskan dapat ditemukan dalam dua dari
tujuh kingdom- mereka membuat seluruh kingdom Eumycota atau jamur sejati, dengan
dinding sel (dinding hifa) yang dibuat sebagian besar dari kitin (seperti eksoskeleton
serangga); dan bagian dari kingdom Chromista, dengan dinding sel terbuat dari selulosa
(seperti tanaman), dan yang juga mencakup ganggang coklat – dan kelps (semua Chromista
ini, meskipun mereka mungkin terlihat sangat berbeda, memiliki sel renang yang sama
dengan dua flagela di satu tahap dalam hidup mereka).
Habitat Jamur
Jamur yang ditemukan di seluruh dunia, dan tumbuh di berbagai habitat, termasuk padang
pasir. Kebanyakan tumbuh di lingkungan darat, namun beberapa spesies hanya hidup di
habitat perairan. Kebanyakan jamur hidup di tanah atau benda mati, dan dalam hubungan
simbiosis dengan tanaman, hewan, atau jamur lainnya. Jamur, bersama dengan bakteri yang
ditemukan di dalam tanah, adalah pengurai utama bahan organik dalam ekosistem darat.
Dekomposisi organisme mati kembali nutrisi ke tanah, dan lingkungan.
contoh jamur
Ciri-ciri contoh
Aspergilus
o Aspergillus wentii,
untuk Pembuatan
kecap dan Tauco
o Aspergillus niger,
untuk Menghilangkan
O2 pada sari buah
o Aspergillus flavus,
menghasilkan racun
Aflatoksin yang
menyebabkan kanker
hati (hepatitis)
Aspergillus fumigatus,
penyebab Penyakit paru-paru
pada aves
Basidiomycota
Hifanya bersekat, mengandung inti Volvariela volvacea (jamur
haploid. merang)
Jamur Shitake
Epidermophyton floocosum,
menyebabkan kutu air.
Epidermophyton,
Hifa bersekat, tubuh berukuran
Microsporum, penyebab
mikroskopis
penyakit kurap.
Bersifat parasit pada ternak dan ada
Melazasia fur-fur, penyebab
yang hidup saprofit pada sampah
panu.
Ringkasan
Jamur adalah kingdom dalam domain Eukarya yang mencakup cendawan, jamur roti, dan
ragi.
Kebanyakan jamur adalah multiseluler. Mereka unik dalam hal memiliki dinding sel terbuat
dari kitin.
Kebanyakan jamur hidup pada benda mati atau tanah. Beberapa hidup di habitat air. Banyak
terlibat dalam hubungan simbiosis.
Umumnya bersel banyak (multiseluler), bersifat eukariotik (memiliki membran inti sel), tidak
memiliki klorofil, sehingga bersifat heterotrof ( tidak mampu membuat makanan sendiri), ada
yang bersifat parasit, ada yang bersifat saprofit, dan ada yang bersimbiosis (mutualisme)
membentuk lichenes.
Dinding sel dari bahan selulose dan ada yang dari bahan kitin. Tubuh terdiri dari benang –
benang halus yang disebut Hifa. Struktur hifa yang bercabang membentuk suatu anyaman di
sebut dengan Miselium, yang berfungsi menyerap zat – zat organik pada subtrat / medium.
Bagian yang terletak antara kumpulan hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit
memiliki houstorium, yaitu hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel inangnya.
Reproduksi ada yang secara vegetatif / aseksual dan ada yang secara generatif / seksual.
Secara vegetatif dengan spora, tunas, konidia, maupun fragmentasi. Secara generatif dengan
konjugasi membentuk zygospora, askospora, dan basidiospora. Memiliki keturunan diploid
yang singkat (berumur pendek). Habitat di tempat lembab, mengandung zat organik, sedikit
asam, dan kurang cahaya matahari.
B. KLASIFIKASI JAMUR
1. Zygomycota
a. Ciri-ciri Zygomycota
Contoh :
1. Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh di
tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid,
sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon. Sporangium menghasilkan spora baru.
2. Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan. Kedua ujung hifa
menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid. Inti haploid
gametangium melebur membentuk zigospora diploid. Zigospora berkecambah tumbuh
menjadi sporangium. Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid.
Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
2. Ascomycota
a. Ciri-ciri Ascomycota
3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau
dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
4. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa
gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil
dari reproduksi generatif.
b. Contoh:
Penicilium
Aspergilus
Reproduksi Ascomycota
3. Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada
(basidia)
a. Ciri-ciri Basidiomycota
2. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian
batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran
(bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut
basidiokarp.
3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau
dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
b. Contoh Basidiomycota
Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang
mematikan
Jamur Shitake
Reproduksi Basidiomycota
4. Deuteromycota
Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya), karena belum diketahui
perkembangbiakannya secara seksual
a. Ciri-ciri Deuteromycota
Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak,
manusia, dan tanaman budidaya
b. Contoh Deuteromycota
Advertisement
Reproduksi secara generatif dapat menghasilkan keturunan dengan variasi genetik yang lebih
tinggi dibanding dengan reproduksi secara vegetatif. Adanya variasi genetik ini
memungkinkan dihasilkannya keturunan yang lebih adaptif bila terjadi perubahan kondisi
lingkungan.
Reproduksi secara vegetatif pada jamur bersel satu dilakukan dengan cara pembentukan tunas
yang akan tumbuh menjadi individu baru. Sementara reproduksi secara vegetatif pada jamur
multiseluler dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang terpisah akan tumbuh menjadi jamur
baru.
Jamur jenis tertentu yang sudah dewasa menghasilkan sporangiofor (tangkai kotak spora).
Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Di dalam kotak spora terjadi
pembelahan sel secara mitosis dan menghasilkan banyak sporangiospora dengan kromosom
yang haploid (n). Jamur jenis lainnya yang sudah dewasa dapat menghasilkan konidiofor
(tangkai konidium). Pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora). Di
dalam konidium terjadi pembelahan sel secara mitosis dan menghasilkan banyak
konidiospora dengan kromosom yang haploid (n). Baik sporangiospora maupun
konidiospora, bila jatuh di tempat yang cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid
(n).
Advertisement
Reproduksi pada jamur secara generatif (generatif) dilakukan dengan pembentukan spora
generatif melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis. Mekanismenya dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Hifa (+) dan hifa (-), masing-masing berkromosom haploid (n), berdekatan membentuk
gametangium. Gametangium merupakan perluasan hifa.
5. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek dengan
kromosom haploid (n).
6. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora spora yang haploid (n). Spora-spora ini
memiliki keanekaragaman genetik.
7. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok, maka akan berkecambah (germinasi)
menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk jaringan miselium yang
semuanya haploid (n).