Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM 1

ELEKTRONIKA

“PENGENALAN KOMPONEN DAN ALAT UKUR :


KOMPONEN PASIF”

Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Elektronika


Yang Dibimbing oleh
I Made Wirawan, S.T., S.S.T., M.T.

Asisten Praktikum:
Much.Zainuri
Irvan Sanusi

Oleh :
Andisa talenta Oktaviani 160533611441

S1 PTI OFF A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
September 2016
1. Pendahuluan
Komponen dasar yang digunakan dalam rangkaian elektronik adalah resistor,
kapasitor, dan induktor. Oleh karena itu, sangat perlu memahami cara membaca nilai
komponen yang tertera pada label komponen, menguji apakah komponen dalam
kondisi baik atau rusak, menyusun rangkaian dalam project board, dan memahami
cara melakukan pengukuran rangkaian elektronika.

2. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa dapat membaca nilai komponen resistor, kapasitor, dan induktor
b. Mahasiswa dapat mengukur / menguji komponen apakah dalam kondisi baik
atau rusak
c. Mahasiswa dapat menyusun rangkaian (serial-paralel) pada project board
d. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran menggunakan alat ukur mutimeter,
function generator, dan osiloskop.

3. Dasar Teori
A. Teori Arus Listrik
Pengertian arus listrik adalah jumlah elektron yang mengalir dari
potensial rendah ke potensial tinggi. Satuan arus listrik adalah ampere. Dalam
teori arus listrik, terdapat dua macam sumber arus listrik yakni AC atau bolak-
balik serta DC atau searah. Sumber listrik AC contohnya adalah generator dan
listrik PLN. Sedangkan sumber listrik DC adalah baterai, dinamo, aki, dan sel
surya. Alat untuk mengukur arus listrik adalah amperemeter. Pengukuran arus
listrik juga dapat dilakukan dengan multimeter.
Rumus arus listrik adalah:
I=Q/t
I = arus listrik dalam satuan ampere (A)
Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)
t = waktu dalam satuan detik (s)
I=V/R
I = arus listrik dalam satuan ampere (A)
V = tegangan dalam satuan volt (V)
R = hambatan dalam satuan ohm (Ω)

B. Teori Tegangan Listrik


Tegangan listrik adalah energi yang menyebabkan elektron dapat
mengalir dan menghasilkan arus listrik. Satuan tegangan listrik adalah volt.
Alat untuk mengukur tegangan listrik adalah voltmeter. Pengukuran tegangan
listrik juga dapat dilakukan dengan multimeter.
Rumus tegangan listrik adalah:
V=W/Q
V = tegangan listrik dalam satuan volt (V)
W = energi dalam satuan joule (J)
Q = muatan listrik dalam satuan coulomb (C)
V=I×R
V = tegangan dalam satuan volt (V)
I = arus listrik dalam satuan ampere (A)
R = hambatan dalam satuan ohm (Ω)

C. Teori Hambatan atau Resistansi


Resistor adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi sebagai
hambatan listrik. Satuan nilai resistor adalah Ohm. Alat yang digunakan untuk
mengukur besarnya hambatan resistor adalah Ohmmeter. Pengukuran
hambatan listrik juga dapat dilakukan dengan multimeter.
Selain itu, pengukuran hambatan juga dapat dilakukan dengan cara
membaca gelang-gelang warna-warni pada resistor. Berikut adalah tabel warna
gelang resistor.

Kode Warna Gelang I Gelang II Gelang III Gelang IV


Hitam 0 0 100 -
Coklat 1 1 101 -
Merah 2 2 102 -
Jingga 3 3 103 -
Kuning 4 4 104 -
Hijau 5 5 105 -
Biru 6 6 106 -
Ungu 7 7 107 -
Abu-abu 8 8 108 -
Putih 9 9 109 -
Emas - - 10-1 5%
Perak - - 10-2 10%
Tidak berwarna - - - 20%

Cara pembacaan resistansi sebuah resistor melalui warna gelang adalah


sebagai berikut:

Gambar 1. Contoh resistor

Pada gambar 1 terdapat contoh gambar gelang resistor yang berwarna


dengan susunan coklat, hitam, hijau, dan perak. Sebagaimana pada tabel,
masing-masing warna bernilai 1, 0, 105, dan 10%. Jadi:

Coklat Hitam Hijau Perak


1
0
100000
10%
1000000 Ω 10%
100 kΩ 10%
Jadi resistansi resistor tersebut adalah 100 kΩ dengan toleransi 10%.

D. Multimeter
i. Pengertian Multimeter
Multimeter adalah alat ukur listrik yang dapat mengukur tegangan
(voltmeter), hambatan (ohmmeter), atau arus (amperemeter). Multimeter juga
disebut sebagai avometer, di mana avo adalah singkatan dari ampere, volt, dan
ohm.
ii. Jenis-jenis Multimeter
Multimeter terbagi atas 2 jenis, yakni:
- Multimeter analog
- Multimeter digital
iii. Bagian-bagian Penting Multimeter
Bagian-bagian penting multimeter adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Bagian-bagian Multimeter Analog dan Digital

a. Display
Berfungsi untuk menampilkan angka/hasil pengukuran.
b. Saklar selector
Berfungsi untuk memilih fitur yang akan kita gunakan apakah
amperemeter, voltmeter, atau ohmmeter.
c. Probe
Berfungsi untuk menghubungkan multimeter dengan objek yang kita
ukur ampere, volt, atau ohmnya.

iv. Cara Menggunakan Multimeter


Berikut ini cara menggunakan multimeter sebagai voltmeter,
amperemeter, dan ohmmeter.
a. Cara Mengukur Tegangan DC (Voltmeter DC)
i. Atur posisi saklar selektor ke DCV.
ii. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan
diukur. Jika ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selektor ke 12
Volt (khusus multimeter analog).
iii. Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
iv. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe
merah pada terminal positif (+) dan probe hitam ke terminal
negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
v. Baca hasil pengukuran di display multimeter.
b. Cara Mengukur Tegangan AC (Voltmeter AC)
i. Atur posisi saklar selektor ke ACV.
ii. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur.
Jika ingin mengukur 220 Volt, putar saklar selektor ke 300 Volt
(khusus multimeter analog).
iii. Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
iv. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk
Tegangan AC, tidak ada polaritas negatif (-) dan positif (+).
v. Baca hasil pengukuran di display multimeter.
c. Cara Mengukur Arus Listrik (Amperemeter)
i. Atur posisi saklar selektor ke DCA.
ii. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika
arus yang akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar
selektor ke 300mA (0.3A). Jika arus yang diukur melebihi skala
yang dipilih, maka sekring (fuse) dalam multimeter akan putus.
Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
iii. Putuskan jalur power supply yang terhubung ke beban.
iv. Kemudian hubungkan probe multimeter ke terminal jalur yang
kita putuskan tersebut. Probe merah ke output tegangan positif
(+) dan probe iitam ke input tegangan (+) beban ataupun
rangkaian yang akan kita ukur.
v. Baca hasil pengukuran di display multimeter.
d. Cara Mengukur Resistor (Ohmmeter)
i. Atur posisi saklar selektor ke Ohm (Ω).
ii. Pilih skala sesuai dengan perkiraan ohm yang akan diukur.
Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “kali”.
(khusus multimeter analog).
iii. Hubungkan probe ke komponen resistor, tidak ada polaritas, jadi
boleh terbalik.
iv. Baca hasil pengukuran di display multimeter. Khusus untuk
analog, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2.

4. Data dan Analisis


1. Pembacaan Resistor
Pengukuran
No. Res Kode Warna gelang Resistor Pembacaan Dengan Multimeter
Manual Analog
1. R1 Coklat, Merah, Merah, Emas 1200 Ω ± 5% 1200 Ω
2. R2 Kuning, Ungu, Coklat, Perak 470 Ω ± 10% 470 Ω
3. R3 Coklat, Hitam, Merah, Emas 1000 Ω ± 5% 1000 Ω

Analisis :
Pengukuran dan pembacaan pada resistor baik manual maupun
menggunakan Multimeter seharusnya menghasilkan nilai yang tidak jauh
berbeda dengan toleransi yang ada atau bahkan harus sama. Apabila dalam
hasil pengukuran ditemukan hasil yang jauh berbeda dari toleransi yang
ditetapkan, maka dapat dipastikan terjadi kesalahan atau kurang akuratnya
proses pembacaan maupun kurangnya pemahaman proses pengukuran dan
pembacaan nilai pada resistor.

2. Menyusun Komponen Resistor Dengan Susunan Serial, Paralel, dan


Kombinasinya
Tabel Kombinasi Resistor

Serial Paralel Serial – Paralel


No Kombinasi
Resistor
Teori Pengukura Teori Pengukura Teori Pengukura
n n n
1. R1, R2, R3 2670 Ω 2600Ω 252,5Ω 250Ω 1519,7Ω 1500Ω

Pengukuran :
a. Seri
- Pengukuran menggunakan multimeter :
R2 : skala diatur pada posisi x10, jarum menunjukkan angka 120.
Sehingga pembacaan nilainya : 120 x 10 = 1200 Ω

R2 : skala diatur pada posisi x10, jarum menunjukkan angka 47.


Sehingga pembacaan nilainya : 47 x 10 = 470 Ω
R2 : skala diatur pada posisi x10, jarum menunjukkan angka 100.
Sehingga pembacaan nilainya : 100 x 10 = 1000 Ω

Rtotal : skala diatur pada posisi x100, jarum menunjukkan angka 26.
Sehingga pembacaan nilainya : 26 x 100 = 2600 Ω

- Pengukuran secara manual :

Rtotal = R1 + R2 + R3
Rtotal = 1200 + 470 + 1000
Rtotal = 2670Ω
b. Paralel
- Pengukuran menggunakan multimeter :
Rtotal : skala pada multimeter diatur pada posisi pengali x10.
Sementara jarum menunjukkan angka 25. Sehingga pembacaannya
adalah 25 x 10 = 250Ω

- Pengukuran secara manual :

1 1 1 1
= + +
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 1200 470 1000
1 470000 + 1200000 + 564000
=
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 564000000

1 2234000
=
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 564000000

𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 252,5Ω
c. Seri-Paralel
- Pengukuran menggunakan multimeter :
Rtotal : skala pada multimeter diatur pada posisi pengali x100.
Sementara jarum menunjukkan angka 15. Sehingga pembacaannya
adalah 15 x 100 = 1500Ω

- Pengukuran secara manual :

Rp = Rparalel = hambatan pengganti R1 dan R2


1 1 1
= +
𝑅𝑝 1000 470
1 470 + 1000
=
𝑅𝑝 470000
1 1470
=
𝑅𝑝 470000
Rp = 319,7Ω

Rtotal = Rp + R3
Rtotal = 319,7 + 1200
Rtotal = 1519,7Ω

Tegangan pada Arus Pada


No Kombinasi Hambatan Teori Praktek Teori Praktek
Resistor
1. R1, R2, R3 R1 4,4 V 4,4 V 3,7 mA 3,5 mA
R2 1,7 V 1,8 V 3,7 mA 3,5 mA
SERI R3 3,7 V 3,8 V 3,7 mA 3,5 mA
R total 10 V 10 V 3,7 mA 3,5 mA
2. R1, R2, R3 R1 10 V 10 V 8,3 mA 8,5 mA
R2 10 V 10 V 21,2 mA 21,5 mA
PARALEL R3 10 V 10 V 10 mA 10 mA
R total 10 V 10 V 39,5 mA 40 mA
3. R1, R2, R3 R1 7,89 V 8V 6,57 mA 6 mA
R2 3, 09 V 2,2 V 6,57 mA 6 mA
SERI- R3 3,09 V 2,2 V 3,09 mA 3 mA
PARALEL R total 10, 89 V 10,2 V 6,58 mA 9 mA

Analisis pengukuran :
1. Seri
- Teori
 Pada rangkaian seri nilai I sama pada setiap hambatan yang
dilaluinya.
Vtotal
Itotal = Rtotal (Rtotal = R1 + R2 + R3)

10 𝑉
Itotal = 2670 Ω = 0,0037 A / 3,7 mA
 Mencari V1, V2, V3
V1 = Itotal x R1
= 0,0037 A x 1200 Ω
= 4,4 V
V2 = Itotal x R2
= 0,0037 A x 470Ω
= 1,73 V
V3= Itotal x R3
= 0,0037 A x 1000 Ω
= 3,7 V

- Menggunakan Multimeter
 Arus (I1=I2=I3) : selektor diposisikan pada skala DCA 25
mA. Maka skala yang dibaca adalah skala 250 yang dianggap
bernilai 25. Skala menunjuk pada angka 50 yang dianggap
dengan nilai 5. Setiap garis bernilai 0,5. Sehingga sesuai
dengan nilai yang ditunjukkan oleh jarum, arusnya adalah 3,5
mA.
 V1 : Mengukur tegangan posisi multimeter harus disusun
paralel dengan objek yang akan diukur besar tegangannya.
Selektor diposisikan pada skala DCV 10 V. Jadi skala yang
dibaca adalah skala dengan angka 10 terlebih dahulu. Skala
menunjuk pada angka 4 lebih 2 garis . Setiap garis bernilai
0,2. Sehingga sesuai dengan nilai yang ditunjukkan oleh
jarum, V1 adalah 4,4 V.

 V2 : Selektor diposisikan pada skala DCV 10 V. Jadi skala


yang dibaca adalah skala dengan angka 10 tterlebih dahulu.
Skala menunjuk pada angka 2 kurang 1 garis . Setiap garis
bernilai 0,2. Sehingga sesuai dengan nilai yang ditunjukkan
oleh jarum, V2 adalah 1,8 V.
 V3 : Selektor diposisikan pada skala DCV 10 V. Jadi skala
yang dibaca adalah skala dengan angka 10 terlebih dahulu.
Skala menunjuk pada angka 4 kurang 1 garis . Setiap garis
bernilai 0,2. Sehingga sesuai dengan nilai yang ditunjukkan
oleh jarum, V3 adalah 3,8 V.

 Vtotal : Selektor diposisikan pada skala DCV 50 V. Jadi skala


yang dibaca adalah skala dengan angka 50 terlebih dahulu.
Skala menunjuk pada angka 10 . Sehingga sesuai dengan nilai
yang ditunjukkan oleh jarum, Vtotal adalah 10 V.

2. Paralel
- Teori
 Pada rangkaian paralel, nilai tegangan (V) adalah sama
Vtotal= V1=V2=V3=10 V
 Mencari I1, I2, I3, Itotal
𝑉1
𝐼1 =
𝑅1
10
𝐼1 = = 0,0083 𝐴 = 8,3 𝑚𝐴
1200

𝑉2
𝐼2 =
𝑅2
10
𝐼2 = = 0,0212 𝐴 = 21,2 𝑚𝐴
470

𝑉3
𝐼3 =
𝑅3

10
𝐼3 = = 0,01 𝐴 = 10 𝑚𝐴
1000

𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 = 39,5 𝑚𝐴

- Menggunakan Multimeter
 Tegangan (V1=V2=V3). Selektor diposisikan pada skala
DCV 50 V. Maka skala yang dibaca adalah skala 50. Skala
menunjuk pada angka 10. Sehingga sesuai dengan nilai yang
ditunjukkan oleh jarum, tegangannya adalah 10 V.

 I1: Selektor diposisikan pada skala DCA 25 mA. Jadi skala


yang dibaca adalah skala 250 yang diianggap sebagai 25.
Skala menunjuk pada angka 10 kurang 2 titik . Sehingga
sesuai dengan nilai yang ditunjukkan oleh jarum, I1 adalah
8,5 mA.
 I2 : Selektor diposisikan pada skala DCA 25 mA. Jadi skala
yang dibaca adalah skala 250 yang diianggap sebagai 25.
Skala menunjuk pada angka 20 lebih 3 titik . Sehingga sesuai
dengan nilai yang ditunjukkan oleh jarum, I2 adalah 21,5 mA.

 I3 : Selektor diposisikan pada skala DCA 25 mA. Jadi skala


yang dibaca adalah skala 250 yang diianggap sebagai 25.
Skala menunjuk pada angka 10. Sehingga sesuai dengan nilai
yang ditunjukkan oleh jarum, I3 adalah 10 mA.
 Itotal : Selektor diposisikan pada skala DCA 0.25 A. Jadi
skala yang dibaca adalah skala 250 yang diianggap sebagai
0,25. Skala menunjuk pada angka 0,04 A. Sehingga sesuai
dengan nilai yang ditunjukkan oleh jarum, Itotal adalah 0,04
A atau jika dikonversikan kedalam miliAmpere adalah 40
mA.

3. Seri-Paralel
- Teori
 Mencari Itotal
𝑉 10
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = = = 0,00658 𝐴 = 6,58 𝑚𝐴
𝑅 1519
 Mencari nilai tegangan pada setiap hambatan (V1, V2, V3)
V2=V3 karena paralel
V2=V3= Itotal.R2
= 0,00658 x 470
= 3,09 V
V1 = Itotal.R1
= 0,00658 x 1200
= 7,89 V
 Mencari Arus
𝑉1
𝐼1 =
𝑅1

7,89
𝐼1 = = 0,00657 𝐴 = 6,57 𝑚𝐴
1200

𝑉2
𝐼2 =
𝑅2
3,09
𝐼2 = = 0,00657 𝐴 = 6,57 𝑚𝐴
470
𝑉3
𝐼3 =
𝑅3
3,09
𝐼3 = = 0,00309 𝐴 = 3,09 𝑚𝐴
1000

- Menggunakan Multimeter
 Itotal : Selektor diarahkan ke sala DCA 25. Jadi skala yang
dibaca adalah skala 250 yang dianggap sebagai skala 25.
Jarum menunjuk pada skala 5 lebih 2 titik. Jadi sesuai dengan
hasil pengukuran, maka Itotal = 6 mA.

 V2=V3 : Selektor diarahkan ke sala DCV 10. Jadi skala yang


dibaca adalah skala yang dimulai dengan nilai 10 . Jarum
menunjuk pada skala 2 lebih 1 titik. Jadi sesuai dengan hasil
pengukuran, maka V2=V3 = 2,2 V.

 V1 : Selektor diarahkan ke sala DCV 10. Jadi skala yang


dibaca adalah skala yang dimulai dengan nilai 10 . Jarum
menunjuk pada skala 8 . Jadi sesuai dengan hasil pengukuran,
maka V1 = 8 V
 I1=I2 : Selektor diarahkan ke sala DCA 25. Jadi skala yang
dibaca adalah skala 250 yang dianggap sebagai skala 25.
Jarum menunjuk pada skala 5 lebih 2 titik. Jadi sesuai dengan
hasil pengukuran, maka Itotal = 6 mA.

 I3 : Selektor diarahkan ke sala DCA 2,5. Jadi skala yang


dibaca adalah skala 250 yang dianggap sebagai skala 2,5.
Jarum menunjuk pada skala 5 kurang 4 titik. Jadi sesuai
dengan hasil pengukuran, maka Itotal = 3 mA.
Analisis :
Pengukuran hambatan, tegangan, ataupun arus dengan menggunakan
Multimeter tidak selamanya menghasillkan nilai yang sama dengan
pengukuran menggunakan teori.
Nilai pengukuran menggunakan multimeter dengan menggunakan teori
yang muncul terkadang masih memiliki selisih bahkan memiliki nilai jauh
berdeba. Hal itu bisa jadi karena kurang akuratnya pengukuran, salah saat
perangkaian, maupun salah saat pembacaan

Anda mungkin juga menyukai