Laporan Praktikum 1.2
Laporan Praktikum 1.2
ELEKTRONIKA
Asisten Praktikum:
Much.Zainuri
Irvan Sanusi
Oleh :
Andisa talenta Oktaviani 160533611441
S1 PTI OFF A
2. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa dapat membaca nilai komponen resistor, kapasitor, dan induktor
b. Mahasiswa dapat mengukur / menguji komponen apakah dalam kondisi baik
atau rusak
c. Mahasiswa dapat menyusun rangkaian (serial-paralel) pada project board
d. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran menggunakan alat ukur mutimeter,
function generator, dan osiloskop.
3. Dasar Teori
A. Teori Arus Listrik
Pengertian arus listrik adalah jumlah elektron yang mengalir dari
potensial rendah ke potensial tinggi. Satuan arus listrik adalah ampere. Dalam
teori arus listrik, terdapat dua macam sumber arus listrik yakni AC atau bolak-
balik serta DC atau searah. Sumber listrik AC contohnya adalah generator dan
listrik PLN. Sedangkan sumber listrik DC adalah baterai, dinamo, aki, dan sel
surya. Alat untuk mengukur arus listrik adalah amperemeter. Pengukuran arus
listrik juga dapat dilakukan dengan multimeter.
Rumus arus listrik adalah:
I=Q/t
I = arus listrik dalam satuan ampere (A)
Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)
t = waktu dalam satuan detik (s)
I=V/R
I = arus listrik dalam satuan ampere (A)
V = tegangan dalam satuan volt (V)
R = hambatan dalam satuan ohm (Ω)
D. Multimeter
i. Pengertian Multimeter
Multimeter adalah alat ukur listrik yang dapat mengukur tegangan
(voltmeter), hambatan (ohmmeter), atau arus (amperemeter). Multimeter juga
disebut sebagai avometer, di mana avo adalah singkatan dari ampere, volt, dan
ohm.
ii. Jenis-jenis Multimeter
Multimeter terbagi atas 2 jenis, yakni:
- Multimeter analog
- Multimeter digital
iii. Bagian-bagian Penting Multimeter
Bagian-bagian penting multimeter adalah sebagai berikut.
a. Display
Berfungsi untuk menampilkan angka/hasil pengukuran.
b. Saklar selector
Berfungsi untuk memilih fitur yang akan kita gunakan apakah
amperemeter, voltmeter, atau ohmmeter.
c. Probe
Berfungsi untuk menghubungkan multimeter dengan objek yang kita
ukur ampere, volt, atau ohmnya.
Analisis :
Pengukuran dan pembacaan pada resistor baik manual maupun
menggunakan Multimeter seharusnya menghasilkan nilai yang tidak jauh
berbeda dengan toleransi yang ada atau bahkan harus sama. Apabila dalam
hasil pengukuran ditemukan hasil yang jauh berbeda dari toleransi yang
ditetapkan, maka dapat dipastikan terjadi kesalahan atau kurang akuratnya
proses pembacaan maupun kurangnya pemahaman proses pengukuran dan
pembacaan nilai pada resistor.
Pengukuran :
a. Seri
- Pengukuran menggunakan multimeter :
R2 : skala diatur pada posisi x10, jarum menunjukkan angka 120.
Sehingga pembacaan nilainya : 120 x 10 = 1200 Ω
Rtotal : skala diatur pada posisi x100, jarum menunjukkan angka 26.
Sehingga pembacaan nilainya : 26 x 100 = 2600 Ω
Rtotal = R1 + R2 + R3
Rtotal = 1200 + 470 + 1000
Rtotal = 2670Ω
b. Paralel
- Pengukuran menggunakan multimeter :
Rtotal : skala pada multimeter diatur pada posisi pengali x10.
Sementara jarum menunjukkan angka 25. Sehingga pembacaannya
adalah 25 x 10 = 250Ω
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 1200 470 1000
1 470000 + 1200000 + 564000
=
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 564000000
1 2234000
=
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 564000000
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 252,5Ω
c. Seri-Paralel
- Pengukuran menggunakan multimeter :
Rtotal : skala pada multimeter diatur pada posisi pengali x100.
Sementara jarum menunjukkan angka 15. Sehingga pembacaannya
adalah 15 x 100 = 1500Ω
Rtotal = Rp + R3
Rtotal = 319,7 + 1200
Rtotal = 1519,7Ω
Analisis pengukuran :
1. Seri
- Teori
Pada rangkaian seri nilai I sama pada setiap hambatan yang
dilaluinya.
Vtotal
Itotal = Rtotal (Rtotal = R1 + R2 + R3)
10 𝑉
Itotal = 2670 Ω = 0,0037 A / 3,7 mA
Mencari V1, V2, V3
V1 = Itotal x R1
= 0,0037 A x 1200 Ω
= 4,4 V
V2 = Itotal x R2
= 0,0037 A x 470Ω
= 1,73 V
V3= Itotal x R3
= 0,0037 A x 1000 Ω
= 3,7 V
- Menggunakan Multimeter
Arus (I1=I2=I3) : selektor diposisikan pada skala DCA 25
mA. Maka skala yang dibaca adalah skala 250 yang dianggap
bernilai 25. Skala menunjuk pada angka 50 yang dianggap
dengan nilai 5. Setiap garis bernilai 0,5. Sehingga sesuai
dengan nilai yang ditunjukkan oleh jarum, arusnya adalah 3,5
mA.
V1 : Mengukur tegangan posisi multimeter harus disusun
paralel dengan objek yang akan diukur besar tegangannya.
Selektor diposisikan pada skala DCV 10 V. Jadi skala yang
dibaca adalah skala dengan angka 10 terlebih dahulu. Skala
menunjuk pada angka 4 lebih 2 garis . Setiap garis bernilai
0,2. Sehingga sesuai dengan nilai yang ditunjukkan oleh
jarum, V1 adalah 4,4 V.
2. Paralel
- Teori
Pada rangkaian paralel, nilai tegangan (V) adalah sama
Vtotal= V1=V2=V3=10 V
Mencari I1, I2, I3, Itotal
𝑉1
𝐼1 =
𝑅1
10
𝐼1 = = 0,0083 𝐴 = 8,3 𝑚𝐴
1200
𝑉2
𝐼2 =
𝑅2
10
𝐼2 = = 0,0212 𝐴 = 21,2 𝑚𝐴
470
𝑉3
𝐼3 =
𝑅3
10
𝐼3 = = 0,01 𝐴 = 10 𝑚𝐴
1000
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 = 39,5 𝑚𝐴
- Menggunakan Multimeter
Tegangan (V1=V2=V3). Selektor diposisikan pada skala
DCV 50 V. Maka skala yang dibaca adalah skala 50. Skala
menunjuk pada angka 10. Sehingga sesuai dengan nilai yang
ditunjukkan oleh jarum, tegangannya adalah 10 V.
3. Seri-Paralel
- Teori
Mencari Itotal
𝑉 10
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = = = 0,00658 𝐴 = 6,58 𝑚𝐴
𝑅 1519
Mencari nilai tegangan pada setiap hambatan (V1, V2, V3)
V2=V3 karena paralel
V2=V3= Itotal.R2
= 0,00658 x 470
= 3,09 V
V1 = Itotal.R1
= 0,00658 x 1200
= 7,89 V
Mencari Arus
𝑉1
𝐼1 =
𝑅1
7,89
𝐼1 = = 0,00657 𝐴 = 6,57 𝑚𝐴
1200
𝑉2
𝐼2 =
𝑅2
3,09
𝐼2 = = 0,00657 𝐴 = 6,57 𝑚𝐴
470
𝑉3
𝐼3 =
𝑅3
3,09
𝐼3 = = 0,00309 𝐴 = 3,09 𝑚𝐴
1000
- Menggunakan Multimeter
Itotal : Selektor diarahkan ke sala DCA 25. Jadi skala yang
dibaca adalah skala 250 yang dianggap sebagai skala 25.
Jarum menunjuk pada skala 5 lebih 2 titik. Jadi sesuai dengan
hasil pengukuran, maka Itotal = 6 mA.