Makalah Kel 2 Revisi HIV
Makalah Kel 2 Revisi HIV
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
juta orang telah terinveksi virus HIV (Human Immmunodeficiency Virus) dan
36,7 juta orang hidup diseluruh dunia pada akhir tahun 2016. Diperkirakan 0,8%
(0,7 - 0,9) orang dewasa berusia 15-46 tahun di seluruh dunia hidup dengan
antara Negara dan wilayah. Sub-Sahara Afrika tetap sangat berpengaruh karena 1
UNAIDS,2017)
Sejarah HIV/AIDS (Human Immmunodeficiency Virus/Acquired
ditemukan seorang gay muda dengan Pneumocytis Carinii dan dua orang gay
muda dengan Sarcoma Kaposi. Pada tahun 1981 ditemukan seorang gay muda
dengan sistem kekebalan tubuh. Pada tahun 1980 WHO mengadakan pertemuan
untuk mencoba, stigma sosial, dan persoalan ketaatan pengobatan). Infeksi alami
Ghaffarzadegan, 2017).
yang pada kelompok usia remaja faktor perilaku seks bebas merupakan faktor
hingga 2015 yaitu 21.511 kasus pada tahun 2012, 29.037 kasus pada tahun 2013,
32.711 kasus pada tahun 2014, dan 30.935 kasus pada tahun 2015 (Kemenkes RI,
2016)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Anak
a. Pengertian Anak
bahwa, anak adalah siapa saja yang belum berusia 18 tahun dan termasuk
(Damayanti,2008)
pangan atau gizi, perawatan kesehatan dasar, tempat tinggal yang layak,
sanitasi, sandang, kesegaran jasmani atau rekreasi. Kebutuhan emosi atau
erat, mesra dan selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan anak
2. Konsep Remaja
a. Pengertian remaja
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19
tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia,
dan sering disebut masa pupertas. Masa remaja adalah periode peralihan
manusia setelah masa anak-anak dan sebelum masa dewasa dalam rentang
usia 10-19 tahun. Berbeda dengan pendapat Efendi dan Makhfudli (2009)
(tidak mandiri), namun usianya sudah bukan lagi remaja maka tetap
perkembangannya, yaitu:
1) Pra-pubertas (12-15 tahun)
anak ke masa pubertas. Seorang anak, pada masa ini telah tumbuh atau
lebih dominan. Seorang anak tidak lagi reaktif namun juga sudah
kurang tepat baik dari teman, buku tentang seks, maupun media informasi
lainnya.
1) Faktor perkembangan.
2) Faktor luar
selain faktor pola asuh orang tua. Faktor sekolah ini luas, mencakup
3) Faktor masyarakat
1. Devinisi HIV/AIDS
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV.
hasil akhir dari infeksi oleh HIV (Sylvia & Wilson, 2008).
Indonesia
kekebalan tubuh manusia sebuah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV.
jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan pirus tertentu yang bersipat
(Djuanda, 2007).
syndrom atau kumpulan tanda dan gejala yang terjadi akibat penurunan dan
Penyebab penyakit AIDS adalah virus HIV dan saat ini telah diketahui
dua tipe yaitu tipe HIV-1 dan HIV-2. Infeksi yang terjadi sebagian besar
Gambaran klinis dari HIV-1 dan HIV-2 relatif sama, hanya infeksi oleh HIV-
1 jauh lebih mudah ditularkan dan masa inkubasi sejak mulai infeksi sampai
HIV yang dahulu disebut virus limpotrofik sel T manusia atau virus
AIDS di seluruh dunia (Sylvia & Wilson, 2005). Insiden HIV/AIDS lebih
sering pada jenis kelamin laki-laki dari pada perempuan. Sering terjadi pada
kelompok usia produktif (20-49 tahun), dimana penularan lebih banyak
(Martono, 2006).
Ada tiga proses penularan yang dapat terjadi pada anak & remaja :
10 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
Hubungan seksual antara laki-laki dengan perempuan yang salah
sejenis. Hal yang dapat menambah bahaya penularan penyakit ini adalah
kepada orang yang sehat. Penggunaan jarum suntik yang terus menerus
ini.hal ini dibuktikan tingginya kasus AIDS yang terjadi dikalangan para
tindik telinga atau lain yang tidak disterilkan terlebih dahulu. (Nadiah
Thayyarah, 2014).
Penularan HIV ke Bayi dan Anak, bisa dari ibu ke anak, penularan
sehingga terdapat risiko penularan infeksi yang bisa terjadi saat kehamilan
dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV
dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20%
sampai 35%, sedangkan jika sudah ada gejala pada ibu kemungkinan
11 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
transfusi fetomaternal atau kontak antara kulit atau membran mucosa bayi
dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan . semakin lama proses
terjadi selama periode postpartum melalui ASI, risiko bayi tertular melaui
ASI dari ibu yang positif sekitar 10% (Nurs dan Kurniawan, 2013).
Didalam tubuh kita terdapat sel darah putih yang disebut sel CD4.
sistem kekebalan tubuh, tergantung ada tidaknya kuman yang harus di lawan.
(Murni S, 2009)
HIV yang masuk ketubuh menularkan sel ini, ‘membajak’ sel tersebut,
Ketika proses tersebut selesai, tiruan HIV itu meninggalkan sel dan masuk ke
sel CD4 yang lain. Sel yang ditinggalkan menjadi rusak atau mati. Jika sel-sel
melindungi tubuh kita dari serangan penyakit. Keadaan ini membuat kita
mudah terserang berbagai penyakit. (Murni S, 2009)
3. Dispneu (serangan)
12 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
b. Data Objektif, meliputi:
2. Bunyi nafas
5. Gejala cemas
c. Pemeriksaan Fisik
1. Pengukuran TTV
2. Pengkajian Kardiovaskuler
4. Pengkajian Respiratori
6. Pengkajian Neurologik
8. Pengkajian Gastrointestinal
13 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
12. Nyeri otot, nyeri persendian, letih, gangguan gerak (ataksia)
limfadenopati, hepatosplenomegali
paru).
5. Diare kronis
abnormal
14 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
Menurut Wong (2004) diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan
integument
15 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
a. Elisa : Enzyme-linked imunosorbent assay (uji awal yang umum) –
f. HIV, IgA, IgM – mendeteksi antibodi HIV yang diproduksi bayi (secara
Mendiagnosis infeksi HIV pada bayi dari ibu yang terinfeksi HIV tidak
3) Anemia, trombositopenia.
16 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
Bayi yang lahir dari ibu HIV positif yang berusia kurang dari 18 bulan
terpisah dari kultur HIV, reaksi rantai polimerase – HIV, atau antigen HIV,
maka dia dapat dikatakan “terinfeksi HIV”. Bayi yang lahir dari ibu HIV-
positif, berusia kurang dari 18 bulan, dan tidak positif terhadap ketiga uji
tersebut dikatakan “terpajan pada masa perinatal”. Bayi yang lahir dari ibu
terinfeksi HIV yang ternyata antibodi HIV negatif dan tidak ada bukti
Prinsip pemberian ART pada anak hampir sama dengan dewasa, tetapi
berkembang selama beberapa tahun pertama. Efek obat pada bayi dan
anak juga akan berbeda dengan orang dewasa (Huriati, 2014). Pedoman
17 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
Gambar: perkembangan ALT setelah 3 bulan pemberian ART
berbeda dengan anak yang sehat, hanya saja asupan kalori dan
makanan yang risiko alerginya rendah dan dimasak dengan baik untuk
18 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
masalah berat dalam perawatan anak, pemberian kasih sayang, dan
perubahan mencakup :
perasaan keluarga,
(Huriati, 2014).
mulai saat hamil, saat melahirkan dan setelah lahir yaitu: penggunaan
bertujuan agar viral load rendah sehingga jumlah virus yang ada di
dalam darah dan cairan tubuh kurang efektif untuk menularkan HIV.
19 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
terbukti mengurangi resiko risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
risiko penularan HIV dari ibu kebayi sampai 80%. Bila bedah caesar
saat operasi oleh karena itu persalinan pervaginam dan sectio caecaria
Lebih dari 20 tahun sejak HIV dan AIDS pertama kali muncul di
wanita muda kurang tahu tentang HIV dibanding pria muda. Padahal
20 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
Masalah seksualitas dan pendidikan seks harus diarahkan pada
muda berhak tahu dan mengerti tentang isu HIV dan AIDS karena
a. Stadium klinis pada bayi & anak menurut WHO (Kurniati, 2014) :
Stadium klinis 1
1) Asimtomatik
Stadium klinis 2
9) Herpes zoster
10) Infeksi saluran napas atas kronik atau berulang (otitis media,
otorrhoea, sinusitis, tonsillitis )
21 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
11) Infeksi kuku oleh fungus
Stadium klinis 3
2) Diare persisten yang tidak dapat dijelaskan (14 hari atau lebih )
4) Kandidosis oral persisten (di luar saat 6-8 minggu pertama kehidupan)
7) TB kelenjar
8) TB Paru
bronkiektasis
Stadium klinis 4
1) Malnutrisi, wasting, dan stunting berat yang tidak dapat dijelaskan dan
2) Pneumonia pneumosistis
22 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
4) Infeksi herpes simplex kronik (orolabial atau kutaneus >1 bulan atau
5) TB ekstrapulmonar
6) Sarkoma Kaposi
simtomatik
yaitu pemeriksaan antibody HIV untuk anak usia diatas 18 bulan dan dengan
pemeriksaan virologi HIV berupa PCR RNA (viral load) untuk anak berusia
adalah infeksi oportunistik, yaitu infeksi dengan kuman, parasit, jamur atau
protozoa, yang lazim tidak menyebabkan penyakit pada anak normal. Karena
gangguan fungsi imun, terutama imunitas selular, maka anak akan menjadi
23 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
sakit apabila terpajan pada organisme tersebut, lebih lama, lebih berat, serta
sering berulang.
1) Asimtomatik
3) Herpes zoster
4) Kelitis angularis
2) Kandidiasis oral
3) TB Paru
4) Kandidiasis esophagus
24 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
5) TB ekstra paru
6) Sarkoma Kaposi
7) Retinitis CMV
8) Toksoplasmosis
9) Ensefalopati HIV
12) Progresssivemultifocal
14) Limfoma
15) Karsinoma
nilai diri. Sedangkan harga diri pada pasien HIV/AIDS adalah rasa ingin
rendah, sering merasa tidak dicintai dan sering mengalami depresi dan
25 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
Gambar: Pelaksana utama dalam Penanggulangan HIV AIDS tahun 2018-2022.
Sumber: Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran UGM
26 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang
HIV. Ada tiga proses penularan yang dapat terjadi pada anak & remaja :
B. Saran
1. Sebaiknya dosen memberikan tips dan trik bagaimana caranya untuk
tindakan diskriminasi.
27 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
DAFTAR PUSTAKA
2018.
Beyrer, et al, 2016. The global response to HIV in men who have sex with
men. www.thelancet.com Vol 388 July 9, 2016. Diakses tanggal 26 Mei 2018.
Djuanda Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta:
EGC.
Jakarta : EGC
Huriati. 2014. HIV/AIDS Pada Anak. Artikel Ilmiah Vol 9 No 2. Diakses pada
Kurniati, Nia. 2014. Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak. Jakarta :
28 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a
Martono, 2006. Pencegahan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Oportunistik di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Periode Juli 2013
sampai Juni 2014. E-Jurnal Medika,Vol 6 No 3, Maret 2017. Diakses pada tanggal
26 Mei 2018.
29 | K o n s e p P e n y a k i t H I V A I D S p a d a A n a k D a n R e m a j a