Hiperemesis Gravidarum Kel 2 Kep B
Hiperemesis Gravidarum Kel 2 Kep B
“HIPEREMESIS GRAVIDARUM”
DISUSUN OLEH :
KEPERAWATAN B
KELOMPOK 4
- Ikrimah Syam - Muslimin. A
- Rulyanis - A. Ardiansyah
- Sry Hartina - Juliadi Yusuf
- Ulfa Wildana Hasan - Muh. Aksa
- Nilam Sari - Jumasing
- Muhrina - Vilda Amaliah
- Waode Yulianti Togala - Hikmawati
- Salmiah
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tidak
lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw. Kami
bersyukur kepada Allah Swt yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berisikan tentang
“Hiperemesis Gravidarum.”
Kami memohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat penulisan kata,
diksi atau penempatan kata yang salah. Kritikan yang bersifat konstruktif , akan
menjadi pembelajaran untuk tugas selanjutnya.
Demikian makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna untuk kita
semua. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Pemakalah
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................
BAB I Pendahuluan
A. Definisi ..........................................................................................................
C. Etiologi ..........................................................................................................
E. Patofisiologi ..................................................................................................
G. Komplikasi ....................................................................................................
H. Penatalaksanaan ............................................................................................
BAB V Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini
kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi
gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala –
gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena
jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang
meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai
4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi
buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan
perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)
B. Rumusan Masalah
soal?
C. Tujuan Penulisan
soal.
BAB II
A. Definisi
hamil yang wajar terjadi pada kehamilan muda (Trimester 1). Disebut mirning
sickness karena kebiasaannya terjadi pada pagi hari, namun tidak selalu timbul
pada pagi hari. Hal ini dapat terjadi sepanjang hari, rata-rata wanita mulai
Hal ini dialami oleh 50-80% wanita hamil. Namun jika mual dan muntah
tersebut semakin berat, maka akan dapat menyebabkan gangguan kehamilan yang
di sebut hyperemesis gravidarum. Batas yang jelas antara morning sickness yang
(Indriyani : 2013)
mengganggu pekerjaan sehari – hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan
muntah merupakan gangguan yang paling sering di temui pada kehamilan
yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
Anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi
perubahan ini merupakan respons terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan
adalah bahwa hamper semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum
hormon. Sel trofoblastik menghasilkan hCG, yang merangsang sekresi dari korpus
luteum, meningkatkan produksi hormone streroid ovarium. Seiring dengan
Prawirohardjo,2010)
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama
2. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lunak dan keviruan.
dan heparin sulfat. Juga ditemukan fibronektin dan elastin diantara serabut
baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan
diovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal
dengan insulin dan insulin like growth factor l & ll, disekresikan oleh
korpus luteum, desidua, plasenta, dan hati. Aksi biologi utamanya adalah
Prawirohardjo,2010)
sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos. Dinding
sepatu. ( Prawirohardjo,2010)
5. Kulit
payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum.
akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut dengan linea nigra.
Kadangkadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan
leher disebut dengan chloasma atau melisma gravidarum. Selain itu, pada
aerola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan itu
Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh
6. Payudara
payudara akan lebih besar, kehitaman dan agak tegak. Setelah bulan
dihasilkan. ( Prawirohardjo,2010)
7. Sistem Endokrin
Ada banyak perubahan pada system endokrin pada ibu hamil, yaitu
sebagai berikut:
wanita.
b. Kelenjar Tiroid. Selama masa kehamilan hormon membesar namun
lebih banyak.
Kortin berfungsi mengatur ion kalium dan natrium dalam aliran darah.
( Prawirohardjo,2010)
C. Etiologi
secara pasti, namun diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini :
3. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, yang
1. Tingkat I
menimbulkan rasa lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan
nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100 kali /
menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering dan
mata cekung.
2. Tingkat II
Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat,
suhu tubuh terkadang naik, serta mata sedikit ikterik. Berat badan ibu
bau aseton.
3. Tingkat III
berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah
semakin turun. Menurut effendi (2015) tanda dan gejala hyperemesis
sebagai berikut :
c. Oliguria
f. Penurunan BB
g. Kelemahan, bingung
h. Merasa haus
i. Na, K, Cl, protein menurun
k. Hb, Ht meningkat.
E. Patofisiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat
dalam darah sehingga memengaruhi system pencernaan, tetapi mual dan muntah
frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esophagus an lambung dapat
Mitayani, 2009).
pada hamil muda, bila terjadi terus – menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologis
merupakan faktor utama, di samping faktor hormonal. Bagi para ibu yang
mengalami lambung spastic dengan gejala tidak suka makan dan sering mual
sejak sebelum hamil akan mengalami emesis gravidarum yang berat. Hiperemesis
terpakai untuk keperluan energi. Oleh karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam
hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian
pula klorida urine. Selain itu, dehidrasi menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolic yang toksik.
bertambahnya frekuensi mual – muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati
(Hutahaean, 2013).
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis dengan tingkatan yang berat
pendeteksian bakteri.
3. Pemeriksaan fungsi hepar yang meliputi AST, ALT, dan kadar LDH (
Hutahaean, 2013).
G. Komplikasi
berbagai macam komplikasi. Komplikasi tersebut bisa dari yang ringan hingga
kehamilan, serta hubungan keluarga, menarik diri dan depresi (Hutahaean, 2013)
H. Penatalaksanaan
sebagai berikut :
1. Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran
3. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan minum sedikit
demi sedikit.
klorpromazin.
A. Pengkajian
: mual dan muntah yang terus menerus merasa lemah dan kelelahan,
merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam.
sebelumnya.
(Mitayani, 2009)
2009)
3. Riwayat Menstruasi
b. Siklus 28 – 30 hari
c. Lamanya 5 – 7 hari
e. Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala dan
muntah.
4. Riwayat Perkawinan
a. Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu
makan.
ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan,
(Mitayani, 2009)
8. Data Penunjang
darah dan urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematokrit
(Mitayani, 2009)
berikut:
1) Aktivitas
3) Eliminasi
5) Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam
koma.
6) Seksualitas
B. Diagnosa Keperawatan
2. Insomnia
4. Ansietas
6. Intoleransi Aktivitas
C. Intervensi Keperawatan
1. Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh, Ketidakseimbangan
b. Intervensi :
klien
makanan
makan
makan
menelan
klien
2. Insomnia
b. Intervensi
b. Intervensi :
1) Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
klien
pakaian
pulang
pasien
4. Ansietas
b. Intervensi :
tekanan
kecemasan
klien
khawatirnya
fikirannya
b. Intervensi :
dikomsumsi
14) Konsultasikan dengan dokter jika ada tanda-tanda dan gejala cairan
memburuk
mandiri
b. Intervensi:
akan di lakukan
klien
6) Bantu klien utuk tetap fokus pada kekuatan otot yang di sarankan
satu tujuan
ditempatinya
beraktivitas
(Effendi 2015)
BAB IV
ANALISA KASUS
Ibu ari telah menikah 6 bulan yang lalu. Saat menikah ia berusia 23 tahun.
BP 90/70 mmHg, HR meningkat, mual dan muntah sepanjang hari, nyeri ulu hati,
beraktivitas, semua kebutuhannya dibantu oleh orang terdekat, kram kaki, nyeri
payudara dan punggung, Braxton Hicks, RR 28 kali/menit, suhu: 37,6⁰C , DJJ (12
maturasi, aseptent.
A. Analisa Data
hari,
Data Objektif :
- TD : 90/70 lambat
mmHg
- Suhu : 37,6⁰C
Dehidrasi)
- HR ↑ Dehidrasi
- Turgor kulit
Kekurangan volume
cairan
Data Objektif :
- TD : 90/70
- RR : 28 x/menit lambat
- Suhu : 37,6⁰C
Mual Muntah
dari kebutuhan
Data Subjektif : Hiperemesis Gravidarum Intoleransi Aktivitas
semua kebutuhannya di
terdekat.
TTV :
mmHg menurun
- RR : 28 x/menit
- HR ↑
Kelelahan tubuh
Intolerasi aktivitas
Data Subjektif : Hiperemesis Gravidarum Nyeri pada ulu hati
TTV :
mmHg lambung
- RR : 28 x/menit
- Suhu : 37,6⁰C
B. Diagnosa Keperawatan
(Ratnawati, 2017)
C. Intervensi keperawatan
Kriteria Hasil:
Setelah di berikan intervensi keperawatan, kebutuhan cairan dan
elektrolit terpenuhi.
Intervensi:
Mandiri:
melalui oral.
Kolaborasi
Kriteria hasil :
terpenuhi.
selanjutnya
c. Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
proses penyerapan
makan ibu
berkurang
makanannya
mandiri
Intervensi:
d. Bantu klien utuk memilih aktivitas dan kemampuan fisik yang akan di
lakukan
e. Bantu klien utuk tetap fokus pada kekuatan otot yang di sarankan
Rasional : Agar pandangan dan perhatian klien tetap focus pada satu
tujuan
muntah berulang.
terpenuhi
Intervensi:
Mandiri:
Rasional : Dengan mengkaji dapat diketahui tingkat nyeri pada ibu dan
b. Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah
makan.
muntah.
Kolaborasi :
oleh ibu.
D. Implementasi Keperawatan
ditetapkan
dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan.
E. Evaluasi Keperawatan
terhadap perubahan perilaku ibu dan mengetahui sejauh mana masalah ibu
dapat teratasi.
(Ratnawati, 2017)
BAB V
PENUTUP
i. Kesimpulan
1. Diagnosa
Suhu meningkat
ii. Saran
Diharapkan mahasiswa untuk mengerti dan memahami tentang
Tiran, Denise. (2008). Mual & Muntah Kehamilan (Nausea and Vomiting in
Jakarta:EGC
Baru
Nurarif, Amin Huda & Kusuma Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC edisi revisi Jilid II.