Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas atau kegemukan adalah suatu kondisi dimana tubuh

seseorang memiliki kadar lemak yang terlalu tinggi. Kadar lemak yang

terlalu tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Salah satu resiko yang dihadapi oleh orang yang obesitas adalah penyakit

diabetes mellitus. Menurut beberapa hasil penelitian, diabetes mellitus

sangat erat kaitannya dengan obesitas. Pada penderita diabetes mellitus,

pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup untuk

mempertahankan kadar glukosa darah pada tingkat normal, namun insulin

tersebut tidak dapat bekerja maksimal membantu sel- sel tubuh menyerap

glukosa karena terganggu oleh komplikasi-komplikasi obesitas, salah

satunya adalah kadar lemak darah yang tinggi (terutama kolesterol dan

trigliserida) (Olvista, 2011).

Karena tidak efektifnya kerja insulin membantu penyerapan glukosa

oleh sel-sel tubuh maka pankreas akan berusaha menghasilkan lebih banyak

insulin. Lama-kelamaan karena dipaksa untuk menghasilkan insulin secara

berlebihan secara terus-menerus, akhirnya kemampuan pankreas untuk

menghasilkan insulin semakin berkurang. Kondisi ini disebut resistensi

insulin (insulin resistance). Resistensi insulin merupakan faktor resiko

1
2

seseorang dapat mengalami diabetes mellitus (Olvista, 2011).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen

yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Sedangkan gangguan metabolisme secara genetik dan klinis termasuk

heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Faktor pencetus penyakit diabetes mellitus, antara lain : kegemukan

/Obesitas (Smeltzer, 2011).

Prevalensi obesitas dan diabetes mellitus meningkat dengan pesat di

seluruh dunia. Sekitar 60% dari mereka yang obesitas menderita diabetes

melitus. Semakin besar indeks massa tubuh (IMT) semakin besar risiko

menderita diabetes melitus. Sebaliknya pada penderita diabetes mellitus di

Amerika Serikat sekitar 90,0% adalah obesitas dan berat-badan lebih

(overweight) (Baido, 2011).

Hasil penelitian epidemiologis di negara maju menunjukkan bahwa

meningkatnya prevalensi obesitas sejalan dengan meningkatnya prevalensi

diabetes melitus. Wannamethee, dkk2 di Inggris memantau sebanyak 6916

pria usia menengah selama 12 tahun. Dari hasil pemantauan ditemukan

bahwa resiko kejadian diabetes melitus meningkat secara bermakna dan

progresif sejalan dengan meningkatnya indeks massa tubuh dan lamanya

menderita obesitas atau berat-badan lebih (Baido, 2011).

Di Indonesia kematian yang disebabkan oleh diabetes mellitus karena

obesitas mencapai 10,2%. WHO memprediksi Indonesia menghadapi

peningkatan jumlah yang menderita penyakit diabetes dari 8,4 juta pada
3

tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (Bindels, 2013).

Dan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, angka prevalensi

diabetes mellitus meningkat sejalan dengan meningkatnya angka kejadian

obesitas, seperti di NAD Prevalensi diabetes mellitus (1,7%), Sumatera

Utara (0,8%), Sumatera Barat (1,2%), Sumatera Selatan (0,5%), Riau

(1,2%), Sulawesi utara, Sulawesi Tengah dan DI Yogyakarta masing-

masing (1,6%) (Badan Penelitian, 2008). Data di Sulawesi Tenggara

sebanyak 3501 kasus ditahun 2012.

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata, namun secara

langsung membahayakan kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan

resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun antara lain diabetes mellitus,

tekanan darah tinggi (hipertensi), stroke, serangan jantung (infark

miokardium), gagal jantung, kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker

prostat dan kanker usus besar), batu kandung empedu dan batu kandung

kemih, gout dan arthritis, osteoastritis, tidur apneu dan sindroma

pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, dan ngantuk) (Proverawati,

2010).

Dan komplikasi akibat diabetes mellitus dapat bersifat akut atau

kronis. Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seseorang

meningkat atau menurun tajam dalam waktu relatif singkat. Kadar glukosa

darah dapat menurun drastis jika penderita menjalani diet yang terlalu ketat.

Sedangkan komplikasi kronis berupa kelainan pembuluh darah yang

akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung, ginjal, saraf, dan penyakit


4

berat lainnya (Sari, 2012).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan permasalahan yaitu apakah ada hubungan obesitas dengan

kejadian Diabetes Melitus Type 2 di Rumah Sakit Abu Nawas Sulawesi

Tenggara.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan obesitas

dengan kejadian Diabetes Melitus Type 2 di Rumah Sakit Abu Nawas

Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

a. Mengetahui kejadian Obesitas di Rumah Sakit Abu Nawas

Sulawesi Tenggara.

b. Mengetahui kejadian Diabetes Melitus Type 2 di Rumah Sakit Abu

Nawas Sulawesi Tenggara.

D. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, dapat diperoleh manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan padaresponden

sehingga dapat mengetahui lebih jelas tentang hubungan obesitas


5

dengan kejadian diabetes mellitus sehingga penyakit diabetes

mellitus dapat dicegah.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

menerapkan pengetahuan tentang diabetes mellitus. Sehingga hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan

sebagai pendukung teori yang sudah ada.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini, di harapkan dapat memberikan

pengetahuan yang berharga bagi peneliti selanjutnya, sehingga dapat

menerapkan pengalaman ilmiah dimasa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai