Oleh:
Rafli Guswandri
NIM : 1207121279
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2016
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Universitas Riau
Oleh
RAFLI GUSWANDRI
NIM : 1207121279
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh
RAFLI GUSWANDRI
NIM : 1207121279
Menyetujui Mengesahkan
iii
HALAMAN PENGESAHAN
RAFLI GUSWANDRI
NIM : 1107121279
Mengetahui Mengesahkan
iv
PERNYATAAN
NIM : 1207121279
RAFLI GUSWANDRI
v
PRA KATA
Mengenai bahan dan sumber laporan ini Penulis sajikan berdasaran Kerja
Praktek yang telah Penulis laksanakan serta ditambah dengan berbagai teori yang
Penulis ambil dari beberapa buku pedoman serta Bapak Pembimbing yang telah
membantu dari BOB PT. BSP-PERATMINA-HULU.
1. Orang tua yang dengan cinta, kasih sayang, serta doanya selama ini
sehingga penulis senantiasa bersamangat dalam menempuh pendidikan yang
sedang dijalani.
2. Amir Hamzah, ST.MT selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, saran dan nasehat dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
3. Ferizal, ST.MT selaku ketua Prodi si Teknik Elektro Universitas Riau.
4. Bapak Bambang susetyo wahono selaku Manajer Operation Support BOB
PT. BSP-Pertamina Hulu CPP BLOCK CENTRAL SUMATRA.
5. Bapak Muttaqin selaku Pebimbing Lapangan/Team manager Power Plant
BOB PT. BSP-Pertamina Hulu CPP BLOCK CENTRAL SUMATRA.
vi
6. Bapak Darma, Bapak Mudzakir, Bapak Hadi Iswanto, Bang Andre, Bapak
Gopar, Bang Herry, Bapak Surya , dan Bapak Hambali dari Operation
Support Department yang telah memberikan banyak ilmu dan pesan-pesan
yang akan selalu diingat.
7. Kepada Bang Nopen, Bang Hendri dan kak Veni selaku koordinator kerja
praktek pada HR Department.
8. Firman Syafarudin teman seperjuangan kerja praktek.
10. Serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik untuk kemajuan sangat penulis harapkan. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
RAFLI GUSWANDRI
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.1. Sejarah Berdiri Perusahaan ...............................................................................6
ix
BAB IV SOP (STANDART OPERATIONAL PROCEDURE)
PENGOPERASIAN PADA PLTG UNIT PLTD/G TELUK
LEMBU
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Untuk itu, saya sebagai penulis membuat laporan Kerja Praktek (KP) yang
berkaitan dengan “ SISTEM PENGUAT MEDAN MAGNET PADA
GENERATOR DI PLTG BOB PT.BSP-PERTAMINA HULU”
Adapun maksud tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini, antara lain :
a. Untuk Memenuhi salah satu syarat mata kuliah pada jurusan teknik
elektro, Fakultas Teknik, Universitas Riau (UR).
1. Observasi
2. Interview
3. Studi keperpustakaan
Secara umum akan dibahas mengenai sistem kelistrikan yang ada di BOB
PT.BSP-PERTAMINA HULU CPP BLOCK CENTRAL SUMATRA. Dan
masalah khusus adalah mengenai sisitem eksitasi Generator pada PLTG di BOB
PT.BSP-PERTAMINA HULU CPP BLOCK CENTRAL SUMATRA.
Pembahasannya difokuskan pada esksitasi Generator pada unit 4 PLTG di BOB
PT.BSP-PERTAMINA HULU CPP BLOCK CENTRAL SUMATRA
1. Bagi Kampus
2. Bagi Mahasiswa
3. Bagi Perusahaan
a. Terjalin hubungan kerja sama dan sebagai sarana tukar informasi untuk
meningkatkan sarana dan prasarana yang telah ada.
Bab I . Pendahuluan
Bab V. Penutup
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Daerah Operasi CPP Block diresmikan pada tanggal 9 Agustus 2002 oleh
Bupati Siak Sri Indrapura, Bapak H.Arwin AS. Kewenangan pengolahan block ini
diserahkan kepada BOB dari pemerintahan dalam pengawasan usaha migas,
selaku badan resmi pemerintahan dalam pengawasan usaha migas di Indonesia
pada 6 Agustus 2002 Setelah di tandatangani perjanjian Product Sharing Contract
For Oil (PSC) antara PT.BSP dengan Pemerintah ( Menteri ESDM ).
a. VISI
8
b. MISI
Mencari dan mengembangkan sumber daya migas secara efektif dan efisien
dengan memperdayakan sumber daya daerah , untuk menghasilkan nilai
tambah bagi pemegang sham, karyawan, penduduk setempat dan
masyarakat Indonesia umumnya.
c. Nilai-Nilai
Integritas, Kerja Sama, Saling Percaya, Bertanggung Jawab, mengakui
perbedaan sebagai rahmat, dinamis, berakhlak mulia, karyawan diakui
sebagai mitra dan rahmat terhadap lingkungan hidup.
1. Mechanical
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Generator ini mempunyai dua komponen utama yaitu stator (bagian yang
diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Bentuk gambaran sederhana konstruksi
generator sinkron diperlihatkan pada gambar 3.1, gambar 3.2
Dengan memperhatikan gambar 3.1 dan 3.2, maka konstruksi stator inii terdiri
dari :
1. Kerangka atau gandar dari besi tuang untuk menyangga inti jagkar.
2. Inti jangkar dari besi lunak / baja silicon,
3. Alur / parit / slot dan gigi tempat meletakan belitan (kumparan)bentuk alur
ada
yang terbuka, setengah tertutup dan tertutup
4. Belitan jangkar terbuat dari tembaga, yang diletakan pada alur.
Ada dua jenis yang berbeda dari struktur medan generator sinkron, yaitu
tipe kutub-sepatu (salient) dan silinder:
Generator kecepatan rendah yang digerakkan oleh mesin diesel atau turbin
air mempunyai rotor dengan kutub medan yang menonjol atau kutub medan
sepatu seperti rotor yang ditunjukkan dalam gambar
Gambar.3.3
Rotor kutub sepatu untuk generator sinkron
pengaturan yang baik sehingga besar arus yang melewati kumparan dapat diatur
untuk mengatur kuat medan yang akan dihasilkan rotor.
𝑃. 𝑁
𝑓=
120
Dimana:
P = jumlah kutub
𝐸 = 𝐶. 𝑛. ∅
C = konstanta
16
Ø = fluksi
panas yang ditimbulkan oleh ignitor sehingga terjadi pembakaran. Dari hasil
pembakaran menghasilkan gas yang kemudian gas tersebut memutar turbin dan
juga memutar generator karena satu poros sehingga menimbulkan listrik. Sisa gas
yang digunakan untuk memutar turbin sebagian keluar menuju stack/cerobong
atau yang dinamakan exhaust.
1. Diesel Start
Penggerak awal untuk memutar rotor turbin. Diesel start di hubungkan ke torque
conventer kemudian keporos rotor turbin melalui kopling, diesel start beroperasi
terlebih dahulu pada saat start unit PLTG. Diesel start ini berfungsi untuk
memutar poros turbin hingga putaran ±3000 rpm, pada putaran turbin ±3000 rpm
maka kopling yang menghubungkan diesel ke poros turbin akan lepas, selanjutnya
diesel start akan stop normal.
2. Kompresor Utama
a. Inlet Filter
Fungsi Inlet Filter adalah untuk menyaring udara yang akan masuk ke dalam
ditutup bersamaan dengan turunnya beban, sedangkan pada stop emergency, IGV
tertutup bersamaan dengan tertutupnya katup bahan bakar.
3. Combustion Chamber
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan
fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil
pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan
mengarahkan udara panas tersebut ke sudu-sudu turbin melalui transition piece
dan arah gerak dari udara panas tersebut diatur oleh stage nozzle. Fungsi
keseluruhan dari sistem ini adalah untuk menyuplai energi panas bertekanan ke
turbin.
c. Fuel Nozzle (nozel bahan bakar), berfungsi sebagai tempat masuknya bahan
bakar gas ataupun bakar minyak dan mengabutkannya ke dalam combustion
liner.
e. Cross Fire Tube (lintas api tabung), merupakan suatu tabung yang
menghubungkan semua liner. Tabung ini berfungsi untuk meratakan
pembakaran pada semua Combustion liner dengan mentransfer pengapian.
4. Turbin Gas
5. Load Gear
Load gear merupakan penghubung antara poros turbin dan poros generator.
Di Unit PLTG Teluk Lembu Sektor Pembangkitan Pekanbaru, Load gear
berfungsi untuk menurunkan putaran turbin dari ± 5100 rpm menjadi putaran ±
3000 rpm yang digunakan untuk memutar poros rotor generator.
22
6. Generator
7. Eksiter
Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk
membuat kutub magnit pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus listrik
tersebut, dapat mengatur besar tegangan out put generator atau dapat juga
mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang paralel
dengan sistem jaringan besar (infinite bus).
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa suplai daya listrik untuk eksitasi
mengambil dari output generator melalui excitation transformer, kemudian
disearahkan melalui power rectifier dan disalurkan ke rotor generator untuk
eksitasi atau penguat medan dengan melalui sikat arang.Untuk pengaturan besaran
tegangan output generator diatur melalui DC regulator dan AC regulator, sehingga
besarnya arus eksitasi dapat diatur sesuai kebutuhan. Kemudian apabila generator
tersebut pada waktu start awal belum mengeluarkan tegangan, maka untuk suplai
arus eksitasi biasanya diambil dari baterai.
Seperti kita ketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus searah, maka
sebagai eksiternya adalah mesin arus searah (generator DC) atau dapat juga
dengan mesin arus bolak-balik(generator AC) kemudian disearahkan dengan
rectifier.Prinsip sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter generator arus searah
adalah digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.12 Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Dinamik dengan Eksiter Generator
DC
keadaan tanpa beban, perubahan arus eksitasi diikuti dengan perubahan tegangan
(Eo). Seperti terlihat pada gambar 3.13
Eo
A B If
Karena letak kumparan medan berada didalam rotor yang ikut berputar
maka ada beberapa cara untuk membangkitkan arus penguatan (eksitasi) antara
lain:
rotating rectifier tersebut ikut berputar sesuai dengan putran rotor,seperti pada
gambar berikut:
Dari gambar diatas, Arus eksitasi dari baterai akan masuk saat putaran
turbin 20% ,dimana arus eksitasi akan di salurkan ke medan belitan ac
exciter.Selanjutnya keluaran ac exciter di searahkan oleh penyearah yang
menggunakan diode(rotating rectifier),yang di letakkan seporos dengan rotor
generator.arus keluaran penyearah lansung di salurkan ke rotor generator.Pada
saat putaran turbin mencapai 90% maka baterai akan lepas dan di gantikan
penyearah.Penguatan yang dipakai adalah self excitation system yaitu sistem
dimana sumber daya untuk penguatnya diperoleh dari keluaran tiga fasa generator
itu sendiri.
Gambar 3.16 Diagram Sistem Eksitasi Tanpa Sikat dengan permanent magnet
generator
Pada gambar 3.16 diatas dapat kita lihat bahwa untuk eksitasi generator
disuplai dari generator AC eksiter dengan melalui penyearah (rectifier wheel)
yang terpasang pada poros, sehingga arus eksitasi langsung terhubung dengan
rotor generator. Kemudian untuk eksitasi eksiter disuplai dari Pilot Exciter dengan
kemagnitan tetap atau biasa disebut PMG(Permanent Magnet Generator).
Output dari pilot eksiter tersebut adalah arus bolak balik 3 phasa,
kemudian dengan melalui penyearah pada regulator arus eksitasi eksiter diatur
besar kecilnya, sehingga dengan mengatur eksitasi eksiter, maka tegangan output
generator utama akan mengalami perubahan secara langsung.
Karena mempunyai fungsi seperti di atas maka sistem eksitasi harus mempunyai
sifat antara lain ;
a. Mudah dikendalikan.
b. Dapat mengendalikan dengan stabil/ sifat pengendalian stabil.
c. Mempunyai respon/tanggapan yang cepat.
d. Tegangan yang dikeluarkan harus sama dengan tegangan yang diinginkan.
3.5 AVR
a. Sensing Circuit
kapasitor dan resistor dan tegangan ini dapat diatur dengan VR (Variable
Resistant). Keuntungan dari sensing circuit adalah mempunyai respon yang cepat
terhadap tegangan output generator.Output tegangan respon berbanding lurus
dengan output tegangan Generator berbanding lurus seperti ditinjukkan pada
Gambar 3.17
b. Comparative Amplifier
c. Amplifier Circuit
Aliran arus dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau
penguatan tingkat terendah. Keluaran dari comparative amplifier dan keluaran
dari over excitation limiter (OEL) adalah tegangan negative dan dari tegangan
negative kemudian pada masukan OP201. Ketika over excitation limiter (OEL)
atau minimum excitation limiter (MEL) tidak operasi maka keluaran dari
comparative amplifier dikuatkan oleh OP201 dan OP301 masukan dari OP301
dijumlahkan dengan keluaran dari dumping circuit. OP401 adalah Amplifier
33
untuk balance meter hubungan antara tegangan masuk dan tegangan keluaran dari
OP201 dan OP401 diperlihatkan pada bagan berikut.
e. Limited Circuit
Rangkaian ini sebagai pelengkap tyristor untuk memberikan sinyal kontrol pada
gerbang tyristor.
h. Dumping circuit
i. Unit Tyristor
Merupakan susunan dari tyristor dan dioda. Dan juga menggunakan fuse
(sekring) yang digunakan sebagai pengaman lebur dan juga dilengkapi dengan
indikator untuk memantau kerja dari tyristor yang dipasang pada bagian depan
tyristor untuk tiap phase diberikan dua fuse yang disusun pararel dan ketika terjadi
kesalahan atau putus salah satunya masih dapat beroperasi.
rangkaian AVR apabila melebihi eksitasi minimum, kemudian output dari MEL
(Minimum Eksitasi Limiter) dikuatkan oleh amplifier.
k. Automatic Follower
Prinsip kerja dari alat ini adalah untuk melengkapi penguatan dengan
pengaturan secara manual oleh 70E. Untuk menyesuaikan pengoperasian
generator dalam pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal error.
Hal tersebut digunakan untuk menjaga kesetabilan tegangan pada generator.
Pengoperasian ini digunakan untuk pengaturan manual (70E) untuk ketepatan
tingkatan excitacy yang telah disesuaikan. Kondisi pengoperasian generator dan
pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal tegangan error. Hal
tersebut dijadikan pegangan untuk menjaga kestabilan tegangan pada generator
dengan adanya perubahan beban.
Automatic Follower digunakan untuk mendeteksi keluaran regulator dari sinyal
tegangan error dan pengoperasian otomatis manual adjuster dengan membuat nilai
nol. Rangkaian ini untuk menaikkan sinyal dan menurunkan sinyal yang
dikendalikan oleh 70E. Dengan cara memutar 70E untuk mengendalikan sinyal
pada rangkaian ini.
BAB IV
No Data Teknik
1 Turbin
Fabrication Alsthom Atlantique
Type PG 5341 P
No Pabrik T 04
Merk Althom Atlantique
Daya terpasang 21,35 MW
Daya mampu 16 MW
Putaran 5100 rpm
Turbin stage 2
Compressor Stage 17
Pada PLTG teluk lembu unit 2 memakai generator sinkron dan tipe rotor silinder
ini bisa dibuktikan dari data tabel di bawah kecepatan generator 3000 rpm karena
sesuai dengan teori bahwa rotor silinder umumnya digunakan pada generator
sinkron dengan kecepatan putar tinggi (1500 atau 3000 rpm) seperti yang terdapat
pada pembangkit listrik tenaga gas.
𝑃. 𝑁
𝑓=
120
Dimana:
P = jumlah kutub
Dari tabel 4.1 kecapatan 3000 rpm dengan frekuensi 50 Hz.berapa jumlah
kutubnya?
50.120
P= = 2 kutub
3000
41
Frequency 50 Hz
Class of Insulation B
42
Duty Continuous
Standard I.E.C 34
Protection Enclosed
a. Energi yang diperlukan untuk eksitasi diperoleh dari poros utama (main
shaft), sehingga keandalannya tinggi.
Pada PLTG Unit 2 sistem eksitasi tanpa sikat manggunakan baterai sebagai
sumber arus ekstasi awalnya. Beterai digunakan untuk mensuplai arus eksitasi
pada awal start generator.Arus eksitasi dari baterai akan masuk saat putaran turbin
20%,dimana arus eksitasi akan di salurkan ke belitan medan eksiter.Selanjutnya
keluaran eksiter yang berupa tegangan AC di searahkan oleh penyearah yang
menggunakan dioda(rotating rectifier),yang di letakkan seporos dengan rotor
generator.Arus keluaran penyearah langsung di salurkan ke rotor generator.Pada
saat putaran turbin mencapai 50% maka baterai akan lepas dan di gantikan oleh
penyearah..Penguatan yang digunakan adalah self excitation system yaitu sistem
dimana sumber daya untuk penguatnya diperoleh dari keluaran tiga fasa generator
itu sendiri. Pergantian sumber eksitasi ini diatur oleh AVR.
Baterai
110 v
dc
Gambar 4.3.b Gambaran rangkaian sistem eksitasi saat baterai telah lepas
a. Baterai
b. Exciter
Eksiter
Bagian-bagian exciter :
1. Stator
Di stator ac exciter terletak kumparan medan
2. Rotor
Di rotor ac exciter terletak kumparan jangkar
Output 71 KW
Voltage dc 173 V
Current dc 410 A
47
Class of Insulation F
Duty Continuous
Excitation Voltage 56 V
Excitation Current 16 A
Bagian utama dari rotatinng dioda ini adalah silikon yang dipasang dengan
kuat pada permukan roda yang terbuat dari campuran baja berkekuatan
tinggi.Rotating dioda ini terdiri dari 5 pasang yang merupakan penyearah
gelombang penuh tiga fasa yang menyearahkan keluaran tegangan bolak-balik
dari eksiter.
48
Rotating
dioda
Kutub +
rotating
dioda
dioda
Kutub -
rotating
dioda
Posisi
kutub
rotor
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (eksitasi) pada
exciter.Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan
generator maka AVR akan memperbesar arus penguatan (eksitasi) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan
nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (eksitasi) pada
exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan. AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan
peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
4.4.1 Sistem eksitasi brushless dengan menggunakan beterai (saat awal start
generaor)
Penggerak mula (prime mover) dalam hal ini mesin diesel yang sudah
terkopel segera dioperasikan secara perlahan berputar dari nol sampai putaran
50
nominal 3000 rpm.Arus eksitasi dari baterai akan masuk saat putaran turbin 20%
dengan tegangan 56 V dan arus 16 A ,dimana arus eksitasi akan di salurkan ke
eksiter,yaitu generator sinkron 3 phasa dimana kumparan medan tidak berputar
dan terletak di stator,sedangkan pada rotor terdapat kumparan jangkar.Sesuai
dengan prinsip generator sinkron,maka pada rotor akan dibangkitkan tegangan
sampai 173 v dan arus 410 A.Tegangan dan arus keluaran rotor eksiter inilah
yang kemudian di searahkan dan digunakan sebagai sumber eksitasi pada
generator utama.Arus bolak balik yang dihasilkan oleh kumparan medan(pada
rotor)eksiter ini disearahkan menggunakan penyearah (rotating dioda),yang
perputar seporos dengan rotor generator utama.Keluaran penyearah lansung di
salurkan ke rotor generator.Pada saat putaran turbin mencapai 50% maka baterai
akan lepas dan di gantikan penyearah( thyristor rectifier) yang terdapat pada
AVR.Seperti ditunjukan pada diagram di bawah ini.
AVR juga mendapat respon sinyal tegangan yang diterima dari sebuah
trnsformator yang berasal dari kumparan stator generator utama.Dengan mengatur
daya eksitasi yang diberikan pada eksiter berarti mengatur kebutahan daya eksitasi
pada kumparan medan generator utama yang dapat dilakukan melalui penyearah
berputar yang menyearahkan arus keluaran kumparan jangkar eksiter.
52
Tabel 4.3 Analisis Gangguan Pada Exciter Generator Dan Cara Mengatasinya
beban
14.Pengaturan 1.Tahanan dalam rangkaian 1. Periksa tegangan keluaran AVR
tegangan jelek Exciter terlalu besar
2. Rectifier rusak 2. Periksa dan ganti
15.Generator Governor Prime Mover Manual Book Governor
paralel tidak setting-nya kurang tepat
membagi daya
nyata
16.Generator 1.Posisi tahanan rheostat 1.Periksa dan tambahkan tahanan
paralel tidak terlalu rendah bila perlu
membagi daya 2.Sambungan CT terbalik 2.Balik sambungan
reaktif polaritasnya
3.Terminal sekunder CT 3.Periksa arus, perhatikan jangan
hubung singkat sampai sisi sekunder CT
4.Letak CT tidak sesuai fasa terbuka
terhadap sensing 4.Periksa dan perbaiki
tegangan
5.Unit paralel switch 5.Periksa
tertutup (bila pakai)
55
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Adapun saran- saran yang dapat Penulis berikan adalah sebagai berikut :
2. Pada pengoperasian PLTG harus sesuai dengan SOP yang telah diberikan.
56
3. Pada proses monitoring dan kontrol pada PLTG tentunya harus ditingkat
kan, karena untuk mengambil tindakan pertama kalau pada unit terjadi
gangguan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung sehingga penulis mendapatkan pengalaman kerja
walaupun dalam waktu yang relatif singkat.
57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
59