Anda di halaman 1dari 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321603738

Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kepuasan Kerja


Dan Kinerja Auditor Inspektorat Kota Makassar

Research · December 2017


DOI: 10.13140/RG.2.2.35127.83368

CITATIONS READS

0 431

1 author:

Murtiadi Awaluddin
Universitas Islam Negeri Alauddin
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Behavioral Accounting View project

All content following this page was uploaded by Murtiadi Awaluddin on 07 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kepuasan Kerja Dan
Kinerja Auditor Inspektorat Di Kota Makassar

Oleh: Dr. Murtiadi Awaluddin, SE., M,Si *


*Dosen STIM Publik Makassar

Abstrak
Independensi dan Kompetensi Auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor Inspektorat Di Kota Makassar. Tujuaan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis signifikansi pengaruh
Independensi dan Kompetensi Auditor terhadap Kepuasan Kerja kerja dan Kinerja
Auditor Inspektorat Di Kota Makassar. Populasi penelitian ini adalah seluruh Auditor
Inspektorat Di Kota Makassar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Ukuran sampel memegang peranan penting
dalam estimasi dan interprestasi hasil analisis Struktural Equation Modeling (SEM),
Dalam penelitian ini populasi meliputi 55 pegawai Auditor Inspektorat Di Kota
Makassar.. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
persamaan struktural atau Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian ini
ditemukan bahwa, Independensi dan Kompetensi Auditor berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kepuasan Kerja (1) dan Independensi dan Kompetensi Auditor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor (2).
Kata kunci :Independensi, Kompetensi Auditor, Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor

Abstract
Auditor Independence and Auditor Competence positive and significant influence on
Job Satisfaction and Performance Auditor Inspectorate In Makassar. The purpose of
this study is to investigate and analyze the significance of the effect of Auditor
Independence and Auditor Competence on Job Satisfaction and Performance Auditor
Inspectorate In Makassar. The population of this study were all Auditor Inspectorate
In Makassar. The sampling technique used in this study was purposive sampling. The
sample size plays an important role in the estimation and interpretation of the results
of the analysis of Structural Equation Modeling (SEM), In the study population
included 55 employees Auditor Inspectorate In Makassar. The method of analysis
used in this study is a structural equation modeling or Structural Equation Modeling
(SEM). The results of this study found that, Auditor Independence and Auditor
Competence have a positive and significant impact on Job Satisfaction (1) and the
Auditor Independence and Auditor Competence have a positive and significant
impact on Performance Auditor (2)
Keyword : Auditor Independence and Auditor Competence, Job Satisfaction and
Performance Auditor

PENDAHULUAN
Kebijakan pemerintah dibidang keuangan dalam meningkatkan kesejahteraan
masayarakat salah satunya melalui reformasi, dengan mengeluarkan UU No 22
Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999, tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pusat dan Daerah dengan sistem pemerintahan desentralisasi. Ini merupakan titik
awal dari otonomi daerah dibidang keuangan. Undang-undang ini kemudian direvisi
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pusat
dan Daerah. Perubahan fundamental dalam hubungan tata pemerintah, sekaligus
membawa perubahan penting dalam pengelolaan maupun kinerja keuangan daerah.
Dalam konteks ini, akan terjadi perubahan yang fundamental berkaitan dengan
pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu Pemerintah daerah dalam pelaksanaan
otonomi keuangannya dituntut untuk memberikan pertanggungjawab atas
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Akuntabilitas sektor publik berhubungan dengan praktek transparansi dan
pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Menurut
Mardiasmo (2005) terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya
pemerintahan yang baik yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan.
Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) dan masyarakat. Pengendalian adalah mekanisme yang
dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen
dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan
pemeriksaan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki
independensi dan kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja
pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, Kepala daerah dibantu oleh
perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan
dan koordinasi, diwadahi dalam sekretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam
bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan. Unsur
pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana
urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah.
Salah satu bagian yang melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan APBD
dan kegiatan non keuangan pemerintah daerah adalah inspektorat daerah. Peran dan
fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota secara umum diatur dalam pasal 4
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. Dalam pasal tersebut
dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan pemerintahan,
Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama,
perencanaan program pengawasan; kedua, perumusan kebijakan dan fasilitas
pengawasan; dan ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas
pengawasan. Menurut Boynton (dalam Rohman, 2007), fungsi auditor internal
adalah melaksanakan fungsi pemeriksaan internal yang merupakan suatu fungsi
penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi
kegiatan organisasi yang dilakukan. Selain itu, auditor internal diharapkan pula dapat
lebih memberikan sumbangan bagi perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi.
Dalam melaksanakan peran audit, auditor bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai
apakah laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Dengan dukungan
kompetensi dan teknik-teknik audit serta kompetensi lain dari jenjang pendidikan
formal maupun informal serta pengalaman dalam praktik audit, maka auditor harus
mampu mengumpulkan serta mengevaluasi bukti-bukti yang digunakan untuk
mendukung jugment yang diberikan.
Mengingat pentingnya tugas yang diemban oleh auditor internal/ inspektorat,
maka diperlukan kepastian bahwa tugas dan fungsi yang diemban dapat dijalankan
dengan baik. Keahlian dan kecakapan teknis untuk melakukan pemeriksaan tentunya
merupakan suatu hal yang sangat signifikan dalam menjalankan tugas tersebut,
namun hal itu tidak cukup untuk memastikan pelaksanaan tugas dengan baik.
Sampai saat ini belum seluruh APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah)
mempunyai standar yang seragam, untuk itu pada penelitian ini menggunakan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah. Dalam peraturan menteri tersebut standar audit
aparat pengawasan intern pemerintah, meliputi standar-standar yang terkait dengan
karakteristik organisasi dan individu-individu yang melakukan kegiatan audit. Pada
Standar Umum tentang keahlian, secara garis besar menyatakan bahwa keahlian
pemeriksa harus mempunyai latar belakang pendidikan, kompetensi tehnis,
sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan.
Latar belakang pendidikan seorang APIP mempunyai tingkat pendidikan
formal minimal strata satu (S1) atau yang setara. APIP harus mempunyai kriteria
tertentu dalam merencanakan audit, mengidentifikasi kebutuhan profesional auditor
dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi audit agar sesuai dengan situasi
dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP.
Kompetensi teknis adalah kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh
pemeriksa yang mempunyai pendidikan auditing, akuntansi, administrasi
pemerintahan dan komunikasi. Disamping wajib memiliki keahlian tentang standar
audit, kebijakan, prosedur dan praktek-praktek audit, auditor harus memiliki keahlian
yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi unit yang dilayani oleh APIP.
Untuk meningkatkan kompetensi, seorang APIP diwajibkan mengikuti
sertifikasi jabatan dan pendidikan pelatihan berkelanjutan, antara lain sebagai berikut
: Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan
mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing
professional education). Untuk itu pemeriksa wajib mengikuti pendidikan dan
pelatihan sertifikasi jabatan fungsional auditor yang sesuai dengan jenjangnya.
Salah satu faktor kunci keberhasilan organisasi dalam menjalankan misi
organisasi adalah kualitas sumber daya manusianya (Asih, 2004). Hal ini konsisten
dengan pendapat Neo, et al. (2000) yang mengatakan bahwa sumber daya manusia
mempunyai fungsi penting dalam menentukan keberhasilan organisasi ketika
menghadapi tantangan-tantangan. Perilaku individu yang berada dalam organisasi
tentunya sangat mempengaruhi organisasi baik secara langsung maupun tidak
langsung, hal ini diakibatkan karena kemampuan individu yang berbeda-beda dalam
menghadapi tugas atau aktivitasnya sehingga berdampak pada kinerja yang
dihasilkan. Tangkilisan (2002:25) menyatakan bahwa unsur manusia merupakan
unsur penting, karena manusia selalau berperan aktif dan dominan dalam setiap
organisasi. Manusia adalah perencana, pelaku sekaligus penentu terwujudnya tujuan
organisasi. Merujuk pada pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas auditor
pemerintah daerah menjadi sangat strategis bagi keberhasilan Inspektorat dalam
mengemban amanat peraturan perundang-undangan.
Kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat Inspektorat Kota Makassar saat
ini masih menjadi sorotan, karena masih banyaknya temuan audit yang tidak
terdeteksi oleh aparat inspektorat sebagai auditor internal, akan tetapi ditemukan oleh
auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badan Pemeriksa
Keuangan (2011) melaporkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Makassar ada lima
kabupaten/kota memperoleh opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Regional
Sulawesi dengan predikat merah atau “tidak memberikan pendapat (TMP/
disclaimer)”. Ini disebabkan ada beberapa persoalan dalam pengelolaan keuangan
yang menyebabkan BPK memberikan opini TMP kepada kelima kabupaten/kota
yang terakhir memasukkan LKPD tersebut. Persoalan itu adalah pengelolaan kas dan
pengelolaan persediaan tidak memadai serta belanja belum dipertanggungjawabkan.
Hal lainnya, aset tidak didukung dengan bukti, kebijakan kapitalisasi dan
pengelolaan utang tidak memadai serta penyajian saldo sisa lebih penggunaan
anggaran (SILPA) tidak memadai. Berikutnya, realisasi anggaran tidak sesuai
dengan peruntukan atau tidak tertib anggaran, penatausahaan pendapatan tidak
memadai serta kekurangan pekerjaan fisik dan belum dikenakan keterlambatan.
Totalnya ada sepuluh item yang menjadi kelemahan utama. (Badan Pemeriksa
Keuangan 2011). Dengan adanya temuan BPK tersebut, dapat diprediksi bahwa
kualitas audit aparat inspektorat Provinsi Kota Makassar masih relatif kurang.
Kalbers dan Forgatty (1995) mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai
evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan
bawahan langsung. Dalam mengukur kinerja auditor, menurut Larkin (1990) terdapat
empat dimensi personalitas, yaitu : 1) Kemampuan (ability), yaitu kecakapan
seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, bidang pekerjaan dan faktor usia. 2) Komitmen
Profesional, yaitu tingkat loyalitas individu pada profesinya. 3) Motivasi, yaitu
keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatankagiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. 4) Kepuasan
Kerja, yaitu tingkat kepuasan individu dengan posisinya dalam organisasi.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja auditor
adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecapakan,
pengalaman, dan kesunguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan
kuantitas, kualitas, dan ketetapan waktu.
Selain faktor tersebut di atas yang mempengaruhi kinerja auditor, faktor
independensi auditor juga memegang peranan yang krusial. Independensi auditor
dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.
Menurut Harahap (1991), auditor harus bebas dari kepentingan terhadap perusahaan
dan laporan keuangan yang dibuatnya. Berdasarkan peraturan BPK No. 1 tahun 2007
tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara diatur mengenai standar umum
pemeriksaan yaitu : 1) Persyaratan kemampuan/keahlian ; 2) Independensi ; 3)
Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama.
Dengan memberi perhatian yang penuh pada karyawan dan membuat
karyawan percaya terhadap organisasi akan diperoleh komitmen karyawan. Jika
komitmen karyawan telah diperoleh akan didapatkan karyawan yang loyal, bekerja
sebaik mungkin untuk kepentingan organisasi. Keadaan ini sangat baik bagi
pencapaian tujuan organisasi, karena organisasi mendapat dukungan penuh dari
anggotanya sehingga bisa berkonsentrasi secara penuh pada tujuan yang
diprioritaskan.
Beberapa peneliti telah menguji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja seseorang atau organisasi diantaranya, Hasil penelitian Samad (2005)
menyatakan bahwa hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan cukup
positif. Hasil penelitian Masrukhin & Waridin (2006) menunjukkan bahwa kepuasan
kerja meningkat maka kinerja karyawan juga cenderung meningkat. Masrukhin dan
Waridin (2006) variabel yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi
kerja, kepuasan kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan, sedangkan menurut
penelitian Yuwalliatin (2006) variabel yang dapat mempengaruhi kinerja dan
keunggulan kompetitif adalah budaya organisasi, motivasi dan komitmen. Menurut
penelitian Kadir dan Didik (2003), variabel yang dapat mempengaruhi kepuasan
kerja adalah Komitmen organisasional. Samad (2005) Kinerja karyawan dipengaruhi
oleh kepuasan kerja, komitmen organisasional, dengan menambah variabel kesehatan
dan motivasi sebagai variabel moderator.
Menurut Samad (2005) kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap
komitmen organisasional, menurut Lund (2003) yang mempengaruhi kepuasan kerja
adalah budaya organisasi, menurut Koesmono (2005) variabel yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah motivasi dan budaya organisasi, sedangkan menurut Pool
(1997) yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah gaya kepemimpinan, dan motivasi
kerja. Penelitian ini juga merupakan perluasan dari variabel-variabel penelitian yang
mempengaruhi kinerja karyawan, menurut Yuwalliatin (2006) kinerja karyawan
dipengaruhi oleh komitmen, motivasi, dan budaya organisasi, menurut Masrukhin
dan Waridin (2006) yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi kerja,
kepuasan kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan, menurut Koesmono (2005)
kinerja karyawan dipengaruhi oleh motivasi, budaya organisasi dan kepuasan kerja.
Menurut Samad (2005) kinerja karyawan dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan
komitmen organisasi.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan jenis penelitian, maka penelitian ini merupakan penelitian yang
menjelaskan hubungan kausal antara variabel atau yang disebut penelitian
eksplanatori (explanatory research) yaitu penelitian untuk mengetahui dan
menjelaskan pengaruh antar variabel yang ada dan dilanjutkan dengan pengujian
hipotesis. Selain itu, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, karena
memberikan penjelasan secara deskriptif mengenai variabel-variabel yang hendak
diteliti. Dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh independensi dan kompetensi
Auditor terhadap kepuasan kerja dan kinerja auditor. Populasi penelitian ini adalah
seluruh pegawai auditor pada kantor inspektorat di Kota Makassar yang berjumlah
55. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan atau
kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Cooper dan Emory, 1997: 245)
dengan menggunakan teknik cross section. Adapun kriteria sampel yang digunakan
adalah sebagai berikut : (1)Responden dengan latar belakang pendidikan min S1, (2)
Responden dengan lama bekerja di atas 3 tahun dan (3) Responden yang berprofesi
sebagai auditor di Kantor Inspektorat. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan adalah
berdasarkan jumlah kriteria sampel minimum SEM (Structural Equation Modeling) .
Menurut Ferdinand (2002), Ghozali (2004), Ghozali (2008), Solimun dan Rinaldo
(2009), ukuran sampel antara 100 – 200 sampel dapat direkomendasikan untuk
estimasi maximum Likehood (ML). Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan
bersifat kualitatif dan kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk
wawancara dan angka – angka (numeric) dari hasil kuisioner. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini bersifat data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari responden juga dalam bentuk sekunder yaitu dalam bentuk tertulis
yaitu berupa dokumen – dokumen institusi dan informasi tertulis lainnya yang
mempunyai kaitan langsung dengan masalah yang diteliti. Teknik yang akan
digunakan dalam pengumpulan data penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Pada penelitian ini teknik yang digunakan meliputi : (1) Observasi, (2) Kuisioner,
dan (3) Dokumentasi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model persamaan struktural atau Structural Equation Modeling (SEM). Alat analisis
yang digunakan adalah dengan bantuan reduced form dan program aplikasi statistik
AMOS ver. 7.0 dan SPSS ver 17.0.
Adapun analisis data
Y1 = F(X1, X2)
Y2 = F(X1, X2, Y1 )
Proses perhitungan reduce form :
Y1 = α0 + α1X1 + α2X2 + ε1
Y2 = β0 + β 1X1 + β2X2 + β3Y1+ ε2
Y2 = β0 + β 1X1 + β2X2 + β3(α0 + α1X1 + α2X2 + ε1)+ ε2
Y2 = (β0+ α0 β3) + (β 1 + α1 β3) X1 + (β2 + α2 β3) X2 + (ε1 β3+ ε2)

HASIL PENELITIAN
Untuk memudahkan dalam menganalisis hubungan fungsional antar variabel
kemudian nilai koefisien disusun dalam bentuk Tabel 1 sebagaimana di tampilkan
pada Tabel 1 di bawah ini :
Pengaruh Independensi terhadap Kepuasan Kerja
Koefisien pengaruh variabel Independensi terhadap Kepuasan Kerja sebesar
0,31 dengan nilai t sebesar 4,709 pada taraf probabilita alfa 0,000. Koefisien tersebut
menunjukkan bahwa variabel Independensi berpengaruh positif terhadap Kepuasan
Kerja. Ini berarti bahwa peningkatan Independensi, akan diikuti dengan peningkatan
Kepuasan Kerja, sebaliknya, penurunan Independensi, akan diikuti dengan
penurunan Kepuasan Kerja, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi
besar kecilnya Kepuasan Kerja dianggap konstan. Nilai statistik t hitung pengaruh
Independensi terhadap Kepuasan Kerja sebesar 4,709 dengan probabilita alfa 0.00
atau di bawah 0,05. Ini berarti Independensi berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan Kerja .
Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kepuasan Kerja
Koefisien pengaruh variabel Kompetensi Auditor terhadap Kepuasan Kerja
sebesar 0,301 dengan nilai t sebesar 25,050 pada taraf probabilita alfa 0,000.
Koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel Kompetensi Auditor berpengaruh
positif terhadap Kepuasan Kerja . Ini berarti bahwa peningkatan Kompetensi
Auditor, akan diikuti dengan peningkatan Kepuasan Kerja ; sebaliknya, penurunan
Kompetensi Auditor, akan diikuti dengan penurunan Kepuasan Kerja, dengan
asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya Kepuasan Kerja
dianggap konstan. Nilai statistik t hitung pengaruh Kompetensi Auditor terhadap
Kepuasan Kerja sebesar 25,050 dengan probabilita alfa 0.00 atau di bawah 0,05. Ini
berarti Kompetensi Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja .
Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor
Koefisien pengaruh variabel Independensi terhadap Kinerja Auditor sebesar
0,012 dengan nilai t sebesar 3,520 pada taraf probabilita alfa 0,000. Koefisien
tersebut menunjukkan bahwa variabel Independensi berpengaruh positif terhadap
Kinerja Auditor . Ini berarti bahwa peningkatan Independensi, akan diikuti dengan
peningkatan Kinerja Auditor ; sebaliknya, penurunan Independensi, akan diikuti
dengan penurunan Kinerja Auditor, dengan asumsi faktor-faktor lain yang
mempengaruhi besar kecilnya Kinerja Auditor dianggap konstan. Nilai statistik t
hitung pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor sebesar 3,520 dengan
probabilita alfa 0.00 atau di bawah 0,05. Ini berarti Independensi berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Auditor .
Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor
Koefisien pengaruh variabel Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor
sebesar 0,080 dengan nilai t sebesar 4,028 pada taraf probabilita alfa 0,000.
Koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel Kompetensi Auditor berpengaruh
positif terhadap Kinerja Auditor . Ini berarti bahwa peningkatan Kompetensi
Auditor, akan diikuti dengan peningkatan Kinerja Auditor ; sebaliknya, penurunan
Kompetensi Auditor, akan diikuti dengan penurunan Kinerja Auditor, dengan
asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya Kinerja Auditor
dianggap konstan. Nilai statistik t hitung pengaruh Kompetensi Auditor terhadap
Kinerja Auditor sebesar 4,028 dengan probabilita alfa 0.00 atau di bawah 0,05. Ini
berarti Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Auditor .
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Auditor
Koefisien pengaruh variabel Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Auditor sebesar
0,939 dengan nilai t sebesar 12,340 pada taraf probabilita alfa 0,000. Koefisien
tersebut menunjukkan bahwa variabel Kepuasan Kerja berpengaruh positif terhadap
Kinerja Auditor . Ini berarti bahwa peningkatan Kepuasan Kerja, akan diikuti dengan
peningkatan Kinerja Auditor ; sebaliknya, penurunan Kepuasan Kerja, akan diikuti
dengan penurunan Kinerja Auditor, dengan asumsi faktor-faktor lain yang
mempengaruhi besar kecilnya Kinerja Auditor dianggap konstan. Nilai statistik t
hitung pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Auditor sebesar 12,340 dengan
probabilita alfa 0.00 atau di bawah 0,05. Ini berarti Kepuasan Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Auditor.

PEMBAHASAN
Pengaruh Independensi terhadap Kepuasan Kerja
Koefisien pengaruh variabel Independensi terhadap Kepuasan Kerja menunjukkan
bahwa variabel Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Kerja. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan Independensi akan diikuti dengan
peningkatan Kepuasan Kerja, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi
besar kecilnya Kepuasan Kerja dianggap konstan. De Angelo dalam Kusharyanti
(2003:25) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability)
dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada
dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan
salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara
tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Dengan
demikian kompetensi dan kualitas auditor sangat mempengaruhi independensi
seorang auditor. Menurut Celluci et al. dalam Fuad Mas’ud, (2004), kesempatan
peningkatan karir/jabatan, kenaikan pangkat, kesempatan untuk pengembangan diri
dan peningkatan keahlian atau kompetensi individu merupakan salah satu indikator
yang mengukur tingkat kepuasan kerja seorang pegawai.
Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kepuasan Kerja
Koefisien pengaruh variabel Kompetensi Auditor terhadap Kepuasan Kerja
menunjukkan bahwa variabel Kompetensi Auditor berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan
Kompetensi Auditor akan diikuti dengan peningkatan Kepuasan Kerja, dengan
asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya Kepuasan Kerja
dianggap konstan. Caldwell dan O'Reilly (1990) mengindikasikan bahwa kesesuaian
antara kompetensi individu dalam satu tugas pekerjaan khusus dengan spesifikasi
yang memerlukan keahlian tertentu akan cenderung menghasilkan kinerja yang
tinggi dan tingkat kepuasan kerja yang juga tinggi.
Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor
Koefisien pengaruh variabel Independensi terhadap Kinerja Auditor menunjukkan
bahwa variabel Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Auditor. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan Independensi akan diikuti dengan
peningkatan Kinerja Auditor, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi
besar kecilnya Kinerja Auditor dianggap konstan. Seorang auditor yang memiliki
independensi tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik (Trisnaningsih, 2007).
Cristiawan (2002) dan Elfarini (2007) menyatakan bahwa independensi merupakan
faktor yang menentukan dari kualitas audit, hal ini dapat dipahami karena jika
auditor benar-benar independen maka tidak akan terpengaruh oleh kliennya, kualitas
audit yang baik menandakan bahwa auditor memiliki kinerja yang baik. Pada
penelitian yang dilakukan Trisnaningsih (2007) membuktikan bahwa independensi
auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor. Sama halnya dengan penelitian yang
dilakukan Wibowo (2009) bahwa terdapat pengaruh positif independensi auditor
terhadap kinerja auditor.
Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor
Koefisien pengaruh variabel Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor
menunjukkan bahwa variabel Kompetensi Auditor berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Auditor. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan
Kompetensi Auditor akan diikuti dengan peningkatan Kinerja Auditor, dengan
asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya Kinerja Auditor
dianggap konstan. Nick Boreham (2004:5) menyatakan bahwa Pekerjaan contempory
terkait pendidikan dan pelatihan merupakan kebijakan kompetensi kerja sebagai hasil
dari kinerja individu di tempat kerja. Menurut Dunnett's (2004:110) adalah sebagai
kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu rangkaian tugas atau kerja
yang berkembang dari hasil pelatihan yang diperoleh untuk meningkatkan kinerja.
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Auditor
Koefisien pengaruh variabel Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Auditor menunjukkan
bahwa variabel Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Auditor. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan Kepuasan Kerja akan diikuti
dengan peningkatan Kinerja Auditor, dengan asumsi faktor-faktor lain yang
mempengaruhi besar kecilnya Kinerja Auditor dianggap konstan. (Robbins,2007),
menyatakan bahwa organisasi yang memiliki karyawan yang lebih puas cenderung
lebih efektif dibandingkan organisasi yang memiliki karyawan yang kurang puas.
Kepuasan kerja merupakan dampak atau hasil dari keefektifan kinerja dan
kesuksesan dalam bekerja.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Independensi dan Kompetensi Auditor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Ini mengindikasikan
bahwa jika suatu Inspektorat ingin meningkatkan Kepuasan Kerja Auditornya, maka
sedapat mungkin meningkatkan faktor Independensinya dan perbaikan Kompetensi
Auditor. Selain itu Independensi, Kompetensi Auditor, dan Kepuasan Kerja juga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor di Inspektorat Kota
Makassar. Ini mengindikasikan bahwa jika terjadi peningkatan Independensi,
perbaikan Kompetensi Auditor, dan peningkatan Kepuasan Kerja akan diiikuti
peningkatan Kinerja Auditor.
Saran
Implikasi dari kesimpulan tersebut adalah jika suatu Inspektorat ingin meningkatkan
Kinerja Auditornya maka sedapat mungkin melakukan peningkatan kualitas
Independensinya dengan melakukan training maupun pelatihan-pelatihan pada
auditor yang bekerja pada Inspektoratnya serta melakukan perbaikan Kompetensi
Auditor sehingga Kepuasan Kerja dapat meningkat dan pada akhirnya meningkatkan
Kinerja Auditor Inspektorat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Boreham, Nick. 2004, A theory of collective competence challenging the ne-liberal
individualisation of Performance at work. Journal of Management
Development Vol. 27 No.1, hal.5-7
Caldwell, D.F., Chatman, J.A., & O’Reilly, C.A. (1990). Building organizational
commitment: A multifirm study. Journal of Occupational Psychology,
63, 245-261.
Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik:
Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.4,
No. 2, November, 79 - 92.
Cooper dan Emory, 1997. Metode Penelitian Bisnis. Edisi 5. Erlangga. jakarta.
Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di
Jawa Tengah). Universitas Negeri Semarang.
Ferdinand A, (2002). Structural Equation Modelling Dalam Peneltian. Manajemen.
Edisi 2, Seri Pustaka Kunci 03/BP UNDIP.
Ghozali, (2004), Analisis Multivariate Dengan SPSS, Semarang. BP Undip.
Ghozali, Imam., 2008, Model Persamaan: Konsep dan Aplikasi dengan Program
AMOS 16 Semarang: Badan Penerbit UNDIP
Harahap, M.Yahya, 1991, Arbitrase, Pustaka Kartini, Jakarta

Kadir, dan Didik Ardiyanto, 2003, ”Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap


Kepuasan Kerja dan Keinginan Untuk Berpindah”, Jurnal MAKSI, Vol
2, Januari 2003, 64-81
Kalbers, Lawrence P., dan Timothy J.Fogarty, 1995, Professionalism and Its
Consequences : A Study of Internal Auditors, Auditing: A Journal of
Practice & Theory, Spring, 14 (1) : 65-86.
Kusharyanti. 2003. Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit Dan Kemungkinan
Topik Penelitian Di Masa Datang. Akuntansi dan Manajemen
(Desember). Hal.25-60
Larkin, J.M. 2000. “The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical Dilemmas”,
Journal of Business Ethics: 23, hal. 401-409.
Lund, D.B. 2003. Organizational culture and job satisfaction. Journal of Business
and Industrial Marketing, 18(3), 219–231
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Publisher.
Masrukhin dan Waridin. 2006. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya
Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai, Jurnal
Ekonomi & Bisnis, Vol. 7, No. 2.
Masud, Fuad, 2004, Surve Diagnosis Organisasional: Konsep dan Aplikasi Semarang
: Badan Penerbit UNDIP
Robbins, Stephen P. (2007). Organizational behavior. 11 th edition. Pearson Prentice
Hall, New jersey.
Rohman, Abdul (2007), Pengaruh Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah dan
Fungsi Pemerintah Intern Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal
Maksi Vol7 No.2 ISSN: 1412-6680
Solimun, dan Rinaldo, A. 2009. Multivariate Analysis: Aplikasi Software SPSS dan
Microsoft Excell. LPM-UNIBRAW. Malang.
Tangkilisan, Hesel Nogi. 2002. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Lukman Offset YPAPI.
Trisnaningsih, S. 2007. Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai
Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan
Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. SNA X Makassar.
Wibowo, 2009. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya
Kepemimpinan, Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja
Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di daerah Istimewa
Yogyakarta). Universitas Islam Indonesia
Yuwalliatin, Sitty 2006. Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi dan Komitmen
Terhadap Kinerja Serta Pengaruhnya Terhadap Keunggulan Kompetitif
Dosen Unissula Semarang. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7 No. 2,
Juli, p. 241-256.
Lampiran 1

Pengaruh antar variabel dalam bentuk skema

Independensi (X1)

0,012
0,031

Kepuasan Kerja
0,939 Kinerja Auditor
(Y1)
(Y2)

0,301
0,08
Kompetensi Auditor
(X2)
Lampiran 2

Variabel Mempengaruhi Variabel terikat estimasi T Value Prob

1 Kepuasan Kerja (Y1) 0,031 4.709 0,00


Independensi (X1)
2 Kinerja Auditor (Y2) 0,012 3.520 0,00
1 Kepuasan Kerja (Y1) 0,301 25.050 0,00
Kompetensi Auditor (X2)
2 Kinerja Auditor (Y2) 0,08 4.028 0,00
Kepuasan Kerja (Y1) 1 Kinerja Auditor (Y2) 0,939 12.340 0,00
sumber : data diolah 2012

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai