Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR KERJA MAHASISWA 1

KONSEP DAN RUMUSAN PANGAN FUNGSIONAL

Oleh:
Shania Listyana Putri (161710101049)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

A. Definisi Pangan Fungsional

Pangan atau makanan yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi


proses fisiologis sehingga meningkatkan kesehatan atau mencegah timbulnya
penyakit. Menurut asosiasi ahli gizi amerika (The American Dietic Association)
pangan fungsional adalah serangkaian makanan baik produk segar dan utuh
maupun produk olahan yang diperkaya dan ditingkatkan mutunya sehingga
menguntungkan bagi kesehatan. Dewan Informasi Makanan Internasional dan ILSI
(International Life Sciences Institute) menambahkan bahwa sifat menguntungkan
bagi tubuh tersebut diluar fungsinya sebagai sumber zat gizi dasar (Silalahi, 2006).

Meskipun diharapkan memberikan efek meningkatkan kesehatan, makanan


fungsional tidak dapat dikategorikan sebagai obat atau suplemen makanan, karena
menurut Hariyani (2013) makanan fungsional memiliki beberapa kriteria yaitu:

1. Harus merupakan produk pangan (bukan berbentuk kapsul, tablet atau


bubuk) yang berasal dari bahan alami.
2. Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari-hari.
3. Mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran
dalam proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan
tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi
tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta
memperlambat proses penuaan.
4. Jelas sifat fisik dan kimianya serta kualitas dan jumlahnya dan aman
dikonsumsi.
5. Kandungannya tidak boleh menurunkan nilai gizinya.

Fungsi menguntungkan bagi tubuh pada pangan fungsional dikarenakan


adanya kandungan bioaktif pada makanan fungsional. Komponen bioaktif terdiri
dari 2 jenis yaitu zat gizi dan non-gizi. Zat gizi misalnya protein, asam lemak,
vitamin dan mineral. Sedangkan zat non-gizi misalnya serat pangan, oligosakarida,
senyawa fenol dan sebagainya (Muchtadi, 2004).

B. Suplemen Pangan
Suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi
kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin,
mineral, asam amino atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan)
yang mempunyai nilai gizi dan atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi
(BPOM, 2004). Menurut US Dietary Supplement Health and Education Act
(DSHEA) (1994), suplemen makanan yang di harapkan untuk dapat melengkapi
makanan yang mengandung satu atau lebih dari bahan-bahan makanan; seperti
vitamin, mineral, rempah, asam amino, mengandung unsur makanan untuk
meningkatkan kecukupan gizi, kosentrat, zat metabolit, ekstrak atau kombinasi dari
bahan-bahan tersebut.
Suplemen pangan merupakan makanan yang memiliki komponen nutrisi
yang berfungsi sebagai pendamping makanan bukan untuk pengganti makanan.
Nutrisi yang terkandung dalam suplemen makanan biasanya tidak dapat di sintesis
oleh tubuh melainkan didapatkan dari berbagai sumber makanan baik dari sumber
hewani dan sumber nabati. Suplemen pangan harus menggunakan bahan yang
memenuhi standar mutu dan pesyaratan keamanan serta standar dan persyaratan
lain yang di tetapkan. Bahan yang harus terkandung dalam suplemen pangan beruba
vitamin, mineral, asam amino, dan bahan lain seperti bioflavonoid, citosan, kafein
dan lain sebagainya serta bahan tambahan berupa pemanis buatan yang diijinkan
(aspartam, sorbitol, sukralosa dan lain-lain) dan bahan lain berpa pengawet,
pewarna,penyedap rasa, aroma dan pengental yang diijinkan.
Menurut Geoffrey P. Webb (2006) definisi suplemen makanan secara
umum, yaitu: a) Sesuatu yang di konsumsi secara langsung dalam dosis tertentu
dalam bentuk pil, kapsul, bubuk atau cairan. b) Sesuatu yang dapat ditambahkan ke
dalam pola makan yang normal. c) Sesuatu yang dinyatakan dapat memengaruhi
kesehatan pada label kemasa maupun pada media promosi seperti kandungan zat
gizi, zat metabolit alami dan beberapa tambahan yang berasal dari ekstrak
tumbuhan maupun hewan yang mengandung unsur-unsur zat gizi.

C. Obat Herbal

Obat herbal atau herbal medicine didefinisikan sebagai bahan baku atau
sediaan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang
bermanfaat bagi kesehatan manusia; komposisinya dapat berupa bahan mentah atau
bahan yang telah mengalami proses lebih lanjut yang berasal dari satu jenis
tumbuhan atau lebih. (WHO, 2005; 2000). Sediaan herbal diproduksi melalui
proses ekstraksi, fraksinasi, purifikasi, pemekatan atau proses fisika lainnya; atau
diproduksi melalui proses biologi. Sediaan herbal dapat dikonsumsi secara
langsung atau digunakan sebagai bahan baku produk herbal. Produk herbal dapat
berisi eksipien atau bahan inert sebagai tambahan bahan aktif (WHO, 2001; 2000).
Menurut WHO (2005), obat herbal merupakan obat yang bahan bakunya berasal
dari satu tanaman tau lebih yang mentah atau yang mengalami proses terlebih
dahulu yang memiliki efek bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Obat herbal terstandart adalah sediaan obat herbal berbahan baku alami,
bahan bakunya telah distandarisasi dan telah ada pembuktian keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik. Uji keamanan yang dilakukan berupa
uji toksisitas akut, uji toksisitak subkronis dan uji toksisitas kronis (Remirez, 2006).
Obat herbal adalah obat atau pengobatan yang mempergunakan bahan yang berasal
dari tanaman, bisa berupa daun, akar, tangkai, buah, biji-bijian yang mengandung
bahan kimia yang berkhasiat untuk pengobatan penyakit pada manusia, tanaman
dan hewan. Sedangkan definisi dari pengobatan herbal adalah penggunaan obat
untuk mengurangi, menghilangkan penyakit atau menyembuhkan seseorang dari
penyakit dengan menggunakan bagian-bagian dari tanaman seperti biji, bunga,
daun, batang dan akar yang kemudian diolah menjadi tanaman obat herbal

D. Pengertian Medical Food

Medical food adalah makanan yang diformulasikan dengan penyediaan dukungan


gizi untuk individu yang tidak dapat mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang
cukup dan dalam bentuk biasa, atau dengan penyediaan dukungan gizi khusus bagi
pasien yang perlu kebutuhan fisiologis dan gizi yang khusus (Golberg, 1994)..
Medical food merupakan formula enteral yang biasa di gunakan untuk makanan
pasien dan makanan untuk mereka yang memiliki penyakit yang tidak biasa.
Medical food dirancang berfungsi dengan cara memberikan dukungan nutrisi untuk
individu yang tidak mampu untuk menelan jumlah makanan yang cukup dalam
bentuk konvensional, atau dengan memberikan dukungan nutrisi tertentu untuk
pasien yang memiliki kebutuhan fisiologis dan gizi tertentu. tergantung pada status
gizi pasien, makanan medis mungkin baik melengkapi makanan atau menjadi satu-
satunya sumber nutrisi untuk waktu yang lama.
E. Nutraceutical

Nutraceutical pertama kali didefinisikan pada tahun 1989 oleh Stephen De


Felico sebagai makanan, ingredient makanan atau suplemen makanan yang
memberikan keuntungan pada kesehatan termasuk diantaranya mencegah dan
memanage penyakit diluar fungsi nutrisi dasar”. Nutraceutical adalah senyawa
bioaktif alami. Nutraceutical terdapat pada produk-produk alami dari (a) industry
makanan; (b) suplemen makanan dan herbal; (3) industry farmasi. Senyawa-
senyawa bioaktif misalkan terpenoid, karotenoid, saponin, terpen, tokoferol,
senyawa phenol, turuan karbohidrat, lemak dan asam amino, mikrobia dan mineral
termasuk dalam nutraceutical (Sharma, 2009). Istilah nutraceutical merupakan
gabungan dari nutrisi dan farmasi, mengacu pada adanya suatu keyakinan bahwa
makanan atau bagian dari makanan memberikan manfaat bagi kesehatan dan dapat
digunakan sebagai obat, termasuk sebagai pencegahan terhadap penyakit. Health
Canada telah memodifikasi definisi nutraceutical menjadi: “Produk yang
dipisahkan atau dimurnikan dari makanan yang umumnya dijual dalam bentuk obat
yang tidak dimaksudkan sebagai makanan. Nutraceutical dinyatakan memiliki
manfaat fisiologis atau memberi perlindungan terhadap penyakit kronis.

Berdasarkan literatur tersebut, kamu mendiskusi bahwa pangan fungsional


adalah makanan baik produk segar dan utuh maupun olahan yang mengandung
komponen bioaktif yang memberikan manfaat positif pada tubuh yang telah diuji
secara ilmiah dan dikonsumsi setiap hari. Suplemen pangan adalah produk yang
mengandung 1 jenis zat aktif yang terkonsentrasi yang berfungsi untuk
meningkatkan daya tahan tubuh pada saat kondisi tertentu. Obat herbal adalah obat
yang berasal dari tumbuhan yang mengandung satu atau lebih zat aktif tetapi tidak
terkonsentrasi yang digunakan untuk penyembuhan yang diuji secara klinis.
Medical food adalah produk yang didesain khusus untuk pasien yang mempunyai
penyakit dimana dia tidak dapat mengkonsumsi makanan secara normal.
Nutraceutical adalah produk sediaan dari bahan pangan yang dapat memberikan
manfaat fisiologis pada tubuh.
Persamaan dan Perbedaan Pangan Fungsional, Suplemen Pangan, Obat
Herbal, Nutraceuticals dan Medical Food
Pangan fungsional, suplemen pangan, obat herbal, nutraceutical memiliki
persamaan yaitu sama-sama mengandung senyawa bioaktif yang membuat tubuh
berada dalam kondisi sehat.
Karakteristik Pangan Nutraceutical Medical Obat Herbal Food
fungsional Food suplement

Bahan Berasal dari Berasal dari Berasal dari Berasal dari Berasal dari
bahan pangan bahan pangan bahan pangan bahan alami bahan alami
alami alami alami dan
sintetik

Cara Dikonsumsi Dikonsumsi Dikonsumsi Dikonsumsi Dikonsumsi


mengkonsumsi sehari-hari bersama ketika tubuh ketika tubuh saat kondisi
dengan membutuhkan dalam kondisi tertentu
pangan asupan nutrisi sakit baik (menjelang
fungsional khusus secara oral sakit dan
(sebagai maupun setelah sakit)
pendamping) topikal

Bentuk Bahan segar Kapsul, pil, Kapsul, pil, Kapsul, pil, Kapsul, pil,
atau makanan tablet, ekstrak tablet, ekstrak tablet, ekstrak tablet,
olahan ekstrak,
konsentrat

Pengujian Teruji secara Teruji secara Teruji secara Efek Khasiatnya


ilmiah klinis sifat klinis efek fungsionalnya tidak perlu
fungsionalnya sehatnya perlu diuji diujikan
sedangkan secara klinis
efeknya tidak

Komponen zat Bisa Komponen Komponen Bisa Mengandung


aktif mengandung1 zat aktifnya khusus yang mengandung1 zat aktif tetapi
atau lebih zat telah diisolasi telah diisolasi atau lebih zat terkonsentrasi
aktif tetapi aktif tetapi
tidak tidak
terkonsentrasi terkonsentrasi
Fungsi Menjaga dan Memberi efek Sebagai Memberi efek Mencegah
mendukung sehat dan pengobatan, sembuh bagi penyakit, dan
fungsi mencegah memenuhi tubuh mempercepat
fisiologis penyakit nutrisi khusus kembalinya
tubuh fungsi tubuh
secara normal
Daftar Pustaka

BPOM. 2004. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta: Badan Pengawas


Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Ditjen POM. 2005. Pedoman cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik.
Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI.
Nomor :HK.00.05.4.1380.

Goldberg, I. 1994. Functional Foods (Designer Foods, Pharmafoods,


Nutraceuticals). Maryland: Aspen Publisher.

Hariyani, E. 2013. Pangan vs Pangan Fungsional. Balai Besar Pelatihan Pertanian


Lembang.

Muchtadi, D. 2004. Komponen Bioaktif Dalam Pangan Fungsional. Majalah


Gizmindo vol 3:7.

Nostro A, Germano MP, Angelo V, Marino A Cannatelli MA.2000. Extraction


methods and Bioautography for evaluation of medicinal plant antimicrobial
activity. Letters in Applied Microbiology. 30:379-34

Remirez D. 2006. Update in pre-clinical regulatory requirements for


phytomedicines in Latin America. J Compl Int Med. 3 (1): Article 3).

Sharma R., 2009. Nutraceuticals And Nutraceutical Supplementation Criteria In


Cancer: A Literature Survey. The Open Nutraceuticals journal, 2: 92-106.

Silalahi, J. 2006. Makanan Fungsional. Jogjakarta: Kanisius.

Webb P, Geoffrey. 2006. Dietary Supplement and Functional Foods. Blackwell


Publishing Ltd.

Anda mungkin juga menyukai