Oleh:
Shania Listyana Putri (161710101049)
B. Suplemen Pangan
Suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi
kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin,
mineral, asam amino atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan)
yang mempunyai nilai gizi dan atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi
(BPOM, 2004). Menurut US Dietary Supplement Health and Education Act
(DSHEA) (1994), suplemen makanan yang di harapkan untuk dapat melengkapi
makanan yang mengandung satu atau lebih dari bahan-bahan makanan; seperti
vitamin, mineral, rempah, asam amino, mengandung unsur makanan untuk
meningkatkan kecukupan gizi, kosentrat, zat metabolit, ekstrak atau kombinasi dari
bahan-bahan tersebut.
Suplemen pangan merupakan makanan yang memiliki komponen nutrisi
yang berfungsi sebagai pendamping makanan bukan untuk pengganti makanan.
Nutrisi yang terkandung dalam suplemen makanan biasanya tidak dapat di sintesis
oleh tubuh melainkan didapatkan dari berbagai sumber makanan baik dari sumber
hewani dan sumber nabati. Suplemen pangan harus menggunakan bahan yang
memenuhi standar mutu dan pesyaratan keamanan serta standar dan persyaratan
lain yang di tetapkan. Bahan yang harus terkandung dalam suplemen pangan beruba
vitamin, mineral, asam amino, dan bahan lain seperti bioflavonoid, citosan, kafein
dan lain sebagainya serta bahan tambahan berupa pemanis buatan yang diijinkan
(aspartam, sorbitol, sukralosa dan lain-lain) dan bahan lain berpa pengawet,
pewarna,penyedap rasa, aroma dan pengental yang diijinkan.
Menurut Geoffrey P. Webb (2006) definisi suplemen makanan secara
umum, yaitu: a) Sesuatu yang di konsumsi secara langsung dalam dosis tertentu
dalam bentuk pil, kapsul, bubuk atau cairan. b) Sesuatu yang dapat ditambahkan ke
dalam pola makan yang normal. c) Sesuatu yang dinyatakan dapat memengaruhi
kesehatan pada label kemasa maupun pada media promosi seperti kandungan zat
gizi, zat metabolit alami dan beberapa tambahan yang berasal dari ekstrak
tumbuhan maupun hewan yang mengandung unsur-unsur zat gizi.
C. Obat Herbal
Obat herbal atau herbal medicine didefinisikan sebagai bahan baku atau
sediaan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang
bermanfaat bagi kesehatan manusia; komposisinya dapat berupa bahan mentah atau
bahan yang telah mengalami proses lebih lanjut yang berasal dari satu jenis
tumbuhan atau lebih. (WHO, 2005; 2000). Sediaan herbal diproduksi melalui
proses ekstraksi, fraksinasi, purifikasi, pemekatan atau proses fisika lainnya; atau
diproduksi melalui proses biologi. Sediaan herbal dapat dikonsumsi secara
langsung atau digunakan sebagai bahan baku produk herbal. Produk herbal dapat
berisi eksipien atau bahan inert sebagai tambahan bahan aktif (WHO, 2001; 2000).
Menurut WHO (2005), obat herbal merupakan obat yang bahan bakunya berasal
dari satu tanaman tau lebih yang mentah atau yang mengalami proses terlebih
dahulu yang memiliki efek bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Obat herbal terstandart adalah sediaan obat herbal berbahan baku alami,
bahan bakunya telah distandarisasi dan telah ada pembuktian keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik. Uji keamanan yang dilakukan berupa
uji toksisitas akut, uji toksisitak subkronis dan uji toksisitas kronis (Remirez, 2006).
Obat herbal adalah obat atau pengobatan yang mempergunakan bahan yang berasal
dari tanaman, bisa berupa daun, akar, tangkai, buah, biji-bijian yang mengandung
bahan kimia yang berkhasiat untuk pengobatan penyakit pada manusia, tanaman
dan hewan. Sedangkan definisi dari pengobatan herbal adalah penggunaan obat
untuk mengurangi, menghilangkan penyakit atau menyembuhkan seseorang dari
penyakit dengan menggunakan bagian-bagian dari tanaman seperti biji, bunga,
daun, batang dan akar yang kemudian diolah menjadi tanaman obat herbal
Bahan Berasal dari Berasal dari Berasal dari Berasal dari Berasal dari
bahan pangan bahan pangan bahan pangan bahan alami bahan alami
alami alami alami dan
sintetik
Bentuk Bahan segar Kapsul, pil, Kapsul, pil, Kapsul, pil, Kapsul, pil,
atau makanan tablet, ekstrak tablet, ekstrak tablet, ekstrak tablet,
olahan ekstrak,
konsentrat
Ditjen POM. 2005. Pedoman cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik.
Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI.
Nomor :HK.00.05.4.1380.