Anda di halaman 1dari 13

“PENGUKURAN PERMUKAAN”

Disusun sebagai tugas


Mata Kuliah Instrumentasi

Dosen Pengampu: Heny Kusumayanti, ST, MT

Disusun oleh :

1. Pabika Salsabila Witri 2014-A 21030114060009


2. Hafiz Elrasyid 2014-A 21030114060012
3. Naufal Yusuf Machdi 2014-A 21030114060022
4. Annisa Rahmadita 2014-A 21030114060023
5. M Mikraj Asyhari 2014-A 21030114060024
6. Harits Mugni Nugroho 2014-A 21030114060030
7. Adhit Mardita Yando 2014-A 21030114060054
8. Puput Martabet 2014-A 21030114060064

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Instrumentasi di Program Studi Diploma III Teknik Kimia.
Penulisan makalah ini didasarkan pada referensi atau literatur-literatur
yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya. Dengan ini, penyusun juga
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Instrumentasi, Ibu Heny Kusumayanti, ST,
MT
2. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan, yang telah membantu dalam
pelaksanaan penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurana,
untuk itu penyusun memohon kritik dan saran dari pembaca yang budiman.

Semarang, 18 Oktober 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…..................................................................................................... i
DAFTAR ISI
......................................................................................................................... ........ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG…........................................................................................ ............... 1
1.2 RUMUSAN
MASALAH…................................................................................... ...................... 1
1.3
TUJUAN................................................................................................................ . 1
BAB II ISI
11
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN…..................... .............................................................. 2
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................ ............ 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengukuran permukaan, volume, berat cairan pada bahan kering
dalam bejana atau tabung sering kali dijumpai. Pengukuran yang teliti
seringkali sulit dicapai. Luasnya variasi karat dan sifat cair dan besarnya
ukuran bejana penyimpanan yang diperlukan untuk pengukuran isi di
dalam fraksi satu liter adalah halangan yang harus diatasi. Metode umum
yang digunakan untuk melaksanakan pengukuran ini termasuk teknik
langsung dan tidak langsung.
Pengukuran langsung tinggi permukaan cairan dapat dilihat dari
penggunaan gelas penglihat atau gelas ukur biasa dalam bejana dianggap
merupakan metode yang paling sederhana untuk mengukur tinggi
permukaan cairan. Metode ini sangat efektif digunakan dalam pengukuran
langsung.
Metoda yang digunakan secara luas untuk langsung mengukur
permukaan adalah pelampung sederhana, yang dapat dihubungkan dengan
transduser gerakan sesuai untuk menghasilkan sinyal listrik yang
sebanding dengan permukaan cairan. Beberapa metode tidak langsung
meliputi pengukuran (permukaan), tekanan, pengukuran kerapatan
(densitas), pengukuran tinggi permukaan dengan pemberat, dan lain-lain.
(William Cooper, 1993)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi dari pengukuran tinggi permukaan cairan (level) ?
2. Apa tujuan dari pengukuran tinggi permukaan cairan (level) ?
3. Apa saja jenis dari pengukuran permukaan (level) ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari pengukuran permukaan (level).
2. Mengetahui tujuan dari pengukuran tinggi permukaan cairan (level).
2. Mengetahui jenis dari pengukuran permukaan (level).
BAB II
ISI
2.1 Pengertia Tinggi Permukaan Cairan
Maksud dari pengukuran tinggi permukaan cairan (level) di dalam suatu
tangki adalah untuk mengetahui volume atau berat dari cairan yang ada di dalam
tangki tersebut.

2.2 Tujuan Pengukuran Tinggi Permukaan Cairan


1. Mencegah kerusakan equipment dan kerugian akibat cairan bahan
untuk proses industri terbuang.
2. Pengontrolan jalannya proses.
3. Mendapatkan spesifikasi yang diinginkan seperti pada Evaporator-
evaporator hydrocarbon.

2.3 Jenis-jenis Alat Ukur Tinggi Permukaan Cairan


Dalam mengukur tinggi permukaan cairan dalam suatu tangki pemrosesan
maupun dalam tangki penimbunan dipergunakan alat ukur tinggi permukaan
cairan yang sesuai dengan bentuk penggunaannya.
Alat ukur permukaan cairan terdiri dari beberapa jenis diantaranya :

1. Mistar Ukur
Gambar 1. Mistar Ukur
Suatu batang dengan skala yang telah dikalibrasi dicelupkan secara
vertikal dari atas ke dalam cairan yang akan diukur, atau dimasukkan sampai
terjadi sentuhan antara permukaan cairan dan ujung mistar ukur. Ketinggian
permukaan pada hal pertama dibaca pada batas pembasahan mistar, pada hal
kedua pada suatu titik acuan tertentu (misalnya pinggiran wadah).
Nilai ukur tergantung pada besar dan bentuk wadah. Mistar ukur hanya
boleh digunakan untuk wadah yang sebelumnya dipakai untuk mengkalibrasi
mistar yang bersangkutan. Apabila digunakan mistar ukur yang salah atau
cara pencelupan yang tidak betul (misalnya miring), nilai ukur akan menjadi
salah pula.
Mistar ukur merupakan alat ukur yang paling sederhana untuk cairan
dalam wadah terbuka yang tidak terlalu tinggi. Tidak cocok untuk pengukuran
yang harus dilakukan seringkali dan menuntut ketelitian tinggi. Juga tidak cocok
untuk pengukuran dalam bejana bertekanan atau vakum atau berisi cairan berbusa.

2. Gelas Penduga (Level glass)


Gelas penduga dapat menunjukkan tinggi permukaan cairan dalam suatu
bejana atau container secara langsung. Prinsip yang dipergunakan pada gelas
penduga adalah prinsip bejana berhubungan.
Gelas penduga (Level glass) terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Gelas penduga ujung terbuka
2. Gelas penduga ujung tertutup

Gambar 2. Gelas penduga ujung terbuka

Gambar 2 menunjukkan skematik dari sebuah bejana dan gelas penduga


ujung terbuka. Pemasangan dari gelas penduga ini sangat sederhana. Pada bejana
disediakan suatu pipa pengambilan dimana gelas penduga ditempatkan. Seal
(Packing) disediakan agar sambungan jangan sampai bocor. Klem juga
disediakan agar gelas menduga tetap pada posisinya. Sebagian cairan dalam
bejana, akan mengalir kedalam Gelas penduga. Tinggi permukaan cairan pada
Gelas penduga dan bejana biasanya sama, karena bejana dan Gelas penduga
adalah merupakan dua bejana berhubungan. Gelas penduga ujung terbuka
dipergunakan pada tangki-tangki tidak bertekanan yang tingginya tidak melebihi
1,5 meter, seperti tangki-tangki penampung minyak diesel motor bakar dan lain-
lain.
Gambar. 3. Gelas penduga ujung tertutup.
Gambar 3. menunjukkan gelas penduga ujung tertutup dengan
bejana bertekanan tinggi. Bahwa kedua ujung gelas penduga dihubungkan
dengan bejana. Ujung bagian bawah tersambung dengan bagian bejana
berisi uap (kosong). Level glass yang dipergunakan untuk cairan yang
bertekanan tinggi harus diberi pelindung kaca tahan banting dan harus
dilengkapi dengan kerangan-kerangan isolasi yang memungkinkan level glass
dilepas dari sistem sewaktu perbaikan atau pembersihan.
Level glass yang dipergunakan untuk cairan dengan temperature yang
tinggi harus dilengkapi dengan saluran buangan. Saluran ini berfunngsi
untuk mencegah thermal shock yang dapat memecahkan level glass sewaktu
menjalankan kembali sesudah perbaikan. Level glass juga sering diperlengkapi
dengan lampu penerang untuk mempermudah pemeriksaan terutama pada malam
hari.

3. Pemberat dan Pita.


Gambar 4. Pemberat dan Pita
Cara termudah untuk mengukur tinggi permukaan cairan dalam tangki-
tangki ialah dengan menggunakan sebuah pipa pengukur yang diberi bobot
pemberat. Bobotnya diturunkan kedalam tangki dan tinggi permukaan cairan
dilihat langsung pada pita pengukuran (pita ini telah diberi skala). Sistem
pengukuran seperti ini sering dilakukan pada tangki-tangki yang mengandung
cairan yang bisa melengket dan memberikan bekas warna pada pengukuran Crude
oil, Condensate Hydrocarbon dan lain-lain. Disamping itu pada tangki harus
disediakan lubang agar bobot dapat masuk dan diturunkan.

4. Alat Ukur Dengan Penggeser


Disebut Displacer adalah karena pada prinsipnya nilai gerak apung
yang dihasilkan oleh displacer didesain untuk menggantikan (displacement ) nilai
volume cairan yang menghasilkan gerak apung tersebut.
Prinsip ini dapat dibuktikan seperti pada gambar 5.

Gambar 5. Penggeser
Gambar 5. menunjukkan sebuah penggeser didalam silinder kosong,
digantung pada sebuah dacing (timbangan). Penunjuk pada timbangan menunjuk
3 Ib. Pada gambar B, air setinggi 7 inchi pada silinder mengurangi berat
penggesser sebesar 1 Ib dan pada gambar C, air setinggi 14 inchi menggantikan
(mengurangi) berat dari penggeser sebesar 2 Ib sehingga berat dari penggeser
kini hanya sebesar 1 Ib. Padahal penggesernya tidak diapa-apakan.
Ada 3 hal yang penting untuk diperhatikan pada kejadian ini yaitu :
1. Penggeser tidak akan terapung diatas cairan, melainkan sebagian akan
terbenam, karena penggeser itu sendiri mempunya berat tertentu dan
terikat pada gantungan (support arm).
2. Naiknya tinggi permukaan cairan akan membuat penggeser naik, karena
adanya gaya apung yang lebih besar dari cairan. Akan tetapi pergerakan
dari penggeser hanya kecil sekali dibandingkan dengan naiknya tinggi
permukaan cairan.
3. Perubahan pada kedudukan penggeser akan mengakibatkan perubahan
pada kedudukan penunjuk dari timbangan.

Gambar 6. Penggeser dengan Meteran


Gambar 6. menunjukkan disain dari penggeser dengan meteran
penunjuk. Perhatikan bahwa tabung pemuntir dipergunakan langsung untuk
menggerakan penunjuk (pointer). Penggeser selalu dihubungkan dengan
transmitter sinyal. Output dari transmitter kemudian dikirimkan ke meteran
penunjuk. Output ini bisa berupa sinyal pneumatic maupun sinyal listrik.
Prinsip kerja dari alat ukur dengan penggeser pada umumnya dapat dikatakan
sebagai berikut :
1. Perubahan pada tinggi permukaan cairan yang diukur akan mengakibatkan
perubahan pada gaya apung dari cairan tersebut. Ini akan membuat
penggeser bergerak turun atau naik.
2. Pergerakan penggeser akan menghasilkan gerak memuntir pada tabung
pemuntir.
3. Pergerakan pada tabung pemuntir kemudian dipergunakan untuk
menghasilkan sinyal pneumatic atau listrik. Kemudian sinyal ini
dikirimkan kemeteran penunjuk. Meteran penunjuk dapat berupa meteran
dengan Tabung Bourdon.

5. Alat Ukur Tinggi Permukaan Cairan Dengan Beda – Tekanan.


Diafragma dan pengembus seperti yang dibicarakan pada alat-alat
ukur tekanan dapat dipergunakan untuk mengukur tinggi permukaan cairan Akan
tetapi, sama halnya dengan Penggeser maka diafragma dan pengembus selalu
dihubungkan dengan transmitter, baik pneumatik atau listrik. Kemudian, tekanan
sinyal pneumatik atau tegangan listrik ini diturunkan ke meteran penunjuk yang
telah dikalibrasi sebelumnya.
Gambar 7. Pengembus untuk Transmitter Tinggi Permukaan Cairan.
Gambar 7. menunjukkan skematik dari pengembus yang dipergunakan
dalam pengukuran tekanan. Pengembusan seperti ini juga dapat dipergunakan
untuk pengukur Tinggi Permukaan Cairan.

6. Alat Ukur Dengan Sistem Gelembung.

Gambar 8. Sistem Gelembung.


Gambar 8. menunjukkan skematik dari alat ukur tinggi permukaan cairan
dengan sistem gelembung. Meteran penunjuk untuk alat ukur ini umumnya adalah
pressur gage dengan tabung bourdon yang telah dikalibrasi sebelumnya kedalam
bentuk skala proses. Alat ukur Tinggi Permukaan Cairan dengan sistem
gelembung dipergunakan pada tangki-tangki air, tidak bertekanan (tekanan statis).
Sistem gelembung memerlukan catu udara bertekanan yang kontinu. Biasanya
tekanan udara ini maxsimum 50 psi. Udara ini dimasukkan kedalam tabung yang
terbenam (tegak) pada cairan yang akan diukur. Semakin tinggi permukaan cairan
yang akan diukur semakin besar tekanan udara yang dibutuhkan untuk dapat
mengatasi tekanan statis yang diberikan cairan. Dengan demikian, tinggi
permukaan cairan dapat diukur melalui besaran tekanan udara yang dibutuhkan.
7. Meteran Tangki Penyimpanan (Storage Tank Gages)

Gambar 9. Meteran tangki penyimpanan.


Gambar 9. menunjukkan skematik dari meteran tangki penyimpanan.
Alat ini terdiri dari pelampung dan pita baja. Bila tinggi permukaan cairan naik
maka pelampungpun turut naik. Angka yang ditunjuk oleh ujung pita baja
menunjukkan tinggi permukaan cairan yang diukur. Angka ini biasanya dalam
satuan panjang, akan tetapi dapat diperhitungkan menjadi satuan isi. Meteran
tangki penyimpanan seperti ini sering disebut seperti ini sering disebut dengan
nama pelampung dan pita (float and tape) dan dipergunakan dalam pengukuran
cairan pada tangki penimbunan yang tidak bertekanan.
8. Kotak diafragma

Gambar 10. Kotak diafragma


Gambar 10. menunjukkan skematik dari alat ukur tinggi permukaan cairan
yang disebut kotak diafragma. Alat ini terdiri dari meteran penunjuk, pipa dan
diafragma dan sistem ini diisi udara bertekanan setara dengan tekanan atmosfir.
Meteran penunjuk, biasanya adalah jenis Presure gage dengan tabung bourdon
yang dikalibrasi kedalam bentuk skala proses. Bila tinggi permukaan cairan naik
maka tekanan dalam sistem pengukuran akan naik. Ujung pipa pada kotak dibuat
bengkok 90º supaya saluran pengukuran jangan tersumbat oleh diafragma.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Maksud dari pengukuran tinggi permukaan cairan (level) di dalam suatu


tangki adalah untuk mengetahui volume atau berat dari cairan yang ada di
dalam tangki tersebut.

Tujuan dari pada pengukuran dan pengendalian level adalah mencegah


kerusakan equipment dan kerugian akibat cairan bahan untuk proses
industri terbuang, pengontrolan jalannya proses dan mendapatkan spesifikasi
yang diinginkan seperti pada Evaporator-evaporator hydrocarbon.

Jenis dari pengukuran permukaan (level) ada mistar ukur, gelas penduga,
pemberat dan pita, alat ukur dengan penggeser, alat ukur tinggi permukaan
cairan dengan beda tekanan, meteran tangki penyimpanan, dan kotak
diafragma.
Prinsip pengukuran pengukuran permukaan (level) terdiri dari 4 prinsip
yaitu pengukuran level dengan sistem hidrostatic head, jenis gerakan
pelampung, jenis perpindahan benda apung, dan konduktivitas listrik.

Anda mungkin juga menyukai