Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENGANTAR TEKNIK

PERMINYAKAN

Rizqi Azjwar Aswwad


1401136
JURUSAN S1- TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS
BUMI BALIKPAPAN
2014/2015
DENSITAS BATUAN
Densitas adalah massa batuan per unit volume. Berikut kisaran densitas meterial bumi:

Densitas (Kepadatan batuan) dalam tabel di bawah ini dinyatakan sebagai berat jenis, yang
adalah densitas dari batuan relatif terhadap kepadatan air. Itu tidak aneh karena dapat berpikir,
karena itu densitas air adalah 1 gram per sentimeter kubik atau 1 g / cm 3. Jadi angka-angka ini
diterjemahkan langsung ke g / cm 3, atau ton per meter kubik (t / m 3). Seperti yang Anda lihat,
batu dari jenis yang sama dapat memiliki kepadatan apapun dalam berbagai kepadatan, karena
mereka dapat berisi proporsi yang berbeda mineral dan void.
Densitas berguna untuk insinyur, tentu saja. Tapi mereka juga penting untuk ahli geofisika
yang harus model batuan kerak bumi untuk perhitungan gravitasi lokal.
Desnitas sangat sensitif terhadap mineral yang membentuk jenis batu tertentu. Batuan
sedimen (dan granit), yang kaya akan kuarsa dan felspar, cenderung kurang padat dari batuan
volkanik. Dan jika Anda tahu petrologi batuan beku, Anda akan melihat bahwa batu lebih mafik
adalah, semakin besar kerapatannya.

Andesit 2.5 - 2.8


Basal 2.8 - 3.0
Batubara 1.1 - 1.4
Diabas 2.6 – 30
Diorit 2.8 - 3.0
Dolomit 2.8 - 2.9
Gabro 2.7 - 3.3
Gneiss 2.6 - 2.9
Granit 2.6 - 2.7
Gips 2.3 - 2.8
Batu kapur 2.3 - 2.7
Marmer 2.4 - 2.7
Mica sekis 2.5 - 2.9
Peridotit 3.1 - 3.4
Kuarsit 2.6 - 2.8
Riolit 2.4 - 2.6
Garam batu 2.5 - 2.6
Batu pasir 2.2 - 2.8
Serpih 2.4 - 2.8
Batu tulis 2.7 - 2.8

SIFAT KEMAGNETAN BATUAN


Batuan yang merupakan material pembentuk kerak bumi memiliki sifat- sifat yang dapat
diperikan dan digunakan untuk membedakan antara satu dengan yang lainnya.Salah satu sifat
batuan yang biasanya diperikan adalah sifat kemagnetan batuan.

Sifat magnet pada batuan dipengaruhi oleh kandungan mineral pada batuan tersebut.Sifat
magnetik pada mineral ini dikaji secara mendalam dalam bidang paleomagnetisme atau
kemagnetan purba. Stabil tidaknya magnetisasi pada suatu batuan sangat tergantung pada jenis
mineral dan ukurannya. Sifat magnetik pada batuan ini juga berperan dalam metode
geomagnetik untuk eksplorasi.

Namun istilah mineral magnetik biasanya digunakan bagi mineral yang tergolong feromagnetik
dalam batuan dan tanah (soils), keluarga besi-titanium oksida, sulfida-besi, dan hidroksida besi
(Bijaksana, 2002).

Contoh mineral-mineral magnetik tersebut di antaranya adalah :

1. Darri keluarga besi-titanium oksida antara lain magnetite (Fe3O4 ) atau karat (aFe2O3) dan
maghemite (gFe2O3).
2. Dari keluarga sulfida-besi antara lain pyrite (FeS2) dan pyrrhotite (Fe7S8),
3. Golongan hidroksida besi antara lain goethite (aFeOOH).

Setiap jenis batuan memiliki sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet yang
dimanifestasikan dalam parameter susceptibilitas magnetik batuan atau mineralnya (k).
Susceptibilitas magnet batuan merupakan tingkat kemagnetan suatu benda untuk termagnetisasi,
yang pada umumnya erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar
kandungan mineral magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga susceptibilitasnya.
Metoda ini sangat cocok untuk pendugaan struktur geologi bawah permukaan dengan tidak
mengabaikan faktor kontrol adanya kenampakan geologi di permukaan dan kegiatan gunungapi.
Dengan adanya perbedaan dan sifat khusus dari tiap batuan dan mineral inilah yang melandasi
digunakannya metode magnetik untuk kegiatan eksplorasi maupun kepentingan geodinamika.

Susceptibilitas suatu magnet batuan berpengaruh terhadap besarnya Intensitas magnetik batuan
tersebut.Pengaruh tersebut dapat digaaambarkan dengan persamaan

I = k. H

I = intensitas magnetik
H = kuat medan magnet

Nilai k pada batuan semakin besar jika dalam batuan tersebut semakin banyak dijumpai mineral-
mineral bersifat magnetik. Berdasarkan nilai k dibagi tiga kelompok jenis material dan batuan
peyusun litologi bumi, yaitu:
1. Diamagnetik

Memiliki nilai susceptibilitas (k) negatif dan kecil artinya Orientasi elektron orbital substansi ini
selalu berlawanan arah dengan magnet luar, sehinggga medan totalnya selalu berkurang. Sebagai
contoh adalah grafit, marbele, kuarsa, marmer, garam dan anhidrit atau gypsum.

2. Paramagnetik

Memiliki arah sama dengan medan luarnya sehingga harga susceptibilitas magnetiknya (k)
bernilai positif namun kecil.Sifat-sifat paramagnet akan timbul bila atom atau molekul suatu
bahan memiliki momen magnet pada waktu tidak terdapat medan luar dan interaksi antara atom
adalah lemah. Pada umumnya momen magnet menyebar acak, tetapi bila diberi medan magnet
luar momen tersebut akan mengarah sesuai dengan arah medan luar tersebut. Sebab-sebab sifat
paramagnet ialah karena tidak seimbangnya putaran momen magnet elektron.Contoh mineral
yang termasuk pada jenis ini adalah olivine dan biotit.

3. Ferromagnetik

Memiliki harga susceptibilitas magnetik (k) positif dan besar, yaitu sekitar kali dari
diamagnetik/paramagnetik. Sifat kemagnetan substansi ini dipengaruhi oleh keadaan suhu, yaitu
pada suhu diatas suhu curie sifat kemagnetannya hilang.Atom-atom dalam bahan-bahan
ferromagnet memiliki momen magnet dan interaksi antara atom-atom tetangganya begitu kuat
sehingga momen semua atom dalam suatu daerah mengarah sesuai dengan medan magnet luar
yang diimbaskan, bahkan dengan tidak adanya magnet dari luar.

Contoh mineral yang termasuk jenis ini adalah besi dan nikel.

Pada tabel dapat dilihat daftar kerentanan magnetik (k) beberapa jenis batuan dan mineral yang
umum dijumpai.

Tabel 1.1 Sifat magnetik dari sejumlah batuan dan mineral magnetik (Hunt dkk., 1995)

Batuan/ Mineral Massa Jenis (103 Suseptibilitas Magnetik Tc


kg m-3) Volume (k) Massa ()
(0C)
(10-6 SI) (10-8m3kg-1)
Batuan beku
Andesite 2,61 170.000 6.500
Basalt 2,99 250-180.000 8,4-6.100
Diorite 2,85 630-130.000 22-4.400
Gabbro 3.03 1.000-90.000 24-30.000
Granite 2,64 0-50.000 0-1.900
Batuan Beku Asam (rata-rata) 2,61 38-82.000 1,4-3.100
Batuan Beku Basa ( rata-rata) 2,79 550-120.000 20-4.400
Batuan Sedimen
Lempung 1,70 170-250
Batu Bara 1,35 25 1,9
Gamping 2,11 2-25.000 0,1-1.200
Batu Pasir 2,24 0-20.900 0-931
Batu Sedimen (rata-rata) 2,19 0-50.000 0-2.000
Batuan Malihan
Amphibolite 2,96 750 25
Gneiss 2,80 0-25.000 0-900
Quartzite 2,60 4.400 170
Schist 2,6 26-3.600 1-110
Slate 2,79 0-35.000 0-1.00
Batuan Malihan (rata-rata) 2,76 0-73.000 0-2.600
Mineral Magnetik
Magnetite(Fe3O4; 5.18 1.000.000- 20.000-140.000 575-585
Ferimagnetik) 5.700.000
Hematite 5.26 500-40.000 10-760 675

(Fe2O3;canted
antiferomagnetik)
Maghematite(Fe2O3; 4.90 2.000.000- 40.000-50.000 -600
ferimagnetik) 2.500.000
Ilmenite(FeTiO3; 4.72 2.000-3.800.000- 45-80.000 -233
antiferomagnetik)
Pyrite(FeS2) 5.02 35-5.000 1-100
Pyrrhotite(Fe7S8; 4.62 3.200.000 69.000 320
ferimagnetik)
Goethite(FeOOH; 4.27 1.100-12.000 26.280 -120
antiferomagnetik)
Mineral non- magnetik
Kuarasa(SiO2) 2.65 -(13-17) -(0.5-0.6)
Kalsit(CaCO3) 2.83 -(7.5-39) -(0.3-1.4)
Halite(NaCl) 2.17 -(10-16) -(0.48-0.75)
Galena(PbS) 7.50 -33 -0.44

ALAT-ALAT SURVEY SEISMIC


A. Mesin Power Rig
Adalah mesin pemutar bor yang digunakan pada pemboran. Mesin ini sesuai untuk melakukan
pengeboran dengan kedalaman 22 sampai 30 m. Membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak.
Dapat menembus batuan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan rotari.

power rig
B. Mesin Devey Pump
Alat ini berfungsi untuk menyedot air dan mengalirkannya ke lokasi pengeboran.

C. Mesin Mud Pump


Mud Pump berfungsi untuk menyedot air yang bercampur dengan cutting pemboran dan
mengalirkannya menuju pipa bor. Lumpur ini berfungsi untuk menekan tanah agar gembur,
mengangkat cutting hasil pengeboran dan melindungi mata bor agar tidak bergesekan langsung
dengan batuan. Jika lubang bor sangat dalam, maka mesin mud pump dapat dirangkai secara seri
untuk memperbesar tekanan.
D. King Swivel
Alat ini digunakan untuk menyambung selang dari mud pump ke pipa bor. King swivel tidak
dilakukan pada pengeboran dengan menggunakan power rig dan Jackro. King swivel digunakan
pada pengeboran dengan metode flushing.

E. Pipa Bor
Pipa bor berguna untuk mengalirkan air atau lumpur ke dalam lubang bor selama pengeboran.
Pipa bor memiliki panjang 1,5 m dengan persambungan pada kedua ujungnya.

pipa bor

F. Mata Bor
Mata bor berguna untuk mengikis tanah atau batuan pada lubang bor. Pada mata bor terdapat
lubang untuk mengalirkan air atau lumpur.

Drag bit

G. Tripus
Tripus adalah mata bor khusus yang terbuat dari intan kasar. Mata bor ini digunakan untuk
menghancurkan batuan keras, tetapi tidak bisa bekerja pada batuan halus atau tanah lembut
Tripus

H. Kunci Inggris
Alat ini digunakan untuk menyambung dan melepaskan pipa bor. Selain itu juga difungsikan
untuk mengangkat dan melepaskan pipa bor.
I. Fire Hose
Fire Hose adalah selang air yang digunakan untuk mengalirkan air ke tempat pengeboran.

fire hose

J. Polimer
Polimer digunakan untuk menghindari terjadinya keruntuhan pada dinding lubang bor. Cairan ini
digunakan dengan cara mencmpurkannya dengan air atau lumpur yang akan dimasukkan ke
dalam pipa bor. Cairan ini sangat dibutuhkan terutama pada tanah yang berpasir.

polymer
K. Ginagol
Alat ini digunakan untuk menyaring air atau lumpur yang akan dimasukkan ke dalam pipa bor.

L. Lastok
Alat ini berupa pipa yang digunakan untuk memasukkan bahan peledak ke dalam lubang
pengeboran. Lastok terbuat dari bahan alumunium untuk menghindari timbulnya api, yang dapat
menyulut bahan peledak, akibat gesekan.

M. Dummie Load
Dummie load berfungsi untuk memeriksa kebersihan dan kedalaman lubang bor. Dummie load
memiliki bentuk silinder panjang yang memiliki diameter hanya sedikit lebih kecil dari pada
diameter lubang bor.

N. Daya Gel
Daya Gel adalah salah satu jenis bahan peledak yang berbentuk gel. Daya Gel berbentuk batang
dengan panjang 0,25 m, diameter 3 inci, dan berat 0,5 kg. Daya Gel dikemas dalam plastik dan
diberikan lapisan lilin agar terlindungi dari air. Daya Gel merupakan bahan peledak pasif karena
membutuhkan stimulant dari detotator agar dapat meledak.

O. Detonator
Detonator adalah bahan peledak aktif yang berfungsi sebagai sumbu ledak. Detonator dapat
meledak apabila diberikan tegangan di atas 6 volt. Proses peledakannya adalah sebagai berikut:
- Detonator dimasukkan ke dalam Daya Gel
- Kabel detonator diberikan arus listrik
- Detonator meladak akibat arus listrik tersebut
- Daya Gel meledak karena dipicu oleh ledakan detonator

P. Speedy Loader
Speedy loader berupa plastik berbentuk kerucut yang dipasang bersama Daya Gel dan detonator.
Speedy loader berbentuk kerucut di pasang di bagian depan Daya Gel yang berfungsi untuk
mempermudah bahan peledak untuk dimasukkan ke dalam lubang bor.

Q. O Ring
O Ring adalah cincin besar yang terbuat dari plastik untuk mengikat kabel detonator. Fungsinya
adalah untuk mempermudah dalam mengambil kabel detonator yang ditanam di dalam lubang
bor.

R. Anchor
Ancor adalah besi yang dipasang di bagian luar bahan peledak yang berfungsi untuk menahan
bahan peledak agar tidak terdorong kelaur lubang bor.
PERALATAAN OFFSHORE

GPS C-Nav ( DGPS method )


Setiap pengukuran yang dilakukan di daerah laut, dapat dipastikan menggunakan peralatan GPS
C-NAV menggunakan metode pengukuran DGPS. Lalu,“Apa sih DGPS itu?”. DGPS memiliki
kepanjangan Differensial Global Positioning System. Jadi konsepnya hampir sama seperti GPS
CORS. Pada DGPS, GPS yang dijadikan sebagai base station, tersebar di berbagai kota
diantaranya Singapura, Balikpapan, Australia, dll. Nah GPS C-Nav yang dibawa kapal berfungsi
sebagai Rover dan menerima koreksi dari setiap base station di kota terdekat. ( mis:
Singapura).Ketelitian bisa sampai level desimeter.

Gyro Compass ( Gyroscope )

Alat ini hampir memiliki fungsi yang sama dengan kompas yaitu menunjukkan arah utara. Hanya
saja arah utara yang ditunjukkan oleh Gyro Compass adalah arah utara Geografis ( arah utara
sebenarnya ), namun kelemahan nya, alat ini baru dapat menunjukkan arah utara setelah 3 jam.
Streamer

Streamer bentuknya seperti kabel yang dibentangkan kemudian ditarik oleh kapal ( untuk marine
seismic), Streamer ini berisi Hidrophone( alat perekam getaran), ADC (Analog to digital
converter), dan bird (berperan untuk mengatur posisi dan kedalaman streamer). Total panjang
dari streamer biasanya mencapai 3 km.

AirGun
Airgun berfungsi sebagai sumber getaran. Air gun memiliki kekuatan tekanan mencapai 2000 psi
atau sekitar 200 kali tekanan ban motor. Tenaga yang digunakan adalah tekanan dari udara bebas
dan tidak akan merusak karang yang ada di bawah kapal.

RIG
Struktur penyangga (rig) adalah suatu kerangka sebagai platform yang berfungsi sebagai
pwnyangga peralatan pemboran. Kerangka ini di letakkan di atas titik bor. Fungsi utamanya
untuk trip,serta uuntuk menahan beban yang terjadi akibat peralatan bor itu sendiri maupun
beban dari luar. Cirri utama dari rig adalah terdapat menara tinggi yang terbuat dari baja yang
berfungsi menaikkan dan menurunkan pipa tabular sumur.

Anda mungkin juga menyukai