Anda di halaman 1dari 44

TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE

DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA


NGUMPAKDALEM KECAMATAN KEDUNGGALAR
KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH

ENY WIHAYATI, S.ST


NIP. 19640519 198403 2 005

KABUPATEN BOJONEGORO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
dengan judul “Tingkat Kecemasam Wanita Pramenopause dalam Menghadapi
Menopause di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Kedunggalar Kabupaten
Bojonegoro Tahun 2018”. Karya tulis ilmiah ini disusun guna memenuhi
persyaratan dalam penyelesaian program Studi DIII Kebidanan.
Pada kesempatan kali ini peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua yang telah memberikan dukungan secara moral, material dan
spiritual.
Kelancaran dan kemudahan pembuatan karya tulis ilmiah ini hingga
tersusunnya adalah berkat bantuan, saran serta motivasi dan berbagai pihak.
Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, antara
lain:
1. Kepala Dinkes Kabupaten Bojonegoro beserta staf.
2. Dr. Tutik Aminctun Kepala Puskesmas Ngumpakdalem
3. Ahmad Burhani, SH.i selaku Kepala Desa Ngumpakdalem
Peneliti menyadari bahwa penyusunan Karya T
ulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat peneliti hharapkan untuk kesempurnaan
penyusunan karya tulis ilmiah yang akan datang.
Peneliti berharap laporan ini dapat berguna untuk peneliti khususnya dari
bagi pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT selalu membimbing kita
semua. Amin.

Bojonegoro. ......................

Penulis

Eny Wihayati, S.ST


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah ......................................................................... 3
1.3. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
2.1 Konsep Wanita Pramenopause ....................................................... 5
2.2 Konsep Menopause .......................................................................... 5
2.3 Konsep Kecemasan .......................................................................... 9
2.4 Kecemasan Dalam Menghadapi Menopause .................................. 13
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................... 15
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 16
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 16
4.2 Desain Penelitian ............................................................................. 16
4.3 Kerangka Kerja ................................................................................ 17
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling....................................................... 17
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................. 19
4.6 Instrumen ........................................................................................ 20
4.7 Teknik Pengolahan Datal Analisa Data ........................................... 20
4.8 Etika Penelitian ................................................................................ 21
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 23
5.1 Hasil ................................................................................................. 23
5.2 Pembahasan ..................................................................................... 27
BABVI PENUTUP ....................................................................................... 29
6.1 Simpulan ......................................................................................... 29
6.2 Saran ................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 30
DAFTAR TABEL

4.1 Definisi Operasional .............................................................................. 19


5.1 Distribusi Responden Menurut Umur .................................................... 24
5.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan .............................. 25
5.3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan .............................................. 25
5.4 Distribusi Responden Menurut Umur Menstruasi Pertama Kali ............ 26
5.5 Distribusi Responden Menurut Tingkat Kecemasan Wanita
Pramenopause ........................................................................................ 26
DAFTAR GAMBAR

3.1 Kerangka Konseptual Tingkat Kecenderungan Wanita Pramenopause


Dalam Menghadapi Menopause ............................................................. 15
4.3 Kerangka kerja ........................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menopause merupakan kejadian biasa yang dihadapi wanita ketika

tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita

menimbulkan rasa cemas dan risau. Sementara bagi yang lain mendatangkan

percaya diri. Bagi seorang ibu rumah tangga yang telah membaktikan seluruh

hidupnya mengurus suami dan keluarga, menopause kerapkali membuatnya

merasa tidak dibutuhkan lagi (Hadibroto I, 2003). Ada juga, menopause

merupakan suatu tahap dimana wanita tidak mendapatkan siklus menstruasi

yang menunjukkan berakhimya kemampuan wanita untuk bereproduksi. Pada

saat menopause wanita akan mengalami perubahan-perubahan di dalam organ

tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Dengan bertambahnya

usia maka gerak, tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk tubuh mengalami

suatu perubahan (Kuntjoro ZS, 2002). Walaupun menopause bukanlah suatu

penyakit akan tetapi dapat sangat mengganggu kebahagiaan sebuah

perkawinan, keluarga dan wanita itu sendiri, hal ini dikarenakan wanita

tersebut akan mengalami perubahan-perubahan alamiah dimana proses

alamiah tersebut berbeda bagi setiap wanita, karena ada yang berlalu tanpa

mersa gangguan apapun dan sebagian besar mengalami gangguan fisik serta

kejiwaan (Siburian P, 2006). Kecemasan, terutama yang disebabkan oleh

pikiran tentang menopause paling sering dialami (kenzie R, 1992).


Pada tahun 2003 di Indonesia, lebih lanjut 70 % wanita pra dan pasca

menopause mengalami keluhan vasomotorik, depresi dan keluhan psikis dan

somatik lainnya. Berat ringannya keluhan berbeda-beda pada setiap wanita,

70% mengatakan mengeluh panas di wajah (hot flushes), 90% mengeluh

mudah tersinggung dan gelisah saat menghadapi menopause (Prawirohardo

Sarwono, 2003). Dan hasil pendataan di Desa Ngumpakdalem Kecamatan

Kedunggalar wanita usia 40 - 50 tahun sebanyak 118 orang, dari 20 wanita

usia 40 - 50 tahun yang dijumpai 90% mengalami keluhan rasa panas

diwajah, 80% mengatakan susah tidur dimalam hari dan 75% mengeluh

telapak tangannya sering berkeringat dan 60% wanita mengalami ketiga

gejala di atas.

Menopause adalah tahap atau masa yang ditandai dengan berhentinya

haid. Umumnya wanita akan memasuki periode menopause di usia 45 - 50

tahun (Indarti J, 2004). Menopause yang dialami masing-masing orang sangat

berbeda-beda. Faktor keturunan bisa berperan terhadap usia menopause. Masa

menopause ini ditandai dengan gejala yang paling umum yaitu muka merah

dan panas (berkeringat), kekeringan vagina, dan osteoporosis (rapuhnya

tulang) (Mackenzie R, 1992). Sebagian dari wanita menopause mengalami

semburan panas (hot flushes) yang sering dirasakan pada dada, leher dan

muka. Keluhan ini sering menyebabkan penderita terbangun dari tidurnya

sehingga terjadi gangguan tidur serta kelelahan yang selanjutnya

menimbulkan berbagai keluhan lainnya, seperti gelisah, rasa takut, mudah

marah atau sedih, sering gugup, daya ingat dan konsentrasi berpikir yang
kurang. Sedangkan gangguan jangka panjang adalah risiko terkena jantung

koroner (Siburian P, 2006). Sejak dulu wanita mempunyai tanggapan yang

salah tentang menopause, selalu dikaitkan dengan rasa takut, tahayul dan

berbagai informasi yang salah. Segala perubahan tubuh dan gejala emosi

dikaitkan dengan masa peralihan. Pada masa ini timbul kecemasan,

kekhawatiran datang masa depresi dan ketuaan yang drastis (Sheldom H,

2017).

Kecemasan yang timbul selama menopause sering dihubungkan dengan

adanya dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah

dikhawatirkan karena pada masa ini wanita mengalami perubahan yang

drastis akibat penurunan hormon estrogen dan progesteron (Indiarti J, 2004).

Perubahan fisik yang terjadi membuat banyak wanita merasa khawatir dan

cemas sehingga menimbulkan banyak gangguan psikologis antara lain emosi,

stress, dan depresi (Kuntjoro ZS, 2002). Kecemasan terjadi sebagai akibat dan

ancaman terhadap harga din atau identitas diri yang sangat mendasar bagi

keberadaan individu. Kecemasan dikomunikasikan secara interpersonal dan

merupakan bagian dan kehidupan sehari-hari, menghasilkan peringatan yang

berharga dan penting untuk upaya memelihara keseimbangan diri dan

melindungi diri (Suliswati, 2002). Kecemasan memberikan model untuk

gangguan kecemasan umum, dimana titik terdapat stimulus yang dapat

diidentifikasikan secara spesifik untuk suatu perasaan kecemasan yang kronis.

Seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol dalam

Perasaan yang mungkin lebih mengganggu (Kaplan dan Sadock, 2001).


Kecemasan dapat mempengaruhi aspek interpersonal maupun Kecemasan

tinggi akan mempengaruhi koordinasi dan gerak refleks, kesulitan

mendengarkan akan mengganggu hubungan dengan orang lain. Kecemasan

dapat membuat individu menarik diri dan menurunkan keterlibatan dengan

orang lain (Suliswati, 2002).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat

masalah ini menjadi Karya Tulis Ilmiah Tingkat Kecemasan Wanita

menopause Dalam Menghadapi Menopause di Desa Ngumpakdalem

Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Bojonegoro.

1.2 Identifikasi Masalah

Faktor yang mendorong munculnya kecemasan dalam menghadapi

Menopause :

1) Faktor budaya

Seorang wanita dinilai menurut penampilan lahiriahnya seperti

kecantikan, mode, bentuk tubuh dan kemudaan. Bagi sebagian wanita

mencapai usia separuh baya merupakan bencana kalau sampai suami atau

kekasihnya meninggalkan mereka.

2) Faktor pekerjaan

Wanita yang mempunyai pekerjaan menarik, penghasilan tetap

lebih sedikit memiliki masalah yang berhubungan dengan menopause,

tapi bagi wanita yang tidak punya penghasilan tetap, tanpa keahlian dan

upah kecil menganggap menopause sebagai hal yang menyulitkan.


3) Faktor hormon

Dalam masa menopause ada penurunan secara cepat dalam tingkat

hormon dan progesteron. Perubahan inilah yang bisa menimbulkan

masalah psikologis pada wanita.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan suatu perumusan

masalah yaitu “Bagaimana Tingkat Kecemasan Wanita Pramenopause Dalam

Menghadapi Menopause?”

1.4 Tujuan Penelitian

Mengetahui tingkat kecemasan wanita pramenopause dalam

menghadapi menopause.

1.5 Manfaat Penelitian

1) Bagi Responden

Meningkatkan pengetahuan responden mengenai gejala menopause

sehingga mengetahui perubahan yang terjadi dan tidak ada kecemasan

dalam menghadapi menopause.

2) Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman dalam melakukan sesuatu penelitian dan dapat

mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk diterapkan di Puskesmas


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam hal ini peneliti ingin menjelaskan tentang berapa hal yang berkaitan

dengan tingkat kecemasan wanita pramenopause dalam menghadapi menopause.

2.1 Konsep Wanita Pramenopause

Wanita pramenopause adalah wanita yang berusia 40-50 tahun yang

meinasuki penode peralihan dan fase reproduksi menuju fase usia lanjut yang

ditandai dengan sikius haid yang tidak teratur. (Prawirohardjo S, 2003).

2.2 Konsep Menopause

Tahap-tahap dalam menopause adalah:

1) Pramenopause

a) Pengertian

1. Masa tiga hingga sepuluh tahun sebelum datangnya menopause,

wanita akan mulai mengalami gejala-gejala berikut ini:

a. Datangnya haid tidak teratur

b. Suasana hati berubah-ubah

c. Gejolak panas selama waktu haid

Pada tahap ini produksi hormon indung telur (ovarium)

menurun dan berfluktuasi menyebabkan munculnya berbagai

gejala. Gejala lebih banyak dialami wanita pada tahap

pramenopause darl path tahap sesudahnya. Namun, banyak


gejala terabaikan atau tak dipedulikan, baik oleh dokter maupun

yang bersangkutan sendiri (Hadibroto , 2003 )

2. Umumnya, masa pramenopause terjadi mulai usia 40 tahun.

Dalam periode ini, wanita mengalami perubahan yang sangat

khas. Sebuah perubahan yang sangat signifikan karena produksi

dua hormon kewanitaannya (estrogen dan progesteron)

berangsur menurun. Keadaan ini membuat hampir semua wanita

merasakan perubahan fisik dan psikologi yang cukup

mengganggu.

Periode menstruasi yang tidak teratur menjadi salah satu

keluhan fisik yang dirasakan wanita. Keadaan ini dikarenakan

menurutnya hormon-hormon yang dihasilkan oleh indung telur.

Gangguan fisik lain, seperti perasaan panas di sekitar wajah (hot

flushes) yang datang tanpa sebab dan produksi keringat yang

berlebihan (Indarti J, 2004).

b) Gejala Pramenopause

1. Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola

menstruasi, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama 4-5

tahun. (Manuaba IBG, 1999).

2. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan

perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang

relatif banyak dan kadang-kadang disertai nyeri haid


(dismenorea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan

vasomotorik. (Prawirohardjo S, 2003).

2) Menopause

a) Pengertian

Menopause adalah tahap atau masa yang ditandai dengan

berhenti haid (Hadibroto I, 2003).

Menopause (klimakterium) adalah suatu masa peralihan dalam

kehidupan wanita dimana:

1. Ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan sel telur.

2. Aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti

3. Pembentukan hormon wanita (estrogen dan progesteron)

berkurang.

b) Kapan terjadi

Pada sebagian besar wanita, menopause terjadi antara umur

50-55 tahun dan rata-rata umur 51 tahun, tetapi sebagian wanita

mencapai menopausenya pada dasawarsa keempat, sementara

sebagian kecil mungkin masih mengalami haid hingga mereka

berumur 60 tahunan. (Wren Barry G, 2001).

Usia rata-rata menopause antara 45-55 tahun. Dan sedikit lebih

awal atau sedikit terlambat dan angka diatas juga dapat dianggap

normal. (Mackenzie R, 1992).


c) Tanda-tanda (Mackenzie R, 1992)

Tanda awal paling umum yang menunjukkan seseorang

memasuki masa menopause adalah

1. Haid yang tidak teratur

Haid mungkin lebih ringan, lebih berat, datang lebih awal

atau datang dengan selang waktu tak teratur.

2. Pipi kemerahan

Tanda ini mungkin dialami selama Iebih kurang dua

sampai tiga tahun sebelum haid benar-benar berhenti. Salah satu

atau gabungan dan gejala diatas dapat berarti seorang wanita

memasuki masa menopause.

d) Gejala-gejala

1. Pada masa Menopause, wanita mengalami berbagai gejala

berikut : (Hadibroto I, 2003)

a. Hot flushes atau hot flashes, yaitu gejola panas yang

dirasakan pada tubuh bagian atas.

b. Kenngat yang berlebihan danjantung senng berdebar keras

c. Tekanan darah meningkat (gejala ini tidak kasat mata)

d. Berat badan bertambah, tubuh serasa menggelembung atau

membengkak.

e. Vagina mengering.

f. Osteoporosis atau rapuh tulang.


Empat gejala pertama terjadi segera setelah menopause,

sedangkan dua gejala terakhir terjadi secara bertahap dan barn

disadari pada usia 70-an.

2. Tiga gejala yang paling umum dibicarakan yaitu : (Mackenzie

R,1992)

a. Muka memerah dan memanas

Gejala ini bervariasi, belum ada pola tertentu yang

dapat dipakai untuk meramalkan kehadirannya. Sejumlah

wanita mengatakan bahwa kecemasan mempunyai peranan

atas munculnya gejala ini. Tetapi yang lain mengatakan

bahwa gejala pada Intellegentia Quotion (IQ) seperti cepat

lupa dan ingatan berkurang. (Manuaba IBG, 1999).

b. Kekeringan vagina

Ketika produksi estrogen menurun, dinding vagina

maupun uretra menipis serta terjadi lebih lembut dan rapuh

karena pelembab alamiah berkurang banyak dibandingkan

sebelumnya, ini berarti senggama bisa memmbulkan nyeri.

c. Osteoporosis

Bersamaan dengan pertambahan usia maka tulang

kitapun kehilangan kepadatan serta kekuatannya. Biasanya

kehilangan sekitar 1 persen tulang akibat proses menua

(mungkin mi menyebabkan nyeri persendian), kadang


setelah menopause kita bisa kehilangan tulang rata-rata 2

persen seutuhnya.

3. Keluhan psikis yang sering dialami wanita menjelang

menopause antara lain perasaan tertekan, mudah marah, mudah

tersinggung, gelisah atau cemas, sering gugup dan depresi

(Prawirohardjo S. 2003).

3) Pascamenopause

Pascamenopause disebut juga senium. Terjadi pada usia diatas 60-

65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik

serta keluhan makin berkurang. Pada fase ini kadar estrogen sangat

renthh, mudah terjadi patah tulang terutama tulang paha dan gejala pada

IQ seperti cepat lupa dan ingatan berkurang. (Manuaba IBG, 1999).

2.3 Konsep Kecemasan

a) Pengertian

1. Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang

bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami

tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik) (Darajat

Z, 1996).

2. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang tidak F

memiliki objek spesifik, kondisi dialami secara subjektif dan

dikomurnkasikan dalam hubungan interpersonal (Stuart Gall

Wiscarz, 1998)
b) Faktor Predisposisi (Stuart Gail Wiscarz, 1998)

1. Dalam pandangan psikoanalitik kecemasan adalah konflik emosional

yang terjadi antana 2 elemen kepribadian Id dan superego.

2. Menurut pandangan interpersonal kecemasan timbul dan perasaan

takut terhadap tidak adanya penenimaan dan penolakan

interpersonal.

3. Menurut pandangan perilaku kecemasan merupakan produk frustasi

yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

4. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor

khusus yang mungkin membantu mengatur kecemasan.

c) Tingkat kecemasan (Stuart Gail Wiscarz, 1998)

1. Kecemasan ringan

Yang berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hani

dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan memngkat lahan

persepsinya.

2. Kecemasan sedang

Sangat memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang

penting dan mengesampingkan yang lain.

3. Kecemasan berat

Sangat niengurangi lahan persepsi seseorang dan dia cenderung

memusatkan path sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat

berpikir tentang hal ini.


d) Respon tubuh terhadap kecemasan (Stuart Gail Wiscarz, 1998)

a. Respon fisiologis

1. Kardiovaskuler : Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah

meninggi, rasa mau pingsan, pingsan,

tekanan darah menurun., denyut nadi

menurun.

2. Pernafasan : Nafas cepat, nafas pendek, tekanan pada

dada, nafas dangkal, pembengkakan pada

tenggorokan, sensasi tercekik,

terengahengah.

3. Neuromuskular Reflek mengikat, reaksi kejutan, mata

berkedip-kedip, insomnia, tremor, gelisah,

wajah tegang, kelemahan umum, kaki

goyah, gerakan yang janggal.

4. Gastrointestinal : Kehilangan nafsu makan, menolak

makanan, rasa tidak nyaman pada abdomen,

mual, rasa terbakar pada jantung, diare.

5. Traktus Urinarius : Tidak dapat menahan kencing, sering

berkemih.

6. Kulit : Wajah kemerahan, berkeringat setempat

(telapak tangan), gatal, rasa panas dan

dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat

seluruh tubuh.
b. Respon perilaku

1. Perilaku : Gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup,

bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung

mendapat cedera, menarik diri dari

hubungan interpersonal, melarikan diri dari

masalah, menghindari hiperventilasi.

2. Kognitif : Perhatian terganggu, konseritrasi buruk,

pelupa, salah dalam memberikan penilaian,

hambatan berfikir, bidang persepsi

menurun, bingung. Sangat waspada,

kesadaran din meningkat, kehilangan

objektivitas, takut path gambaran visual,

takut cedera atau kematian.

3. Afektif : Mudah terganggu, tidak sabar, gelisah,

tegang, nervous, ketakutan, gugup.

e) Cara mengukur tingkat kecemasan (Nursalam, 2003)

Dalam menentukan derajat kecemasan biasanya menggunakan

metode Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). histrumen ini sudah

diuji validitas dan reabilitasnya sebagai alat psikodiagnostik.

Aaupun gejala yang tercantum di dalam HARS terdiri dan 14 item

dengan perincian sebagai berikut

1. Perasaan cemas : Firasat buruk, takut akan pikiran

sendiri dan mudah tersinggung.


2. Ketegangan : Merasa tegang, lesu, mudah

terkejut, tidak dapat benistirahat

dengan tenang, menangis, gemetar.

3. Ketakutan : Takut path gelap, ditinggal

sendiri, pada orang asing, pada

binatang besar, pada keramaian

lalu lintas, pada kerumunan orang

banyak.

4. Gangguan tidur : Sukar memulai tidur, terbangun di

malam hari, tidak tidur pulas,

mimpi buruk dan mimpi yang

menakutkan.

5. Gangguan kecerdasan : Sulit berkonsentrasi, daya ingat

buruk.

6. Perasaan depresi : Hilangnya minat, berkurangnya

kesenangan pada hobi, sedih,

bangun, dini hari Perasaan

berubah-ubah sepanjang han.

7. Gejala somatis (otot) : Sakit dan nyeri otot, kaku, kedutan

otot, gigi gemerutuk, suara

tidak labil.
8. Gejala somatis (sensori) : Tinitus, penglihatan kabur, muka

merah atau pucat, merasa lemas,

perasaan ditusuk-tusuk

9. Gejala kardiovaskuler : Takikardi, berdebar-debar, nyeri di

dada, denyut nadi mengeras, rasa

lesu / lemas seperti mau pingsan,

detak jantung hilang (berhenti)

sekejap.

10. Gejala respirasi : Rasa tertekan atau sempit di dada,

perasaan tercekik, sering menanik

nafas, nafas pendek / sesak.

11. Gejala gastrointestinal : Sulit menelan, perut melilit,

gangguan pencemaan, nyeri

sebelum dan sesudah makan,

perasaan terbakar di kulit, rasa

penuh atau kembung, muntah,

buang air besar lembek,

kehilangan berat badan konstipasi.

12. Gejala urogenital : Sering buang air kecil, tidak dapat

menahan seni, amenorhoe,

menorhagia, menjadi dingin

(frigid), ejakulasi prekok, ereksi

hilang, impotensi.
13. Gejala otonom : Mulut kering, muka merah, mudah

berkeringat, pusing, sakit kepala,

bulu-bulu berdiri.

14. Tingkah laku pada wawancara : Gelisah, tidak tenang, jadi

gemetar, mengerutkan dahi, muka

tegang, tonus otot meningkat,

nafas pendek dan cepat, muka

merah.

f) Cara Penilaian dan Penemuan Derajat Kecemasan (Nursalam, 2003)

Derajat kecemasan (Menurut Metode Hamilton Anxiety Rating

Scale (HARS).

1. Penilaian

0 : Tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)

1 : Ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)

2 : Sedang (separuh dari gejala yang ada)

3 : Berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada)

4 : Sangat berat (semua gejala ada)

2. Penilaian Derajat Kecemasan

Skor < 6 (tidak ada kecemasan)

Skor 6-14 (kecemasan ringan)

Skor 15-27 (kecemasan sedang)

Skor> 27 (kecemasan berat)


2.4 Kecemasan Dalam Menghadapi Menopause

a) Faktor yang mendorong munculnya kecemasan dalam menghadapi

menopause (Greenwood S, 1994)

1. Faktor budaya

Seorang wanita dinilai menurut penampilan lahiriahnya seperti

kecantikan, mode, bentuk tubuh dan kemudaan. Bagi wanita-wanita

yang glamour dan penampilan sexy merupakan bencana kalau

sampai suami atau kekasihnya meninggalkan mereka setelah

mencapai usia separuh baya.

2. Faktor pekerjaan

Wanita yang mempunyai pekerjaan menarik, penghasilan

tetap, merasa dirinya berguna atau punya kesibukan melahirkan

Iebih sedikit masalah yang berhubungan dengan menopause.

Sebaliknya, wanita yang tidak punya banyak pilihan, tanpa keahlian

dengan upah kecil, Kerap kali menganggap menopause sebagai hal

yang menyulitkan.

3. Faktor hormon

Baik selama menopause maupun melahirkan ada kemerosotan

secara cepat dalam tingkat estrogen dan progesteron. Perubahan

inilah yang bisa menimbulkan masalah psikologis path wanita.


b) Beberapa keadaan yang menyertai kecemasan dalam menghadapi

menopause (Indiarti J, 2004)

a. Rasa lelah dan semangat yang menurun

b. Mudah tersinggung

c. Putus asa

d. Sulit konsentrasi

e. Depresi.

c) Perubahan wanita menuju masa baya antara 50-65 tahun

Fase pramenopause : Pada fase ini seorang wanita akan mengalami

(Klimakterium) : Kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan

psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan fisik.

Berlangsung selama antara 4 - 5 tahun. Terjadi

pada usia antara 48 - 55 tahun.

Fase menopause : Terhentinya menstruasi. Perubahan dan

keluhan psikologis dan fisik makin menonjol

Berlangsung sekitar 3 - 4 tahun. Pada usia

antara 56 -60 tahun.

Fase pasca menopause : Terjadi pada usia diatas 60 - 65 tahun.

(Senium) Wanita beradaptasi terhadap perubahan

psikologis dan fisik. Keluhan makin

berkurang. (Manuaba; MG, 1999).


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Faktor-faktor yang mempengaruhi :


1. Faktor budaya
2. Faktor pekerjaan
3. Faktor hormon

Tingkat kecemasan wanita pra menopause


Wanita pramenopause
dalam menghadapi menopause
usia 40-50 tahun

Tanda-tanda gejala menopause :


1. Haid yang tidak teratur
2. Muka memerah dan panas
3. Kekeringan vagina
4. Osteoporosis
5. Gelisah atau cemas
6. Mudah marah

Keterangan

: Tidak diteliti

: Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Tingkat Kecemasan Wanita Pramenopause


Dalam Menghadapi Menopause
BAB IV

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuani'pemecahan suatu masalah (Notoatmodjo S, 2005). Pada bab ini akan

dibahas mengenai waktu dan lokasi penelitian, desain penelitian, kerangka kerja,

populasi, sampel, sampling, kriteria sampel, variabel penelitian, definisi

operasional, prosedur pengumpulan data, teknik analisa data dan etika penelitian.

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

1) Tempat Penelitian

Penelitian ii dilaksanakan di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan

Kedunggalar Bojonegoro.

2) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017

4.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah hasil akhir dan suatu tahap keputusan yang

dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa

diterapkan (Nursalam, 2003).

Berdasarkan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan adalah

deskriptif, dimana peneliti memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi masa

kini. Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti

tidak mencoba menganalisa bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa


terjadi, oleh karena itu penelitian jenis mi tidak perlu adanya suatu hipotesis

(Nursalam, 2003).

4.3 Kerangka Kerja (Frame Work)

Proposal

Tingkat kecemasan wanita pramenopause dalam menghadapi


menopause di Desa Ngumpakdalem Kec. Dander Kab. Bojonegoro

Populasi

(N= Wanita pramenopause yang berusia 40-50 tahun yang tercatat


sebagai warga desa Ngumpakdalem Kec. Dander Kab. Bojonegoro.

\ \

Simple Random Sampling Kriteria Simple


\

Sampel
(ibu pramenopause berdasarkan kriteria)
Metode Deskptif
Pengumpulan Data dengan Kuesioner

Analisa Data

Penyajian hasil penelitian

Tidak ada Kecemasan Kecemasan Kecemasan


Kecemasan sedang ringan berat
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling

1) Populasi

Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek (misalnya manusia :

pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. (Nursalam, 2003).

Pada penetitian ini populasinya adalah wanita pramenopause yang

berusia 40-50 tahun berjumlah 118 orang.

2) Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. (Nursalam,

2003).

Pada penelitian ini sampelnya adalah wanita pramenopause yang

berusia 40-50 tahun yang akan menghadapi menopause dan tercatat

sebagai warga Desa di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Kedunggalar.

a. Besar Sampel

Supaya perolehan sampel lebih akurat diperlukan rumus

penentuan besarnya sampel. (Arikunto S, 2002).

𝑥 2 NP (1−P)
𝑠=
𝑑2 (N−1)− 𝑥 2 P(1−P)

Keterangan

S : Ukuran sampel

N : Ukuran

P : Proporsi dalam populasi (0,5)

d : Ketelitian (error) (0,1)

x2 : Harga tabel chi-kuadrat untuk a tertentu 0,05 (1,96)


Berdasarkan data yang diperoleh maka didapatkan j umlah sampel

𝑥 2 NP (1 − P)
𝑠= 2 2
𝑑 (N − 1)− 𝑥 P(1 − P)

1,962 . 118.5 (1 − 0,5)


𝑠=
0,12 (118 − 1) + 1,962 o, 5 (1 − 0,5)

113,327
𝑠=
2,1304

𝑠 = 53,19

𝑠 = 53

Besar sampel dalam penelitian ini sejumlah 53 responden

3) Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi, teknik sampling merupakan cara-cara ditempuh

dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2003).

Pengambilan sampel dengan cara Simple Random Sampling yaitu

sampel diambil secara acak (Nursalam, 2003).

Pada penelitian ini sampel diambil dengan cara undian (lotre).

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1) Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia). Ciri yang dimiliki oleh anggota
suatu kelompok (orang, benda, situasi) berbeda dengan yang dimiliki

oleh kelompok tersebut (Nursalam, 2003).

Variabel penelitian ini adalah tingkat kecemasan wanita

pramenopause dalam menghadapi menopause.

2) Definisi operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati clan sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003).

Tabel 4.1 Definisi Operasional Tingkat Kecemasan Wanita


Pramenonause Dalam Menghadapi Menonause

Definisi Ukur
No Variabel Parameter Alat Ukur Skor
Operasional Skala
1 Tingkat Kemampuan ibu Skala HARS K O  Jika jumlah
kecemasan pramenopause usia  Perasaan cemas a r skor < 6 tidak
Wanita 40-50 tahun di desa  Ketegangan e d ada
pramenopause Ngumpakdalem  Ketakutan s i kecemasan
dalam Kec.  Gangguan tidur i n  Jika jumlah
menghadapi NgumpakdalemKab  Gangguan o a skor 6-14
menopause . Bojonegoro dalam kecerdasan n l kecemasan
menjawab  Perasaan depresi e ringan
kuesioner tentang  Gejala somatic r  Jika jumlah
tingkat kecemasan (otot) skor 15-27
 Gejala sensorik kecemasan
wanita  Gejala sedang
pramenopause kardiovaskuler  Jika jumlah
dalam menghadapi  Gejala pernafasan skor > 27
menopause secara  Gejala kecemasan
langsung. gastrointestinal berat
 Gejala
urogenetalia
 Gejala otonom
 Tingkah laku pada
wawancara

4.6 Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab

(Sugiyono, 2004).
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner

tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih (Arikunto S, 2006).

Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun

dengan baik. Sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan

interviewer (wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo S, 2002).

Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan berjumlah 9 untuk data

umum dan 14 untuk data kecemasan wanita premenopause dalam

menghadapi menopause di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Kedunggalar

Kabupaten Bojonegoro.

4.7 Teknik Pengolahan Data I Analisa Data

Setelah data yang diperoleh dari kuesioner terkumpul kemudian

dilakukan pengolahan data dengan cara pemberian skor. (Nursalam, 2003).

Penilaian dilakukan dengan pemberian skor menurut Hamilton Anxiety Rating

Sclae (HARS) (Nursalam, 2003).

1. Penilaian

0 : tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)

1 : ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)

2 : sedang (separuh dari gejala yang ada)

3 : berat (lebih dan separuh dan gejala yang ada)


2. Penilaian Derajat Kecemasan

1. Skor <6 : tidak ada kecemasan

2. Skor 6-14 : kecemasan ringan

3. Skor 15-27 : kecemasan sedang

4. Skor >27 : kecemasan ringan

4.8 Etika Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-

hak subjek dan pnnsip keadilan (Nursalam, 2003)

1. Prinsip Manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian hams dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderita

kepada subjek, khususnyajika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari

keadaan yang tidak menguntungkan, subjek harus diyakinkan bahwa

partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan,

tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan subjek

dalam bentuk apapun.

c. Risiko (benefits ratio)

Peneliti harus secara hati-hati mempertimbangkan risiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.


2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek

mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi

subjek ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau akan

berakibat terhadap kesembuhannya, jika mereka seorang pasien.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

(right to foil disclosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci

serta bertanggungjawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

c. Lembar persetujuan (Informed consent)

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang

tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk

bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed

consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya

akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip Keadilan (right to justice)

Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya anonymity (tanpa nama) dan

confidentiality (rahasia).
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang dilaksanakan

pada tanggal 15-16 Agustus 2017 di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan

Kedunggalar, Kabupaten Bojonegoro.

Hasil penelitian ini disajikan dalam 2 bentuk, yaitu data umum dan data

khusus. Data umum menjelaskan mengenai karakteristik responden dan data

khusus menjelaskan mengenai tingkat kecemasan wanita pramenopause dalam

menghadapi menopause.

5.1 Deskripsi Daerah Penelitian

a) Kecamatan Kedunggalar

Desa Ngumpakdalemterdiri dari 5 dusun. Batas-batas wilayah

Kecamatan Ngumpakdalem:

Sebelah Timur : Desa Bangilan

Sebelah Utara : Desa Pacul dan ds Sumbertlaseh

Sebelah Selatan : Desa Sumodikaran

Sebelah Barat : Desa Ngujo

Desa Ngumpakdalem terdiri dart 4 dusun:

1. Dusun Dalem

2. Dusun Ngumpak

3. Dusun Panggang

4. Dusun Bogo
5. Kedungrejo

1) Data Umum Responden

A. Umur

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 53 orang.

Distribusi responden menurut umur disajikan dalam bentuk tabel

berikut:

Tabel 5.1 Distribusi responden menurut umur di Desa


Ngumpakdalem Kecamatan Dander, Kabupaten
Bojonegoro, tahun 2017

Umur Jumlah Persentase (%)


40 – 44 Tahun 15 28,3
45 – 49 Tahun 31 58,5
50 Tahun 7 13,2
Jumlah 53 100

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan dari 53 responden

sebagian besar berusia 40 – 44 tahun dengan persentase 28,3%.

B. Pendidikan

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden yang

berjumlah 53 orang, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5.2 Distribusi responden menurut tingkat pendidikan di


desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander, Kabupaten
Bojonegoro, tahun 2017

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)


1. Tidak sekolah 5 9,4
2. SD/Sederajat 40 75,5
3. SMIP/Sederajat 4 7,5
4. SMU/Sederajat 2 3,8
5. Perguruan Tinggi 2 3,8
Jumlah 53 100
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan dan 53 responden

pendidikan terbanyak SD/Sederajat sejumlah 40 orang dengan

persentase 75,5%.

C. Pekerjaan

Distribusi responden menurut pekerjaan disajikan dalan tabel

benkut :

Tabel 5.3 Distribusi responden menurut pekerjaan di Desa


Ngumpakdalem Kecamatan Dander, Kabupaten
Bojonegoro, tahun 2017.
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1. Ibu Rumah Tangga 5 9,4
2. Buruh Pabrik 0 0
3. Swasta 10 18,9
4. Petani 35 66,0
5. Pegawai Negeri 3 5,7
Jumlah 53 100

Berdasarkan 5.3 menunjukkan dan 53 responden paling banyak

bekerja sebagai petani 35 orang persentase 66%.

D. Data Umur Menstruasi Pertama Kali

Tabel 5.4 Distribusi responden menurut umur menstruasi


pertam a kali di desa Ngumpakdalem, Kecamatan
Dander, Kabupaten Bojonegoro, tahun 2017.

Umur Menstruasi Pertama


No Jumlah Persentase (%)
Kali
1. 10-12 tahun 5 9,4
2. 13-15tahun 39 73,6
3. 16-18tahun 9 17
Jumlah 53 100

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan dani 53 responden paling

banyak mengalami menstruasi pertama kali 39 orang dengan

persentase 73,6%.
2) Data Khusus

A. Data Tingkat Kecemasan Wanita Pramenopause Dalam Menghadapi

Menopause

Berdasarkan jumlah responden sebanyak 53 orang dengan usia

40-50 tahun yang menghadapi menopause dimana tingkat kecemasan

wanita pramenoause dalam menghadapi menopause dikategorikan

dalam 4 tingkatan dengan kriteria yang dijabarkan dalam tabel

berikut:

Tabel 5.5 Distribusi responden menurut tingkat kecemasan


wnita pramenopause dalam menghadapi menopause
di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander,
Kabupaten Bojonegoro, Tahun 2017.

No Tingkat Kecemasan Jumlah Persentase (%)


1. Tidak ada kecemasan 0 0
2. Kecemasan ringan 38 71.7
3. Kecemasan sedang 15 28.3
4. Kecemasan berat 0 0
Jumlah 53 100

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan darl 53 responden

didapatkan paling banyak mengalami kecemasan ningan sebanyak

38 orang dengan persentase 71,7%.


5.2 Pembahasan

Pada bagian ini akan membahas data khusus mengenai tingkat

kecemasan wanita pramenopause dalam menghadapi menopause.

1. Tingkat Kecemasan Wanita Datam Menghadapi Menopause

Hasil penelitian responden dengan usia 40-50 tahun di Desa

Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro sebagian

besar mengalami kecemasan nngan 71,7%.

Pada umunmya wanita yang bekerja membenkan respon terhadap

menopause dengan kecemasan ringan karena bekerja mereka

menghabiskan waktu untuk pekerjaannya sehingga kurang menyadari

dan merasakan perubahan fisik dan psikologi yang terjadi ketika

menghadapi menopause. Mereka menganggap menopause merupakan

peristiwa yang alarm oleh setiap wanita saat memasuki masa tua.

Faktor pekerjaan sangat berpengaruh terhadap kecemasan thiam

menghadapi menopause karena wamta yang mempunyai pekerjaan dan

merasa dinnya berguna atau memiliki kesibukan mengemukakan lebih

sedikit masalah yang berhubungan dengan menopause. Sebaliknya,

wanita yang tidak punya pilihan, hanya punya pekeriaan tanpa keahlian

kerapkali menganggap menopause sebagai hal yang menyulitkan saja.

(Greenwood, 1994).

Berdasarkan hasil penelitian pendidikan terbanyak responden

adalah SD/sederajat 75,5% seperti yang diketahui dengan pendidikan

responden yang sebagian rendah mengalami kecemasan ringan dan

sedang. Hal ini disebabkan kurangnya informasi yang mereka dapatkan


tentang gejala-gejala fisik menopause. Selain itu, mereka hanya bergaul

dengan tetangga yang pendidikanya sama dan juga kurang pengetahuan

dan wawasan. Tetapi dengan memperoleh pengalaman dan tetangga yang

sudah mengalami menopause, mereka mendapat sedikit inforrnasi

tentang menopause, sehingga sebagian dan mereka menghathpi

menopause dengan kecemasan ringan.

Selain itu, responden yang bertempat tinggal di desa tidak begitu

mempermasalahkan datangnya menopause. Mereka menganggap dengan

berhentinya kesuburan maka mereka tidak terbebani lagi dengan

datangnya haid yang seringkali menjadi masalah dalam kegiatan sehari-

han mereka di lahan pertanian. Mereka juga tidak perlu takut akan terjadi

kehamilan lagi, sehingga mereka menghadapi menopause dengan sedikit

kecemasan.

BAB IV

PENUTUP

Pada bab ini akan membahas tentang simpulan dan saran dan hasil

penelitian mengenai Tingkat Kecemasan Wanita Pramenopause Dalam

Menghadapi Menopause di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander Kabupaten

Bojonegoro, Tahun 2017.

6.1 Kesiimpulan

Dari hasil penelitian didapatkan tingkat kecemasan wanita

pramenopause dalam menghadapi menopause adalah kecemasan ringan.


6.2 Saran

Saran yang disajikan dalam bab ini merupakan upaya praktis

pemecahan masalah yang dihadapi, yaitu:

1. Bagi responden (Wanita pada umumnya)

Sebaiknya wanita yang akan menghadapi menopause mencari

informasi tentang menopause dan segera datang ke petugas kesehatan

jika mengalami keluhan.

2. Bagi badan atau tenaga kesehatan

Bidan dapat memberikan informasi yang lengkap kepada wanita

pramenopause.

3. Bagi peneliti

Untuk peneliti selanjutnya dapat melanjutkan hasil penelitian ini

tentang kecemasan dalam menghadapi menopause secara lebih luas luas,

terutama di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander Kabupaten

Bojonegoro
DAFTAR PUSTAKA

Agus, M. 2000. Tubuh Wanita Modern. Jakarta: Arcan.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineka Cipta.

Daradjat, Zakiah. 1996. Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

David, A. 2002. Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC.

Greenwood, S. 1994. Menopause Secara Alami Persiapan Menghadapi Paruhan


Hidup Kedua. Jakarta: PT. Gunung Mulia.

Hacker/Moore. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates.

Hadibroto, I. 2003. Hidup Sehat Dengan Menopause. Jakarta: YBP-SP.

Indarti, J. 2004. Panduan Kesehatan Wanita. Jakarta: Puspa Swara.

Kuntjoro, Z S. Menopause [Iternet]. 27th, September 2002. available from


http//www.e-psikologi.com/usia/2709 Accesed May 7th,2017

Mackenzie, R. 1992. Menopause Tuntutan Praktis Untuk Wanita. Jakarta: Arcan.

Manuaba, I B G. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Penelitian ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Prawirohardjo, S. 2003. Menopause Dan Andropause. Jakarta: YBP-SP.

Siburian, P. 2002. Menopause [Internet]. 24th, May. 2006. Available from:


http/www.waspada.co.id/serba-serbi/kesehatan/artikelphparticleid=76529.
Acces May 10th 2017.

Sheldom, H. 1999. Perawatan Moderen Untuk Kesehatan Wanita. Bandung


Pionir Jaya.
Suliswati. 2002. Konsep Dasar Keperawaran Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Wiscarz, Gail Stuart. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai