PENDAHULUAN
pada kelompok usia 45 tahun ke atas dan angka kematian yang diakibatnya cukup
tinggi. [1]
Perdarahan intra serebral terhitung sekitar 10 – 15% dari seluruh stroke dan
memiliki tingkat mortalitas lebih tinggi dari infark cerebral. Literature lain
pengkajian retrospektif terbaru menemukan bahwa 40,9% dari 757 kasus stroke
seluruh tipe stroke secara keseluruhan, stroke menempati urutan ketiga penyebab
utama kematian dan urutan pertama penyebab utama disabilitas. Morbiditas yang
lebih parah dan mortalitas yang lebih tinggi terdapat pada stroke hemoragik
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang yang
dikenal sebagai sel glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah. Semua orang
memiliki jumlah neuron yang sama sekitar 100 miliar, tetapi koneksi di antara
berbagi neuron berbeda-beda. Pada orang dewasa, otak membentuk hanya sekitar
2% (sekitar 1,4 kg) dari berat tubuh total, tetapi mengkonsumsi sekitar 20% oksigen
Otak harus menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu sekitar
15% dari darah total yang dipompa oleh jantung saat istirahat agar berfungsi
normal. Otak mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah arteri karotis interna
yang terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang menyalurkan darah ke bagian
depan otak disebut sebagai sirkulasi arteri cerebrum anterior. Yang kedua adalah
willisi. (1)
fungsi dari otak adalah otak merupakan pusat gerakan atau motorik, sebagai pusat
sensibilitas, sebagai area broca atau pusat bicara motorik, sebagai area wernicke
atau pusat bicara sensoris, sebagai area visuosensoris, dan otak kecil yang berfungsi
3
sebagai pusat koordinasi serta batang otak yang merupakan tempat jalan serabut-
serabut saraf ke target organ. Jika terjadi kerusakan gangguan otak maka akan
dalam pengaturan nafas dan tekanan darah. Gejala di atas biasanya terjadi karena
Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang
secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dan gejala-gejala yang
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke hemoragik adalah
stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga
otak [3]
4
kecacatan. [2] Sekitar 0,2% dari populasi barat terkena stroke setiap tahunnya yang
sepertiganya akan meninggal pada tahun berikutnya dan sepertiga sisanya dapat
sembuh kembali seperti semula. Dari keseluruhan data di dunia, ternyata stroke
intraserebral. Mortalitas dan morbiditas pada stroke hemoragik lebih berat dari pada
stroke iskemik. Dilaporkan hanya sekitar 20% saja pasien yang mendapatkan
meninggal pada 30 hari pertama setelah serangan dan sekitar 50% meninggal pada
stroke, a d a 4 7 % wanita dan 53% kali-laki dengan rata-rata umur 69 tahun (78%)
berumur lebih dari 60 tahun. Pasien dengan umur lebih dari 75 tahun dan
2.4 Etiologi
1. Hipertensi
thalamus, nukelus serebri, dan pons. Substansia alba serebri yang dalam,
ditandai oleh adanya deposit amiloid di dalam tunika media dan tunika
adventisia pada arteri kecil dan arteri sedang di hemisfer serebral. Arteri-
pada penderita lanjut usia. Kelainan ini khas dengan deposit fibril amiloid
pada media dan intima arteria ukuran kecil dan sedang pada otak dan
superfisial dari korteks serebral, terutama pada lobus parietal dan oksipital,
dan jarang tampak pada substansi putih atau abu-abu dalam. Perdarahan
spontan berganda pada pasien lanjut usia normotensif lebih mungkin karena
maupun nonoperatif.(8)
seorang individu menjadi lebih rentan mengalami stroke. Resiko terjadinya stroke
meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan jenis kelamin laki-laki memiliki
resiko yang lebih tinggi daripada perempuan pada seluruh kelompok usia. Faktor
resiko utama untuk iskemia serebral dan perdarahan adalah adanya riwayat
keluarga hipertensi, merokok, diabetes melitu, Indeks Massa Tubuh (IMT) yang
kategori, faktor resiko yang tak dapat dirubah (non modifiable) dan yang dapat
Faktor resiko yang tak dapat diubah Faktor yang dapat dirubah
ü Usia ü Hipertensi
Herediter Hiperkolesterolemia
disease
Merokok
Konsumsi alkohol
TIA
Obesitas
Hiperhormosisteinemia
Drug abuse
Penggunaan obat
kontrasepsi
Hormone replacement
therapy
Proses inflamasi
Hypercoagulability
9
A. Perdarahan Intraserebral
amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah dan perdarahan sementara tapi sangat
tinggi. Pada beberapa orang tua, sebuah protein abnormal yang disebut amiloid
Penyebab umum yang kurang termasuk kelainan pembuluh darah saat lahir,
intraserebral.[6]
B. Perdarahan Subaraknoid
perdarahan karena cedera kepala menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak
kecelakaan atau jatuh. Sebuah perdarahan spontan biasanya hasil dari pecahnya
aneurisma mendadak di sebuah arteri otak, yaitu pada bagian aneurisma yang
pada saat kelahiran (bawaan), atau dapat berkembang kemudian, yaitu setelah
pecahnya koneksi abnormal antara arteri dan vena (malformasi arteri) di dalam atau
di sekitar otak. Sebuah malformasi arteri dapat muncul pada saat kelahiran, tetapi
biasanya hanya diidentifikasi jika gejala berkembang. Jarang sekali suatu bentuk
bekuan darah pada katup jantung yang terinfeksi, perjalanan (menjadi emboli) ke
arteri yang memasok otak, dan menyebabkan arteri menjadi meradang. arteri
C. Perdarahan Intraventrikuler
darah hanya dalam sistem ventrikuler, tanpa adanya ruptur atau laserasi dinding
pembuluh darah intraserebral dalam dan jauh dari daerah periventrikular, yang
subarachnoid (SAH) berhubungan erat dengan IVH. Perdarahan dapat berasal dari
dalam waktu 15-20 detik dan kerusakan otak yang irreversibel terjadi setelah tujuh
area otak yang terbatas (stroke). Mekanisme dasar kerusakan ini adalah selalu
menyebabkan inflamasi, yang juga merusak sel di tepi area iskemik (penumbra).
Gejala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu, yakni daerah yang disuplai
sensorik kontralateral, kesulitan berbicara serta apraksia pada lengan kiri jika
12
korpus kalosum anterior dan hubungan dari hemisfer dominan ke korteks motorik
kontralateral parsial dan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Selain itu, akan
daerah yang disuplai oleh arteri serebri media dan anterior. Jika arteri koroid
eksteremitas dan otot-otot mata serta koma. Penyumbatan pada cabang arteri
vestibular).
Hilangnya sensasi nyeri dan suhu (hipestesia atau anastesia) di bagian wajah
spinotalamikus).
13
Paralisis palatum molle dan takikardia (saraf vagus [X]). Paralisis otot lidah
(saraf hipoglosus [XII]), mulut yang jatuh (saraf fasial [VII]), strabismus
Pada IVH hipertensi dan aneurisma pembuluh darah pada otak dapat
fungsi sebagai sarana penghasil LCS dan juga mengatur aliran. Bila terdapat
penambahan volume pada sistem ventrikel terlebih lagi darah maka ventrikel akan
melebar dan lebih mudah terjadi sumbatan. Sumbatan dapat terjadi pada bagian
yang menyempit, dapat terjadi clotting sehingga terjadi sumbatan. Bila terbentuk
sumbatan di situ akan Secara otomatis tekanan intrakranila pun ikut meningkat
yang menyebabkan terjadinya desakan pada area sekitar otak. Penekanan dapat
batang otak, menimbulkan nyeri kepala bila timbul penekanan pada area yang
fungsi otak. Seperti yang diketahui tiap bagian otak memiliki fungsi masing-masing
motorik, parietalis sebagai fungsi sensorik, temporalis sebagai pusat berbicara dan
perdarahan intraserebral (ICH) yang dapat dibedakan secara klinis dari stroke
iskemik, hipertensi biasanya ditemukan, tingkat kesadaran yang berubah atau koma
Defisit neurologis fokal. Jenis defisit tergantung pada area otak yang
terlibat. Jika belahan dominan (biasanya kiri) terlibat, suatu sindrom yang terdiri
preferensi, bidang visual kana terpotong, dan aphasia mungkin terjadi. Jika belahan
hemisensory kiri, preferensi tatapan ke kanan, dan memotong bidang visual kiri.
Jika cerebellum yang terlibat, pasien beresiko tinggi untuk herniasi dan
kompresi batang otak. Herniasi bisa menyebabkan penurunan cepat dalam tingkat
kesadaran, apnea, dan kematian. Tanda-tanda lain dari keterlibatan cerebellar atau
batang otak antara lain: ekstremitas ataksia, vertigo atau tinnitus, mual dan muntah,
tubuh.[2]
A. Perdarahan Intraserebral
penderita, serangan dimulai dengan sakit kepala parah, sering selama aktivitas.
Namun, pada orang tua, sakit kepala mungkin ringan atau tidak ada. Gejala
dan mati rasa, sering hanya mempengaruhi satu sisi tubuh. Orang mungkin tidak
dapat berbicara atau menjadi bingung. Visi dapat terganggu atau hilang. Mata
dapat menunjukkan arah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Mual, muntah, kejang,
dan hilangnya kesadaran yang umum dan dapat terjadi dalam beberapa detik untuk
menit.[8]
B. Perdarahan Subaraknoid
menekan pada saraf atau kebocoran sejumlah kecil darah, biasanya sebelum pecah
seperti berikut:[8]
Sakit kepala, yang mungkin luar biasa tiba-tiba dan parah (kadang-kadang
Penglihatan ganda
16
aneurisma. Individu harus melaporkan setiap sakit kepala yang tidak biasa ke dokter
segera.[8]
dan mencapai puncak dalam beberapa detik. Hal ini sering diikuti dengan
kehilangan kesadaran singkat. Hampir setengah dari orang yang terkena meninggal
sebelum mencapai rumah sakit. Beberapa orang tetap berada dalam koma atau
tidak sadar dan sebagian lainnya bangun, merasa bingung, dan mengantuk. Dalam
beberapa jam atau bahkan menit, penderita mungkin menjadi tidak responsif dan
kaku serta sakit kepala terus, sering dengan muntah, pusing, dan nyeri pinggang. [2]
mengindikasikan kerusakan pada bagian tertentu dari otak, seperti berikut: [2,8]
menit atau jam. Demam adalah gejala umum selama 5 sampai 10 hari pertama.
17
dapat membeku. Darah beku dapat mencegah cairan di sekitar otak (cairan
jaringan otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup dan dapat mati, seperti
stroke iskemik, seperti kelemahan atau hilangnya sensasi pada satu sisi
koordinasi terganggu.
seminggu.
C. Perdarahan Intraventrikuler
muntah dan letargi. Pada saat yang sama didapatkan peningkatan refleks dan
respon plantar yang simetris. Bila perdarahan terutama terdapat pada satu
18
ventrikel, akan dijumpai tanda fokal yang asimetris .Beberapa gambaran klinis
(Tabel 2.2)(12)
Mual/muntah 42-80
Agitasi 20
Koma 20-35
Kejang 7-23
Hemiparesis 8-33
pasien. Beberapa gejala/tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke antara lain:
hemiparesis, gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak,
Luessenhop et al. Pembagian ini juga berguna dalam menentukan prognosis pada
Grade Kriteria
II Sakit kepala sedang hingga berat, kaku kuduk, tidak ada defisit
neurologis
deselerasi awal
V Koma
Sistem skoring pada no 1 dan 2 dipakai pada kasus SAH primer akibat
penderita stroke diantaranya adalah hitung darah lengkap, profil pembekuan darah,
adalah langkah penting dalam evaluasi pasien dan harus didapatkan dalam basis
dan hidrosefalus. Baik CT non kontras ataupun MRI otak merupakan pilihan yang
dapat digunakan.(2)
dari stroke iskemik. Pencitraan ini berguna untuk membedakan stroke dari patologi
MRI telah terbukti dapat mengidentifikasi stroke lebih cepat dan lebih bisa
Oleh karena tidak seluruh Rumah Sakit memiliki alat-alat di atas, maka
sistem skoring yaitu sistem yang berdasarkan gejala klinis yang ada pada saat
pasien masuk Rumah Sakit. Sistem skoring yang sering digunakan antara lain:
22
Versi disederhanakan:
= (2.5 x kesadaran) + (2 x muntah) + ( 2 x sakit kepala) + (0.1 x tekanan darah
diastolik) – (3 x atheroma) – 12.
Kesadaran:
Sadar = 0; mengantuk, stupor = 1; semikoma, koma = 2
Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
Sakit kepala dalam 2 jam: tidak = 0 ; ya = 1
Tanda-tanda ateroma: tidak ada = 0 ; 1 atau lebih tanda ateroma = 1
(anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten)
Pembacaan:
Skor > 1 : Perdarahan otak
< -1: Infark otak
Sensivitas : Untuk perdarahan: 89.3%.
Untuk infark: 93.2%.
Ketepatan diagnostic : 90.3%.
Diagnosis klinis dari IVH sangat sulit dan jarang dicurigai sebelum CT scan
Graeb Score pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980 oleh dr. Douglas
Graeb, dkk sebagai alat untuk menilai volume perdarahan intraventrikular dan
ventrikel lateral, ke-tiga dan ke-empat dengan nilai dari 0 sampai 12.Graeb Score
25
yang mudah & cepat diaplikasikan, dapat dipercaya dan memberikan makna
klinis(13).
(total nilai maksimal adalah 32) sehingga merefleksikan total volume perdarahan
keempat (nilai maksimum 4), ventrikel ke-tiga (nilai maksimum 4), ventrikel lateral
kanan & kiri (nilai maksimal 4 untuk masing-masing), occipital horn kanan & kiri
(nilai maksimal 2 untuk masing-masing), temporal horn kanan & kiri (nilai
(mGS)
Jumlah darah pada masing-masing ventrikel diberi nilai : ventrikel lateral
kanan & kiri (0 = tidak ada darah, 1 = ≤ 25% terisi darah, 2 = > 25% - ≤ 50% terisi
darah, 3 = > 50% - ≤ 75% terisi darah, 4 = > 75% - 100% terisi darah), ventrikel
26
ke-tiga dan ke-empat (0 = tidak ada darah, 2 = ≤ 25% - ≤ 50% terisi darah, 4 = >
50– 100% terisi darah), occipital horn kanan & kiri (0 = tidak ada darah,1 = ≤ 25%
- ≤ 50% terisi darah, 2 = > 50% - 100% terisi darah), temporal horn kanan & kiri
(0 = tidak ada darah, 1 = ≤ 25% - ≤ 50% terisi darah, 2 = > 50% - 100% terisi darah)
dan setiap pelebaran pada ventrikel masing-masing diberi nilai 1, dengan total nilai
pada setiap ventrikel. mGS merupakan perangkat yang dapat dipercaya dan valid
signifikan dengan meningkatnya resiko outcome yang buruk (OR = 1,12; 95% CI,
1,05 – 1,19, p = < 0,0001) dan volume perdarahan secara langsung berkorelasi
hemoglobinoksihemoglobin-deoksihemogtobin-methemoglobin-ferritin dan
hemosiderin. .(10,11)
darah atau timbulnya plak) dan arteiosklerosis. Pada hasil USG terutama pada area
d. X Ray.
dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada thrombosis
b. stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
f. pengendalian kejang
h. pemeriksaan penunjang
a. Terapi hemostatik 1
Eptacog alfa (recombinant activated factor VII [rF VIIa]) adalah obat
Pemberian rF VIIa pada PIS pada onset 3 jam hasilnya adalah highly-
b. Reversal of anticoagulation 1
K.
dependent coagulation factor II, VII, IX, dan X, menormalkan INR lebih
perdarahan.
30
kontroversial.
minimal.
Dioperasi bila: 1
Pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang s/d besar yang
memburuk.
menguntungkan.
31
1. Pedoman Tatalaksana 1
Bed rest total dengan posisi kepala ditinggikan 30 dalam ruangan
O2 2-3 L/menit.
b. Penderita dengan grade III, IV, atau V (H&H PSA), perawatan harus lebih
intensif: 1
terjadi PSA, namun kedua hal tersebut sering dipakai dalam pengobatan
pada keadaan klinis tertentu. Contohnya pasien dengan resiko rendah untuk
yang ditunda.
akhir tidak berbeda dengan operasi yang ditunda. Operasi yang segera
dianjurkan pada pasien dengan grade yang lebih baik serta lokasi aneurisma
yang tidak rumit. Untuk keadaan klinis lain, operasi yang segera atau
perdarahan ulang.
33
a. Pemberian nimodipin dimulai dengan dosis 1-2 mg/jam IV pada hari ke-3
bermakna.
Pencegahan vasospasme:
Delayed vasospasm:
12-14 mmHg.
5. Antifibrinolitik
sering dipakai adalah epsilon aminocaproic acid dengan dosis 36 g/hari atau
6. Antihipertensi 1
a. Jaga Mean Arterial Pressure (MAP) sekitar 110 mmHg atau tekanan darah
sistolik (TDS) tidak lebih dari 160 dan tekanan darah diastolic (TDD) 90
b. Obat-obat antihipertensi diberikan bila TDS lebih dari 160 mmHg dan TDD
c. Obat antihipertensi yang dapat dipakai adalah Labetalol (IV) 0,5-2 mg/menit
d. Untuk menjaga TDS jangan meurun (di bawah 120 mmHg) dapat diberikan
7. Hiponatremi
Bila Natrium di bawah 120 mEq/L berikan NaCl 0,9% IV 2-3 L/hari. Bila perlu
0,5-1 mEq/L/jam dan tidak melebihi 130 mEq/L dalam 48 jam pertama.1
Ada yang menambahkan fludrokortison dengan dosis 0,4 mg/hari oral atau
8. Kejang
Resiko kejang pada PSA tidak selalu terjadi, sehingga pemberian antikonvulsan
yang mungkin timbul kejang, umpamanya pada hematom yang luas, aneurisma
arteri serebri media, kesadaran yang tidak membaik. Akan tetapi untuk menghindari
risiko perdarahan ulang yang disebabkan kejang, diberikan anti konvulsan sebagai
profilaksis.1
Dapat dipakai fenitoin dengan dosis 15-20 mg/kgBB/hari oral atau IV.
menghentikan kejang.1
36
penderita yang tidak kejang dan harus dipertimbangkan hanya diberikan pada
9. Hidrosefalus 1
a. Akut (obstruksi)
Dapat terjadi setelah hari pertama, namun lebih sering dalam 7 hari pertama.
b. Kronik (komunikan)
compression devices.
b. Analgesik:
Hindari asetosal.
Antagonis H2
Antasida
sehari.
Penanganan emergency
180 mmHg. Tujuan yang ingin dicapai adalah tekanan darah sistolik ≥140
Pemberian yang dianjurkan adalah fres frozen plasma diikuti oleh vitamin
trombolitik
plasmin akan melisis fibrin clot atau bekuan yang ada menjadi fibrin
Teknik yang digunakan untuk memantau TIK ataupun untuk kasus ini
digunakan untuk melakukan drainase pada LCS dan darah yang ada di
Langkah-langkah :
General anestesi
drain
1. Pasien dengan nilai GCS <8, dan dengan bukti klinis herniasi transtentorial,
atau dengan IVH yang nyata atau hidrosefalus dipertimbangkan untuk monitor
40
(rekomendasi baru).
rekomendasi American Heart Association tahun 2007 pemberian obat anti kejang
41
seperti Obat Anti Epilepsi pada pasien-pasien dengan perdarahan di otak , dapat
adalah penyebab paling sering deteorisasi neurologis dalam 3 jam pertama. Pada
pasien yang dalam keadaan waspada, 25% akan mengalami penurunan kesadaran
dalam 24 jam pertama. Kejang setelah stroke dapat muncul. Selain dari hal-hal yang
telah disebutkan diatas, stroke sendiri adalah penyebab utama dari disabilitas
permanen.2
serta ukuran dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah
berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih tinggi.
Apabila terdapat volume darah yang besar dan pertumbuhan dari volume
hematoma, prognosis biasanya buruk dan outcome fungsionalnya juga sangat buruk
dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Adanya darah dalam ventrikel bisa
memiliki outcome fungsional yang buruk dan tingkat mortilitas yang tinggi.
42
DAFTAR PUSTAKA