PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rutinitas kita sehari-hari. Bila keadaan kita tidak baik (sakit) maka itu akan
tersebut, maka sudah semestinya kita menjaga perilaku kita dan sadar akan
pentingnya hidup sehat agar terhindar dari serangan penyakit. Akan tetapi,
tidak menular dan penyakit yang menular seperti TBC, dan lain-lain (Helmia,
2010).
africanum). Organisme ini disebut pula sebagai basil tahan asam. Penularan
1
2
cepat, sedang pada ruangan gelap kuman dapat hidup. Risiko penularan
infeksi akan lebih tinggi pada BTA (+) dibanding BTA (-).
penderita secara klinis tidak sakit, hanya didapat test tuberkulin positif, 10%
akan sakit. Penderita yang sakit, bila tanpa pengobatan, setelah 5 tahun, 50%
penderita TB paru akan mati, 25% sehat dengan pertahanan tubuh yang baik
(WHO, 1993).
baru tuberkulosis (TBC) pada 2015 mencapai 10,4 juta jiwa meningkat dari
sebelumnya hanya 9,6 juta. Adapun jumlah temuan TBC terbesar adalah di
India sebanyak 2,8 juta kasus, diikuti Indonesia sebanyak 1,02 juta kasus dan
angka kematian akibat TBC di Indonesia mencapai 100 ribu jiwa dalam
tuberculosis ini mencapai 1,4 juta jiwa ditambah 390 ribu jiwa penderita yang
2015 sebesar 395 per 100 ribu populasi dengan angka kematian sebesar 40
TBC menular lewat udara dan telah membunuh banyak orang. Untuk
itu WHO akan mengurangi jumlah kasus baru sampai 80% mulai 2016 dan
mengurangi kematian akibat TBC sampai 90% hingga 2030 (WHO, 2016).
tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2014 yang sebesar 324.539 kasus.
penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kasus
tuberkulosis di tiga provinsi tersebut sebesar 38% dari jumlah seluruh kasus
terdapat 10,4 juta kasus TBC di dunia. Jumlah ini terdiri dari 5,9 juta (56 %)
laki-laki, 3,5 juta (34 %) wanita, dan 1 juta (10 %) anak-anak. (Kemenkes RI,
2016).
4
diperkirakan mencapai 1,4 juta dan ditambah 0,4 juta kematian orang yang
mengidap HIV yang juga terjangkit TBC. Meskipun jumlah kematian akibat
di provinsi-provinsi lainnya.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Pada tahun
2016, ditemukan kasus suspec TB Paru sebanyak 259.933 kasus, dari hasil
sebanyak 34.070 orang, atau 13,11% dari suspec TB Paru, angka ini masih
dalam batas toleransi antara 5 – 15 %, jika angka ini < 5% itu menunjukkan
(positif palsu).
kasus dan kasus pada anak sebanyak 6.600 orang (11,53%), secara
tahun 2010 - 2015 cenderung naik, dari 76,22/100.000 pada tahun 2010
menjadi 138,87/100.000 pada tahun 2015, dan pada tahun 2016 mengalami
(120,58), yaitu Kab Subang, Kab Bekasi, Kab Karawang, Kab Bandung
Kota Bandung, Kab Garut, Kota Cimahi dan Kab Ciamis. (Dinkes Prov. Jawa
Barat, 2016).
upaya penemuan kasus (case finding) juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
fasyankes yang terlibat layanan DOTS, dan banyaknya pasien TB yang tidak
Notification Rate (CNR) Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kab. Karawang pada tahun 2017, terdapat 393 kasus TB Paru pada
anak dengan rincian perempuan 178 kasus dan laki-laki sebanyak 215 kasus.
Pada kasus TB Paru dewasa, terdapat 2.888 kasus dengan rincian perempuan
1.096 kasus dan laki-laki 1.792 kasus. (Dinkes Kab. Karawang, 2017).
6
Hal ini membuktikan bahwa angka kesakitan terjadi lebih sering pada
laki-laki yaitu 2.007 kasus dalam setahun dalam periode 2017 (Dinkes Kab.
Karawang, 2017).
kesehatan kepada klien dan keluarga yang telah terinfeksi atau melalui
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Puskesmas Lemahabang.
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Lemahabang.
Puskesmas Lemahabang.
8
Puskesmas Lemahabang.
Puskesmas Lemahabang
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
tuberkulosis paru.
tuberkulosis paru.
9
E. Sistematika Penulisan
Pustaka yang terdiri dari konsep teori tentang penyakit berdasarkan asuhan