Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
2013
Ringkasan Proyek
A. MANAJEMEN
- Nama Perusahaan : TRIPEL K “Keripik Karet Krenyes”
- Nama Pemilik/Pimpinan Perusahaan : Oka Agnestania Dewi
Septiarizky Sarasniar
Rizki Yuli Purnami
M. Ridho Hasanudin
- Bidang Usaha : Kuliner (makanan ringan)
- Jumlah Karyawan/Tenaga Kerja : 4 orang
B. PEMASARAN
- Produk yang Dipasarkan : Keripik Biji Karet aneka rasa
- Sasaran Konsumen/Pembeli : Mahasiswa UNNES dan Masyarakat Sekaran
- Wilayah Pemasaran : Unnes Sekaran Gunung Pati
- Rencana Penjualan/Tahun : 2013
- Penetapan Harga Jual : Rp 3.500 (harga jual ke konsumen) sedangkan
harga harga jual ke komisioner sebesar
Rp3.000.
C. PRODUKSI/OPERASI
- Kapasitas Produksi : 27.000 bungkus/tahun
- Ketersediaan Bahan Baku : Tersedia.
- Fasilitas/Sarana Produksi : Terpenuhi
- Dampak Lingkungan : Tidak berdampak buruk.
D. KEUANGAN
- Total Pembiayaan Proyek : Rp57.305.600
- Modal Sendiri : Rp34.383.360
- Pinjaman yang Diajukan : Rp22.922.240
- Jangka Waktu Pengembalian Pinjaman : 3 Tahun
- Penjualan per-Tahun (Rp) : Rp81.000.000,00
- Keuntungan per-Tahun (Rp) : Rp24.684.153,00
- Return On Investment (ROI) : 34% (tahun pertama)
- Break Even Point (unit): 697 unit
BAB I
IKHTISAR
Peluang bisnis untuk usaha keripik saat ini semakin terbuka luas. Banyak keripik yang
berkembang sekarang ini dapat dijadikan celah untuk dapat memasuki pasar kuliner agar
mendapat tempat di masyarakat, khususnya makanan ringan seperti jenis kerepik. Nama
usaha yang akan kami dirikan adalah TRIPEL K “Keripik Karet Krenyes” Merupakan usaha
yang bergerak dibidang kuliner, dimana produk unggulannya berupa keripik biji karet aneka
rasa. Dengan berkembangnya kreativitas maka kami menciptakan keripik dengan
mengkombinasikan biji karet untuk menciptakan produk kuliner yang unik dan dapat
dinikmati oleh masyarakat dengan harga yang ekonomis akan membuat usaha ini diterima
pasar dan berkembang sesuai tujuan yang ditentukan.
Alasan kami memilih usaha kuliner makanan ringan ini karena dari beberapa survey
baik survey lapangan maupun survey pustaka, keripik dengan kombinasi biji karet masih
sangat jarang ditemui, karena selama ini biji karet hampir tidak mempunyai nilai ekonomis
dan hanya dimanfaatkan sebagai benih generatif pohon karet. Selebihnya biji karet tersebut
terbuang sia-sia. Produk dari biji karet sampai saat ini belum ditemui di daerah UNNES
Sekaran. Salah satu target utama dalam mendirikan usaha kuliner ini adalah mahasiswa dan
masyarakat secara umum. Usaha yang akan dijalankan ini beranggotakan 4 orang, dan
dioperasikan oleh keempat orang tersebut.
Potensi masyarakat dalam mengkonsumsi olahan dari biji karet terhitung cukup besar,
tidak ada segmentasi gender dan umur, sehingga cakupan target konsumen luas. Di UNNES
Sekaran usaha keripik yang dalam pengolahan dipadukan dengan biji karet belum ditemui.
Belum banyaknya produsen sejenis pengolah biji karet dikarenakan minimnya pengetahuan
masyarakat akan manfaat biji karet itu sendiri.
Biji karet memiliki kandungan karbohidrat 15,9%; protein 27%; lemak 32,3% dan abu
3,96% (Ly J. et.al, 2001).Kandungan gizi dalam biji karet cukup tinggi. Namun, ada kendala
dalam pemanfaatan biji karet tersebut sebagai bahan makanan, yaitu adanya linamarin yang
terkandung dalam biji karet. Linamarin merupakan racun, yang bila terhidrolisis akan
menghasilkan asam sianida (HCN) yang membuat biji karet berbahaya apabila dikonsumsi.
Gejala keracunan sianida antara lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual, muntah, sakit
kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian. Jumlah sianida yang masuk
ke tubuh tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari (Sentra Informasi
Keracunan Nasional BPOM, 2010).
Asam sianida terbentuk secara enzimatis dari dua senyawa prekursor (bakal racun),
yaitu linamarin dan metil linamarin. Kedua senyawa ini kontak dengan enzim linamarase dan
oksigen dari udara yang merombaknya menjadi glukosa, aseton dan asam sianida. Asam
sianida mempunyai sifat mudah larut dan mudah menguap, oleh karena itu untuk
menurunkan atau mengurangi kadar asam sianida dapat dilakukan dengan pencucian atau
perendaman karena asam sianida akan larut dan ikut terbuang dengan air (Cereda and Mattos,
1996).
Linamarin jika terhidrolisis akan membentuk asam sianida (HCN) yang mempunyai
sifat mudah larut dan mudah menguap, sehingga kadar linamarin dapat diturunkan melalui
proses perendaman dan perebusan. Dalam proses perendaman, linamarin akan terhidrolisis
(bereaksi dengan air) dan membentuk HCN yang larut dalam air. Hal ini menyebabkan
semakin lama waktu perendaman, akan semakin banyak HCN yang larut dalam air dan
terbuang. Asam sianida memiliki titik didih 25,6 ̊ C pada tekanan udara lingkungan, sehingga
pada suhu ruang pun asam sianida akan mudah menguap. Namun karena asam sianida hanya
akan terbentuk jika linamarin bereaksi dengan air, maka diperlukan perebusan agar HCN
dapat segera menguap. Dengan demikian, semakin lama waktu perebusan, maka semakin
banyak pula HCN yang menguap.
Tabel 2. Analisis proksimat tepung biji karet dan beberapa kandungan kimia
(100 g berat kering)
Komposisi proksimat Kandungan (%)
Biji karet
Asam Amino Biji karet alam
budidaya
Dengan produk olahan biji karet kami akan menambah kekayaan kuliner di
Indonesia, khususnya agar daerah UNNES Sekaran menjadi terkenal karena keripik
biji karetnya. Proyek ini bertujuan untuk membangun usaha jangka panjang dalam
pengolahan biji karet menjadi makanan yang siap dikonsumsi, bahkan kami berambisi
menjadikan produk TRIPEL K menjadi produk keripik dari biji karet pertama yang
pernah ada dan menjadikan daerah Sekaran UNNES terkenal dengan olahan biji
karetnya dan memiliki daya saing. Tidak hanya itu, dengan didirikannya usaha ini
akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Sekaran UNNES yang sekaligus
secara tidak langsung membantu program pemerintah dalam mengurangi
pengangguran.
A. Nama Perusahaan
Nama untuk usaha yang akan kami dirikan adalah TRIPEL K “Keripik Karet
Krenyes” Merupakan usaha kecil yang bergerak di bidang kuliner pengolahan biji karet
menjadi berbagai makanan ringan yang renyah dan bergizi yang sampai saat ini masih
jarang produsen sejenis yang mengelola biji karet menjadi makanan ringan.
B. Lokasi
Kami memilih bidang usaha makanan ringan olahan biji karet dengan nama TRIPEL
K “Keripik Karet Krenyes” yang berlokasi di sekitar UNNES. Kami memilih lokasi
usaha kami dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Keripik dari bahan baku karet belum dijumpai di daerah sekitar UNNES.
2. UNNES memiliki mahasiswa sekitar 20.000 yang berdomisili di sekitar kampus yaitu
daerah Sekaran, Banaran dan Patemon.
3. Mahasiswa lebih mudah menerima produk-produk baru apalagi produk makanan
ringan, hal ini terbukti dengan banyaknya produk makanan ringan yang dijual di
sekitar kawasan UNNES.
4. Masyarakat juga menjadi target pemasaran yang cukup meyakinkan.
E. Kriteria Kelayakan
Studi kelayakan bisnis ini dikatakan berhasil jika mempunyai nilai IRR diatas nilai
bunga, mempunyai nilai NPV positif dan juga ada tambahan pendapatan untuk
masyarakat sekitar yang telah berpartisipasi dalam usaha ini.
2.3 Pemasaran
Dalam menganalisa permintaan, penawaran dan proyeksi penjualan kami
menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
a. Peramalan Permintaan
Permintaan merupakan hubungan antara jumlah barang yang diminta pada
tingkat harga tertentu. Dalam aspek pemasaran, terdapat dua macam permintaan yaitu
permintaan efektif dan permintaan potensial. Permintaan efektif adalah permintaan
yang didukung oleh kekuatan daya beli, sedangkan permintaan potensial adalah
permintaan yang didasarkan pada kebutuhan saja. Hubungan permintaan dengan harga
adalah berbanding terbalik yaitu apabila harga barang naik maka jumlah barang yang
diminta akan turun, dan apabila harga barang turun maka jumlah barang yang diminta
akan naik.
Dalam melakukan peramalan permintaan kita harus mengetahui permintaan,
penawaran dan peluang yang ada di pasar.
- Permintaan
Jumlah mahasiswa UNNES yang bertempat tinggal (kos dan kontrak) didaerah
sekitar kampus UNNES kami perkirakan sebesar 20.000 mahasiswa sedangkan
jumlah masyarakat Sekaran, Banaran dan Patemon lebih dari 15.000 orang. Jadi
jumlah warga dan mahasiswa sebanyak 35.000 orang.
Keripik merupakan makanan sampingan bagi manusia, maka kami perkirakan 5%
dari jumlah tersebut mengkonsumsi keripik yaitu sebesar 1.750 orang. Satu orang
kita perkirakan makan satu ons berarti ada permintaan sebanyak 1.750 ons atau 175
kg keripik perhari.
- Penawaran
Dari hasil observasi kami di toko-toko yang ada di daerah kampus UNNES ada
sekitar 75 toko yang menjual keripik. Rata-rata satu toko menjual 20 bungkus
(setiap bungkus seberat 1 ons). Berarti ada penawaran sebanyak 1.500 ons atau
150 kg.
- Peluang
Merupakan selisih antara permintaan dan penawaran (Permintaan – Penawaran)
Per hari = 175 – 150 = 25 kg atau 250 ons
Per tahun = 360 x 250 = 90.000 ons
- Proyeksi Penjualan
Proyeksi penjualan kita hitung 30% dari peluang yaitu:
30% x 25 = 7,5 kg atau 75 bungkus perhari atau 360 x 75 = 27.000 bungkus per
tahun @ 1 ons.
- Segmenting
Karakteristik segmentasi dari usaha yang akan dipasarkan yaitu berdasarkan umur,
letak daerah, jenis kelamin dan tingkat pendapatan. Sedangkan dalam usaha ini
tidak ada segmentasi karena hampir semua lapisan masyarakat di daerah Sekaran
dan sekitarnya suka makan keripik.
- Targeting
Target dari usaha kuliner Keripik Tripel K ini adalah mahasiswa dan masyarakat
umum. Dimana mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa UNNES dan
masyarakat Sekaran dan sekitarnya.
- Posisi Produk
Tripel K sebagai keripik berbahan baku biji karet diharapkan mampu menjadi
alternatif bagi konsumen dalam produk makanan ringan. Selama ini makanan
ringan didominasi oleh keripik khususnya keripik singkong, dengan adanya keripik
variasi baru yaitu keripik dari biji karet maka diharapkan masyarakat mempunyai
tambahan pilihan dalam memilih makanan ringannya. Untuk keripik berbahan
baku biji karet sendiri belum tersedia di pasaran sehingga kami menjadi satu-
satunya produsen yang menyediakan produk ini.
- Sikap,Perilaku,dan Kepuasan Konsumen
Konsumen selalu menginginkan kualitas produk yang paling baik.Hal ini sangat
kami cermati,dan kami selalu berupaya untuk menjaga kualitas produk. Kualitas
produk akan kami jaga dengan proses yang higinis dan bahan baku yang aman.
Variasi rasa akan kami sediakan demi kepuasan konsumen.
c. Program Pemasaran
- Analisis Persaingan
Usaha yang akan di dirikan tentunya ada pesaing. Pesaing kami yang sangat
signifikan adalah penjual keripik terutama keripik singkong, dan penjual makanan
ringan lainnya. Sedangkan untuk keripik berbahan baku biji karet tidak ada
pesaing.
- Strategi Pemasaran
Pemasaran merupakan hal yang sangat vital dalam sebuah usaha. Dengan
pemasaran yang baik usaha akan berkembang. Untuk mengenalkan produk, kami
melakukan beberapa strategi pemasaran diantaranya:
1. Pemasaran via brosur, facebook, twitter dan yang paling penting adalah
pemasaran dari mulut ke mulut.
2. Penjualan konsinyasi, dengan konsinyasi produk kita akan lebih dikenal
konsumen secara luas. Konsep konsinyasinya yaitu kami akan menitipkan
produk kepada komisioner dengan ketentuan harga eceran sebesar Rp 3.500
sehingga laba yang dapat diambil oleh komisioner sebesar Rp 500.
3. Beli 10 kali dapat gratis 1 kali.
4. Untuk minggu pertama penjualan dapat diskon 10%.
BAB III
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI PRODUKSI
3.1. Produk
Usaha ini merupakan usaha yang bergerak dibidang kuliner, dimana produk
unggulannya berupa keripik biji karet yang bernama Tripel K “Keripik Karet Krenyes”.
Dengan berkembangnya kreativitas maka kami menciptakan keripik dengan
mengkombinasikan biji karet untuk menciptakan produk kuliner yang unik dan dapat
dinikmati oleh masyarakat dengan harga yang ekonomis akan membuat usaha ini
diterima pasar dan berkembang sesuai tujuan yang ditentukan.
Biji karet memiliki kandungan minyak nabati yang tinggi yang dapat
dimanfaatkan dalam berbagai industri dan memungkinkan untuk dibuat camilan sehat
yang dapat dikonsumsi siapa saja. Disamping itu, biji karet juga memiliki kandungan
protein dan gizi yang tidak kalah apablila dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan
lainnya.
Nama usaha bisnis kami adalah Tripel K “Keripik Karet Krenyes”dengan produk
utama adalah Keripik biji karet beraneka rasa. Kami pun hadir dengan Tripel K
“Keripik Karet Krenyes”sebagai produsen pengolahan biji karet pertama didaerah
sekitar UNNES dengan cita rasa yang unik.
a) Bahan Baku
Bahan baku kami peroleh dari perkebunan karet di daerah Boja. Daerah Boja kami pilih
karena kami belum mampu menemukan perkebunan karet di daerah sekitar Semarang
dan kami telah mempunyai patner usaha di Boja untuk menyediakan bahan baku biji
karet. Biji karet sebenarnya tidak bernilai ekonomis atau bisa diperoleh dengan gratis di
perkebunan karet. Tetapi kami lebih memilih untuk membeli biji karet sebagai upah
ganti kepada penyedia bahan baku atas usaha merek untuk mengambil biji karet di
hutan. Kami mengambil biji karet dari pemasok dalam bentuk biji karet yang sudah
dikupas dan kami beli per kilogram. Biji karet yang sudah dikupas per kilogram kita
beli dengan harga Rp 5.000/kg.
Hambatan yang kami dapatkan dalam perolehan biji karet yaitu pohon karet hanya
berbuah satu tahun dua kali selama sekitar dua bulan. Tetapi biji karet dapat bertahan 3-
4 bulan.
b) Keunggulan Keripik Biji Karet
Keunggulan dari Keripik Biji Karet ini terletak pada olahannya yang berbeda
dibandingkan olahan keripik pada umumnya yang hanya menggunakan singkong
maupun pisang sebagai bahan utama membuat keripik. Dalam produk keripik biji karet
ini penggunaan bahan baku dalam keripik tidak hanya didominasi oleh biji karet tetapi
terdapat tambahan bahan pendukung seperti bumbu-bumbu. Usaha ini juga merupakan
usaha keripik pertama yang mengkreasikan biji karet disekitar UNNES. Variasi rasa
juga menjadi keunggulan produk kami. Beraneka rasa yang kami siapkan yaitu rasa
original, rasa pedas, rasa pedas manis, rasa balado, rasa barbeqeu dan rasa keju.
c) Karakteristik Produk
Di daerah sekitar UNNES belum ada pesaing yang sejenis dengan produk yang
kami tawarkan. Produk yang kami tawarkan adalah produk komplementer dan
substitusi dari banyaknya biji karet yang hanya sebagai limbah. Ini menjadi peluang
karena belum ada usaha yang sejenis dari inovasi produk olahan biji karet.
1. Jenis dan ukuran produk
Keripik Biji Karet aneka rasa (Produk Unggulan / Utama). Keripik yang kami buat
terdiri dari berbagai rasa yaitu rasa original, pedas, pedas manis, balado, barbeqeu dan
keju. Variasi rasa kami buat dengan maksud agar konsumen mempunyai lebih banyak
pilihan. Produk kami kemas dalam ukuran 100 gram atau 1 ons.
2. Harga
Konsumen yang kami bidik adalah mahasiswa dan masyarakat umum maka kisaran
harga produk kami jual dengan harga yang kompetitif. Untuk ukuran 100 gram (1 ons)
kami patok dengan harga Rp3.000,00 kepada komisioner.
3.2. Proses Produksi
Proses produksi kami laksanakan di Semarang. Untuk di Boja hanya pengambilan dan
pengupasan biji karet. Kemudian biji karet yang telah dikupas di bawa ke Semarang
untuk diproses lebih lanjut sampai menjadi keripik mentah kering yang siap digoreng
sampai pengemasan.
Adapun proses pembuatan biji karet menjadi keripik karet beraneka rasa adalah
sebagai berikut:
1. Pada tahapan awal ini bahan baku (biji karet) telah diseleksi guna menjaga kualitas
produk yang kami hasilkan. Bahan baku yang digunakan adalah 1 kg biji karet
yang sudah dikupas sehingga tinggal bijinya yang berwarna putih.
2. Biji karet yang putih dibersihkan dari getahnya lalu direndam untuk
menghilangkan racunnya. Perendaman membutuhkan waktu selama 24 jam.
Kemudian biji karet direbus selama 30 menit agar steril. Proses ini harus dilakukan
untuk menghilangkan racun yang ada pada biji karet.
3. Tahap selanjutnya adalah pengeringan atau penirisan setelah biji karet direbus.
4. Proses selanjutnya biji karet dihancurkan atau dihaluskan dengan mesin penggiling
(blender). Setelah halus, adonan dipipihkan dalam bentuk lembaran dan dipotong
seperti keripik.
Bahan yang diperlukan dalam pembuatan adonan adalah sebagai berikut:
1 kg biji karet yang sudah dihaluskan
3 sendok garam
5. Selanjutnya keripik mentah yang hasil adonan tadi dikeringkan.
6. Tahap terakhir dari proses produksi adalah penggorengan. Untuk memperkuat
rasanya keripik biji karet ditambahkan penyedap beraneka rasa baru kemudian
dikemas dengan berat masing-masing 1 ons per kemasan.
Tahapan Pembuatan Keripik Biji Karet :
4.1 Identitas
Usaha makanan ringan TRIPEL K “Keripik Karet Krenyes” merupakan jenis
usaha kecil. Usaha ini dilaksanakan atau dijalankan oleh 4 orang pemilik usaha.
4.2 Legalitas
Karena usaha makanan ringan TRIPEL K “Keripik Karet Krenyes” ini
berbentuk usaha kecil maka tidak ada unsur legalitas yang diperlukan untuk menjamin
kelangsungan usaha ini. Dalam usaha ini juga langsung bersinggungan dengan
lingkungan sekitar terutama ekosistem kebun karet. Oleh karena itu usaha ini juga
meminta ijin lokasi atau ijin gangguan kepada pihak yang berwenang setempat. Kami
juga akan meminta ijin kepada PTPN selaku pemilik kebun karet untuk mengambil biji
karetnya.
4.3 Pengorganisasian
Struktur manajemen menggunakan struktur organisasi sederhana dengan 3
devisi yaitu devisi keuangan, produksi, dan pemasaran yang diatur mekanismenya oleh
seorang General Manager. Dimana masing-masing manajer merangkap pula sebagai
karyawan dalam menjalankan usaha tersebut. Meskipun usaha ini telah dibagi atas
berbagai divisi tetapi pada intinya kami saling membantu antar divisi. Masing-masing
divisi mempunyai hak dan kewajiban yang dipertanggungjawabkan pada pemilik usaha.
Pemilik usaha sendiri adalah empat orang yang menduduki struktur manajemen. Ini
artinya pemilik sekaligus manajer.
Struktur Organisasi Perusahaan :
General
Manager
Wewenang
- Memberikan diskon diawal launching produk.
- Menetukan strategi pemasaran.
- Menetukan bentuk kemasan.
Bulan
N
Jenis Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan Proposal
2 Sewa Gudang
3 Pembelian Peralatan
Pemasangan
4 perlengkapan
5 Perekrutan Karyawan
6 Pemasokan biji karet
7 Proses Produksi
8 Kegiatan Promosi
9 Grand Opening
10 Penjualan Produk
BAB V
ASPEK KEUANGAN
Modal yang kami gunakan dalam usaha kami yang meliputi semua aspek
sebesar Rp. 57.305.600,00 rinciannya dapat dilihat pada alokasi dana.
2. Alokasi Dana
Persiapan
Persiapan 50.000
Perijinan 250.000
Sewa tempat 4.500.000
Mesin
Blender 250.000
Timbangan 150.000
Peralatan
Modal Kerja
Bahan Baku dan
penunjang 37.800.000
Cadangan 10 % 5.209.600
3. Biaya Modal
4. Proyeksi Laporan
a. Payback Period
Jumlah 192.406.123
Karena pada tahun ke-dua masih sisa dan tahun ke-tiga sudah tertutup
(ditandai dengan angka minus) maka payback periode dicapai pada tahun ke-2
dan lebih beberapa bulan.
b. Analisis NPV
disc factor
Tahun proceed (6%) PV Proceed
2013 24.684.153 0,9434 23.286.937
2014 30.570.438 0,8900 27.207.581
2015 36.875.559 0,8396 30.961.430
2016 46.698.771 0,7921 36.989.800
2017 53.577.202 0,7473 40.036.002
Pv Proceed 158.481.751
PV Outlays 57.305.600
NPV 101.176.151
Investasi dikatakan layak jika NPV bernilai positif. NPV pada investasi ini
bernilai 101.176.151, maka investasi dikatakan layak.
c. Analisis IRR (perhitungan terlampir)
IRR dikatakan layak jika IRR > tingkat bunga. Tingkat bunga deposito sebesar
6%, maka IRR diatas tingkat bunga. Investasi dikatakan layak.
BAB VI
ASPEK SOSIAL-EKONOMI
Dampak nyata dalam aspek sosial ekonomi dari pelaksanaan investasi usaha kuliner
makanan ringan olahan biji karet ini antara lain :
Tujuan Ekonomis
1) Bagi Pemerintah
a. Menunjang program pembangunan daerah dan nasional.
b. Meningkatkan pendapatan daerah.
c. Mendorong pertumbuhan industri kecil daerah.
2) Bagi Masyarakat Luas
Meningkatkan pendapatan, sehingga dapat meningkatkan standar kehidupan atau
kesejahteraan pemilik dan karyawan.
Tujuan Sosial
Di atas sudah ditegaskan bahwa tujuan pendirian suatu Badan Usaha atau
perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba, tetapi disisi lain untuk dapat hidup
berdampingan dengan lingkungan maka Badan Usaha atau Perusahaan tersebut juga
harus mampu memberikan kemanfaatan secara sosial. Diantaranya yaitu :
a. Mengurangi pengangguran, khususnya bagi masyarakat sekitar.
b. Meningkatkan kesejahteraan dan mutu kehidupan pemilik dan karyawan.
c. Memenuhi/meningkatkan kepuasan kebutuhan masyarakat.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Biji karet selama ini masih dianggap sampah oleh masyarakat dan hanya digunakan
untuk bibit. Melalui berbagai penelitian dibuktikan bahwa biji karet mempunyai nilai gizi
yang cukup tinggi. Nilai gizi dan bahan baku yang murah inilah yang kami lirik untuk
dijadikan sebuah peluang bisnis. Jumlah mahasiswa dan warga di daerah sekitar UNNES
makin membuka peluang bagi kami untuk membuka usaha keripik dari biji karet. Rencana
kuliner keripik karet ini membutuhkan anggaran biaya sebesar Rp57.305.600 selama setahun
dengan kelayakan bisnis sebagai berikut :
Payback Periode
Jangka waktu pengembalian modal / investasi adalah 2 tahun 7 bulan.
Profitability Indeks
Berdasarkan pendekatan PI yang dipakai, investasi dikatakan layak jika PI > 1, 2,8 > 1, maka
investasi dapat dikatakan layak.
7. HASIL PENILAIAN :
NO ASPEK YANG BOBOT SKOR NILAI
DINILAI
1 PILIHAN TOPIK
2 ASPEK PASAR DAN
PEMASARAN
3 ASPEK TEKNIK
4 ASPEK MANAJEMEN
ASPEK KEUANGAN
5 ASPEK SOSIAL-
EKONOMI
6 TEKNIK PENULISAN
7 PRESENTASI
8 SIKAP ILMIAH
9
JUMLAH
RATA-RATA
PENILAI